Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

KELOMPOK KATA (KALIMAH) DALAM BAHASA ARAB DAN

CONTOHNYA DALAM SURAH AL-BAQARAH AYAT 1-16

DOSEN PENGAMPU: ARY ANTONY PUTRA, M. A.

NABILAH SYAFENDRA 196210520

KELAS: 3 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020

 
 
KATA PENGANTAR

‫ﺍﻟﺮﺣِ ﻴﻢ‬ ‫ﺑِﺴ ِْﻢ ﱠ ِ ﱠ‬


‫ﺍﻟﺮﺣْ َﻤ ِﻦ ﱠ‬

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,

karunia serta hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyeleseikan

makalah ini untuk memenuhi studi mata kuliah Bahasa Arab. Semoga kita semua

selalu dalam lindungan-Nya dan dihindarkan dari wabah yang sedang melanda ini.

Aamiin. Serta tak lupa shalawat dan salam kita haturkan kepada Muhammad SAW.,

dimana berkat perjuangan dan keberanian beliau, kita dapat merasakan hidup di

zaman yang serba canggih yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta menjadikan dunia yang tidak terbatas seperti saat ini.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah

Bahasa Arab, Bapak Ary Antony Putra, M. A. atas tugas dalam membuat makalah

yang berjudul “Kelompok Kata (Kalimah) dalam Bahasa Arab dan Contohnya

dalam surah al-Baqarah ayat 1-16”. Semoga bapak selalu diberikan kesehatan oleh

Allah SWT. Aamiin.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada orang tua dan keluarga atas

dukungannya, baik dalam hal moril maupun materil.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan dalam pengantar ini, semoga

makalah yang saya sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya. Permohonan maaf saya haturkan kiranya dalam penulisan makalah ini

terdapat kesalahan yang berasal dari kurangnya ilmu pengetahuan pada saya

sendiri. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

kedepannya saya dapat memperbaikinya.


 
Batam, September 2020

Penulis

ii 
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Kalimah ........................................................................................................ 4

B. Fi’il ............................................................................................................... 6

C. Isim ............................................................................................................ 10

D. Huruf .......................................................................................................... 15

E. Contoh Isim dan Fi’il dalam surah al- Baqarah ayat 1-16 ......................... 24

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 35

A. Kesimpulan ................................................................................................ 35

B. Saran .......................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

iii 
 
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Bahasa Arab adalah:

“Kaidah-kaidah untuk mengetahui bentuk kata-kata Bahasa Arab serta

keadaannya baik dalam bentuk tunggal maupun dalam susunan kalimat.”

Ini adalah pengertian Bahasa Arab secara umum yang telah mencakup

definisi Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Terkadang, Ilmu Sharaf dianggap bagian dari

Ilmu Nahwu. Namun, dengan melihat fokus utama pembahasannya, Ilmu Nahwu

dan Ilmu Sharaf dianggap dua ilmu yang terpisah; di mana Ilmu Nahwu membahas

susunan dan kondisi kalimat, adapun Ilmu Sharaf membahas perubahan kata dari

satu bentuk ke bentuk yang lain.

Ilmu Nahwu lebih fokus kepada bagaimana suatu kalimat itu disusun serta

aturan-aturan yang terkait dengannya seperti harakat, letak kata, dan bentuk kata

yang tepat sehingga suatu kalimat dapat dipahami dengan mudah. Contohnya

kalimat:

َ َ‫َﺟﻠ‬
ٌ‫ﺲ ﺯَ ْﻳﺪ‬
(Zaid telah duduk)

Kata “ٌ‫”ﺯَ ْﻳﺪ‬ memiliki harakat dhammatain. Pemberian harakat ini tidak

dilakukan dengan sembarangan, melainkan ada aturan yang baku mengenai hal

tersebut. Seseorang tidak bisa serta merta memberikan harakat dhammah, kasrah,

kasratain tanpa melihat kondisi kalimat yang ada. Kemudian, kata “ٌ ‫ ”ﺯَ ْﻳﺪ‬yang

1
 
َ َ‫” َﺟﻠ‬, padahal dalam
merupakan subjek lebih diakhirkan ketimbang kata kerja “‫ﺲ‬

tata Bahasa Indonesia, subjek lebih didahulukan daripada predikat (kata kerja).

