Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.


Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, pragmatik, dan sebagainya. Fonologi adalah cabang ilmu bahasa
yang mengkaji seluk-beluk bunyi-bunyi bahasa. Morfologi adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk morfem dan penggabungannya
untuk membentuk satuan lingual yang disebut kata polimorfemik. Sintaksis
adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggabungan satuan-satuan
lingual yang berupa kata untuk membentuk satuan kebahasaan yang lebih
besar seperti frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Semantik adalah disiplin
ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal
maupun makna gramatikal. Sedangkan pragmatik adalah cabang ilmu bahasa
yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana kesatuan
kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2011:
3-4).

Dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan penelitian mengenai


unsur-unsur linguistic dalam praktik pidato bahasa arab mulai dari aspek
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantiknya.

1
2

Menurut Harun Nasution pengertian khitobah secara istila adalah


ceramah atau pidato yang mengandung penjelasan tentang sesuatu atau
beberapa masalah yang disampaikan da’i dihadapan mad’u. Pendapat berbeda
disampaikan oleh Syeikh al-Jurjani, khitobah adalah sebagai suatu upaya
menimbulkan rasa ingin tahu terhadap orang lain tentang sesuatu perkara yang
berguna baginya baik mengenai urusan dunia maupun akhirat. Pandangan
berbeda juga di sampaikan Syukir, khitobah adalah ilmu yang membicarakan
cara-cara berbicara di depan massa dengan tutur bicara yang baik agar mampu
mempengaruhi pendengar untuk mengikuti paham atau ajaran yang dipeluknya
(Syukir, 1983: 104). Pengertian lain khitobah adalah seruan atau ajakan menuju
jalan kebenaran atau merubah suatu kadaan dari yang buruk menjadi baik dan
dari yang baik menuju sempurna, baik kepada pribadi maupun kepada
masyarakat (Quraish, 1995: 194). Pengertian khitobah di atas, dapat diambil.
Semoga penelitian ini bermanfaat khusus bagi pemakalah umum untuk semua
mahasiswa dan siapapun yang sedang dan cinta belajar bahasa arab.
BAB II
ANALISIS
A. ASPEK FONOLOGI
1. MAKHOORIJUL HURUUF
Dilihat dari segi makhorijul huruf nya berarti kita membahas tentang kesesuaian
dan ketepatan penyebutan huruf berdasarkan tempat keluar huruf tersebut dalam
analisis kali ini yaitu pidato bahasa arab dari mahasiswi UMY, menurut kami tidak
banyak ketidaktepatan dalam pengucapan huruf namun ada beberapa yang mungkin
tidak jelas sehingga antara huruf yg satu dengan yang lain itu tidak ada perbedaan,
yang kami tangkap sedikitnya ada 2 yaitu :
a. Antara huruf ‫ خ‬dan ‫ ح‬khotibah menyebut huruf ‫ خ‬pada kalimat “ ‫ “ ان يخرج‬sama
dengan penyebutan huruf ‫ ح‬pada kata “ ‫ “ كالنحو‬itu sama.
b. Penyebutan kata ‫ ذ‬seperti kata ‫ د‬jadi tidak ada bedanya terbukti pada kalimat
yang diucapkan khotibah yaitu : ‫ “ "باءذنه‬penyebutan huruf ‫ ذ‬disana sama dengan
‫د‬
2. NABR
Kita tahu bahwa nabr adalah bagian suprasegmental yang memang tidak
Nampak dan memang cukup sulit untuk mengidentifikasi nya, disana terdapat
stressing kuat dan lemah. Disini terdapat beberapa kalimat yang diucapkan tanpa
menggunakan stressing yang kuat yaitu seperti :
Yaitu dari akhir sebelum kata adalah tempat dimana sering terjadi stressing kuat tetapi
khotibah kurang kuat dalam mengucapkannya yaitu pada :
‫ من األيات‬.... pada huruf ‫ ي‬disana stressing kurang kuat .
3. TANGIIM
Kita tahu tangiim dalam khutbah sangat mudah bila di teliti dalam segi vocal
panjang dan pendeknya. Disini semua pengucapan diucapkan dengan tangiim yang
pas, hanya sedikitnya kami mencatat ada satu yang menurutkami kurang dalam
pengucapannya, yang harusnya vocal panjang malah diucapkan dengan vocal pendek.
Yaitu pada kalimat :
‫ات‬ZZ‫ات البيّن‬ZZ‫ من األي‬disana terdapat isim jamak muanas salim yang harus diucapkan
dengan vocal panjang. Tetapi khotibah mengucapkannya dengan vocal yang pendek.
4. AL-WAKFU
Dilihat dari penjedaan dalam memaparkan materi khitobah nya sudah pas,
namun kami menangkap sedikitnya satu ketidak sesuaian dalam menjeda kalimat
dalam pidato tersebut yaitu :
Pada kallimat ‫ة العانة‬ZZ‫ ونتجنب عن اللغ‬.... dan pada kalimat ‫وا أوالدهم عربا‬ZZ‫ ان يخرج‬yang
menggunakan penjedaan yang terlalu lama.
B. ASPEK MORFOLOGI
1. Al-Lawasiq (Afiksasi) yaitu unsur pada struktur Morfologis yang ada pada kata dan
bukan termasuk akar. Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa contoh Afiksasi.
Diantaranya:

A. Prefiks (Tambahan di Awal) Z‫نتعّبد‬ ‫ت‬+‫ن‬

B. Sufiks (Tambahan di Akhir) ‫قمت‬ ‫ت‬

C. Infiks (Tambahan di tengah) ‫طالب‬ ‫ا‬

D. Konfiks (Tambahan Awal-Akhir) ‫يجتهدون‬ ‫ن‬+‫و‬+‫ي‬

E. Transfik (Vokal Tengah) ‫داعي‬ ‫ا‬

F. Interfiks (Gabungan Dua Kata atau ‫مفتاح العلوم‬ ‫العلوم‬+‫مفتاح‬


Lebih)

2. At-Tashrif Al-Lughawiatu Al-Makna (Untuk Menunjukkan Perubahan Makna)


a. al- Tashrif Isthilahi (Derivasi) yaitu proses pembentukan kata baru, atau
perubahan morfemis yang menghasilkan kata dengan identitas morfemis yang
lain. Dalam teks yang di analisis ada beberapa kata diantaranya lafadz ‫زل‬ZZ‫ان‬
(menurunkan)
b. at-Tahrif al-Lughawi (Infleksi) didalam teks yang dianalisis terdapat beberapa
kata diantaranya : ‫قمت‬

3. At-Tashrif Lighairi Gaayah Maknawiyah (Tanpa menunjukkan perubahan makna),


diantaranya:

‫اصطلح‬ ‫اصتلح‬ ‫األبدال‬


‫قول‬ ‫قال‬ ‫األعالل‬

‫قددر‬ ‫ق ّدر‬ ‫األدغام‬

C. ASPEK SINTAKSIS
ً‫ قمراً منيرا‬: ‫تركيب وصفي‬ .1
‫ تحية اإلسالمية‬: ‫تركيب اضافي‬ .2
‫ الحمد هلل‬: ‫جملة اإلسمية‬ .3
‫ نتعبد الى هللا بهذه اللغة‬: ‫جملة فعلية‬ .4
ّ : ‫ العالمة اإلعرابية‬.5
) ‫إن اللغة ( الفتح ) العربية ( منصوب ) هي ( مرفوع‬
) ‫مفتاح ( مرفوع ) العلم ( مجرور بالكسرة‬
) ‫ قال ( فعل ) هللا ( فاعل ) تعالى ( صفة‬: ‫موقف الكلمة‬ .6

D. ASPEK SEMANTIK
a. At-taraduf (sinonim), berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa kata yang
memiliki sinonim diantaranya ‫نى‬ZZ‫ تم‬dan ‫ رجا‬yang sama-sama memiliki makna
harapan, kemudian kata ‫ يتكلمون‬dan‫ يحدثون‬yang memiliki arti berbicara..
b. At-tadladl (antonym) di dalam teks yang dianalisis terdapat beberapa kata yang
memiliki antonym diantaranya ‫ ليال‬yang berlainan maknanya dengan ‫ نهارا‬yang
berarti siang dan malam.
c. Al-musytarak al-lafdzi (polisemi), dalam aspek ini ada kata yang memiliki makna
polisemi yaitu ‫ يديكم‬yang memiliki makna yang berbeda yaitu kedua tangan kalian
dan di hadapan kalian dan kata ‫ بيت‬yang memiliki makna rumah dan bait syair.
d. Al-mujanisah al-lafdziyyah (homonym), ada beberapa kata yang memiliki makna
homonym diantaranya lafadz ‫ نحو‬yang memiliki makna banyak yaitu cara, mode,
gaya, jalan, metode, dan ilmu yang membahas tentang tata bahasa suatu bahasa.
e. Al-mujanisah al-showtiyah (homofon), khatib dalam pidatonya menggunakan kata
yang termasuk ke dalam homogfon yaitu lafadz ‫ أنزل‬dapat diabaca anzala (1 laki-
laki) atau anzalaa (2 laki-laki) yang tentunya akan menimbuklkan makna yang
berbeda.
f. Al-mujanisah al-kitabiyyah (homograf), dalam teks yang telah dianalisis ada
terdapat kata yang termasuk kedalam homograf diantaranya lafadz ‫ شعر‬yang bisa
dibaca sya’run (rambut), syi’run (syiir), sya’ura (merasakan) setiap kata yang
berbeda penyebutannya walaupun penulisanya sama akan menimbulkan makna
yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dalam pidato bahasa arab unsur-unsur linguitik bahasa arab ini sangat lah
penting karena dapat mempengaruhi makna yang disampaikan dimulai dari kita
mengingat pentingnya aspek-aspek didalam linguistic ini seperti fonologi, morfologi,
sintaksis, semantic yang sudah di paparkan secara jelas di atas.
B. Saran
Mungkin dalam laporan ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan dan juga mungkin bisa di bilang belum sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi
pembuatan laporan dan penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai