Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS STRUKTURAL SYAIR ARAB “‫”التغـرب‬ ّ

KARYA IMAM SYAFI’I


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sudah tentu mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan kehidupan. Ibu diah vitaloka dalam acara bedah buku
puisi karyanya yang berjudul “Sumpah Saripah” yang diadakan di Universitas Negeri Malang
(UM) mengemukakan bahwa karya sastra merupakan media yang tepat untuk menyampaikan
pesan kepada khalayak masyarakat.
Ratna (2003) mengemukakan bahwa kata sastra berasal dari bahasa sansekerta
yaitu “sas” yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk atau instruksi,
sedangkan “tra” berarti alat atau sarana. Dalam Bahasa Arab sastra secara etimologi disebut
dengan ‫ األدب‬/al-adabu/ (Bisri, 1999).
Menurut Al Hamid, dkk (1994):
‫األدب هو الكالم الجميل البليغ المؤثر في النفس‬
Sastra adalah kalimat-kalimat yang indah dan bagus yang dapat memberi pengaruh
kepada jiwa. Menurut Huda, dkk (2008) pengertian sastra selalu berubah-ubah dan
berkembang karena sastra terkait dengan aspek ekspresi jiwa manusia yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu.
Secara umum karya sastra di begi menjadi dua yaitu: puisi dan prosa atau dalam bahasa
Arab puisi disebut ‫ الشعر‬dan prosa disebut ‫ النثر‬. Syair adalah susunan beberapa kata yang
pengucapannya teikat dengan irama dan pola. Salah satu karya sastra yang terkenal
dikalangan masyarakat dan merupakan peradaban yang tertua adalah puisi (syair).
Syair merupakan salah satu hasil karya bangsa arab. Orang-orang arab jahiliyah sangat
senang dengan syair-syair. Bahkan sampai syair-syair yang dibuat akan digantung di Kabah
yang biasa disebut dengan Muallaqat. Jadi, puisi atau syair sudah ada sejak zaman sebelum
islam.
Analisis yang bisa digunakan untuk mengenalisis karya sastra adalah analisis struktural.
Analisis struktural adalah salah satu pendekatan kesustraan yang menekankan pada kajian
hubungan antar unsur pembangun karya yang bersangkutan (Nurgiantoro dalam Nova, 2008).
Analisis struktur syair adalah analisis syair kedalam unsur-unsurnya. Analisis struktur
dalam puisi adalah merupakan analisis unsur instrinsik. Dalam makalah ini penulis akan
mencoba untuk menganalisis puisi yang berjudul ‫التغـرب‬ ّ karya Imam Syafi’i. Dan analisis ini
akan berkisar pada struktur puisi ini sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Arti Puisi ‫التغـرب‬
ّ ?
2. Bagaimanakah struktur puisi ‫التغـرب‬
ّ dari segi bunyi dan diksi?
3. Bagaimanakah Gaya Gaya Bahasa dalam Puisi ‫?التغـرب‬ ّ
4. Bagaimanakah Interpretasi dari Puisi ‫?التغـرب‬
ّ
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Arti Puisi ‫ـرب‬ ّ ‫التغ‬.
2. Mengetahui struktur Puisi ‫التغـرب‬
ّ dari Segi Bunyi dan Diksi.
3. Mengetahui Gaya Bahasa dalam Puisi ‫التغـرب‬. ّ
4. Mengetahui Interpretasi dari Puisi ‫التغـرب‬.
ّ
II. PEMBAHASAN
A. Arti Puisi ‫التغـرب‬.
ّ
Sebelum menganalisis puisi ‫التغـرب‬
ّ karya Imam Syafi’i perlu rasanya untuk mengetahui
makna puisi ini dalam bahasa indonesia.
‫التغـرب‬
ّ
)‫(لإلمام الشافعي‬
‫ب‬
ِ ‫طانَ َواغت َِر‬ َ ‫ِمن َرا َحة فَدَعِ األَو‬ # ‫عقل َوذِي أَدَب‬ َ ‫َما في ِ ال ُمقَ ِام ِلذِي‬
‫ب‬
ِ ‫ص‬ َ َ‫صب فَإ ِ َّن لَذِيذَ ال َعي ِش في ِ الن‬ َ ‫َوان‬ # ُ‫ارقُه‬ِ َ‫ع َّمن تُف‬َ ‫ضا‬ ً ‫سا ِفر ت َِجد ِع َو‬َ
ِ ‫اب َوإِن لَم يَج ِر لَم يَ ِط‬
‫ب‬ َ ‫ط‬ َ ‫سا َل‬
َ ‫ ان‬# ُ‫اء يُف ِسدُه‬
ِ ‫ف ال َم‬ ُ ُ‫ت‬ َ
َ ‫إِ ِنّي َرأي ُوقو‬
‫ب‬
ِ ‫ُص‬ َ َ ُ َ
ِ ‫سه ُم لوال فِ َراق القو ِس لم ي‬ َ َ ‫َوال‬ # ‫ست‬ َ ‫ب َماافت ََر‬ ِ ‫اق الغَا‬ ُ ‫َواألُسدُ لَوالَ فِ َر‬
‫ب‬ِ ‫ع َر‬َ ‫عجم َو ِمن‬ ُ ‫َاس ِمن‬ َّ َ
ُ ‫ ل َمل َها الن‬# ً‫س لَو َوقَفَت في ِ الفُل ِك دَايِ َمة‬ ُ ‫َوالشَم‬
‫ب‬ َ
ِ ‫ع ِمنَ ال َحط‬ ٌ ‫ض ِه نَو‬ َ
ِ ‫َوالعُودُ فِي أر‬ # َ ً
‫ب ُملقى في ِ أ َما ِكنِ ِه‬ ُ َ
ِ ‫َوالتِب ُر كالتر‬
Merantau
Karya Imam Assyafi’iy
(1)
Tidaklah orang yang mempunyai akal dan berpendidikan diam hanya di satu tempat
Maka tinggalkanlah tanah airmu dan merantaulah !
(2)
Bepergianlah, niscaya engkau akan mendapatkan ganti dari apa yang kau tinggalkan
Bersusah payahlah, karena Sesungguhnya lezatnya hidup itu ada di dalamnya
(3)
Sungguh kulihat, Berhentinya air akan merusak air itu sendiri
Jika air mengalir maka akan lebih segar dan bening
(4)
Singa tak akan menerkam musushnya, Kalau ia tetap di sarangnya.
Dan anak panah tak mengenai sasarannya, kalau tak lepas dari busurnya
(5)
Andaikan matahari tetap saja di tempatnya
Pastilah manusia dari kalangan orang Arab maupun Ajam jemu untuk memandangnya.
(6)
Emas itu seperti tanah yang dibuang dari tempatnya
Kayu yang wangi pada hakikatnya bagian dari suatu pohon.
B. Struktur Puisi ‫التغـرب‬
ّ dari Segi Bunyi dan Diksi.
Irama terkait dengan metrum dan ritme. Ritme adalah turun naiknya suara secara
teratur. Adapun metrum adalah irama yang tetap menurut pola tertentu, jumlah suku katanya,
tekanannya, dan alun suara naik turunnya. Dalam bahasa Arab metrum disebut juga
dengan bahr.
Adapun yang dimaksud dengan taf’ilah satu kesatuan bunyi yang terdiri atas vokal dan
konsonan. Jumlah taf’ilah ada 8 yaitu:
‫ مفعوالة‬،‫ فاعالة‬،‫ متفاعل‬،‫ مفاعلة‬،‫ مستفعل‬،‫ فاعل‬،‫ مفاعيل‬،‫فعول‬
Dalam puisi ini meskipun tidak sepenuhnya mengikuti metrum atau bahr yang telah
ditentukan akan tetapi masih mengikuti pola taf’ilah yang ada sehingga puisi ini masih
terdengar merdu.
Adapun taf’ilah yang digunakan dalam puisi ini adalah ‫ مستفعل‬yang mana taf’ilah ini
muncul disetiap awal bait dari setiap puisi ini. Dan juga menggunakan beberapa taf’ilah yang
lain seperti ‫ متفاعل‬yang tercermin pada pertengahan bait pertama, dan juga terlihat
adanya taf’ilah ‫فاعل‬.
Dilihat dari segi diksi yang ada dalam puisi ini, pada bait kedua menggunakan kata
yang sama tapi bentuk yang berbeda yaitu kata pada syair brikut: ‫صب فَإ ِ َّن لَذِيذَ ال َعي ِش‬ َ ‫َوان‬
‫ب‬
ِ ‫ص‬َ َ‫في ِ الن‬. Pengulangn kata juga terdapat pada bait kedua yaitu pengulangan kata yang sama
tapi bentuk berbeda yaitu fi’il madi dan fi’il mudhari’: ‫ب‬ ِ ‫اب َو ِإن لَم يَج ِر لَم َي ِط‬
َ ‫ط‬َ ‫سا َل‬
َ ‫ان‬, dan
juga terdapat pada bait ke empat yaitu:
‫ب‬ ِ ‫اق القَو ِس لَم ي‬
ِ ‫ُص‬ ُ ‫سه ُم لَوالَ ِف َر‬
َ ‫َوال‬ # ‫ست‬
َ ‫ب َماافت ََر‬ ُ ‫َواألُسدُ لَوالَ ِف َر‬
ِ ‫اق الغَا‬
Pengulangan kata yang terdapat dalam syair ini sangat berpengaruh terhadap keindahan
dan makna puisi. Pengulangan kata yang ada memiliki daya tarik tersendiri terhadap
ِ ‫ لَم َي ِط‬dengan
pembaca. Keterkaitan antar bait juga terlihat yaitu pada akhir bait ke tiga yaitu ‫ب‬
akhir bait ke empat yaitu ‫ب‬ ِ ‫لَم ي‬.
ِ ‫ُص‬
Selain pengulangan kata dan pemilihan diksi, pada akhir setiap bait pada syair ini
diakhiri oleh huruf " ‫ " ب‬yang mana ini membuat puisi semakin indah dibaca. Dan kalau
diteliti kembali bahwa akhir dari setiap bait dalam puisi ini mengandung taf’ilah ‫مفاعلة‬.
C. Gaya Bahasa dalam Puisi ‫التغـرب‬.
ّ
Dalam syair ini terdapat perumpamaan atau dalam ilmu balagoh dinamakan Tasybih.
Pada bait ketiga sampai keenam pengarang mengibaratkan seseorang yang tidak merantau
seperti air yang tidak mengalir, singa yang selalu ada dikandangnya, anak panah yang tetap
berada dibusurnya, Matahari yang tidak beredar, dan emas yang masih bercampur dengan
tanah di dalam bumi. Dan pengarang mengibaratkan seorang yang merantau untuk mencari
ilmu, pengalaman dan pengetahuan seperti air yang mengalir, singa yang keluar dari
kandangnya untuk mencari mangsa, emas yang sudah dikeluarkan dari bumi atau yang sudah
diolah sehingga banyak orang yang menyukainya dan juga seperti matahari yang selalu
menyinari manusia dan berputar pada porosnya.
Selain unsur tasybih ada juga unsur balagah yaitu badi’ yangmerupakan
katagori ‫ الطباق‬yaitu kata yang berlawanan dalam sebuah kalimat seperti:
ِ ‫اب َو ِإن لَم َيج ِر لَم َي ِط‬
‫ب‬ َ ‫ط‬َ ‫سا َل‬
َ ‫ان‬
D. Interpretasi Puisi ‫التغـرب‬.
ّ
‫ب‬ َ ‫ِمن َرا َحة فَدَعِ األَو‬
ِ ‫طانَ َواغت َِر‬ # ‫عقل َوذِي أَدَب‬
َ ‫َما في ِ ال ُمقَ ِام ِلذِي‬
Pada bait ini dijelaskan bahwa orang yang berakal dan berpendidikan tidak akan puas
dengan ilmu maupun pengalaman yang didapatkan ditempat tinggalnya. Oleh sebab itu
penyair menyuruh untuk merantau ke tempat lain atau negara lain selain tempat tinggalnya.
‫ب‬ َ َ‫صب فَإ ِ َّن لَذِيذَ ال َعي ِش في ِ الن‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َوان‬ # ُ‫ارقُه‬
ِ َ‫ع َّمن تُف‬
َ ‫ضا‬
ً ‫سافِر ت َِجد ِع َو‬
َ
Pada bait kedua dijelaskan bahwa jika seorang bepergian untuk menuntut ilmu maupun
mencari pengalaman baru, maka ia akan mendapatkan pengganti dari apa yang ia tinggalkan
baik itu teman, atau seorang yang ia cintai. Penyair juga berpesan bahwa hendaknya
seseorang itu bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu, karena sesuatu itu tidak akan
didapatkan kecuali dengan bersusah payah.
ِ ‫اب َوإِن لَم يَج ِر لَم يَ ِط‬
‫ب‬ َ ‫ط‬َ ‫سا َل‬
َ ‫ان‬ # ُ‫اء يُف ِسدُه‬ َ ‫إِ ِنّي َرأَيتُ ُوقُو‬
ِ ‫ف ال َم‬
Pada bait ketiga penyair berkata bahwa air yang tidak mengalir akan rusak dari segi bau
maupun rasanya dikarenakan tidak ada pergantian air yang baru, akan tetapi air yang
mengalir akan menjadi air yang jernih. Begitu juga dengan seseorang yang hanya menetap di
satu tempat maka ia akan rusak dikarenakan ia tidak mengetahui keadaan disekelilingnya
maupun berubahan yang ada. Akan tetapi orang yang merantau untuk menuntut ilmu,
mencari pengalaman dan pengetahuan yang baru maka keadaannya akan terus berubah ubah,
pengetahuan yang ia miliki semakin luas dan ini akan menjadi bekal dalam hidupnya.
‫ب‬ ِ ‫اق القَو ِس لَم ي‬
ِ ‫ُص‬ ُ ‫سه ُم لَوالَ ِف َر‬
َ ‫َوال‬ # ‫ست‬
َ ‫ب َماافت ََر‬ ُ ‫َواألُسدُ لَوالَ ِف َر‬
ِ ‫اق الغَا‬
Pada bait ini dijelaskan bahwa singa yang merupakan raja hutan yang buas tidak akan
nampak kebuasannya jika ia tetap tinggal disarangnya. Begitu juga anak panah tidak akan
mampu membunuh ataupun melukai jika ia tidak lepas dari busurnya. Seorang juga demikian
halnya, apabila ia tidak pernah meninggalkan rumahnya maka ia tidak akan dapat manfaat
dari apa yang ia miliki, akan tetapi jika ia keluar dari tempat tinggalnya maka ia akan
mendapat manfaat dari orang lain.
‫ب‬
ِ ‫ع َر‬
َ ‫عجم َو ِمن‬ ُ ‫لَ َملَّ َها الن‬
ُ ‫َاس ِمن‬ # ً‫س لَو َوقَفَت في ِ الفُل ِك دَا ِي َمة‬
ُ ‫َوالشَم‬
Matahari merupakan bintang yang memiliki cahaya sangat bermanfaat dan dibutuhkan
oleh semua orang. Akan tetapi jiakalu matahari itu diam dan tidak bergerak maka semua
orang akan bosan. Begitu juga dengan manusia jika ia merupakan orang yang sangat
dibutuhkan kemudian ia tidak pergi untuk menuntut ilmu maka orang akan jemu terhadapnya.
‫ب‬ َ ‫ع ِمنَ ال َح‬
ِ ‫ط‬ ِ ‫َوالعُودُ فِي أَر‬
ٌ ‫ض ِه نَو‬ # ‫ب ُملقًى في ِ أ َ َما ِكنِ ِه‬
ِ ‫َوالتِب ُر َكالتُر‬
Emas yang harganya mahal dan banyak disukai orang, tidak akan berarti jika masih
bercampur di dalam bumi. Begitu juga dengan kayu gaharu yang harum jika bercampur
dengan beberapa kayu maka baunya tidak akan nampak. Akan tetapi baunya akan nampak
jika sudah dibakar. Sama halnya dengan manusia, jika ia hanya diam ditempat tinggalnya
maka kedudukannya sama dengan manusia pada umumnya yang ada di tempat itu yang tidak
memiliki pengalaman, pengetahuan dan keistimewaan. Akan tetapi jika ia keluar mencari
ilmu, pengalaman, dan bersusah payah maka ia akan memilikipengetahuan, pengalaman dan
ilu yang kemudian dapat bermanfaat bagi orang yang ada disekitarnya.
III.PENUTUP
A. Simpulan
Syair yang berjudul ‫التغـرب‬
ّ karya Imam Syafi’i menerangkan bagaimana pentingnya
merantau dan berjuang untuk mencari pengalaman, pengetahuan maupun ilmu. Hal ini telah
dijelaskan dalam syair yang sudah ada. Analisis struktural dalam puisi ini bertujuan untuk
mengungkapkan isi instrinsik puisi. Dan hasil dari analisis ini ialah puisi karya Imam Sayafi’i
apabila dilihat dari bunyi yang ada maka puisi ini menggunakan taf’ilah ‫ مستفعل‬, ‫ متفاعل‬, ‫فاعل‬.
Dan kalau dilihat dari segi diksi yang digunakan ada beberapa pengulanagn kata yang sama
akan tetapi dalam bentuk yang berbeda dan ini menyebabkan keindahan dalam puisi ini
nampak jelas.
Dari segi gaya bahasa telah tampak jelas bahwa gaya bahasa yang digunakan dalam
puisi ini adalah Tasybih yang dimana ini tertera dalam bait ketiga sampai keenam. Selain
unsur tasybih ada juga unsur badi’.
Interpretasi dalam puisi ini adalah pengarang mencoba untuk menyempaikan pesan
kepada para pembaca betapa pentingnya keluar dari kampung halaman ataupun negara untuk
pergi merantau menuntut ilmu ataupun mencari pengalaman sehingga wawasan yang ada
akan semakin bertambah.
B. Saran
Analisis struktural suatu puisi perlu dilaukan secara terus menerus supaya mendapatkan
hasil yang maksimal. Banyaknya bait puisi yang akan dianalisis sangat berpengaruh kepada
hasil analisis. Semakin banyak puisi yang di analisis maka interpretasi maupun analisis
strukturalnya akan semakin banyak dan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai