Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KONFIKS
Konfiks merupakan salah satu alat pembentukan kata dalam bahasa Arab.
Pembahasan tersebut masuk dalam lingkup pembahasan morfologi. Fungsi konfiks
adalah merubah bentuk kata menjadi kata yang lain. Penjelasan di atas didukung oleh
pendapat Al-Hulli (2000: 87) yang menyatakan bahwa morfologi mengkaji perubahan
kata menjadi kata yang lain. Penggabungan morfem merupakan masalah yang menjadi
perhatian dalam bahasa Arab. Morfem yang disusun dalam pembentukan kata dalam
bahasa Arab adalah morfem terikat) (‫ المرفم المقيد‬dan morfem bebas(‫ )المرفيم الحر‬sehingga
mampu menghasilkan kata baru yang maknanya dikehendaki oleh penutur atau penulis.
Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan di antara
kata dasar. Kata "konfiks" berasal dari bahasa Latin con- (dengan), dan -fix (tambahan).
Afiks ini sering dijumpai di dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di
Indonesia. Contoh di dalam bahasa Indonesia bersenang-senanglah, dibagikan, dan
mempertanggung jawabkan. Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari
perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk satu kesatuan.
Konfiks atau Kombinasi afiks merupakan penggabungan beberapa jenis afiks dalam
satu akar kata, atau afiks tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah
(Kridalaksana, 2008: 140). Misalnya dalam bahasa Arab: ikhmarro ( ‫’ )اخما ّر‬sangat merah’
(Ali,-:40) mendapat afiks berupa kombinasi afiks‫ ا‬dan geminasi(penggandaan),
iqsha’arro(‫’) اقشع ّر‬sangat mengkerut’ (Ali,-:45). Begitu juga pada contoh kedua mendapat
afiks berupa kombinasi afiks ‫ ا‬dan -‫ ّـ‬geminasi(penggandaan).
Kombinasi afiks dalam bahasa Arab bisa melekat pada akar kata yang terdiri dari tiga
konsonan 1 (K1, K2, K3) dan empat konsonan (K1, K2, K3. K4). Kombinasi afiks yang
melekat pada akar kata tiga konsonan antara lain: kombinasi Ta dan hamzah, kombinasi
Alif dan ta , kombinasi Alif, kombinasi hamzah dan geminasi(penggandaan) lam fiil,
kombinasi hamzah, pengulangan konsonan kedua dan penambahan wawu di antara a’in
fi’il, kombinasi hamzah dan nun, dan kombinasi hamzah dan geminasi(penggandaan)
lam. Adapun kombinasi afiks yang melekat pada fiil rubaii mujjarod atau kata kerja yang
terdiri dari empat konsonan antara lain: kombinasi Alif dan nun dan kombinasi alif dan
geminasi(penggandaan) K4.

1
K1,K2,K3,K4. K adalah singkatan konsonan pembangun morfem bebas dalam bahasa Arab. Angka
merupakan pola urutan konsonan dalam pembentukan kata

1
Beberapa kombinasi afiks tersebut setelah melekat pada fiil mujarrod akan
mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna fiil mujarrod (verba yang masih
asli belum ada penambahan afiks). Untuk mengetahui makna kombinasi afiks tersebut
maka dalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa makna tiap-tiap kombinasi afiks.

2. FUNGSI DAN MAKNA AFIKS


a) Fungsi Afiks
Ramlan (1980: 98) memberikan gambaran dan beberapa contoh sebagaimana
berikut untuk mendefinisikan fungsi afiks. Kata makan dan minum termasuk
golongan verbal, setelah mendapat afiks -an menjadi makanan dan minuman, kata
tersebut termasuk golongan kata nominal. Bahasa Arab juga memiliki prilaku
morfologis seperti itu. Kata waraqun dan thamarun merupakan golongan kata
nomina, setelah mendapat imbuhan prefiks hamzah( ‫ ) أ‬menjadi ‫اورق‬ ‫ر‬DDD‫ثم‬
‫أ‬merupakan golongan kata kerja. Maka dapat didefinisikan bahwa fungsi sufiks –
an pada contoh dalam bahasa Indonesia di atas adalah mengubah kata kerja
menjadi kata benda. Pada contoh bahasa Arab di atas prefiks –‫ أ‬berfungsi
mengubah kata benda menjadi kata kerja.
Kata cangkul, gunung, dan batu termasuk golongan kata nominal. Setelah
mendapat afiks men- menjadi mencangkul, menggunung, dan membatu, maka
kata-kata tersebut termasuk golongan kata verbal. Maka dapat dikatakan bahwa
afiks men- disini berfungsi sebagai pembentuk kata verbal.
Kata hajarun ’batu’, daqiqun ’tepung’, dan jabalun ’gunung’ termasuk
golongan kata nominal setelah mendapat penambahan sufiks –‫ي‬ menjadi
daqiqiy, hajariy dan jabaliy, kata-kata tersebut termasuk golongan adjektiva, atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sufiks –y berfungsi sebagai pembentuk
adjektiva.
Beberapa perubahan dari satu kelas kata menjadi kelas kata lain sebagai akibat
penambahan afiks disebut sebagai fungsi gramatik atau hanya sering disebut
fungsi afiksasi dalam kajian morfologi (Ramlan, 1980: 98). Selain memiliki
fungsi gramatikal, afiksasi juga memiliki fungsi semantik. Fungsi semantik lebih
lanjut sering disebut dengan makna afiksasi dalam kajian morfologi. Pembahasan
tentang makna atau fungsi semantik akan kami paparkan pada sub bahasan
berikut.

2
b) Makna Afiks
Makna merupakan istilah yang paling ambigu dan paling kontroversial dalam
teori tentang bahasa. Dalam the meaning of meaning, Ogden dan Richard tidak
kurang mengumpulkan dari 16 definisi yang berbeda bahkan menjadi 23 jika tiap
bagian kita pisahkan(-: 65). Kekaburan itu sebenarnya dapat dikurangi dengan
mempersempit perhatian ke arah makna kata saja. Banyak unsur lain selain kata
yang mempunyai makna tertentu. Dari segi definisi, semua morfem yang
signifikan dan begitu pula kombinasi-kombinasi tiap-tiap morfem itu masuk dan
berbagi makna memegang peranan masing-masing dalam keseluruhan makna
ujaran.
Meaning atau makna secara umum dapat didefinisikan bentuk pengetahuan
yang bersifat empirik yang tersimpan dan diungkapkan dalam bahasa yang
berstruktur dan dalam bahasa yang bersifat data. Meaning, kalau kita menjelaskan
meaning kita harus menganalogikan dengan istilah lain yang berkaitan dengan
kata meaning contohnya, ada leksikal meaning, interpersonal meaning,
grammatical meaning, linguistic meaning, utterence meaning, sentence meaning
dll. Meaning adalah arti atau makna yang merupakan hasil abstraksi manusia
terhadap realita yang diinderanya. Makna ada pada abstraksi manusia. Jadi yang
lebih ke sistem pengetahuan adalah meaning. Sementara itu, makna yang
dikehendaki dalam tesis ini adalah makna afiks atau makna yang muncul akibat
melekatnya afiks.
Makna afiks atau sering disebut fungsi semantik (Ramlan, 1980: 98) misalnya
kata laptop. Kata tersebut telah memiliki arti leksikal. Akibat melekatnya afiks
ber- pada kata itu, berubahlah arti leksikalnya menjadi ‘mempunyai laptop’.
Bahasa Arab juga mempunyai prilaku seperti bahasa Indonesia untuk
mengungkapkan makna tertentu misalnya kata ’Hajaza’ mempunyai arti leksikal
‘negara Hijaz’ setelah mendapat penambahan afiks hamzah ‫ أ‬maka akan menjadi
Ahjaza memunculkan makna baru yang disebut fungsi semantik ‘menuju Hijaz’.
Maka dapat dikatakan bahwa prefiks hamzah mempunyai makna menuju sesuai
makna yang ada dalam bentuk dasar.
Hal ini sesuai yang telah dijelaskan oleh Ahmad Samiyah dan Nabilah Abbas
(Dalam muhadarah wa tatbiqot fi ilmi al-Dalalah) bahwa makna dalam bahasa
Arab bisa terjadi akibat pertama, Perbedaan jenis verba (madhi, mudhori’, dan

3
amar)2 dan kedua, akibat perbedaan bentuk verba (mujarrod dan mazid) dalam
bahasa Arab berpengaruh pada perubahan makna. Umar (1983: 53) juga
menjelaskan bahwa afiksasi dan internal change dapat menyebabkan perubahan
makna. Hal ini menurut Ibnu Jinni termasuk dalam kajian Semantik Morphologi,
Ibnu Jinni membagai kajian semantik morphologi dalam bahasa Arab menjadi
tiga. Pertama, Dalalah al-Lafziyah. Kedua, dalalah al-Sina’iyah. Ketiga, dalalah
al-Ma’nawiyah.
a. Adapun yang dimaksud dengan makna-makna tersebut adalah sebagai
berikut: Dalalah al-Lafziyah adalah makna yang timbul sebagai akibat
perbedaan fonem yang menyusun sebuah kata.
Contoh: Q–w-m
S – m -a
Perbedaan fonem yang ada pada kedua contoh tersebut membedakan
makna. Fonem q-w-m bisa berati berdiri, sedangkan fonem s-m-a
berati mendengar. Makna tersebut hanya dilihat dari fonem yang
menyusun pembentukan kata tersebut.
b. Dalalah al-Sina’iyah adalah makna yang muncul sebagai akibat
perbedaan wazan yang membentuk suatu kata.
Contoh: Qotala ’membunuh’
Qotala ’saling membunuh’
Dua contoh tersebut sama-sama tersusun dari fonem yang sama(q-t-l)
tetapi mempunyai makna yang berbeda karena dibentuk dari wazan
yang berbeda. Contoh pertama dibentuk dari wazan yang thulasi
mujjarod(verba asli yang terdiri dari 3 konsonan) dan contoh yang
kedua terbentuk dari fi’l al-Mazid (verba berafiks). Afiks yang melekat
pada contoh kedua adalah infiks alif.
c. Dalalah al-Ma’nawiyah adalah makna yang muncul karena adanya
proses internal change.
Contoh: Yadhribu ’sedang memukul’
Madhrubun ’ yang dipukul’

2
Perbedaan jenis verba(ma>d{i, mud}o>ri’, dan amar) tidak merubah makna leksikal hanya berfumgsi sebagai
pemarkah kala dan tenses dan sekaligus sebagai pemarkah deklinasi nomina pronomina, dan adjektiva, dan
konjugasi verba. Sehingga afiks sebagai pembeda jenis verba, jika di kaitkan dengan teori yang dikemukakan
Kridalaksana (2008: 93) termasuk tergolong sebagai afiks infleksional.

4
Makna yang muncul pada kedua contoh tersebut berbeda karena
adanya proses internal change.
3. HASIL TEMUAN
a. Kombinasi Ta /‫ ت‬/ dan alif / ‫ ا‬/
 Proses Pembentukan Kombinasi Ta /‫ ت‬/ dan alif / ‫ ا‬/
Afiksasi alif dan ta pada akar kata mempunyai kaidah tersendiri untuk
meletakkan afiks (‫ )ت‬dan alif ( ‫) ا‬. Pada jenis kombinasi afiks ini, ta /‫ ت‬/
diletakkan pada awal kata sedangkan alif ‘‫ ’ا‬diletakkan setelah konsonan
pertama (K1) pada akar kata. Afiksasi pada konfiks ini kata dasarnya banyak
diambil dari verb, sedangkan bentuk dasar nomina sangat jarang ditemui,
begitu juga kata dasar yang berasal dari adjektiva sangat jarang ditemui, dari
hasil pencarian dalam kamus al-Asri hampir semua kata dasar yang mengikiti
wazan ‫ تفاعل‬merupakan verba. Hal itu bisa dilihat dari tabel kombinasi afiks
Ta(‫ ) ت‬dan alif( ‫ ) ا‬pada kamus Al-Asri berikut:
Tabel 1 Data afiks Ta /‫ ت‬/ dan alif / ‫ ا‬/
No Lafadz Terjemah Halaman
1 ‘taba ‘ada’َ‫تَبَا َعد‬ Saling berjauhan 494
2 َّ‫‘ تَ َماس‬tamassa’ Saling bersinggungan 571
4 ‫’ تَ َوا َع َد‬tawa ‘da Saling berjanji 606
4 َ‫‘ تَيَا َمن‬tayamana Mendahulukan kanan 1590
5 ‫‘ تَاَل َو َم‬talawama’ Saling mencela 564
6 َ‫‘ تَبَايَن‬tabayana Berlainan, berikhtilaf 495
7 ‫‘ تَ َعاطَى‬ta ‘ata Melaksanakan, mengambil 509
8 ‫‘ تَاَل قَى‬talaqa Bertemu 562
9 ‫‘ ت ََوا َرى‬tawara Bersembunyi 604
10 ‫‘ تَداَ َوى‬tadawa Berobat 444
11 ‫‘ تَ َسا َء َل‬tasa’ala’ Saling bertanya 471
12 ‫‘ تَ َماَأَل‬tamala’a’ Saling menolong 571
13 َ ‫‘ تبَا َ َح‬tabahatha’
‫ث‬ Saling berdiskusi 492
14 َ ‫‘ تَبَا َخ‬tabakhasa’
‫س‬ Saling menipu 492
15 َ ‫‘ تبَاَد‬tabadaha’
‫َح‬ Saling melempar dengan 492
16 ‫‘ تَبَاد ََر‬Tabadara’ Bergegas-gegas 492

5
Untuk memperjelas bagaimana proses pembentukan kombinasi afiks ini maka
akan dijelaskan dengan tabel di bawah ini.
Tabel 2 Proses pembentukan kombinasi Ta /‫ ت‬/ dan alif / ‫ ا‬/
No Kata berafiks Bentuk dasar Bentuk akar Afiks Terjemahan bentuk dasar

1 ‘taba ‘ada’َ‫تَبَا َعد‬ ‫’بَ ُع َد‬ba ‘uda’(Adj) ‫د‬-‫ع‬-‫‘ ب‬b- ‘a-d’ ‫ا‬-‫ت‬ Jauh

2 َّ‫‘ تَ َماس‬tamassa’ َّ‫‘ َمس‬massa’(V) ‫س‬-‫س‬-‫ ’م‬m-s-s’ ‫ا‬-‫ت‬ Menyentuh

4 ‫’ ت ََوا َع َد‬tawa ‘da ‫‘ َو َع َد‬wa ‘da’(V) ‫د‬-‫ع‬-‫‘ و‬w- ‘-d’ ‫ا‬-‫ت‬ Berjanji

4 َ‫‘ تَيَا َمن‬tayamana َ‫‘ يَ َمن‬yamana’(V) ‫ن‬-‫م‬-‫’ي‬y-m-n’ ‫ا‬-‫ت‬ Datang dari arah kanannya

5 ‫‘ تَاَل َو َم‬talawama’ ‫‘ َأَل َم‬lama’(V) ‫ م‬-‫و‬-‫ ‘ ل‬l-w-m’ ‫ا‬-‫ت‬ Mencela, mengecam

6 َ‫‘ تَبَايَن‬tabayana َ‫‘ بَان‬Bana’(Adj) ‫ن‬-‫ي‬-‫’ب‬b-y-n’ ‫ا‬-‫ت‬ Tampak, jelas

7 ‫‘ تَ َعاطَى‬ta ‘ata ‫‘’عَاطَا‬ata’(V) ‘a-t’ ‫ي‬-‫ ط‬-‫ع‬ ‫ا‬-‫ت‬ Mengambil

8 ‫‘ تَاَل قَى‬talaqa ‫‘ لَقِ َي‬laqiya’(V) ‫ي‬-‫ق‬-‫ل‬l-q-y ‫ا‬-‫ت‬ Bertemu dengan

9 ‫‘ ت ََوا َرى‬tawara ‫‘ َو َرى‬wara’ (V) ‫ى‬-‫ر‬-‫’و‬w-r-y’ ‫ا‬-‫ت‬ menimpa paru-parunya

10 ‫‘ تَداَ َوى‬tadawa ‫‘ َد َوي‬dawa’(V) ‫ي‬-‫و‬-‫‘ د‬d-w-y’ ‫ا‬-‫ت‬ Jatuh sakit

11 ‫‘ تَ َسا َء َل‬tasa’ala’ ‫‘ َسَأ َل‬sa’ala’(V) ‫ل‬-‫أ‬-‫‘ س‬s-’a-l’ ‫ا‬-‫ت‬ Meminta, bertanya

12 ‫‘ تَ َماَأَل‬tamala’a’ ‫‘ َمَأَل‬mala’a(V)’ ‫أ‬-‫ل‬-‫‘ م‬m-l-’a’ ‫ا‬-‫ت‬ Memenuhi, mengisi

13 َ ‫‘ تبَا َ َح‬tabahatha’
‫ث‬ َ ‫‘ بَ َح‬bahatha’(V)
‫ث‬ ‫ح‬-‫ب‬- ‘b-h-th’ ‫ا‬-‫ت‬ Mencari

14 َ َ‫‘ تَبَاخ‬tabakhasa’
‫س‬ ‫َس‬
َ ‫‘ بَخ‬bakhasa’(V) ‫خ‬-‫ب‬- ‘b-kh-s’ ‫ا‬-‫ت‬ Mengurangi

15 َ ‫‘ تبَاَد‬tabadaha’
‫َح‬ ‫َح‬
َ ‫‘ بَد‬badaha’(V) ‫ح‬-‫د‬-‫‘ ب‬b-d-h’ ‫ا‬-‫ت‬ Memukul

16 ‫‘ تَبَاد ََر‬Tabadara’ ‫‘ بَد ََر‬badara’(V) ‫ر‬-‫د‬-‫‘ ب‬b-d-r’ ‫ا‬-‫ت‬ Bergegas-gegas

 Makna Dan Fungsi


Dari tabel 2 dapat dilihat hanya terdapat dua verba yang bentuk dasar berupa
nomina dan satu verba yang bentuk dasarnya berupa adjektiva. Seperti kata-kata di
bawah ini.
Konfiks +N = Kata berafiks
‫= تداوى‬ ‫ا‬-‫ت‬ + ‫دواء‬
Alif ta + dawaun = tadawa
‫ ا‬-‫ت‬ + ‫أنف‬ = ‫تأنف‬
Alif ta + anfun = taanafa
Konfiks + adj = Kata berafiks
‫ ا‬-‫ت‬ + ‫يمين‬ = ‫تيامن‬
Alif ta + yaminun = tayamana

6
Kata ‫داوى‬DD‫“ ت‬Berobat” berasal dari nomina ‫“ دواء‬obat”, dan ‫أنف‬DD‫“ ت‬Saling
memukul hidung” berasal dari nomina ‫“ أنف‬hidung”, sehingga nomina tersebut
membentuk verba denominal. Begitu juga, verba yang bentuk dasarnya berupa
adjektiva sangat sedikit. Penulis hanya menemukan satu dalam kamus Al-asri yaitu
verb ‫ تيامن‬berasal dari adjektiva ‫“ يمين‬bagian kanan”. Ketiga kata tersebut berubah
dari identitas leksikalnya yaitu dengan merubah kelas kata.
Begitu juga verba yang bentuk dasarnya dari verba itu sendiri berubah
identitas leksikalnya tetapi tidak merubah kelas kata hanya merubah maknanya.
Seperti kata-kata di bawah ini( tidak disebutkan semua)
Verb + Afiks = Kata berafiks
‫ بايع‬+ ‫ت‬ = ‫تبايع‬
‫ باعد‬+ ‫ت‬ = ‫تباعد‬
‫ ماس‬+ ‫ت‬ = ‫تماس‬
‫ حادث‬+ ‫ت‬ = ‫تحادث‬
Misalnya: ‫ايع‬DDD‫" تب‬saling berjualan” (V) berasal dari‫اع‬DDD‫( ب‬V), ‫“ تباعد‬saling
menjauh”(V) berasal dari ‫( بعد‬V) “menjauh”, ‫(تماس‬V) ”saling menyentuh” berasal
dari ّ‫( مس‬V)”menyentuh” dan lain-lain.
Akibat pertemuan afiks ta (‫) ت‬ dan Alif ( ‫ ) ا‬dengan bentuk dasarnya,
timbullah bermacam-macam makna. Makna yang sering dijumpai dalam penggunaan
afiks ini adalah:
Menyatakan makna resiprokal. Misalnya pada kata tazaraba “saling
memukul”, tasalaha “saling berdamai”, Talawama “saling mencela”, Tamassa “saling
bersinggungan”, tawa’ada “saling berjanji”, Ta anafa “saling memukul hidung”,
tasa’ala “saling bertanya”, Tamala’a “saling menolong”, Tabahatha “saling
berdiskusi”, Tabakhasa “saling menipu”, Tabadaha “saling melempar”, Tabadala
“saling tukar menukar”, Tabaghay “saling mendolimi”, Tabahay “saling
membanggakan diri”, Tabaya’a “saling menjual”.
Misal:
(1) ‫صالِ ٌح َو ُع َم ٌر‬
َ ‫ب‬
َ ‫ار‬
َ ‫َض‬
َ ‫ت‬
Tazoroba solihu wa umaru
Saling memukul Solih dan Umar
Solih dan Umar saling memukul
(2) ‫صالَ َح القَوْ ُم‬
َ َ‫ ( ت‬Ma’sum, - : 20)
Tasolaha al-qoum
7
Saling berdamai kaum itu
Kaum itu saling berdamai
Menyatakan makna berpura-pura seperti yang makna yang ada dalam bentuk
dasar. Misalnya pada kata tabakay ‘berpura-pura menangis’, Tajahala ‘berpura-pura
bodoh’, Tabalada ‘berpura-pura bodoh’, tahallay ‘berpura-pura kagum’.
(3) ‫تَبَا َكى ُأ ْختًى فِى ال ُغرْ فً ِة‬
Pura-pura menangis saudaraku di kamar
Saudara perempuanku pura-pura menangis di kamar
ِ ْ‫خَ اِل ٌد عَل َى الدَّر‬
(4) ‫س تَ َجاهَ َل‬
Tajahala kholid a’la al-darsi
Berpura-pura bodoh kholid terhadap pelajaran itu
Berpura-pura bodoh kholid terhadap pelajaran itu
(5)َ‫س تَبَالَد‬ َ ‫خَالِ ٌد ع‬
ِ ْ‫َلى الدَّر‬
Berpura-pura bodoh kholid terhadap pelajaran itu
Berpura-pura bodoh kholid terhadap pelajaran itu
Menyatakan bahwa perbuatan yang terjadi dilakukan secara bertahap.
Misalnya pada kata Tawarada ”berdatangan”, Tataba’a “ikut turun”.
ُّ ‫ت ََوا َر َد‬
(6) ‫الطالَّبُ فِى ال َم ْد َر َس ِة‬
Berdatangan Para siswa itu di sekolah
Para siswa itu berdatangan di sekolah
َ ‫( ثُ َّم تَتَابَ َع‬Husain, Rohman, dan Fadil, 2004: 17)
(7) ‫الوحْ ُي َحتّي َوفَاِتِه‬
Kemudian ikut(turun) wahyu sampai wafatnya
Kemudian wahyu turun sampai wafatnya
Menyatakan makna menjadi........seperti keadaan yang tersebut pada bentuk
dasar atau menyatakan makna proses. Misalnya pada kata taba’ada “menjadi jauh”,
Tathaqala “menjadi berat”. Misalnya:
ُ ‫َك ِري ٍْم فَتَبَا َعدَا ِم ْن لَ ْيلَى بَا َع ْد‬
(8) ‫ت‬
Saya menjauhkan laila dengan karim maka dia menjauh
Saya menjauhkan laila dengan karim maka dia menjauh
(9) ‫تَثَاقَ َل اإِل نَا ُء َأِل َّن يَ ِز ْي ُدهُ ِمنَ ال َما ِء‬
Menjadi berat wadah karena ditambah sebagian air
Wadah itu menjadi berat karena di tambah air

8
Dari beberapa makna afiks di atas, afiks yang sangat sering muncul adalah
makna resiprokal. Adapun untuk menentukan makna afiks yang lain ketika berada
dalam kalimat adaalah siyaqul kalam3 yang digunakan untuk menentukannnya
b. Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta(‫) ت‬
 Proses Pembentukan Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta(‫) ت‬
Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta (‫ ) ت‬hanya melekat pada bentuk dasar
verba dan nomina. Tetapi afiksasi pada Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta (‫) ت‬
bentuk dasar didominasi oleh verba, sedangkan afiksasi yang bentuk
dasarnya nomina sangat jarang ditemui. Hal itu, bisa dilihat dari hasil
pencarian pada kamus al-Asri dan proses pembentukannya di bawah ini.
Tabel 3 Data Konfiks Hamzah ( ‫ ) إ‬dan Ta(‫) ت‬
No LAFADZ TERJEMAH HAL
1 ‫' ِإجْ تَ َم َع‬ijtama 'a' Bertemu dengan, bergabung, berhimpun 27
2 ‫‘ ِإ ْمتَ َّد‬imtadda’ Membentangkan, menghamparkan 216
4 َ َّ‫‘ ِإت‬ittasala’
‫ص َل‬ Bersambung 18
4 ‫‘ ِإتَّ َس َر‬ittasara’ Mudah 1589*
5 ‫’ِإ ْعتَا َد‬I ‘tada’ Membiasakan 154
6 ‫‘ ِإ ْشت ََرى‬ishtara’ Membeli 141
7 ‫‘ ِإتَّقَى‬ittaqa’ Takut kepada, berhati-hati terhadap 19
8 ‫‘ ِإرْ تً َوى‬irtawa’ Minum sampai puas 76
9 َ‫‘ ِإْئتَ َمن‬I’tamana’ Menganggap dapat dipercaya 41*
10 ‫س‬َ ‫‘ ِإ ْبتََأ‬ibta’asa’ Bersedih, berduka cita 5
11 ‫‘ ِإجْ ت ََرَأ‬ijtara’a’ Berani 26
12 َ ‫ ِإ ْخت‬ikhtara’
‫َار‬ Memilih 48
14 ‫‘ ِإ ْعتَدَى‬I ‘tada’ Menganiaya 154
14 ‫‘إ ْبتَد ََر‬ibtadara’ Mendahului, mengantisipasi 5
15 ‫‘ اِ ْبتَ َد َع‬ibtada ‘a’ Berbuat bid’ah 5

Untuk memperjelas bagaimana proses pembentukan konfiks Alif (‫ ) إ‬dan ta(‫)ت‬. Maka
akan dijelaskan dengan tabel di bawah ini dan juga untuk mengetahui makna dan fungsi afiks
pada konfiks ini, maka akan dijelaskan bagaimana proses pembentukannya. Untuk itu juga
akan dipaparkan proses pembentukan konfiks hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta(‫) ت‬, pada tabel di bawah ini.

3
Struktur kalimat

9
Tabel 4 Proses pembentukan kombinasi Hamzah ( ‫ ) إ‬dan ta(‫) ت‬
No Kata berafiks Bentuk dasar Bentuk akar/asal Terjemahan
1 ‫' ِإجْ تَ َم َع‬ijtama 'a' ‫‘ َج َم َع‬jama ‘a’(V) ‫ع‬-‫م‬-‫‘ ج‬j-m- ‘a’ ‫ت‬-‫ا‬ Mengumpulkan
2 ‫‘ ِإ ْمتَ َّد‬imtadda’ ‫‘ َم َّد‬Madda’(V) ‫د‬-‫د‬-‫‘ م‬m-d-d’ ‫ت‬-‫ا‬ Membentangkan
4 َ َّ‫‘ ِإت‬ittasala’
‫ص َل‬ ‫ص َل‬
َ ‫‘ َو‬wasala’(V) ‫ل‬-‫ص‬-‫‘ و‬W-sh-l ‫ت‬-‫ا‬ Sampai ke. Datang
4 ‫‘ ِإتَّ َس َر‬ittasara’ ‫‘ يَ َس َر‬yasara’(Adj) ‫ر‬-‫س‬-‫‘ ي‬Y-s-r’ ‫ت‬-‫ا‬ Mudah, gampang
5 ‫’ِإ ْعتَا َد‬I ‘tada’ ‫’‘ عَا َد‬Ada’(V) ‫د‬-‫ ا‬-‫’‘ ع‬A-d’ ‫ت‬-‫ا‬ Kembali
6 ‫‘ ِإ ْشت ََرى‬ishtara’ ‫‘ َش َرى‬Shara’ (V) ‫ى‬-‫ر‬-‫‘ ش‬Sh-r-y’ ‫ت‬-‫ا‬ Membeli
7 ‫‘ ِإتَّقَى‬ittaqa’ ‫‘ َوقَى‬Waqa’ (V) ‫‘ وقى‬w-q-y’ ‫ت‬-‫ا‬ Menjaga
8 ‫‘ ِإرْ تً َوى‬irtawa’ ‫ى‬
َ ‫‘ َر ِو‬Rawiya’(V) ‫ى‬-‫و‬-‫‘ ر‬r-w-y’ ‫ت‬-‫ا‬ Minum dengan puas
9 َ‫‘ ِإْئتَ َمن‬I’tamana’ َ‫‘ يَ ِمن‬Yamina’(adv) ‫ن‬-‫م‬-‫‘ ي‬y-m-n’ ‫ت‬-‫ا‬ Dari arah kanannya
10 ‫س‬َ ‫‘ ِإ ْبتََأ‬ibta’asa’ ‫س‬َ ‫‘ بَِئ‬Ba’isa’(Adj) ‫س‬-‫ئ‬-‫‘ ب‬b-‘a-s’ ‫ت‬-‫ا‬ Celaka, sial
11 ‫‘ ِإجْ ت ََرَأ‬ijtara’a’ ‫‘ َج ُرَأ‬Jaru’a’(adj) ‫أ‬-‫ر‬-‫‘ ج‬J-r-‘a’ ‫ت‬-‫ا‬ Berani
12 َ ‫ ِإ ْخت‬ikhtara’
‫َار‬ ‫‘ خَ ا َر‬Khara’(V) ‫ر‬-‫ا‬-‫‘ خ‬kh-r’ ‫ت‬-‫ا‬ Memilih
14 ‫‘ ِإ ْعتَدَى‬I ‘tada’ ‫‘ َعدَى‬Ada’ (V) ‫ى‬-‫د‬-‫’‘ ع‬A-d’ ‫ت‬-‫ا‬ Lari
14 ‫‘إ ْبتَد ََر‬ibtadara’ ‫‘ بَ َد َر‬Badara’(V) ‫ر‬-‫د‬-‫‘ ب‬B-d-r’ ‫ت‬-‫ا‬ Bergegas,
15 ‫‘ اِ ْبتَ َد َع‬ibtada ‘a’ ‫‘ بَ َد َع‬Bada ‘a’(V) ‫ع‬-‫د‬-‫‘ ب‬B-d-‘a’ ‫ت‬-‫ا‬ Mencipta

Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa afiksasi yang bentuk dasarnya nomina hanya
satu yaitu kata ikhtabaza (V) berasal dari khubzun (N) “roti” sehingga memmbentuk verba
denominal. Sedangkan, selain bentuk dasar nomina bentuk dasar konfiks pada kolom di atas
semuanya adalah verba. Verba-verba tersebut nantinya akan mengalami perubahan identitas
leksikal dari bentuk dasarnya setelah mendapat penambahan konfiks.
 Makna Dan Fungsi Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬Dan Ta(‫) ت‬
Kombinasi hamzah ( ‫ ) إ‬Dan Ta(‫ ) ت‬berfungsi sebagai pembentuk verba. Hal
ini bisa dilihat pada contoh kata di bawah ini.
N + afiks = kata berafiks
‫خبز‬ +‫أ‬ = ‫‘ إختبز‬mengambil roti’
Pada contoh di atas kata khubzun (N) ‘roti’ berubah dari kelas katanya
menjadi ikhtabaza (V). Proses pengafikan dengan menggunakan afiks hamzah dan ta
memunculkan beberapa kemungkinan makna antara lain:
a) Menyatakan makna ’kausatif’ atau menyatakan makna menjadi..... seperti makna
yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya pada kata ijtama’a "mengumpulkan”,

10
intasara ”menjadi menang”, ibtahaja ”bergembira”, i’taday ”membiasakan”,
ibta’asa ”menjadi sedih”, ibta’ada ”menjadi jauh”. Contoh:
ُ ‫ ( اِإل بِ َل فَإجْ تَ َم َع َج َمع‬Ma’sum, - : 24)
(10) ‫ْت‬
Saya mengumpulkan unta maka unta itu menjadi berkumpul
Saya mengumpulkan untamaka unta itu menjadi berkumpul
َ ‫َوإ ْنت‬
(11) َ‫َص َرفِ ْيهَا ال ُم ْسلِ ُموْ ن‬
Menjadi menang didalamnya(perang) perang islam
Umat islam menjadi menang dalam peperangan itu
b) Menyatakan makna mengambil atau membuat seperti makna yang tersebut pada
bentuk dasar. Misalnya pada kata ihtabaza “mengambil roti”.
(12‫ ( ( اِحْ تَبَزَ زَ ْي ٌد‬Ma’sum, - : 24)
Mengambil roti zaid
Zaid mengambil roti
c) Menyatakan makna sangat .... seperti makna yang tersebut pada bentuk dasar.
Misalnya pada kata iktasaba “bekerja keras”, ightadaba “Sangat membenci”.
(13) َ ‫لِ َم ِع ْي َش ِة َعاًَئلتِ ِه َعلِ ٌّي ِإ ْكتَ َس‬
‫ب‬
Bekerja keras ali untuk menghidupi keluarganya
Ali bekerja keras untuk menghidupi keluarganya
َ ‫ب اليَهُوْ ُد القً ْد‬
(14) ‫م‬1948 ‫س ال َّشرْ قِيَّةَ عاَم‬ َ َ‫( ِإ ْغت‬Husain, Rohman, dan Fadil, 2004: 10)
َ ‫ض‬
Sangat membenci yahudi palestina timur sejak tahun 1948 M
Yahudi sangat membenci palestina timur sejak tahun 1948 M
d) Menyatakan makna saling atau resiprokal. Misalnya pada kata ikhtasama “saling
bersitegang”, ijtalada “saling memukul”, ijtanaba “saling menjauhi”.
ٍ ‫َص َم بَلِ ْس ِطنَ َو اِ ْسرَِئلِيَونَ ُم ْن ُذ َز َمنً َم‬
(15)‫اض‬ َ ‫اِ ْخت‬
Saling bersitegang palistina dan orang israel sejak zaman dulu
Orang –orang palestina dan Israel saling bersitegang sejak zaman dulu
(16)‫جْ تَلَ َد الطِّ ْفاَل ِن اَ َما َم ْال َم ْد َر َس ِة إ‬
Saling memukul dua anak kecil di depan sekolahan
Dua anak kecil itu saling memukul di depan sekolahan.
e) Menyatakan makna meminta seperti yang ada dalam bentuk dasar. Misalnya pada
kata iktadda ”meminta bekerja keras”.
(17) ‫ب فِي اِإل ْمتِ َحا ِن النِّهَاِئ ِّي اِ ْكتً َّد اُأل ْستَاُذ‬ ُّ
َ َّ‫الطال‬
Meminta bekerja keras guru para murid pada ujian akhir
Guru meminta para murid untuk bekerja keras pada ujian akhir
11
c. Kombinasi Hamzah Dan Penngulangan Lam Fiil
 Proses Pembentukan
Kombinasi hamzah dan pengulangan lam fiil pada bahasa Arab bentuk
dasar sering berupa adjektiva khususnya adjektiva tentang warna-warna. Hal
itu bisa terlihat pada data Kombinasi Hamzah Dan Penngulangan Lam Fiil
Pada kamus al- Asri berikut ini.
Tabel 5 Data Kombinasi Hamzah Dan Pengulangan Lam Fiil
No Lafadz Terjemah Halaman
1 ‫ِإحْ َم َّر‬ Memerah, menjadi merah 46
2 ‫ِإس َْو َّد‬ Menghitam, menjadi hitam 128
4 َّ‫ِإ ْبيَض‬ Memutih, menjadi putih 114
4 ‫ِإصْ فَ َّر‬ Menguning, menjadi kuning 140
5 َ ‫ِإ ْخ‬
‫ض َّر‬ Menghijau, menjadi hijau 57
6 َّ‫ِإ ْشهَب‬ Menjadi kelabu 146
7 ‫ِإ ْس َم َّر‬ Berwarna coklat 126
Data pada tabel di atas merupakan kata berafiks yang sudah berubah
dari bentuk dasarnya. Misalnya kata ‫ف ّر‬DD‫اص‬isfarro ”menguning”( Ali dan
Muhdor, 1998: 140), ‫ احم ّر‬ihmarro ”memerah” ( Ali dan Muhdor, 1998: 46),
‫و ّد‬DDD‫ اس‬iswadda ”menghitam”(Ali dan Muhdor, 1998: 128), ‫ ّر‬DDD‫ احض‬ihdorro
”menghijau” (Ali dan Muhdor1998: 57), semua kata tersebut adalah verb
deadjektiva yang berubah dari bentuk dasarnya '‫فرء‬DD‫ ص‬sofroun "kuning”,
hamroun ‫” حمرء‬merah”, ‫ سودء‬saudaun ”hitam”, hadroun ‫”حضر‬hijau”
semuanya berkelas kata adjektiva.
 Makna dan Fungsi
Adapun setelah diperhatikan, akibat pertemuannya dengan bentuk
dasar yang beraneka ragam. Maka makna yang muncul juga beraneka ragam,
misalnya:
a) Menyatakan makna mulai menjadi.............seperti sifat yang ada dalam
bentuk dasar. Misalnya pada kata isfarra "menguning”, ihmarra
”Memerah”.
(18)‫اِصْ فَ َّر ال َموْ ُز‬
Mulai menguning buah pisang itu
Buah pisang itu mulai menguning

12
َ َ‫اِحْ َم َّر التُّف‬
(19) ‫اح‬
Mulai memerah buah apel itu
Buah apel itu mulai memerah
b) Menyatakan makna mempunyai sifat sangat seperti sifat yang ada dalam bentuk
dasar. Misalnya pada kata iswadda ”sangat hitam”, ihdarra ”sangat hijau”.
Misalnya:
(20) ُ‫اِ ْس َو َّد الطِّيْن‬
Sangat hitam lumpur itu
Lumpur itu sangat hitam
(21) ُ ‫الو َر‬
‫ق‬ َ ْ‫اِح‬
َ ‫ض َّر‬
Sangat hijau daun itu.
Daun itu sangat hijau
Setelah kita perhatikan beberapa contoh tersebut kita bisa tahu bahwa konfiks
ini mampu merubah makna sehingga afiks ini dikategorikan sebagai afiks
derivasional.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan sebagian kecil di atas menunjukkan bahwa dalam proses konfiks
menghasilkan beberapa perubahan fungsi dan makna. Hasil pembahasan di atas juga
menunjukkan karakter yang berbeda pada proses afiksasi. Karakter tersebut sebagai
identitas atau ciri setiap konfiks yang khusus pada kata dasar tertentu. Semoga ini
menjadi langkah awal kita terutama saya untuk lebih memperdalam dan menjadikanya
bahan inspirasi untuk mengerjakan tesis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Ma’sum. Amsilatu Tasrifiyah. Surabaya: Maktabah Shaih Salim Bin As’ad
Nabhan.
Ali, Atabik dan Muhdhor, Zuhdi.1998. Kamus al-asri Arab Indonesia. Yogyakarta:
Multi Karya Grafika.
Mahsun, M.S. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Gravindo.
Munawir, Ahmad Warson. 2002. Al-Munawir (Kamus Arab-Indonesia). Surabaya:
Pustaka Progresif.
Ramlan, Muhammad.1985. Morfologi Sebuah Tinjauan Diskriptif. Yogyakarta: CV
Karyono.
Samiyah, Ahmad dan Abas, Nabilah. Al-Sanah al-Saniyah. Muhadoroh wa Taatbiqat
'Ilmu al-Dalalah. Mesir: al-Madrosah al-Ulya Li-Ustadzah Fi al-Adab wa uluMul al-
Insaniyat.
Shofwan, M Sholahudin. 2002. Maqosid al-Nahwiyah. Jombang: CV. Darul

15

Anda mungkin juga menyukai