MORFOLOGI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Umum
Dosen Pengampu
Dr. Muhammad Siddiq
Disusun Oleh:
Hasna Salsabila 11220130000044
Muhamad Raffi Fadliansyah 11220130000047
Putri Nadiarahma 11220130000055
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Morfologi. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Linguistik
Umum, dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
memberikan konstribusinya dalam penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Muhamad Siddiq selaku dosen pengampu Mata Kuliah Linguistik
Umum yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan didalamnya baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian yang
digunakan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar dapat
menjadi acuan dalam membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi para pembaca serta
seluruh pihak lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
B. Pengertian Morfem Beserta Jenis-Jenisnya
C. Pengertian Proses Morfologi
D. Macam-Macam Proses Morfologi
E. Kaitan Morfologi Dengan Ilmu Kebahasaan Lain
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam, dan manusiawi (Abdul Chaer, 1995: 14-18). Sebagai sebuah sistem, bahasa
pada dasarnya memberi kendala pada penuturnya. Dengan demikian, bahasa pada
gilirannya pantas diteliti, karena kendala-kendala yang dihadapi oleh penutur suatu
bahasa memerlukaan sebuah pengkajian.
Salah satu bidang pengkajian bahasa Indonesia yang cukup menarik adalah
bidang tata bentukan atau morfologi. Bidang ini menarik untuk dikaji karena
perkembangan kata-kata baru yang muncul dalam pemakaian bahasa sering
berbenturan dengan kaidah-kaidah yang ada pada bidang tata bentukan ini. Oleh
karena itu perlu dikaji ruang lingkup tata bentukan ini agar ketidaksesuaian antara
kata-kata yang digunakan oleh para pemakai bahasa dengan kaidah tersebut tidak
menimbulkan kesalahan sampai pada tataran makna. Jika terjadi kesalahan sampai
pada tataran makna, hal itu akan mengganggu komunikasi yang berlangsung. Bila
terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi maka gugurlah fungsi utama bahasa yaitu
sebagai alat komunikasi. Hal ini tidak boleh terjadi.
Sering timbul pertanyaan dari pemakai bahasa, manakah bentukan kata yang
sesuai dengan kaidah morfologi. Dan, yang menarik adalah munculnya pendapat yang
berbeda dari ahli bahasa yang satu dengan ahli bahasa yang lain. Fenomena itulah
yang menarik bagi kami untuk melakukan pengkajian dan memaparkan masalah
tentang morfologi dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari morfologi?
2. Apa pengertian morfem beserta jenis-jenisnya?
3. Apa pengertian proses morfologi?
4. Apa saja macam-macam proses morfologi?
5. Apa kaitan morfologi dengan ilmu kebahasaan lain?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari morfologi.
2. Untuk mengetahui pengertian morfem beserta jenis-jenisnya.
3. Untuk mengetahui pengertian proses morfologi.
4. Untuk mengetahui macam-macam proses morfologi.
5. Untuk mengetahui kaitan morfologi dengan ilmu kebahasaan lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Morfologi (atau tata bentuk; Inggr.Morphology, dulu juga morphemics) adalah
bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal
(Verhaar, 1988: 52).Secara etimologi, kata morfologi berasal dari kata morf yang
berarti 'bentuk dan kata logi yang berarti 'ilmu. Secara harfiah kata morfologi berarti
'ilmu mengenai bentuk'. Di dalam kajian Linguistik, morfologi berarti 'ilmu mengenai
bentuk-bentuk dan pembentukan kata'; sedangkan di dalam kajian biologi morfologi
berarti 'ilmu mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup'.
Memang selain bidang kajian linguistik, di dalam kajian biologi ada juga digunakan
istilah morfologi. Kesamaannya, sama-sama mengkaji tentang bentuk (Chaer, 2008:
3). Seperti pada uraian menurut para para ahli, ada juga pengertian morfologi menurut
Kamus Linguistik, yaitu: 1. bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya; 2. Bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan
bagian-bagian kata, yakni morfem (Kridalaksana, 2008: 159). Dari seluruh pendapat
para ahli mengenai pengertian morfologi, maka beberapa uraian yang telah dijabarkan
oleh paraa pakar dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan cabang dari
linguistik yang di dalamnya mempelajari atau mengkaji mengenai kata.
Morfologi mengkaji unsur dasar atau satuan terkecil dari suatu bahasa Satuan
terkecil, atau satuan gramatikal terkecil itu disebut morfem (Achmad dan Abdullah,
2013: 55). Karena morfem merupakan satuan gramatikal maka morfem memilki
makna. Istilah terkecil yang disebutkan sebelumnya memilki maksud, yaitu bahwa
satuan gramatikal atau morfem itu sendir tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang
lebih kecil.1
Morfem (me-) memiliki enam buah almorf, seperti tamapak pada bagan.
