Anda di halaman 1dari 8

UTS

ZHAWAHIR LUGHAWIYAH
BSA VI -A-B-C
2020-2
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SOAL:

1. Kemukakan devinisi (dalam Bahasa Arab) dari masing-masing tema yang telah dibahas,
1). I’rab
2). Taraduf
3). Musytarak Lafzhiy
4). Tadhad
kemudian jelaskan devinisi tersebut dengan bahasa sendiri.
2. Devinisi yang dikemukakan disertai dengan penjelasan buku sumber/rujukan.
3. Kemukakan contoh dari masing-masing tema sesuai kebutuhan, dan jelaskan contoh tersebut.

CATATAN:
1. Jawaban diketik satu spasi, dikumpul ke ketua kelas. Seterusnya ketua mengirimkan ke email
tafiati@uinib.ac.id dalam bentuk RAR pada hari Senin, 3 Mei 2021
2. Kerjakan soal secara mandiri, jawaban yang sama tidak akan dinilai.
3. Bagi yang sudah mengumpulkan jawaban harap isi absen di wag.
Jawaban:

1. a.) I'rab
Pengertian:
Secara etimologi, i’rob merupakan Mashdar dari kata “‫إعرابا‬-‫رب‬$$‫يع‬-‫رب‬$$‫” أع‬
yang berarti “ ; ‫البيان‬-‫( الفصاحة‬keterangan/penjelasan ). Sedangkan menurut Ibnu Faris,
I’rob berasal dari akar kata ‫ عرب‬yang berarti “‫ ” اإلنابة واإلفصاح‬yakni ; tampak, jelas,
fasih.1 Secara terminologi, dalam dunia grammatikal Arab khususnya sintaksis ( An-
Nahwu) sebagai judul besar dari pembahasan ini , I’rob didefinisikan menjadi
beberapa definisi yang diberikan oleh Para Linguis Arab, sebagaimana berikut :
Menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, dalam Kitab Mutammimah Al-
Jurumiyyah, bahwa I’rob yakni :
‫ف ْال َع َوا ِم ِل ال َّدا ِخلَ ِة َعلَ ْيهَا لَ ْفظًا أَوْ تَ ْق ِد ْيرًا‬
ِ ‫اخ ِر ْال َكلِ ِم إِل ِ ْختِاَل‬
ِ ‫اَإْل ِ ْع َرابُ هُ َو تَ ْغيِ ْي ُر أَ َو‬
(I’rob adalah perubahan akhir kata karena perbedaan amil yang memasukinya, baik
secara lafazh ataupun secara diperkirakan keberadaannya).2
Adapun menurut Abbas Hasan menyebutkan bahwa :
‫اإلعراب هو تغير العالمة التى في ٰاخر اللفظ بسبب تغير العوامل الداخلة عليه وما يقتضيه كل عامل‬
(I’rob adalah berubahnya tanda di akhir kata yang disebabkan oleh berubahnya faktor-
faktor yang masuk pada kata tersebut dan karena tuntutan setiap faktor yang
memengaruhinya).
Sedangkan menurut Mahdi Al-Mahzumi, I’rob yakni :
‫اإلعراب بيان ما للكلمة أو الجملة من وظيفة لغوية أو من قيمة نحوية ككونها مسندا إليه أو مضافا إليه أو فاعال‬
‫أو مفعوال أو حاال أو غير ذلك من الوظائف التي تؤد بها الكلمات في ثنايا الجمل و تؤد بها الجمل في ثنايا الكالم‬.
(I’rob adalah keterangan tentang kata atau frasa (jumlah) dari segi fungsi atau nilai-
nilai sintaksis, seperti keberadaan kata itu sebagai musnad ilaih (subyek) atau mudhof
ilaih, atau fa’il, atau maf’ul atau hal atau lainnya dari segi fungsi-fungsi kata dalam
suatu frasa atau fungsi frasa dalam suatu kalimat.

1
Qur, M. A.-. (2019). Linguistik dengan I ’ rab Al- Qur ’ an dan Posisi Bahasa Arab dalam dalam Memahami Al-
Qur’an.

2
Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyyah, Terj. Moch Anwar,
( Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2019), hlm 11.
Dari ketiga definisi di atas, maka definisi pertama dan kedua yang
menyebutkan bahwa I’rob adalah pengubahan atau perubahan akhir masing-masing
kata karena perbedaan faktor yang memasukinya, menganggap bahwa I’rob itu adalah
suatu proses perubahan yang terjadi akibat adanya faktor/’amil yang menyertainya,
sehingga terjadilah perubahan.
Sedangkan definisi ketiga menerangkan bahwa I’rob adalah bayan
(keterangan). Definisi ini menekankan fungsi I’rob yang dimanfaatkan sebagai
petunjuk tentang fungsi kata dalam suatu kalimat. Misalnya mengetahui bahwa I’rob
suatu kata itu rafa’ maka yang dipahami dari I’rob kata tersebut adalah bahwa kata itu
memiliki fungsi kata / kedudukan pada posisi rafa’, yang memungkinkan sedang
berfungsi sebagai fa’il atau mubtada’ atau naib Fa’il dan sebagainya. 3 Dengan
demikian, menyebut I’rob rafa’ untuk kata tersebut tidak lain adalah untuk
menentukan fungsi atau kedudukan kata itu dalam kalimat atau di dalam lingustik
umum dikenal dengan istilah kategori kasus Nominatif, Akusatif dan Genetif.4
Sedangkan menurut saya, i'rab adalah perubahan akhir kata karena perbedaan
Amil yang memasukinya baik secara lafaz ataupun secara diperkirakan
keberadaannya.
Contoh:
a. contoh i’rab isim marfu’
‫ص َدقَ ٍة يَ ْتبَ ُعهَا أَ ًذى َوهللاُ َغنِ ٌّي َحلِي ٌم‬
َ ‫ُوف َو َم ْغفِ َرةٌ خَي ٌر ِم ْن‬
ٌ ‫ـ قَو ٌل َم ْعر‬
“Perkataan yang baik dan permohonan ampun lebih baik daripada sedekah
yang dibarengi dengan celaan, Allah Maha Kaya lagi Maha Pemaaf”. (Al Baqarah:
263)
‫ قَو ٌل‬: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
ٌ ‫ َم ْعر‬: Na’at bagi mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
‫ُوف‬
ٌ‫ َم ْغفِ َرة‬: Di’athafkan kepada ‫ قَو ٌل‬marfu’ dengan dhammah.
‫ خَي ٌر‬: Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
‫ أَ ًذى‬: Fa’il marfu’ dengan dhammah yang tersirat atas alif karena ta’adzdzur.
Lafdzul jalalah: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
‫ َغنِ ٌّي‬: Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
‫ َحلِي ٌم‬: Khabar ke dua marfu’ dengan dhammah.
3
Tony Fransisca, “ Konsep I’rob dalam Ilmu Nahwu”. Al Mahāra Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol.1 No.1,
2015, hlm 77.

4
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, ( Jakarta: PT. Grasindo, 2017 ) hlm. 100.
b. Contoh i’rab isim manshub
ِ ‫ت ي ُْذ ِه ْبنَ ال َسيِّئَا‬
‫ت‬ ِ ‫إِ َّن ال َح َسنَا‬
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan bisa menghapuskan kejelekan-
kejelekan” (Hud: 114).
‫ت‬
ِ ‫ ال َح َسنَا‬: Isim inna manshub dengan kasrah karena jama’ muannats salim.
‫ت‬
ِ ‫ ال َسيِّئَا‬: Maf’ul bih manshub dengn kasrah karena jama’ muannats salim.

c. Contoh I’rab Isim majrur


َ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال ّر ِح ِيم – ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِمين‬
‫ س ِْم‬: Didahului oleh huruf jar (ba’) majrur dengan kasrah.
Lafdzul jalalah: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
‫ الرَّحْ م ِن‬: Na’at bagi ladzul jalalah majrur dengan kasrah.
‫ّح ِيم‬
ِ ‫ الر‬: Na’at bagi ladzul jalalah majrur dengan kasrah.
Lafdzul jalalah: Didahului oleh huruf jar (lam) majrur dengan kasrah.
ِّ‫ َرب‬: Na’at bagi ladzul jalalah majrur dengan kasrah.
َ‫الَ ِمين‬$$‫ ال َع‬: Mudhaf ilaih majrur dengan ya’ karena mulhaq dengan jama’
mudzakkar salim.5

b.) Taraduf
Pengertian:
Secara etimologi, taraduf berasal dari kata radifa-yardafu-radfan
(mengikuti di belakang, membonceng) yang terdiri dari rangkaian huruf
ra-dal-fa yang berarti tabi‘ahu (akibat) atau yadullu ‘ala itba‘ al-syai’
(menunjuk atas ikutan terhadap sesuatu).
Sedang taraduf sewazan dengan tafā‘ul yang bermakna al-tatābu‘
(berurutan) atau tatabu‘ syai’ khalfa syai’ atau rakiba al-wāhid minh khalfa
al-ākhar atau tabi‘a ba‘duhū ba‘dan. Sedang taradafat li al-kalimat
bermakna tasyabihat fi al-ma‘na (kata-kata yang serupa maknanya).

‫أأللفاظ المفردة الدالة على شيء واحد باءعتبار واحد‬


Lafaz-lafaz mufrad yang menunjuk pada sesuatu yang semakna dan dengan keterangan yang sama

pula.

5
Fuad Ni’mah, Mulakhos Qowaid Lughah, Hlm. 192-200
‫ما تعدد لفظه واتحاد معناه‬
Sesuatu yang lafaznya berbilang dan mengandung satu makna.
Yang dimaksud dengan istilah “satu makna” dalam pengertian taraduf di atas adalah makna
aslinya (al-ashli), bukan makna yang sempurna (al-takmili), sebab setiap lafaz masing-masing
mempunyai makna khusus yang membedakannya dengan lafaz yang lainnya.6
Misalnya   ‫قعد‬  dan ‫جلس‬ , keduanya memiliki makna yang sama yaitu duduk. Akan tetapi
dalam penggunaanya berbeda. Lafadz ‫قعد‬  digunakan untuk duduk dari berbaring, sedang
lafadz ‫جلس‬  digunakan untuk duduk dari berdiri.
Menurut saya taraduf adalah berbeda-beda lafaz satu makna. Contoh lafal-
lafal Taraduf adalah:
‫فِ َجاجًا ُسبُاًل‬
(QS. Al-Anbiya: Ayat 31)
Allah SWT berfirman:
‫ضيِّقًا َح َرجًا‬
َ
(QS. Al-An’am: Ayat 125)
Thahir Ibn ‘Asyur menjelaskan bahwa salah satu gaya bahasa al-Qura’n
dalam memperkuat makna adalah dengan menyebutkan dua lafal sekaligus
yang memiliki makna yang sama.

c.) Musytarak Lafzhiy


Pengertian:
Kata Musytarak adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata kerja ‫اشترك‬
yang berarti bersekutu seperti dalam ungkapan ‫وم‬$$‫ترك الق‬$$‫ اش‬yang berarti
“kaum itu bersekutu”.7
Dari pengertian bahasa ini selanjutnya para ulama’ ushul merumuskan
pengertian musytarak menurut istilah. Adapun definisi yang diketengahkan
oleh para ulama’ ushul adalah anatara lain:
Menurut Ibn Al-Hajib dalam kitab Syarah Al-Mufasshal :8
‫ مختلفين اواكثر داللة على السوأ عند اهل تلك اللغة‬$‫اللفظ الواحد الدال على معنيين‬

6
Al-Imām al-‘allāmah Ibn al-Fadl Jamāl al-Dīn Muh}ammad ibn Mukram ibn Manzūr al-Misrī, Lisān al-‘Arab,
Beirut: Dār Sādr, 2000.
7
Prof. Dr. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta
8
Imam Az-Zarkasyi, Al-Bahru Al-Muhith, (Kuwait : Wuzarah Al-Awqaf , 1992) jilid 2, hal. 122.
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh (Kairo : Darul Fikr, 1997) hal. 149. Dr. Abd. Karim Zaidan, Al-
Wajiz, (Beirut : Muassasah Al-Risalah, 1996) hal. 326
“ Satu lafadz (kata) yang menunjukkan lebih dari satu makna yang
berbeda, dengan penunjukan yang sama menurut orang ahli dalam bahasa
tersebut ”
Menurut Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Ushul Fiqh:
‫لفظ يتناول افرادا مختلفة الحدود على سبيل البدل‬
“ Satu lafadz yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda-beda
batasannya dengan jalan bergantian”. Maksudnya pergantian disini adalah
kata musytarak tidak dapat diartikan dengan semua makna yang
terkandung dalam kata tersebut secara bersamaan, akan tetapi harus
diartikan dengan arti salah satunya.9
Seperti kata ‫قرء‬ yang dalam pemakaian bahasa Arab dapat berarti masa
suci dan bias pula masa haidl, lafadz ‫ عين‬bisa berarti mata, sumber mata
air, dzat, harga, orang yang memata-matai (jasus) dan emas 10, kata‫د‬$$‫ي‬
musytarak antara tangan kanan dan kiri, kata ‫ سنة‬dapat berarti tahun untuk
hijriyah, syamsiyah, bisa pula tahun masehi.11
Menurut saya musytarak Lafzhiy adalah suatu kata yang berpotensi untuk
memiliki dua makna yang berbeda atau lebih, atau dikatakan pula kata
yang mengintegrasikan gaya dan beragam makna, Misalnya,
‫ ) ) وامرأة رجال عشرين أطعمت‬kalimat tersebut memiliki makna yang banyak,
yaitu: “aku memberi makan 10 orang pria dan 10 wanita”, “aku memberi
makan 5 pria dan 15 wanita”, atau “aku memberi makan seorang pria dan
19 wanita”, dan seterusnya.

d.) Tadhad
Pengertian:
Menurut bahasa idhdhad ( Antonim ) berasal dari kata ‫د ضد‬$$‫ضد يض‬ yang
berarti menolak, berlawanan, atau kontradiksi. Sedangkan menurut
istilah idhdhad ( Antonim ) adalah sebuah lapadz yang menghendaki
makna dan lwan katanya, ada dua kata yang berlawanan maknanya.
Antonymy berasal dari bahasa yunani kuno, onoma “ nama” dan anti
9
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh (Kairo : Darul Fikr, 1997) hal. 149. Dr. Wahbah Zuhaily, Ushul Fiqh, hal.
178, Aly Saghnaqi, Kitab Al-Wafi (Dar Al-Qahirah : 2003 ) hal. 268, Abd. Wahab khallaf, Ilmu Ushul Fiqh
( Madinah : Darul Fikr Araby, 1995) hal.167
10
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh (Darul Fikr, 1997) hal. 149. Dr. Abd. Karim Zaidan, Al-Wajiz, (Beirut :
Muassasah Al-Risalah, 1996) hal. 326
11
Dr. Wahbah Zuhaily, Ushul Fiqh, (Mansyurat Kuliah Da’wah Islamiyah,1990) hal. 178
“melawan” secara harfiah adalah nama lain untuk benda yang lain. Ada
yang mengatakan bahwa antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan
leksikal yang dapat dijenjangkan (kridalaksana, 1982). Antonimi
merupakan hubungan diantara kata-kata yang dianggap memiliki
pertentangan makna. Dalam bahasa arab, taufiqurrochman menyebutkan
dalam bukunya, bahwa antonim disebut dengan‫ التضاد‬ atau ‫ األضداد‬ yaitu
‫ هو عبارة عن وجود كلمتين فاكثر لها داللة متضادة‬: ‫التضاد‬
Antonimi ( Al-tadhad ) adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya
“dianggap” berlawanan.
Disebut “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim
ini sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata
hidup dengan mati, kata siang dengan malam. Ada juga yang tidak
mutlak, seperti kata jauh dengan dekat, kata kaya dengan miskin.
Seseorang yang tidak kaya belum tentu miskin, begitu juga sesuatu yang
tidak tinggi belum tentu rendah.
Al-Tadhad adalah lafadz yang mempunyai makna ganda tetapi berlawanan
atau lapadz yang menunjukkan makna lawan katanya. Seperti kata ‫الجون‬
berarti putih dan berarti hitam, lafadz ‫الجلل‬  berarti agung dan berarti
hina. Contoh dalam kalimat berikut:
‫جلل تخطأ تك مصيبة كل جلل مصاب هذا‬
Dalam kalimat yang pertama lafadz‫جلل‬  berarti agung, sedangkan kalimat
yang kedua lafadz ‫ جلل‬ berarti hina.
Menurut saya tadhad adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna
yang berlawanan, contoh seperti lafadz (‫ريم‬$$$‫ ) الص‬digunakan dalam
ungkapan
(‫ ) ليل صريم‬dan (‫ ) نـهار صريم‬padahal makna asal dari (‫ ) صريم‬adalah ‫القطع‬
(putus), penggunaan makna tersebut karena melihat kenyataan bahwa
apabila siang datang malam pun menghilang, tidak ada dan begitu pun
sebaliknya apabila malam dating siang tidak ada. Begitu juga
lafadz (‫ ) السدفة‬berarti gelap dan terang padahal makna (‫ ) السدفة‬aasalnya
adalah‫ ( الستر‬tertutup).

Anda mungkin juga menyukai