Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Arab
Dosen Pengampu :
Bayu Fermadi, Lc, M. Hum
Disusun Oleh :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian kalimat dalam bahasa Arab.........................................3
B. Pembagian kalimat dalam bahasa Arab.........................................6
C. Tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab......................................7
D. Contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab..................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................11
B. Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang
sangat besar bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab
maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi wajar karena Al-Qur’an
merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping
itu, juga menjadi bahasa hadist dan kitab-kitab yang membahas ilmu-
ilmu agama Islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa
Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan
bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit penutur
bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya,
pengertian-pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan
makna), dan derivation (pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah
suatu kebetulan jika Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi
justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Al-Qu’ran turun
dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah SAW dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. Di dalam bahasa Arab
mempelajari ilmu nahwu sangatlah penting karena dari situlah bisa
mempelajari bahasa Arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari ilmu
nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an, artinya karena
menurut kaidah hukum Islam, mengerti ilmu nahwu bagi mereka yang
ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari
kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan hadits maka oleh
karena itulah ilmu nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu
dibanding ilmu yang lain karena tanpa ilmu nahwu tidak akan pernah
dapat dipahami. Dalam pembelajaran bahasa Arab, kalimat terbagi
menjadi tiga yaitu isim, fi’il, dan huruf. Pada makalah ini akan dibahas
1
tentang Kalimat. Kalimat adalah lafadz yang mempunyai suatu makna
tertentu. Kalimah dapat mempunyai makna tertentu karena tersusun
atas beberapa kata sesuai kaidah bahasa Arab. 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalimat dalam bahasa Arab?
2. Bagaimana pembagian kalimat dalam bahasa Arab?
3. Apa saja tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab?
4. Apa saja contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat dalam Bahasa Arab.
2. Untuk mengetahui pembagian kalimat dalam bahasa Arab.
3. Untuk mengetahui tanda-tanda kalimat dalam bahasa Arab.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh kalimat dalam bahasa Arab.
1
Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Al-Qur’an (Jakarta:
Penamadani, 2008), hal 5.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Secara etimologi (bahasa) kalimah mempunyai arti “kata”,
sedangkan secara istilah adalah kata yang mufrod (berdiri sendiri) dengan
kata lainnya untuk membentuk sebuah kalimat. Kalimah sendiri dikatan
mufrod karena ia kata tersebut berdiri sendiri. Didalam ilmu nahwu
kalimah dibagi menjadi 3, yaitu isim, fi’il dan huruf. 2
2
Rizan Zulfikri, “Istilah Kalimat dalam Sintaksis Bahasa Arab” Jurnal Bahasa dan Sastra Arab,
Vol.12, No. 02 (Desember, 2020), 136.
3
adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara utuh, yang tersusun
dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan khobar. 3
Sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu
nahwu) dan kita akan mempelajari kitab itu disini sebagai permulaan ,
disitu dituiskan kalam dapat didefinisikan sebagaimana berikut:
1. Diucapkan/dilafadzkan (ظ
ٌ ) م ْل ُفو, yaitu :
ْ َ
ِ وف اهلِج
ِ ض احلر ِ
ائية َ ُُ ِ الص ْوت املُ ْشتَم ُل على َب ْع
َّ
“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”
2. Disusun (
ٌ ) ُمَر َّك, yaitu :
ب
4
Pada kriteria ini, saat Mutakallim (orang yang berbicara) menyebut
sesuatu, maka terdiamlah si sami' (orang yang mendengar). Dalam artian
orang yang mendengar mengerti atas apa yang diucapkan oleh orang yang
berbicara sehingga tidak menimbulkan pertanyaan terhadap apa yang di
sampaikannya itu.
ض )ع
ْ الو
َ tersebut. Yang pertama adalah ص ) ُد
ْ ال َق artinya bahwa lafadz yang
B. Pembagian Kalimat
Didalam ilmu nahwu kalimah dibagi menjadi 3, yaitu fi’il, isim,
dan huruf sebagai berikut:
1. Fi’il
4
Ahmad Amiruddin, Tata Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ihsan, 1992), hal 5.
5
Fi’il secara bahasa adalah kejadian atau pekerjaan.
Padanannya dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja atau
verbal. Sedangkan dalam istilah nahwu, adalah kata yang
menunjukkan atas suatu makna tersendiri dan terikat dengan
salah satu dari tiga bentuk waktu masa lampau (fi’il madhi),
masa sekarang dan masa yang akan datang (fi’il mudhori) dan
kata kerja yang menunjukkan perintah (fi’il amr). Perubahan
bentuk dari setiap kata dalam Bahasa Arab merupakan
pembahasan ilmu shorof atau dalam istilah yang lebih luas,
morphologi. Sedangkan dalam ilmu nahwu, unsur utama yang
diperhatikan adalah kebubukan kata tersebut dalam struktur
kalimat.5
2. Isim
Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan yang
dinamai. Menurut istilah ahli nahwu isim adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan
dengan waktu apapun. Isim merupakan setiap kata yang
menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati,
tempat, waktu, sifat atau makna yang tidak berkaitan dengan
waktu6.
3. Huruf
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika
bersama dengan kata yang lain7. Huruf secara bahasa memiliki
arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang
ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal 28
huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf
5
Saidna Zulfiqar bin Tahir, Cara Praktis Belajar Bahasa Arab (Jakarta: Qalam Media Pustaka,
2000), hal 30.
6
Abd al-Hamid, At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah. (Jakarta: Pustaka Media, 2008),
Hal.7
7
Muh. Haris Zubaidillah, Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa (Amuntai:
Hemat, 2018), hal.7
6
yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan
س (akan), ف (maka), ب (dengan), ل (untuk). Huruf yang
dimaksud disini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu
huruf saja, tetapi juga yang disusun dari dua atau lebih huruf
yang memiliki makna. Intinya Huruf adalah setiap kata yang
artinya tidak dapat difahami kecuali bergabung dengan kata
lain.
C. Tanda-Tanda Kalimat
Kalimat dalam ilmu nahwu yaitu kata yang terbagi menjadi tiga
yaitu fi`il, isim, dan huruf. Masing-masing kalimat mempunyai tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Kalimat fi’il dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a. Dapat bersambung dengan ta’fa’il
b. Dapat bersambung dengan ya’ mukhothobah
c. Dapat bersambung dengan nun taukid
d. Bersambung dengan ta’ muannats8.
2. Kalimat isim dapat dikenali dengan beberapa tanda:
a. Dapat ditanwin di akhir kata
8
Fuad Ni`mah, Kaedah Buku Bahasa Arab Praktis (Medan: Pustaka Darussalam, 2011), hal. 3-4
9
Fuad Naimah, Mulakhkhash Qawa`id al-Lughah al-`Arabiyyah (Surabaya: Al-Hidayah, 2009),
hal. 17-18
7
3. Tanda huruf tidak patutnya dengan kata tersebut tanda isim
ataupun fi’il. Tanda huruf itu adalah tanda ‘adamiyyah
(tidak adanya tanda) dan bukan tanda wujudiyyah (adanya
tanda).
D. Contoh Kalimat
Kalimat dalam ilmu nahwu yaitu kata yang terbagi menjadi tiga
yaitu isim, fi’il dan huruf. Masing-masing kalimat mempunyai contoh-
contoh sebagai berikut:
1. Isim
a. Nama orang, seperti: ِ َ( فFatimah),
( َأ ْرمـَـانArman), اط َمة
( فرحــانFarhan), ( عارفةArifah), ( مسلم ــةMuslimah), ي ))و
( سفYusuf), dan lain-lain.
b. Nama binatang, seperti: ك
ٌ َ( مَسikan), س ُ ( َ)جkerbau), فَ )ْأٌر
ٌ )ام ْو
(tikus), dan lain-lain.
c. Nama tumbuhan, seperti: ( فِْل ِفلcabe), ضر
َ ( ُخsayuran), موز
ٌ
ٌ ٌ
(pisang), dan lain-lain.
ٌ( حَمْ َفظَ ) ) )ةtas), )اب ِ
d. Nama benda, seperti: ٌ ) ) )َ( كتbuku), َقلَ ٌم
(pulpen), حة مِم ِ
َ )( ْ َسpenghapus),ٌ( م ْس)طََرةpenggaris), dan lain-
lain.
e. Nama kota, seperti : ( ُس ) ) ) ْو َكابُ ْو ِم ْ)ىSukabumi), َجا َك ْرتَا
(Jakarta), ( نـُـونـُـوNunu), dan lain-lain.
ْ ْ
f. Nama tempat, seperti: ( مَحَّ ٌامtoilet), ص) ) ) ٌل
ْ َ( فkelas),ٌغُ ْرفَ) ) )ة
(kamar), ٌ( م ْدرس )ةsekolah),)ٌ( مكْتَبَ )ةperpustakaan), dan lain-
ََ َ َ
lain.
2. Fi’il
Fi’il terbagi menjadi tiga, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhori dan
fi’il amr.
a. Fi’il madhi
8
Fi'il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya
suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.
Contoh: ب
َ َ( َكتtelah menulis), ( َفتَ َحtelah dibuka)
b. Fi’il mudhori
Fi'il mudhari' adalah kata kerja yang menunjukkan
peristiwa pada waktu sekarang atau akan datang.
Contoh : ب
ُ ُيَكْت (dia (1 laki-laki) sedang/akan menulis),
10
Ghaziadin Djupri, Ilmu Nahwu Praktis (Surabaya: Apollo, 2010), hal 10.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bahasa Arab yang dimaksud dengan kalimah/kalimat
adalah berarti “kata” dalam bahasa Indonesianya. Sedangkan kalimah yang
tersusun, atau terangkai (dari satu kalimah dengan kalimah lainya) hal itu
dalam bahasa Arab disebut “kalam atau jumlah”. Kalam adalah ucapan
10
yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan
objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab,
yang terbagi dalam tiga bagian yaitu isim, fi’il dan huruf.
Kalimat dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga yaitu isim, fiil dan
huruf. Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan,
tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna yang tidak
berkaitan dengan waktu, sedangkan fi”il adalah kejadian atau pekerjaan
dan huruf adalah Setiap kata yang tidak memiliki makna sempurna kecuali
jika ia bersambung dengan kata lainnya (isim atau fiil).
Tanda fi’il dapat dikenali dengan beberapa tanda yakni dapat
bersambung dengan ta’fa’il, dapat bersambung dengan ya’ mukhotobah,
dan dapat bersambung dengan nun taukid sedangkan, tanda isim dapat
dikenali dengan tanda terdapat tanwin diakhir kata, dapat dimasuki oleh
huruf nida’ (panggilan) pada sebelum kata dan tanda huruf itu adalah
tanda adamiyyah (tidak adanya tanda) dan bukan tanda wujudiyyah
(adanya tanda).
Contoh dari isim yakni meliputi nama orang, nama hewan, nama
benda, nama kota dan nama tempat sedangkan, fi’il contohnya kata kerja
yang menunjukkan peristiwa masa lampau, masa sekarang atau yang akan
datang, kata kerja yang menunjukkan arti perintah dan huruf contohnya
adalah sehingga, dari, apakah dsb.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami materi tentang “Kalimat dalam Bahasa Arab” yang telah
diuraikan di atas. Dengan berbagai keterbatasan sumber dan bahan yamg
dikumpulkan sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan.
Sebagai pertimbangan, penyusun menyarankan agar pembaca dapat
11
mencari berbagai literatur lain demi melengkapi materi terkait yang belum
secara sempurna dibahas dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ahmad. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al Ihsan, 1992.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, 2010.
Hamid, Abdul. At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah. Jakarta: Pustaka
Media, 2008.
12
Naimah, Fuad. Mulakhkhash Qawa`id al-Lughah al-`Arabiyyah. Surabaya: Al-
Hidayah, 2009.
Ni’mah, Fuad. Kaedah Buku Bahasa Arab Praktis. Medan: Pustaka Darussalam,
2011.
Shihab, Umar. Kontekstualitas Al-Qur’an: Kajian Tematik atas Ayat-Ayat Al-
Qur’an. Jakarta: Penamadani, 2008.
Zubaidillah, Muhammad Haris. Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab
Sampai Bisa. Amuntai: Hemat, 2018.
Zulfikar, Saidna bin Tahir. Cara Praktis Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Qalam
Media Pustaka, 2000.
Zulfikri, Rizan. “Istilah Kalimat dalam Sintaksis Bahasa Arab” Jurnal Bahasa
dan Sastra Arab, Vol.12, No.02 (Desember, 2020) 136.
13