Morfem Alomorf Contoh (pada kata)
me- melihat, merawat
mem- membaca, membawa
me- men- menduga, mendengar
meny- menyisir, menyusul
meng- menggali, mengebor
menge- mengecat, mengetik
3. Pembagian Morfem
Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat digolongkan berdasarkan
beberapa kriteria tertentu. Antara lain berdasarkan kebebasannya,
keutuhannya, maknanya dan sebagainya.
a. Berdasarkan kebebasannya, morfem dibedakan menjadi dua yaitu,
morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang
tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan
dalam pertuturan (Chaer, 2008:17). Morfem bebas adalah morfem
yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran
(Achmad dan Abdullah, 2013:57). Dalam bahasa Indonesia, misalnya,
morfem (pulang) pukull, Jambill, dan (pergi). Morfem bebas ini
tentuny Moclem-morfem tersebut dapat digunakan tapa morfem lain.
Sedangk berupa mortem dasar. morfem terikat adalah morfem yang
harus terlebih dahulu bergabun dengan morfem lain untuk dapat
digunakan dalam pertuturan (Cha 2008: 17) Semua imbuhan (afiks)
dalam bahasa Indonesia adalah morfem terika (Achmad dan Abdullah,
2013:57). Di samping itu banyak juga morien terikat yang berupa
morfem dasar, seperti (henti), (juang), dan (geletak Untuk dapat
digunakan ketiga morfem ini harus terlebih dahulu diber afiks atau
digabung dengan morfem lain. Misalnya juang meniag berjuang,
pejuang, dan daya juang; begitupun yang lainnya. Berkenaan dengan
bentuk dasar terikat, perlu dikemukakan catata sebagai
berikut:Pertama, bentuk dasar seperti gaul, juang, dan henti jug
termasuk morfem terikat. bentuk-bentuk tersebut meskipun bukan afiks
tidak dapat muncul dalam ujaran tanpa mengalami proses morfolog
terlebih dahulu, seperti afiksasi, reduplikasi, dan atau komposis
(Achmad dan Abdullah, 2013: 57), bentuk-bentuk seperti ini lazim
juga disebut bentuk prakategorial, karena bentuk-bentuk tersebut
belum memiliki kategori sehingga tidak dapat digunakan dalam
pertutura (Chaer, 2008:17).
5. Morfem Afiks
Sudah disebutkan diatas bahwa morfem afiks adalah morfem yang
tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi
unsur pembentukan dalam peroses afiksasi. Dalam bahasa indonesia morfem
afiks dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Prefiks, yaitu afiks yang dibubuhkan dikiri bentuk dasar, yaitu prefiks
ber-, prefiks me-, prefiks per-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks se-, dan
prefiks ke-.
b. Infiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, biasanya pada suku
awal kata, yaitu infiks-el-, infiks-em-, dan infiks-er-.
c. Sufiks, adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu
sufiks-kan, sufiks -i, sufiks -an, dan sufiks-nya.
d. Konfiks, adalah afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan b dasar
secara bersamaan karena konfiks ini merupakan satu kes afiks. Konfiks
yang ada dalam bahasa indonesia adalah konfiksk konfiks ber-an,
konfiks per-an, dan konfiks se-nya.
e. Dalam bahasa indonesia ada bentuk kata yang berklofiks, yaitu yang
dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya; tetapi pembubuhannya tidak
sekaligus, melainkan bertahap. Kata-kata berklofiks dalam bahasa
indonesia adalah yang berbentuk me-kan, me-i, memper, memper
memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-i, ter
teper-kan, teper-i.
2. Komposisi
Proses penggabungan bentuk kata dasar dengan kata dasar lain baik
berupa akar maupun bentuk berimbuhan untuk mewadahi suatu konsep yang
belum tertampung dalam sebuah kata atau proses pembentukan kata melalui
penggabungan morfem yang membentuk satu kesatuan hasil dari proses
morfologi.
Contohnya:
baca + tulis = baca tulis
kamar+mandi = kamar mandi
mata+pelajaran = mata pelajaran
3. Reduplikasi (Pengulangan)
Reduplikasi merupakan sebuah kata ulang. Kata ulang memiliki bentu
dasar yang diulang. Bentuk dasar tersebut merupakan bentuk linguistik yang
menjadi bentuk dasar dari setiap bentuk kata ulang, karena bentuk kata dasar
kata ulang merupakan bentuk linguistik maka bentuk dasar tersebut harus
dapat dipakai dalam penggunaan bahasa sehari-hari dalam bentuk kata atau
kalimat yang lain.
a. Pengulangan Seluruh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA