Anda di halaman 1dari 8

Fenomena Kebahasaan dalam Bahasa Arab; Studi Tentang Isytiqaq

Oleh : Radiatul Qidayah

A. Pendahuluan

Isytiqaq merupakan ilmu asal-usul kata, terutama kata dalam bahasa Arab. Oleh karena itu,
ilmu ini perlu dipahami agar kita bisa dengan mudah mengenali kata dalam bahasa Arab, dan
untuk memudhakan kita meletakkan kata tersebut yang sesuai dengan kehendak pemaknaan
kita sendiri. Disini penulis akan menjabarakan apa itu iaytiqaq dan bagaimana menurut
beberapa pendapat tentang isytiqaq ini. Karna banyak pendapat pendapat ahlinya tentang
pengambilan asal kata tersebut. Oleh sebab itu, pembahasan definisi isytiqaq beserta macam-
macamnya akan dibahas pada tulisan ini.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode Penelitian
Kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.

Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ),
yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

C. Pembahasan

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, maka pada tulisan ini akan dibahas 2 sub
pembahasan, yakni; definisi isytiqaq, macam-macamnya serta asal/akar pengambilannya.

1. Pengertian Isytiqaq
Secara etimologi, kata ‫ الشتقاق‬ialah bentuk mashadar dari kata yang‫تق‬11‫ يش‬- ‫تق‬11‫إش‬
berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”. Ma’luf mencontohkan kata
‫“ أشتق الكلمة من الكلمة‬mengasal kata dari kata yang lain”. Dengan demikian, :‫إشتق‬yaitu
.”Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asal-usul kata

Secara terminologi, ditemukan sejumlah definisi dari para ahli, diantaranya


menurut Ya’qub, ‫ الشتقاق‬adalah :

.‫ ما مع التناسب فى المعنى‬1‫أخذ كلمة من أخرى بتغيير‬

Artinya: “Membentuk kata dari kata yang lain dengan berbagai perubahan,
namun tetap memiliki hubungan makna.”

Menurut Syahin :

.‫أخذ صيغة من أخرى مع انفاقهما مادة أصلية ومعنى‬

Artinya: “Membuat bentuk kata dari kata yang lain dan terjadi perubahan pada
bentuk dan makna.”

Kedua definisi di atas, menjelaskan sebuah proses pembentukan kata yang dapat
melahirkan beberapa kata. Antara beberapa kata yang dihasilkan melalui proses
pembentukan tersebut tetap memiliki makna yang mirip dengan makna kata
dasarnya. Sebagai contoh, dari akar kata ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ bisa di bentuk kata-kata berikut :
ٌ‫ارب‬
ِ ‫ض‬َ “pemukul”, ٌ‫‟ َمضْ رُوب‬yang dipukul", ٌ‫“ ِمضْ َرب‬alat pemukul‟, ‫“ اضرب‬pukullah‟,
seterusnya. Walaupun bentuknya berbeda, namun antara satu kata dengan kata
yang lain memiliki hubungan makna, yaitu “pukul”.

2. Macam-macam Isytiqaq

Menurut mayoritas ulama, ‫ الشتقق‬ada tiga macam:


1). Al-Isytiqaqu al-Shagir (‫ )االشتقاق الصغير‬disebut juga dengan Isytiqaq al-‘Am atau
Isytiqaq al- Ashgar. Yaitu proses pembentukan beberapa kata dari sebuah kata
dasar dengan tetap memperhatikan kesamaan urutan morfem tetap seperti yang
terdapat pada kata dasarnya. Seperti morfem ‫ كتب‬, urutan mofrem tetap-nya
adalah sebagai berikut : ‫ ك‬adalah urutan pertama, ‫ت‬urutan kedua, dan ‫ب‬urutan
ketiga. Berbagai kata bisa dibentuk dari ketiga morfem tetap tersebut. Dengan
demikian, Isytiqaq soghir mencakup tasrif lughowi, contoh dapat anda lihat
berikut :

Disebut Menjadi Proses Kata Dasar/


pembentukan pembentukan
Morfem tetap

‫فعل المضارع‬ ‫يفعل‬ ‫ي‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫اسم الفاعل‬ ‫فاعل‬ ‫ف‬-‫ا‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫اسم المفعول‬ ‫مفعول‬ ‫م‬-‫ف‬-‫ع‬-‫و‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫فعل االمر‬ ‫افعل‬ ‫ا‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫فعل النهى‬ ‫التفعل‬ ‫ال‬-‫ت‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫اسم المكان‬ ‫مفعل‬ ‫م‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫اسم الزمن‬ ‫مفعل‬ ‫م‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

‫اسم االلة‬ ‫مفعل‬ ‫م‬-‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬ ‫ف‬-‫ع‬-‫ل‬

Di samping itu, dari kata yang sama ”‫ " ف – ع – ل‬muncul pula beberapa bentuk
kata melalui proses ziadah. Yaitu proses tambahan satu huruf, dua huruf, dan tiga
huruf.
2). Al-Isytiqaq al-Kabir (‫)االشتقاق الكبير‬

Isytiqaq kabir disebut juga Al-Qalab al-Lughawy. Menurut Ya’qub, yang dimaksud
dengan isytiqaq kabir, yaitu:

1‫هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف‬

Artinya: “Dua kata yang memiliki persamaan pada lafaz dan makna tanpa
memperhatikan susunan bunyi.”

Dengan kata lain, isytiqaq kabir adalah sebuah proses pembentukan kata dalam
bahasa Arab dengan cara membolak-balik posisi morfem tetapnya, sehingga
dapat menimbulkan kata dan makna baru. Namun, antara satu sama lain memiliki
َ ‫ َمد‬. Yaitu menukar
keterkaitan makna. Contoh, kata ‫ َح ِم َد‬bisa dibentuk menjadi ‫َح‬
posisi fonem mim ( ‫ )م‬dari tengah ke depan. Kata berati “memuji,‫حمد‬
.”juga berarti “memuji ‫ مدح‬berterimakasih”, kata

Kata ”‫ "قال‬misalnya, berarti “berkata”, mengisyaratkan gerakan yang mudah dari


mulut dan lidah. Dari kata ”‫"قال‬tersebut terbentuk beberapa kata baru dan makna
baru juga. Seperti jika kita mendahulukan ‫ و‬kemudia ‫ ق‬dan kemudian ‫ل‬, sehingga
ia menjadi ‫وقل‬, maka salah satu artinya adalah “mengangkat satu kaki dan
memantapkan kaki yang lain di bumi”. Makna ini menunjukkan makna asal dari
kata di atas, yaitu adanya suatu “gerakan”.

Para linguis Arab klasik berpendapat bahwa isytiqaq kabir itu intinya adalah
semua turunan dari asas huruf tsulatsi yang memiliki kaitan makna antara satu
turunan dengan turunan lainnya meskipun berbeda susunannya. Derivasi jenis ini
menurut Suyuthi tidak bisa dijadikan sandaran dalam bahasa dan tidak sah
disimpulkan dengannya akan isytiqaq (derivasi) dalam bahasa Arab.Senada
dengan Suyuthi, Ibrahim Anis juga menyatakan bahwa derivasi yang dibuat oleh
Ibnu Jinni ini terlalu dibuat-buat dan serampangan. Untuk membuktikan
sanggahannya ini, Ibrahim Anis mencontohkan kata ‫ سمح‬dalam kamus Al-Muhith
yang artinya adalah kelapangan dada (toleransi) yang mengandung kelembutan,
reda, dan bercahaya. Walaupun begitu, tegasnya, terdapat juga kata ‫ المسح‬yang
berarti menyingkirkan dan menghapus, demikian juga dengan kata ‫ حمس‬yang
bermakna kejam dan bengis dalam peperangan. Selain itu kata ‫حم‬11‫ الس‬yang
bermakna hitam, padahal tidak ada cahaya dalam hitam. Demikian juga kata ‫حسم‬
yang bermakna potong. Ibrahim Anis menambahkan meskipun Ibnu Jinni mampu
membuktikan apa yang diperkirakannya itu merupakan sebagian dari keseluruhan
materi bahasa sampai dikatakannya bahwa di kamus Shahhâh Al-Lughah
mencapai empat ribu dan di kamus Lisân Al-‘Arab hampir mencapai delapan
puluh ribu, namun kadar yang kecil dan dibuat-buat ini tidak cukup untuk
menetapkan apa yang dinamakannya dengan isytiqâq kabîr.

3). Al-Isytiqaqu al-Akbar(‫االشتقاق االكبر‬

Yang dimaksud dengan isytiqaq akbar menurut Ya’qub adalah :

‫ عاما ل يتقيد‬1‫ارتباط بعض المجموعات الصوتية ببعض المعاني ارتباطا‬

.‫ بل بترتيب الوصلي والنوع الذي تندرج تحته‬،‫بالوصوات نفسها‬

Artinya: “Adanya hubungan umum sebagian satuan bunyi dengan sebagian


makna. Hubungan itu tidak terikat oleh bunyi suara, tetapi terikat dengan
susunan asalnya serta jenis yang termasuk di dalamnya”.

Istiqaq Akbar biasanya juga disebut dengan yaitu menukar huruf sebuah kata‫البدال‬
dengan huruf yang lain yang mirip dari segi makhrajnya atau cara
mengartikulasikannya sehingga lebih mudah untuk diucapkan. Contoh, menukar
‫ اصطنع‬menjadi ‫ اصتنع‬ta dengan tho

Memperhatikan pembentukan kata dalam bahasa Arab, dapat diketahui bahwa


bahasa Arab memiliki sistem pembentukan kata yang lebih beragam dan lebih
variatif dibanding dengan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahkan semua
bahasa yang ada di dunia. Dengan demikian, sangat wajar bahasa Arab adalah
bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak di dunia.

3. Akar Isytiqaq dalam Bahasa ArabKata isytiqaq mengandung makna adanya


sesuatu yang dikeluarkan dari sesuatu yang lain dan sesuatu itu adalah kata yang
berlaku dalam berbahasa. Persoalannya adalah apakah yang menjadi akar atau
pangkal dari isytiqaq dalam bahasa Arab itu? Mengenai hal ini, para ulama
berbeda pendapat dan masing-masing memiliki alasan tersendiri.

Para ulama Kufah berpendapat bahwa yang menjadi akar atau pangkal dari
isytiqaq dalam bahasa Arab adalah fiʻl madhi. Alasan mereka, dalam urutan tashrif
mashdar itu ada setelah fi’il madhi seperti .‫يغب – ًغب – يغبا‬

Atau dengan ungkapan lain bahwa fiʻl mudhariʻ diambil dari fiʻl madhi dan melalui
fiʻl mudhariʻ kita sampai kepada fiʻl amr, ism faʻil, mafʻul dan seterusnya. Jadi, fiʻl
madhilah yang menjadi akar atau pangkal dari semua turunan kata.Berbeda
dengan pendapat para ulama Kufah, ulama Bashrah mengatakan bukan fiʻl yang
menjadi akar atau pangkal dari isytiqaq itu, tetapi mashdar. Alasan mereka karena
mashdar itu sederhana. Artinya, mashdar itu hanya menunjukkan kejadian
(perbuatan) saja yang berbeda halnya dengan fiʻl yang menunjukkan atas kejadian
(perbuatan) dan terikat oleh waktu.endapat ulama Basrah ini dikuatkan oleh
pendapat ʻAbdullah Amin yang mengatakan bahwa bangsa Arab itu menderivasi
(membuat kata turunan) dari ism a‘yan (kata benda) di samping menderivasi dari
mashdar. Alasanya, tak perlu diragukan bahwa setiap ism dari ism a‘yan (kata
benda) adalah akar materi /bahan dari isytiqaq itu. Sebagai contoh, tidak masuk
akal sekiranya fiʻl ‫ تابل‬yang berarti menjadi unta telah dibuat sebelum dibuatnya
kata ‫ ابل‬itu sendiri.

Berbeda dengan pendapat ulama Kufah dan Basrah di atas, para linguis Arab
modern berpendapat bahwa bukan mashdar atau fiʻl madhi yang menjadi pangkal
isytiqaq ini melainkan materi asli atau akar bahasa (huruf asli tsulatsi) itulah yang
menjadi akar isytiqaq.” Tammam Hassan mengatakan bahwa masalah isytiqaq
hendaknya berasaskan hanya pada hubungan di antara kata-kata dan
kebersamaannya itu pada sesuatu tertentu. Hal ini akan lebih baik dari pada
berdiri di atas perkiraan asal dan cabang saja. Kadar keterlibatan bersama antara
kata-ata yang berkaitan itu bila dilihat dari segi lafzh terdapat pada huruf asli yang
tiga; perkara yang sudah dipahami oleh ahli lexikogarfi dan belum dipahami oleh
ahli morfologi.Sealur dengan pendapat Hassan di atas, Rajab ʻAbdul Jawab
Ibrahim mengatakan bahwa yang menjadi akar/pangkal dari isytiqaq itu adalah
huruf tiga asli. Karena itu, hendaknya mengaitkan kata-kata derivasi itu dengan
asal/pangkal materinya dan menjadikan ikatan akar tiga huruf itu sebagai asas
metode dalam studi isytiqâq. Sebab itulah, mashdar diderivasi darinya, demikian
juga dengan fiʻl madhi. Kaf, ta’ dan ba’ tanpa melihat harakatnya, maka bila
diberikan harakat tertentu bisa jadi menjadi fiʻl madhi, demikian pula bila
ditambah sebagian huruf tambahan yang sudah diketahui, memungkinkan untuk
menjadi mashdar dan bisa juga menjadi : maktab, katib, maktub, istaktaba. Maka
akar isytiqaq yaitu sesuatu yang bersih/murni yang tidak terpakai dalam bahasa
yaitu kaf, ta’ dan ba’. Dengan perubahan harakat dan pemberian huruf-huruf
tambahan dengan aturan tertentu, kita bisa mendapatkan derivasi-derivasi yang
di antaranya adalah mashdar.

Anda mungkin juga menyukai