Anda di halaman 1dari 4

3.

Isytiqaq Akbar

Menurut Emil Badi’ Ya’qub Isytiqaq Akbar adalah adanya hubungan umum
sebagian dari satuan bunyi dengan sebagian makna. Hubungan itu tidak terikat oleh
bunyi suara, melainkan terikat dengan susunan asalnya serta jenis yang termasuk di
dalamnya (Emil, 1982) Dengan kata lain, bahwa isytiqaq Akbar merupakan penukaran
suatu huruf dengan huruf lain yang mirip makhrajnya sehingga mudah diucapkan.
Isytiqaq al-akbar atau juga yang dikenal dengan ibdal al-lughawiy berasal dari bahasa
Arab yaitu baddala – yubaddilu yang artinya mengganti. Ya mendirikan suatu huruf di
tempat huruf yang lain dalam sebuah kata (Muttaqin, 2019). Isytiqaq Akbar atau ibdal
al-lughawiy ini terbagi menjadi dua, yaitu;

1. Ibdal Shorfiy
Ibdal shorfiy adalah mengganti satu huruf dengan huruf lain yang bertujuan
untuk mempermudah mencapai lafaz kata yang paling populer. Atau memudahkan
untuk mencapai akses kata yang biasa digunakan dalam keseharian, seperti
menambahkan atau mengganti suatu huruf dengan huruf wa, ya, alif pada suatu
kata.
Contoh :
- Menukar huruf ‫ واو‬menjadi ‫ ألف‬, pada lafaz ‫ صوم‬menjadi ‫صام‬
- َ ‫ص‬
Menukar huruf ‫ طاء‬menjadi ‫تاء‬, pada lafaz ‫ اصتنع‬menjadi ‫طنَ ََع‬ ْ ِ‫ا‬
2. Ibdal Lughawiy
Ibdal Lughawi merupakan perluasan dari Ibdal Ṣarfi (Muttaqin, 2019). Yang
mana mencakup yang tidak disebutkan di Ibdal Ṣarfi. Ada berbagai perpendapat
ulama yang menyatakan bahwa (Alim, 2020):
1) Ada sebagian ulama yang meluaskan ruang lingkupnya dengan mengatakan
bahwa Ibdal Lughawi mencakup semua huruf hijaiyah.
2) Adapula beberapa ulama lainnya yang menyempitkan ruang lingkupnya dengan
syarat sebagai berikut;
a) Bahwa huruf yang mengganti makhraj-nya harus berdekatan dengan huruf yang
diganti.
b) Dua kata tersebut dapat dikategorikan sebagai kata asal dan kata cabang. Akan
tetapi, hal ini sulit dibedakan mana kata asal dan mana yang kata cabang.
Yang kemudian oleh Fuad Turdzi disimpulkan bahwasannya syarat dari Ibdal
Lughawiy yaitu:
- Makhārijul hurūf memiliki kedekatan (pengucapannya).
Contoh ; ‫ نهق – نعق‬،‫سقر – صقر‬
- Memiliki keserupaan/kesamaan makna.
- Adanya kesamaan dalam pengucapan harakat pada suatu kata.
Contoh ; ‫صقَ َر‬
َ – ‫سقَ َر‬
َ
Berdasarkan contoh-contoh yang disebutkan di atas, ada yang mengatakan bahwa
hal ini bukanlah isytiqāq/derivasi, melainkan merupakan fenomena fonologis
(pengucapan). Demikian dikatakan fonologis karena mereka beranggapan bahwa
terjadi ibdal lughawiy ini disebabkan oleh :
- Kesalahan dalam hal pendengaran, contoh: ‫خطيط & قطيط‬
- Kesalahan dalam hal ucapan yang biasa terjadi pada orang non-Arab, contoh: ‫تقيّأت‬
‫و تفيّأت‬
4. Isytiqaq Kubbar/Al-Naht
Menurut Emil Badi Yaqub isytiqāq kubbār/al-naht adalah membentuk suatu kata
baru dari dua kata atau lebih yang bertujuan untuk menyingkat dan juga memudahkan
dalam mengucapkannya. Contohnya diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu
(Aisyah, 2015):
1. Naht Nisbi
Naht nisbi yaitu menisbahkan atau memberi sifat kepada sesuatu atau seseorang
terhadap pekerjaan dalam bentuk isim. Contoh: kata ‫ الشمس عبد‬menjadi ‫ عبشمي‬dan
kata ‫ بني الحارث‬menjadi ‫ بلحارث‬dan contoh lainnya (Matsna, 2016):
‫عبدري = عبد الدار‬
‫مرقسي = امرئ القيس‬
‫حضرمي = حضر موت‬
2. Naht Fi’li
Naht fi’li yaitu membentuk kata dari suatu kalimat dengan menyingkatnya.
Contohnya kalimat ‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬disingkat menjadi ‫ بسمل‬, contoh lain dari
kalimat ‫ باهلل ال حول وال قوة اال‬disingkat menjadi ‫حوقل‬.
3. Naht Isim
Naht isim yaitu menyingkat dua kata menjadi satu isim. Contohnya ‫جلد وجمد‬
disingkat menjadi ‫جلمود‬.
4. Naht Waṣfi
Naht wasfi yaitu dari dua kata dibentuk menjadi satu kata yang menunjukkan
sifat. Contohnya: ‫ ضبط وضبر‬disingkat menjadi ‫ ضبطر‬artinya menunjukkan sifat kuat
yang dimiliki laki-laki.
Belakangan bahasa Arab menerima bentuk al-naht baru, yaitu;
1. Naht simbolik (al-naht al-rumzi)
a. Naht huruf symbol (harf al-rumzi)
Yaitu merumuskan sebuah kata dari satu atau dua huruf, atau huruf tengah,
atau huruf akhir kata-kata itu, atau dengan tanda lain yang bukan bagian dari
hurufnya itu. Contohnya: huruf ‫ م‬yang bermakna waqf lazim. Tujuannya
untuk memudahkan, menghemat tenaga dan mempersingkat waktu. Contoh
kontemporernya adalah seperti ‫ = د = دكتور‬Dr.
b. al-Naht al-Awā’ili
Yaitu menggabungkan huruf-huruf awal beberapa kata sehingga
membentuk sebuah istilah. Dalam bahasa Inggris disebut acronym, yang
mana banyak dipergunakan untuk sebuah lembaga atau organisasi baik
nasional maupun internasional. Misalnya ‫ = أوبيك‬OPEC, ‫ = الناسا‬NASA,
‫ = اليونيسكو‬UNESCO dan lain-lain.
2. al-Naht min al-Murakkabāt atau al-Tarkib al-Majziy
Yaitu menggabungkan dua kata dan menjadikannya sebuah nama tanpa
mengurangi bentuk apapun dari keduanya. Contoh klasik dari naht ini yaitu
‫حضرموت‬. Pengabungan kata jenis ini dibuat dengan mengurangi beberapa huruf
asli dan merubahnya, lalu digabung membentuk satu kata. Contoh lainnya
adalah kata ‫ اسطرالب‬merupakan gabungan dari kata‫ اصطر و البون‬.
Naht tarkīb mazji ini dibagi menjadi tiga jenis (Matsna, 2016):
a) al-Naht wa al-Tarkīb, yaitu istilah bahasa baru yang dibentuk dengan dua sisi
yang menunjukkan satu hakikat ketika telah disatukan antar unsur-unsur
aslinya. Jenis ini digunakan untuk nama tokoh contohnya ‫سيبويه‬. Jenis ini
termasuk murakkab ittiba’i yang mana untuk menyebutkan keterangan waktu
dan tempat juga sifat; contoh dari naht ini yaitu ‫صباح الخير‬.
b) al-Naht al-Muwāfaq, yaitu beberapa kata yang dikonfigurasikan secara
sempurna dan telah terkenal penggunaannya. Contohnya ‫ البسملة‬dibuat setelah
kata bismillāh terkenal. Contoh kontemporernya adalah kata ‫ فحميال‬yang artinya
carbonyle/karbonil, ‫ نمليال‬yang artinya formyle/ formil, ‫ غوليل‬artinya
alcoyle/alkohol.
c) al-Naht al-Khās, memiliki dua bentuk yaitu pertama, istilah-istilah yang
merupakan berasal dari isim, huruf, dan dhamir. Misalnya kata ‫(عن وعن) ْال َع ْن َعنَة‬,
‫ الكيفية‬berasal dari ‫ية‬+‫كيف‬, dan lain-lain. Bentuk kedua, adalah susunan
penegasian (lam nafiyah) yang ditambah dengan alif lam di awalnya. Contoh:
kata ‫ = االلمحادودي‬unlimited, ‫ = االلمركازي‬decentralization, dan lain sebagainya
(Elmgrab, 2016).

Daftar pustaka
Aisyah, D. (2015). Analisis isytiqāq dalam kajian fikih lughah dan
pengajarannya. Ta’dib, 18(1), 98-105.
Alim,S. (2020). Isytiqāq dalam bahasa Arab.
Elmgrab, R. A. (2016). The creation of terminology in Arabic. American
International Journal of Contemporary Research, 6(2), 75-85.
Matsna, M. (2016). Kajian semantik Arab klasik dan kontemporer. Jakarta:
Kencana.
Muttaqin, Z. (2019). Mudzakirah fiqh lughah. Jakarta: FITK Press.
https://www.academia.edu/8344734/Isytiqāq dalam bahasa Arab, diakses pada
Rabu, 10 Mei 2023.
Ya’kub, Badi’ Emil. 1982. Fiqhu al-Lughah wa Khasaaisuha. Beirut: jami
huquq al-mahfudhah.

Anda mungkin juga menyukai