Anda di halaman 1dari 16

KALIMAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Arab
Dosen Pengampu :
Bayu Fermadi, Lc, M. Hum

Disusun Oleh :

Risma Widya Ningrum (22401029)


Anisa Nurcahyati (22401036)
Moh. Khakim Shobari (22401034)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang yakni ajaran agama Islam.
Makalah dengan judul “ Kalimat ” ini dibuat dengan tujuan memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Arab pada semester 2 Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Kediri. Tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bayu Fermadi selaku dosen pengampu
mata kuliah ini yang telah memberikan tugas sehingga kami dapat menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai kalimat dalam Bahasa Arab.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan, oleh karena
itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Dan juga kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT
membalas semua ikhtiar kita aamiin.

Kediri, 17 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian kalimat dalam bahasa Arab.........................................3
B. Pembagian kalimat dalam bahasa Arab.........................................6
C. Tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab......................................7
D. Contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab..................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................11
B. Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang
sangat besar bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab
maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi wajar karena Al-Qur’an
merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping
itu, juga menjadi bahasa hadist dan kitab-kitab yang membahas ilmu-
ilmu agama Islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa
Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan
bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit penutur
bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya,
pengertian-pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan
makna), dan derivation (pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah
suatu kebetulan jika Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi
justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Al-Qu’ran turun
dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah SAW dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. Di dalam bahasa Arab
mempelajari ilmu nahwu sangatlah penting karena dari situlah bisa
mempelajari bahasa Arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari ilmu
nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an, artinya karena
menurut kaidah hukum Islam, mengerti ilmu nahwu bagi mereka yang
ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari
kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan hadits maka oleh
karena itulah ilmu nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu
dibanding ilmu yang lain karena tanpa ilmu nahwu tidak akan pernah
dapat dipahami. Dalam pembelajaran bahasa Arab, kalimat terbagi
menjadi tiga yaitu isim, fi’il, dan huruf. Pada makalah ini akan dibahas

1
tentang Kalimat. Kalimat adalah lafadz yang mempunyai suatu makna
tertentu. Kalimah dapat mempunyai makna tertentu karena tersusun
atas beberapa kata sesuai kaidah bahasa Arab. 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat dalam bahasa Arab?
2. Bagaimana pembagian kalimat dalam bahasa Arab?
3. Apa saja tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab?
4. Apa saja contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat dalam Bahasa Arab.
2. Untuk mengetahui pembagian kalimat dalam bahasa Arab.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab.

1
Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Al-Qur’an (Jakarta:
Penamadani, 2008), hal 5.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Secara etimologi (bahasa) kalimah mempunyai arti “kata”,
sedangkan secara istilah adalah kata yang mufrod (berdiri sendiri) dengan
kata lainnya untuk membentuk sebuah kalimat. Kalimah sendiri dikatan
mufrod karena ia kata tersebut berdiri sendiri. Didalam ilmu nahwu
kalimah dibagi menjadi 3, yaitu isim, fi’il dan huruf. 2

‫ لفظ له معىن‬: ‫الكلمة‬


Artinya : kalimah (kata) adalah lafal yang mempunyai makna atau arti .
Sebelum dibahas lebih jauh tentang pengertian kalimah, perlu
dijelaskan mengenai istilah kalimah dalam bahasa indonesia. Barang kali
kita masih terkesan dalam pelajaran bahasa Indonesia, bahwasanya kalimat
adalah merupakan susunan dari kata kata. Akan tetapi kalimah atau dapat
juga disebutkan kalimat, yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini
adalah mempunyai arti yang berbeda dengan kalimat yang kita kenal
dalam bahasa Indonesia. Tadi telah kita jelaskan bahawa kalimat (dalam
bahasa Indonesia) adalah merupakan susunan kata, akan tetapi dalam
bahasa Arab yang dimaksud dengaan kalimah/kalimat adalah berarti
“kata” dalam bahasa Indonesianya. Sedangkan kalimah yang tersusun,
atau terangkai (dari satu kalimah dengan kalimah lainya) hal itu dalam
bahasa Arab disebut “kalam atau jumlah”.
Untuk selanjutnya kita kenal kalimah sempurna dan kalimah tidak
sempurna dan sebagainya. Yang jelas hal ini untuk mengantarkan
pengartian kita terhadap “kalimah” dalam ilmu bahasa Arab. Susunan
kalimah atau susunan yang terjadi dari kumpulan kata-kata itu, adalah
yang disebut dalam bahasa Arab yaitu dengan istilah “jumlah”. Al-jumlah

2
Rizan Zulfikri, “Istilah Kalimat dalam Sintaksis Bahasa Arab” Jurnal Bahasa dan Sastra Arab,
Vol.12, No. 02 (Desember, 2020), 136.

3
adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara utuh, yang tersusun
dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan khobar. 3
Sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu
nahwu) dan kita akan mempelajari kitab itu disini sebagai permulaan ,
disitu dituiskan kalam dapat didefinisikan sebagaimana berikut:

‫ اسم‬: ٌ‫ض ِع َوَأقْ َس ُامهُ ثَاَل ثَة‬ ُ ‫ اَلْ ُم ِف‬,‫ب‬


ْ ‫يد بِالْ َو‬ ُ ‫ظ اَلْ ُمَر َّك‬ ُ ‫ هو اَللَّ ْف‬: )‫اَلْكَاَل ُم‬
ِ ٌ ‫َوفِ ْع ٌل َو َح ْر‬
‫ف َجاءَ ل َم ْعىًن‬
Artinya:
“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut
harus dalam bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il
dan huruf”.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat
disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:

1. Diucapkan/dilafadzkan (‫ظ‬
ٌ ‫) م ْل ُفو‬, yaitu :
ْ َ
ِ ‫وف اهلِج‬
ِ ‫ض احلر‬ ِ
‫ائية‬ َ ُُ ِ ‫الص ْوت املُ ْشتَم ُل على َب ْع‬
َّ
“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”

2. Disusun (
ٌ ‫) ُمَر َّك‬, yaitu :
‫ب‬

‫ب ِم ْن َكلِ َمَتنْي ِ فــا ْكَثَر‬


َ ‫َما َتَر َّك‬
“Sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari
pada dua, yaitu tiga kalimat, empat dan seterusnya)”

3. Difahami (‫) م ِفْي ٌد‬, yaitu:


ُ
‫الس ِام ِع َعلَيها‬
َّ ‫وت ِمن املتَ َكلِّ ِم َو‬
ُ ُّ ‫ما َأفَ َاد فاِئ َد ًة حَيْ ُس ُن‬
‫الس ُك‬
"Sesuatu yang
ُ
memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya
mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak memberikan
tanggapan)".
3
Ahmad Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 3.

4
Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut
sesuatu, maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian
orang yang mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh orang yang
berbicara sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap apa yang di
sampaikannya itu.

Berbahasa Arab ( ‫لعربِيَّة‬


4. َ ْ‫ا‬ َ ‫ض ُع‬
ْ ‫) َو‬, yaitu;
Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata

‫ض )ع‬
ْ ‫الو‬
َ tersebut. Yang pertama adalah ‫ص ) ُد‬
ْ ‫ال َق‬ artinya bahwa lafadz yang

tersusun serta memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh

mutakallim, ada juga yang mengartikan bahwa ‫ض ) )ع‬


ْ ‫الو‬
َ itu maksudnya

adalah ُّ ‫الع ) ) َ)ريِب‬


َ ‫ض) ) ) ُع‬
ْ ‫الو‬
َ artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan

memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo


(peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab. Yang kedua,
Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. berbicara.
Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah termasuk dalam kalam.
Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah:

‫ظ ُم ِفْي ٌد ُم ْسـ ـ ــنَ ُد‬


ٌ ‫ َكالَ ُم ُه ْم لَ ْف‬.‫ظ اْمل ِفْي ُد اْمل ْفَر ُد‬
ُ ‫ اللَّ ْف‬: ُ‫َواْلكلـِ َمة‬
Artinya:
ُ ُ
“Kalam menurut ulama nahwu adalah lafadz yang berfaedah serta
dimusnadkan dengan lafadz yang lain. Dan kalimah adalah lafadz mufid
yang tunggal”.4

B. Pembagian Kalimat
Didalam ilmu nahwu kalimah dibagi menjadi 3, yaitu fi’il, isim,
dan huruf sebagai berikut:
1. Fi’il

4
Ahmad Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 5.

5
Fi’il secara bahasa adalah kejadian atau pekerjaan.
Padanannya dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja atau
verbal. Sedangkan dalam istilah nahwu, adalah kata yang
menunjukkan atas suatu makna tersendiri dan terikat dengan
salah satu dari tiga bentuk waktu masa lampau (fi’il madhi),
masa sekarang dan masa yang akan datang (fi’il mudhori) dan
kata kerja yang menunjukkan perintah (fi’il amr). Perubahan
bentuk dari setiap kata dalam Bahasa Arab merupakan
pembahasan ilmu shorof atau dalam istilah yang lebih luas,
morphologi. Sedangkan dalam ilmu nahwu, unsur utama yang
diperhatikan adalah kebubukan kata tersebut dalam struktur
kalimat.5
2. Isim
Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan yang
dinamai. Menurut istilah ahli nahwu isim adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan
dengan waktu apapun. Isim merupakan setiap kata yang
menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati,
tempat, waktu, sifat atau makna yang tidak berkaitan dengan
waktu6.
3. Huruf
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika
bersama dengan kata yang lain7. Huruf secara bahasa memiliki
arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang
ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal 28
huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf

5
Saidna Zulfiqar bin Tahir, Cara Praktis Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Qalam Media Pustaka,
2000), hal 30.
6
Abd al-Hamid, At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah. (Jakarta: Pustaka Media, 2008),
Hal.7
7
Muh. Haris Zubaidillah, Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa (Amuntai:
Hemat, 2018), hal.7

6
yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan

huruf hijaiyah yang memiliki arti seperti ‫و‬ (dan), ‫( ك‬seperti),

‫س‬ (akan), ‫ف‬ (maka), ‫ب‬ (dengan), ‫ل‬ (untuk). Huruf yang

dimaksud disini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu
huruf saja, tetapi juga yang disusun dari dua atau lebih huruf
yang memiliki makna. Intinya Huruf adalah setiap kata yang
artinya tidak dapat difahami kecuali bergabung dengan kata
lain.

C. Tanda-Tanda Kalimat
Kalimat dalam ilmu nahwu yaitu kata yang terbagi menjadi tiga
yaitu fi`il, isim, dan huruf. Masing-masing kalimat mempunyai tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Kalimat fi’il dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a. Dapat bersambung dengan ta’fa’il
b. Dapat bersambung dengan ya’ mukhothobah
c. Dapat bersambung dengan nun taukid
d. Bersambung dengan ta’ muannats8.
2. Kalimat isim dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a. Dapat ditanwin di akhir kata

b. Dapat dimasuki oleh ‫ ال‬pada awal kata


c. Dapat dimasuki oleh huruf nida’ (panggilan) pada
sebelum kata
d. Dapat dimajrurkan oleh huruf jar sebelum kata
e. Dapat diidhofahkan
f. Dapat diisnadilaih9

8
Fuad Ni`mah, Kaedah Buku Bahasa Arab Praktis (Medan: Pustaka Darussalam, 2011), hal. 3-4
9
Fuad Naimah, Mulakhkhash Qawa`id al-Lughah al-`Arabiyyah (Surabaya: Al-Hidayah, 2009),
hal. 17-18

7
3. Tanda huruf tidak patutnya dengan kata tersebut tanda isim
ataupun fi’il. Tanda huruf itu adalah tanda ‘adamiyyah
(tidak adanya tanda) dan bukan tanda wujudiyyah (adanya
tanda).

D. Contoh Kalimat
Kalimat dalam ilmu nahwu yaitu kata yang terbagi menjadi tiga
yaitu isim, fi’il dan huruf. Masing-masing kalimat mempunyai contoh-
contoh sebagai berikut:
1. Isim
a. Nama orang, seperti: ِ َ‫( ف‬Fatimah),
‫( َأ ْرمـَـان‬Arman), ‫اط َمة‬
‫( فرحــان‬Farhan), ‫( عارفة‬Arifah), ‫( مسلم ــة‬Muslimah), ‫ي ))و‬
‫( سف‬Yusuf), dan lain-lain.
b. Nama binatang, seperti: ‫ك‬
ٌ َ‫( مَس‬ikan), ‫س‬ ُ ‫( َ)ج‬kerbau), ‫فَ )ْأٌر‬
ٌ ‫)ام ْو‬
(tikus), dan lain-lain.
c. Nama tumbuhan, seperti: ‫( فِْل ِفل‬cabe), ‫ضر‬
َ ‫( ُخ‬sayuran), ‫موز‬
ٌ
ٌ ٌ
(pisang), dan lain-lain.
ٌ‫( حَمْ َفظَ ) ) )ة‬tas), ‫)اب‬ ِ
d. Nama benda, seperti: ٌ ) ) )َ‫( كت‬buku), ‫َقلَ ٌم‬
(pulpen), ‫حة‬ ‫مِم‬ ِ
َ )‫( ْ َس‬penghapus),ٌ‫( م ْس)طََرة‬penggaris), dan lain-
lain.
e. Nama kota, seperti : ‫( ُس ) ) ) ْو َكابُ ْو ِم ْ)ى‬Sukabumi), ‫َجا َك ْرتَا‬
(Jakarta), ‫( نـُـونـُـو‬Nunu), dan lain-lain.
ْ ْ
f. Nama tempat, seperti: ‫( مَحَّ ٌام‬toilet), ‫ص) ) ) ٌل‬
ْ َ‫( ف‬kelas),ٌ‫غُ ْرفَ) ) )ة‬
(kamar), ٌ‫( م ْدرس )ة‬sekolah),)ٌ‫( مكْتَبَ )ة‬perpustakaan), dan lain-
ََ َ َ
lain.
2. Fi’il
Fi’il terbagi menjadi tiga, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhori dan
fi’il amr.
a. Fi’il madhi

8
Fi'il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya
suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.

Contoh: ‫ب‬
َ َ‫( َكت‬telah menulis), ‫( َفتَ َح‬telah dibuka)
b. Fi’il mudhori
Fi'il mudhari' adalah kata kerja yang menunjukkan
peristiwa pada waktu sekarang atau akan datang.

Contoh : ‫ب‬
ُ ُ‫يَكْت‬ (dia (1 laki-laki) sedang/akan menulis),

‫( َي َفتَ ُح‬dia (1 laki-laki) sedang/akan membuka)


c. Fi’il amr
Fi'il Amr adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah.

Contoh: ‫س‬ ْ ُ‫( ُأ ْكت‬tulislah


َ ‫ب اَل) ) ))د َّْر‬ pelajaran!), َ ) ) )َ‫ِإ ْفتَ ْح اَلْب‬
‫)اب‬
(bukalah pintu!).
3. Huruf
Setiap kata yang tidak memiliki makna sempurna kecuali jika
ia bersambung dengan kata lainnya (isim atau fi’il). Contoh:

a. ‫ = ِمن‬dari. Contoh kalimat, ‫ت‬


ِ ‫ = اَنَا اَخرج ِمن اْلبي‬saya keluar
َْ َ ُ ُ ْ
dari rumah.
ِ‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ‫لكت))اب اِىل اْالُس)ت ِاذ‬
b. ‫ىل‬
َ َ ْ َ َ َِ ْ‫ = ُه) َ)و بُ َس)لِّ ُم ا‬dia
menyerahkan buku itu ke gurunya.
c.
ْ
‫ =ىِف‬dalam. ‫ = َت ْق) َ)رُأ اْل ُق) ْ)راَا َ)ن ىِف ْ اْمل ْس ) ِج ِد‬anda
Contoh kalimat,
membaca Al-Qur’an di masjid.
َ
ِ ‫َأل َش ِهي ٌد ع ِن الش‬
ْ َ = dari. Contoh kalimat, ‫َّه ِريَّة‬
d. ‫عن‬ ْ َ ْ ُ ‫ = يَ ْس‬syahid
menanyakan tentang infak bulanan.
‫لى‬ ِ َ‫اْلبِال‬ ِ
e.
َ ‫= َع‬ ke (atas). Contoh kalimat, ‫ط‬ ‫لى‬
َ ‫= قَ ) َ)ام التَّالَ مْي) ) ُذ َع‬
para siswa berdiri di atas lantai.
f. ‫ = ِب‬oleh. Contoh kalimat, ِ ‫َّاح بِال ِّس ) ِّكنْي‬
َ ‫ = اَنَ))ا اَقْطَ) ُ)ع التُّف‬saya
memotong buah apel dengan pisau10.

10
Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis (Surabaya: Apollo, 2010), hal 10.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bahasa Arab yang dimaksud dengan kalimah/kalimat
adalah berarti “kata” dalam bahasa Indonesianya. Sedangkan kalimah yang
tersusun, atau terangkai (dari satu kalimah dengan kalimah lainya) hal itu
dalam bahasa Arab disebut “kalam atau jumlah”. Kalam adalah ucapan

10
yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab,
yang terbagi dalam tiga bagian yaitu isim, fi’il dan huruf.
Kalimat dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga yaitu isim, fiil dan
huruf. Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan,
tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna yang tidak
berkaitan dengan waktu, sedangkan fi”il adalah kejadian atau pekerjaan
dan huruf adalah Setiap kata yang tidak memiliki makna sempurna kecuali
jika ia bersambung dengan kata lainnya (isim atau fiil).
Tanda fi’il dapat dikenali dengan beberapa tanda yakni dapat
bersambung dengan ta’fa’il, dapat bersambung dengan ya’ mukhotobah,
dan dapat bersambung dengan nun taukid sedangkan, tanda isim dapat
dikenali dengan tanda terdapat tanwin diakhir kata, dapat dimasuki oleh
huruf nida’ (panggilan) pada sebelum kata dan tanda huruf itu adalah
tanda adamiyyah (tidak adanya tanda) dan bukan tanda wujudiyyah
(adanya tanda).
Contoh dari isim yakni meliputi nama orang, nama hewan, nama
benda, nama kota dan nama tempat sedangkan, fi’il contohnya kata kerja
yang menunjukkan peristiwa masa lampau, masa sekarang atau yang akan
datang, kata kerja yang menunjukkan arti perintah dan huruf contohnya
adalah sehingga, dari, apakah dsb.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami materi tentang “Kalimat dalam Bahasa Arab” yang telah
diuraikan di atas. Dengan berbagai keterbatasan sumber dan bahan yamg
dikumpulkan sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan.
Sebagai pertimbangan, penyusun menyarankan agar pembaca dapat

11
mencari berbagai literatur lain demi melengkapi materi terkait yang belum
secara sempurna dibahas dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ahmad. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al Ihsan, 1992.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, 2010.
Hamid, Abdul. At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah. Jakarta: Pustaka
Media, 2008.

12
Naimah, Fuad. Mulakhkhash Qawa`id al-Lughah al-`Arabiyyah. Surabaya: Al-
Hidayah, 2009.
Ni’mah, Fuad. Kaedah Buku Bahasa Arab Praktis. Medan: Pustaka Darussalam,
2011.
Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Al-
Qur’an. Jakarta: Penamadani, 2008.
Zubaidillah, Muhammad Haris. Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab
Sampai Bisa. Amuntai: Hemat, 2018.
Zulfikar, Saidna bin Tahir. Cara Praktis Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Qalam
Media Pustaka, 2000.
Zulfikri, Rizan. “Istilah Kalimat dalam Sintaksis Bahasa Arab” Jurnal Bahasa
dan Sastra Arab, Vol.12, No.02 (Desember, 2020) 136.

13

Anda mungkin juga menyukai