Tataran bahasa morfologi merujuk pada konteks dan sejarah perkembangan studi
mengenai struktur kata dalam suatu bahasa. Pemahaman mengenai latar belakang ini
memberikan landasan untuk memahami mengapa morfolog i menjadi bagian penting
dalam linguistik. Beberapa poin yang mungkin relevan untuk dicakup dalam latar
belakang tataran bahasa morfologi termasuk Sejarah Pengembangan Linguisti
Memahami perkembangan disiplin linguistik dari waktu ke waktu, termasuk kontribusi
tokoh-tokoh penting dalam studi morfologi, seperti Ferdinand de Saussure, akan
memberikan konteks historis.
Menjelaskan bagaimana konsep morfologi berkembang dari pemikiran awal hingga teori-
teori modern. Ini melibatkan perubahan pandangan mengenai struktur kata dan bagaimana
bahasa manusia memproses kata-kata.
Menyelidiki bagaimana morfologi terkait dengan sintaksis, semantik, fonologi, dan aspek-
aspek lain dari linguistik memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kompleksitas
bahasa manusia. Dengan memahami latar belakang tataran bahasa morfologi, pembaca dapat
merasakan signifikansi dan relevansi studi ini dalam konteks linguistik secara lebih luas.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2. 1 PENGERTIAN MORFOLOGI
Morfologi adalah struktur kata suatu bahasa atau cabang linguistik yang mempelajari
struktur kata suatu bahasa. Definisi itu didasarkan pada anggapan bahwa kata-kata secara
khas memiliki struktur internal yang terdiri atas unit-unit yang lebih kecil yang menjadi unsur
pembangunnya, yang biasa disebut dengan istilah morfem. Melalui pendapat itu, dapat
dipahami bahwa morfologi, di satu sisi, bisa dianggap sebagai bagian bahasa dan, di sisi
lain,juga bisa dianggap sebagai bagian ilmu bahasa – di samping fonologi, sintaksis, dan
semantik.
Kemudian, Nurhayati dan Siti Mulyani menjelaskan bahwa morfolog i adalah ilmu
yang membicarakan kata dan proses pengubahannya. Verhaar dalam buku Psikolinguistik
berpendapat bahwa morfologi merupakan bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian
kata secara gramatikal.
Sejumlah pengertian ini menghasilkan kesimpulan bahwa morfologi adalah bagian dari
ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata, meliputi pembentukan dan perubahannya,
yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem.
Ada sembilan jenis proses morfologi dalam bahasa Indonesia menurut Lorentz dan Jahr.
Sembilan proses morfologi ini dapat menjelaskan pembentukan suatu kata secara alamiah,
yaitu:
1 . Derivasi zero
Derivasi zero adalah proses pembentukan kata yang mengubah leksem tunggal menjadi
kata tunggal. Sebagai contoh, leksem tidur yang berupa leksem tunggal dapat diubah menjadi
kata tunggal tidur melalui proses morfologi derivasi zero.
2. Afiksasi
Afiksasi dalam jenis morfologis adalah proses yang mengubah sebuah leksem menjadi
kata setelah mendapat afiks. Contohnya, kata "membaca" berasal dari leksem "baca" yang
mengalami proses afiksasi dengan memperoleh afiks meng-.
3. Reduplikasi
4. Komposisi
Proses pengubahan satu ini mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, yakni
majemuk.Misalnya, leksem sapu dan leksem tangan dapat dibentuk menjadi kata majemuk
sapu tangan.
5. Abreviasi
Proses morfologi abreviasi mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi kependekan.
Misalnya beta hydroxy acid disingkat menjadi BHA, saluran air dibuat akronimnya menjadi
salir, dan rupiah dilambangkan menjadi Rp.
6.Derivasi balik
Proses derivasi balik adalah proses yang menjelaskan mengapa bentuk dipungkiri yang
seharusnya dimungkiri. Sebagai contoh, kalimat yang benar adalah mudah-mudahan doa
yang kita mohonkan dikabulkan, bukan mudah-mudahan doa yang kita mohonkan
dikabulkan.
7. Metanalisis
8.Analogi
Proses morfologi analogi dilakukan dengan bertolak dari bentuk yang sudah ada dalam
bahasa Indonesia. Pembentukan kata dalam proses ini adalah penggunaan awalan pe- yang
bermakna 'yang di-.' Misal, pesuruh berarti 'orang yang disuruh.'
9. Kombinasi Proses
Proses terakhir morfologis adalah kombinasi proses, yaitu semua bentuk dapat berkombinasi
sehingga ada bentuk seperti perkeretaapian, kemurahan hati, dan ditilang. Proses
pembentukan kata dapat juga dialami oleh frasa.
Contoh Morfologi
Kata kucing-kucing merupakan bagian dari proses morfologi pengulangan utuh. Satu kata
kucing menandakan hewan bulu berkaki empat, sedangkan dua kata kucing menandakan
bahwa hewan tersebut berjumlah lebih dari satu.
Kata anak dipandang sebagai bentuk dasar. Kata ini dapat dilekati dengan awalan ber-
sehingga membentuk kata beranak yang berarti 'memiliki anak.' Selain itu, kata anak bisa
juga diulang menjadi anak-anak yang berarti 'banyak anak.'
Kata marah-marah merupakan bagian dari proses morfologi juga. Satu kata marah sama
dengan ekspresi atau emosi seseorang yang menunjukkan kemurkaan, sedangkan dua kata
marah dapat menandakan terlalu sering marah.
Itulah pengertian morfologi, sebuah proses pengubahan kata. Morfologi terdiri dari sembilan
jenis dan proses dengan cara pengubahan kata yang berbeda-beda. Proses pengubahan kata
yang berbeda akan menimbulkan makna yang berbeda
2.3 KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
Istilah Bahasa baku dan Bahasa Indonesia atau standard language dalam Bahasa Inggris,
dalam dunia ilmu Bahasa atau linguistic pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius
pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B.
Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian Bahasa baku itu. Mereka
berpengertian bahwa Bahasa baku sebagai bentuk Bahasa yang telah dikodifikasi, diterimah
dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh Masyarakat secara luas.
A. Fungsi pemersatu
Fungsi Bahasa baku memperhubungkan semua penutur sebagai dialek Bahasa itu. Dengan
demikian, Bahasa baku mempersatukan mereka jadi satu masyarakat bangsa
A. ragam Bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis,yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap
B. memiliki sifat kecendikian.perwujudannya dalam kalimat,paragraf,dan satuan Bahasa
lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,logis dan
masuk akal.
C. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.
Bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa
baku, dan dipergunakan dilingkungan tidak resmi. Ragam bahasa tidak baku di pakai pada
situasi santai (tidak resmi). Ragam bahasa tidak baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa
yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.
Fungsi penggunaan bahasa tidak baku adalah untuk mengakrab kan diri dan menciptakan
kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).
A. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.
B. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman
C. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing
D. Di gunakan pada situasi santai / tidak resmi
7 CONTOH KALIMAT BAKU DAN TIDAK BAKU
Kalimat Tidak Baku
Kalimat baku
Kesimpulan
Tataran bahasa morfologi merujuk pada analisis struktur internal kata dalam sebuah
bahasa.alam tataran ini, morfem (unit terkecil yang memiliki makna) dan bentuk kata
dipelajari. Kesimpulan dari analisis morfologi dapat memberikan pemahaman tentang
bagaimana kata-kata dibentuk, akar kata, dan variasi bentuk kata dalam suatu bahasa. Studi
morfologi membantu memahami aturan pembentukan kata dan pola infleksi, yang penting
untuk memahami struktur bahasa dan kemampuan berkomunikasi dengan efektif.
Saran
Tataran bahasa morfologi penting untuk dipelajari agar memahami struktur internal kata
dalam suatu bahasa. Berikut adalah beberapa saran terkait studi tataran bahasa morfologi:
Pelajari berbagai jenis morfem dalam bahasa yang Anda pelajari, termasuk morfem akar,
imbuhan, dan infiks. Pahami cara morfem-morfem ini digunakan dalam membentuk kata-kata
Latih diri Anda untuk menganalisis kata-kata dalam bahasa tersebut. Identifikasi akar kata
dan imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata-kata tersebut.
Ketahui pola-pola infleksi dalam bahasa tersebut. Ini melibatkan perubahan bentuk kata
untuk menunjukkan berbagai makna, seperti bentuk jamak, waktu, dan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cavi. 2007.
Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidak-
baku/#ixzz2LAFIONSI) Marmoet. 2010.Bahasa Baku dan Tidak Baku.
(http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html) Arini, dkk.
2007. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Singaraja;Undiksha
https://www.academia.edu/30433782/MAKALAH_MORFOLOGI