Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesusastraan Arab merupakan salah satu jenis karya seni yang masih eksis
sampai sekarang. Perkataan sastra dalam bahasa Arab termasuk salah satu kata
hidup dan berkembang artinya sesuai dengan perkembangan bangsa Arab dan
proses peralihannya dari masa kegelapan, yaitu masa kehidupan sebagai bangsa
nomad kepada peiode kehidupan pemegang peradaban.
Pada kehidupan bangsa Arab pada pra-Islam dapat dilihat dari karya sastra
yang merupakan refleksi bagi keseluruhan kehidupan bangsa Arab pada zaman
tersebut. Karena dalam karya sastra tergambar jelas kondisi kehidupan mereka
baik yang terkait dengan kondisi geografis, adat istiadat, sistem ekonomi, maupun
bnetuk-bentuk kepercayaan mereka.
Kesusastraan Arab dalam garis besarnya ada dua macam, yaitu natsr
(prosa) dan Syi’ir (puisi). Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
kesusastraan Arab mengenai salah satu macam prosa yaitu khutbah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan prosa di Masa Jahili?
2. Apa pengertian khutbah?
3. Bagaimana contoh khutbah pada masa jahiliyah
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan prosa di Masa Jahili
2. Mengetahui definisi khutbah
3. Mengetahui contoh dan ciri khutbah pada masa jahiliyah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Prosa dimasa Jahiliyah


Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya
mengacu pada pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan
yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel,
esai, dan sebagainya. Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh
banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh
irama dan rimanya seperti dalam puisi. Prosa berbeda dengan puisi karena
variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang
artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,pidato serta berbagai jenis media
lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".
Pada zaman jahiliyah Arab Prosa dalam kesusasteraan arab Jahiliyah juga
dikenali sebagai prosa jahiliyah atau natsar jahili yang mana kata-katanya tidak
mempunyai rima hujung sepertimana syair. Orang jahiliyah telah mengetahui
natsar ini dan telah mencatatkannya setelah mereka pandai menulis. Namun
perkembangannya dikatakan samar-samar ada juga yang berpendapat, natsar
tidak diketahui secara tepat bagaimana perkembangannya. Muhammad Abdul
Ghafar Hamzah dan kawan-kawan megatakan keadaan bangsa Arab pada masa
jahiliyah yang hidup penuh dengan konflik diantara mereka, mengharuskan
mereka memiliki natsr yang kuat dan mampu mengungkapkan pendapat dan
pemikiran kabilahnya atau memobilisasi masyarakat untuk kebutuhan berperang
Prosa atau Natsr adalah kata-kata yang tidak berwazan dan tidak
berqofiyah. Natsr dalam bahasa Arab dibagi menjadi 2 yaitu natsr yang bersajak
dan natsr mursal. Natsr yang bersajak terikat dengan qafiyah sedangkan natsr
mursal tidak terikat dengan qafiyah. Ada bebrapa macam karya prosa pada
zaman jahiliyah diantaranya adalah:
1. Khutbah atau Pidato
Khutbah (pidato), adalah ungkapan atau wacana yang ditujukan untuk
orang banyak dan khlayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara
penting yangdipergunakan untuk mempengaruhi, memotivasi,
mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi terhadap pendapat yang lain dan
mempetahankan mazhabnya.
2. Wasiat

Yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah
kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk
mengerjakan sesuatu, seperti wasiat Hasyim bin Abdi Manaf kepada kaum
Quraisy untuk memuliakan jamaah haji.

3. Amtsal
Amtsal adalah kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau
peristiwa terten-tu,digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa
tertentu dengan keada-an atau peristiwa asal dimana matsal tersebut
diucapkan. Kata amtsal adalah bentuk jamak dari masalun dan mislun, yang
mengandung arti bidal atau bandingan. Terdapat banyak arti kata masalun dan
mislun yang dapat ki-ta jumpai, misalnya persamaan, padanan, sederajat,
sepangkat, sejalan (dengan), menurut kias, sama (dengan). Atau dalam
terjemahan bahasa asing lainnya kita jumpai seperti simelar, equal dan
analogous. Dalam sastra Indonesia amtsal ini sa-ma dengan pribahasa atau
pepatah.
4. Hikmah
Adalah ungkapan ringkas dan indah yang mengandung kebenaran
yang dapat diterima dan berisi petunjuk moral. Hikmah biasanya lahir dari
orang-orang yang punyabanyak pengalaman, ilmu tinggi dan pengetahuan
yang luas. Contoh hikmah adalah: “kehancuran seorang lelaki terletak
dibawah kilaunya ketamakan“
5. Qasas
Kata qashash berasal dari kata al-qashshu yang berarti mencari atau
mengikuti jejak. Dikatakan,, “qashashtu atsarahu “ artinya, “saya mengikuti
atau mencari jejaknya.” Kata al-qashash adalah bentuk masdar. Seperti
firman Allah: Dia (Musa) berkata, “itulah (tempat) yang kita cari.” Lalu
keduanya kembali, mengikuti jejak semula. Kemudian qashash juga berarti
berita yang berurutan. .

Berikut adalah penjelasan mengenai Khutbah Arab pada masa Jahiliyah


B. Definisi Khutbah
Secara etimologis, menurut kamus Al-Wasith (2004:243), khutbah artinya
pesan (tausiyah), pidato. Sedang terminologisnya, khithobah adalah kalam fasih
yang mempunyai kepentingan untuk disampaikan kepada sekelompok masyarakat
Jadi berkhutbah merupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk
meningkatkan kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya merupakan ajaran
agama atau perkara penting lainnya. Khutbah atau khitobah juga dapat diartikan
sebagai ungkapan atau wacana yang ditujukan untuk orang banyak dan khalayak
ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting, yang dipergunakan untuk
mempengaruhi, memotivasi, mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi
terhadap pendapat – pendapat yang lain dan mempertahankan madzhabnya.
1. Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah:
 Banyaknya perang antar kabilah.
 Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling
mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang
 Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
 Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan
daripada tulisan.
 Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.
2. Ciri dan Contoh Khutbah pada Masa Jahiliyah
Berikut contoh khutbah pada masa Jahiliyah, yang disampaikan oleh Hani’
Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin. Pertempuran ini bermula ketika
Kisra (Raja Persia) memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan
harta amanah yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir (salah
seorang penguasa Irak). Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah
yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara Persia dengan
kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani. Pertempuran tersebut berlangsung pada
sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang bernama Dzi-Qorin. Pertempuran
tersebut akhirnya dimenangkan oleh Kabilah Bakr. Sebelum pertempuran tersebut
berlangsung, Hani membakar semangat para pasukannya dengan perkataannya:

“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari
orang yang selamat karena lari dari medan juang. Sesungguhnya ketakutan
tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya
kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan
kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik
daripada lari darinya. Tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia
dibanding tikaman dipunggung kalian. Wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!!
Karena kematian adalah suatu kepastian.. “

Ciri khas khutbah pada masa Jahiliyah adalah:

1. Kalimat yang ringkas


2. Lafadz yang jelas.

3. Makna yang mendalam.

4. Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).

5. Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal

Sesuai dengan pendapat tersebut, dalam contoh khutbah di atas terdapat ciri-
ciri seperti telah disebutkan sebelumnya, yaitu: (1) kalimatnya ringkas dan lafadznya
jelas. Kata-kata dalam khutbah tersebut ringkas dan padat berisi himbauan/nasihat
dari pengarang, Hani’ Bin Qobishoh. Dilihat sekilas pun, kalimat dalam khutbah ini
sudah ringkas dengan tidak menggunakan gaya bahasa seperti dalam syair-syair Arab,
juga tidak menggunakan kalimat repetisi/pengulangan. Lafadznya jelas tidak seperti
dalam syair, penuh ambigu. Seperti dalam kalimat,tidak ada pemborosan kata.
Namun, untuk memberi kesan bahwa nasihat ini benar-benar penting dan tidak untuk
main-main, juga untuk mencegah pemborosan kata, pengarang tidak mencantumkan
kata Allah. Karena secara implisit, dalam kata karena sudah pasti berarti
kadar/ketentuan Allah. (2) makna yang mendalam. Khutbah ini bertemakan
peperangan. Makna dari kalimat dalam khutbah tersebut sangat menyentuh, di mana
pengarang menggunakan kata-kata yang penuh semangat, demi mengobarkan
semangat para pasukannya. Dengan begitu, makna dari khutbah tersebut langsung
tertuju dan tertanam dalam jiwa masing-masing prajurit saat itu. (3) Sajak
(berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama. Secara sekilas pun terlihat
dalam contoh khutbah ini tiap baitnya berirama, setiap kalimat berakhir dengan huruf
yang sama. Setiap kalimat dalam bait khutbah ini berakhir dengan huruf. Inilah salah
satu keistimewaan dalam khutbah pada masa Jahiliyah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris,
banyaknya suku kata bebas berkata-kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh
irama dan rimanya seperti dalam puisi Prosa berbeda dengan puisi karena variasi
ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai
dengan arti leksikalnya. Prosa juga bisa disebut dengan Natsr dalam bahasa Arab
dibagi menjadi 2 yaitu natsr yang bersajak dan natsr mursal. Natsr yang bersajak
terikat dengan qafiyah sedangkan natsr mursal tidak terikat dengan qafiyah Jenis
tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa atau natsr dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat,pidato serta berbagai jenis media lainnya. Ada bebrapa macam
karya prosa pada zaman jahiliyah diantaranya adalah: Khutbah, wasiat, amtsal,
hikmah, dan qasas. Ciri ciri khutbah pada zaman jahiliyah yakni, Kalimat yang
ringkas, Lafadz yang jelas,Makna yang mendalam. Ada beberapa fator yang
menyebabkan munculnya khutbah pada masa itu salah satunya adalah banyaknya
perang antar kabilah.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul.1402 H. Al-Adab al-Arabi Wa Tarikhukhu. Riyadh: al-Mamlakah al-


Arabiyah al-Su’udiyah.
Bachid, Ahmad. 2004. Telaah Kritis Tehadap Karakteristik Sastra Arab Masa
Jahiliyah dan Islam. Al-Turas. 10 (3): 181-202
Nailah, dkk.2015. Pemikiran Akhlak dalam Karya Prosa Sastra Arab Jahiliyah.
Journal Al-Muqaddimah. 3 (3): 13-38

Anda mungkin juga menyukai