A. Pendahuluan
Isytiqaq merupakan ilmu asal-usul kata, terutama kata dalam bahasa Arab. Oleh karena itu,
ilmu ini perlu dipahami agar kita bisa dengan mudah mengenali kata dalam bahasa Arab, dan
untuk memudhakan kita meletakkan kata tersebut yang sesuai dengan kehendak pemaknaan
kita sendiri. Disini penulis akan menjabarakan apa itu iaytiqaq dan bagaimana menurut
beberapa pendapat tentang isytiqaq ini. Karna banyak pendapat pendapat ahlinya tentang
pengambilan asal kata tersebut. Oleh sebab itu, pembahasan definisi isytiqaq beserta macam-
macamnya akan dibahas pada tulisan ini.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode Penelitian
Kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.
Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ),
yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
C. Pembahasan
Sebagaimana yang telah disinggung di atas, maka pada tulisan ini akan dibahas 2 sub
pembahasan, yakni; definisi isytiqaq, macam-macamnya serta asal/akar pengambilannya.
1. Pengertian Isytiqaq
Secara etimologi, kata الشتقاقialah bentuk mashadar dari kata yangتق11 يش- تق11إش
berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”. Ma’luf mencontohkan kata
“ أشتق الكلمة من الكلمةmengasal kata dari kata yang lain”. Dengan demikian, :إشتقyaitu
.”Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asal-usul kata
Artinya: “Membentuk kata dari kata yang lain dengan berbagai perubahan,
namun tetap memiliki hubungan makna.”
Menurut Syahin :
Artinya: “Membuat bentuk kata dari kata yang lain dan terjadi perubahan pada
bentuk dan makna.”
Kedua definisi di atas, menjelaskan sebuah proses pembentukan kata yang dapat
melahirkan beberapa kata. Antara beberapa kata yang dihasilkan melalui proses
pembentukan tersebut tetap memiliki makna yang mirip dengan makna kata
dasarnya. Sebagai contoh, dari akar kata ب
َ ض َر
َ bisa di bentuk kata-kata berikut :
ٌارب
ِ ضَ “pemukul”, ٌ‟ َمضْ رُوبyang dipukul", ٌ“ ِمضْ َربalat pemukul‟, “ اضربpukullah‟,
seterusnya. Walaupun bentuknya berbeda, namun antara satu kata dengan kata
yang lain memiliki hubungan makna, yaitu “pukul”.
2. Macam-macam Isytiqaq
Di samping itu, dari kata yang sama ” " ف – ع – لmuncul pula beberapa bentuk
kata melalui proses ziadah. Yaitu proses tambahan satu huruf, dua huruf, dan tiga
huruf.
2). Al-Isytiqaq al-Kabir ()االشتقاق الكبير
Isytiqaq kabir disebut juga Al-Qalab al-Lughawy. Menurut Ya’qub, yang dimaksud
dengan isytiqaq kabir, yaitu:
1هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف
Artinya: “Dua kata yang memiliki persamaan pada lafaz dan makna tanpa
memperhatikan susunan bunyi.”
Dengan kata lain, isytiqaq kabir adalah sebuah proses pembentukan kata dalam
bahasa Arab dengan cara membolak-balik posisi morfem tetapnya, sehingga
dapat menimbulkan kata dan makna baru. Namun, antara satu sama lain memiliki
َ َمد. Yaitu menukar
keterkaitan makna. Contoh, kata َح ِم َدbisa dibentuk menjadi َح
posisi fonem mim ( )مdari tengah ke depan. Kata berati “memuji,حمد
.”juga berarti “memuji مدحberterimakasih”, kata
Para linguis Arab klasik berpendapat bahwa isytiqaq kabir itu intinya adalah
semua turunan dari asas huruf tsulatsi yang memiliki kaitan makna antara satu
turunan dengan turunan lainnya meskipun berbeda susunannya. Derivasi jenis ini
menurut Suyuthi tidak bisa dijadikan sandaran dalam bahasa dan tidak sah
disimpulkan dengannya akan isytiqaq (derivasi) dalam bahasa Arab.Senada
dengan Suyuthi, Ibrahim Anis juga menyatakan bahwa derivasi yang dibuat oleh
Ibnu Jinni ini terlalu dibuat-buat dan serampangan. Untuk membuktikan
sanggahannya ini, Ibrahim Anis mencontohkan kata سمحdalam kamus Al-Muhith
yang artinya adalah kelapangan dada (toleransi) yang mengandung kelembutan,
reda, dan bercahaya. Walaupun begitu, tegasnya, terdapat juga kata المسحyang
berarti menyingkirkan dan menghapus, demikian juga dengan kata حمسyang
bermakna kejam dan bengis dalam peperangan. Selain itu kata حم11 السyang
bermakna hitam, padahal tidak ada cahaya dalam hitam. Demikian juga kata حسم
yang bermakna potong. Ibrahim Anis menambahkan meskipun Ibnu Jinni mampu
membuktikan apa yang diperkirakannya itu merupakan sebagian dari keseluruhan
materi bahasa sampai dikatakannya bahwa di kamus Shahhâh Al-Lughah
mencapai empat ribu dan di kamus Lisân Al-‘Arab hampir mencapai delapan
puluh ribu, namun kadar yang kecil dan dibuat-buat ini tidak cukup untuk
menetapkan apa yang dinamakannya dengan isytiqâq kabîr.
Istiqaq Akbar biasanya juga disebut dengan yaitu menukar huruf sebuah kataالبدال
dengan huruf yang lain yang mirip dari segi makhrajnya atau cara
mengartikulasikannya sehingga lebih mudah untuk diucapkan. Contoh, menukar
اصطنعmenjadi اصتنعta dengan tho
Para ulama Kufah berpendapat bahwa yang menjadi akar atau pangkal dari
isytiqaq dalam bahasa Arab adalah fiʻl madhi. Alasan mereka, dalam urutan tashrif
mashdar itu ada setelah fi’il madhi seperti .يغب – ًغب – يغبا
Atau dengan ungkapan lain bahwa fiʻl mudhariʻ diambil dari fiʻl madhi dan melalui
fiʻl mudhariʻ kita sampai kepada fiʻl amr, ism faʻil, mafʻul dan seterusnya. Jadi, fiʻl
madhilah yang menjadi akar atau pangkal dari semua turunan kata.Berbeda
dengan pendapat para ulama Kufah, ulama Bashrah mengatakan bukan fiʻl yang
menjadi akar atau pangkal dari isytiqaq itu, tetapi mashdar. Alasan mereka karena
mashdar itu sederhana. Artinya, mashdar itu hanya menunjukkan kejadian
(perbuatan) saja yang berbeda halnya dengan fiʻl yang menunjukkan atas kejadian
(perbuatan) dan terikat oleh waktu.endapat ulama Basrah ini dikuatkan oleh
pendapat ʻAbdullah Amin yang mengatakan bahwa bangsa Arab itu menderivasi
(membuat kata turunan) dari ism a‘yan (kata benda) di samping menderivasi dari
mashdar. Alasanya, tak perlu diragukan bahwa setiap ism dari ism a‘yan (kata
benda) adalah akar materi /bahan dari isytiqaq itu. Sebagai contoh, tidak masuk
akal sekiranya fiʻl تابلyang berarti menjadi unta telah dibuat sebelum dibuatnya
kata ابلitu sendiri.
Berbeda dengan pendapat ulama Kufah dan Basrah di atas, para linguis Arab
modern berpendapat bahwa bukan mashdar atau fiʻl madhi yang menjadi pangkal
isytiqaq ini melainkan materi asli atau akar bahasa (huruf asli tsulatsi) itulah yang
menjadi akar isytiqaq.” Tammam Hassan mengatakan bahwa masalah isytiqaq
hendaknya berasaskan hanya pada hubungan di antara kata-kata dan
kebersamaannya itu pada sesuatu tertentu. Hal ini akan lebih baik dari pada
berdiri di atas perkiraan asal dan cabang saja. Kadar keterlibatan bersama antara
kata-ata yang berkaitan itu bila dilihat dari segi lafzh terdapat pada huruf asli yang
tiga; perkara yang sudah dipahami oleh ahli lexikogarfi dan belum dipahami oleh
ahli morfologi.Sealur dengan pendapat Hassan di atas, Rajab ʻAbdul Jawab
Ibrahim mengatakan bahwa yang menjadi akar/pangkal dari isytiqaq itu adalah
huruf tiga asli. Karena itu, hendaknya mengaitkan kata-kata derivasi itu dengan
asal/pangkal materinya dan menjadikan ikatan akar tiga huruf itu sebagai asas
metode dalam studi isytiqâq. Sebab itulah, mashdar diderivasi darinya, demikian
juga dengan fiʻl madhi. Kaf, ta’ dan ba’ tanpa melihat harakatnya, maka bila
diberikan harakat tertentu bisa jadi menjadi fiʻl madhi, demikian pula bila
ditambah sebagian huruf tambahan yang sudah diketahui, memungkinkan untuk
menjadi mashdar dan bisa juga menjadi : maktab, katib, maktub, istaktaba. Maka
akar isytiqaq yaitu sesuatu yang bersih/murni yang tidak terpakai dalam bahasa
yaitu kaf, ta’ dan ba’. Dengan perubahan harakat dan pemberian huruf-huruf
tambahan dengan aturan tertentu, kita bisa mendapatkan derivasi-derivasi yang
di antaranya adalah mashdar.