Kemudian, dari sisi pemilihan kata kerja sendiri, ada aturan khusus tentang hal

tersebut. Contohnya ketika yang duduk seorang perempuan, maka kata kerja yang

digunakan menjadi:

ٌ‫ﺖ ِﻫ ْﻨﺪ‬ َ َ‫َﺟﻠ‬


ْ ‫ﺴ‬
(Hindun telah duduk)

Semua hal di atas dibahas secara terperinci dalam Ilmu Nahwu. Adapun

Ilmu Sharaf tidak membahas hal tersebut, melainkan lebih fokus kepada aturan

perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Ilmu Sharaf membahas

َ َ‫ ” َﺟﻠ‬berubah menjadi “‫ﺖ‬


bagaimana kata “‫ﺲ‬ َ َ‫ ” َﺟﻠ‬dan bentuk yang lainnya.
ْ ‫ﺴ‬

Contohnya jika yang duduk adalah “kami” maka kata kerjanya berubah menjadi

ْ َ‫” َﺟﻠ‬. Perubahan kata ini beserta rumus-rumus perubahannya dibahas secara
“‫ﺴﻨَﺎ‬

mendalam di Ilmu Sharaf.

Ilmu Nahwu dan Sharaf sangat penting untuk dikuasai bagi orang-orang

yang ingin memahami Bahasa Arab. Oleh karena itulah Ilmu Nahwu dan Ilmu

Sharaf disebut dengan ilmu alat; yakni alat untuk memahami kalimat Bahasa Arab.

Ilmu Nahwu dan Sharaf adalah kunci untuk membuka gudang Ilmu Islam. Benarlah

perkataan Al- ‘Imrithiy dalam kitabnya Nadzham Al-Ajurrumiyyah:

Ilmu Nahwu adalah hal pertama yang paling utama untuk dipelajari ….

Karena, kalimat tanpanya, tak dapat dipahami

2
 
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah,

ialah:

1. Bagaimana pembagian kalimah dalam bahasa Arab?

2. Bagaimana pengertian isim beserta ciri-cirinya?

3. Bagaimana pengertian fi’il beserta ciri-cirinya?

4. Bagaimana pengertian huruf beserta ciri-cirinya?

5. Bagaimana pembagian isim dan fi’il dalam surah al- Baqarah ayat 1-16?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan, ialah:

1. Dapat mengetahui pembagian kalimah dalam bahasa Arab.

2. Dapat mengetahui pengertian isim beserta ciri-cirinya.

3. Dapat mengetahui pengertian fi’il beserta ciri-cirinya.

4. Dapat mengetahui pengertian huruf beserta ciri-cirinya.

5. Dapat mengetahui bagaimana pembagian isim dan fi’il dalam surah al-

Baqarah ayat 1-16.

3
 
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kalimah

“Kalimah (kata) adalah lafal yang mempunyai makna atau arti.”

Perlu dijelaskan sebelumnya bahwa kalimah atau kalimat dalam Bahasa

Arab berbeda pengertiannya dengan yang ada di Bahasa Arab. Dalam pelajaran

bahasa Indonesia, bahwasanya kalimat merupakan susunan dari kata kata. Akan

tetapi kalimah atau dapat juga disebutkan kalimat, yang akan dijelaskan dalam

pembahasan ini adalah mempunyai arti yang berbeda dengan kalimat yang kita

kenal dalam bahasa Indonesia. Tadi telah kita jelaskan bahawa kalimat (dalam

bahasa Indonesia) adalah merupakan susunan kata, akan tetapi dalam bahasa Arab

yang dimaksud dengaan kalimah/kalimat ialah “kata” dalam bahasa Indonesianya.

Sedangkan kalimah yang tersusun, atau terangkai (dari satu kalimah dengan

kalimah lainya) hal itu dalam bahasa Arab disebut “kalam atau jumlah”.

Untuk selanjutnya kita kenal kalimah sempurna dan kalimah tidak

sempurna dan sebagainya. Yang jelas hal ini untuk mengantarkan pengartian kita

terhadap “kalimah” dalam ilmu bahasa Arab. Susunan kalimah atau susunan yang

terjadi dari kumpulan kata-kata itu,disebut dalam bahasa Arab dengan istilah

“jumlah”.

“Al-jumlah adalah kalimat yang mempunyai pengertian secara utuh, yang

tersusun dari fi’il dan fa’il atau mubtada’ dan Khobar”

4
 
Menurut Amiruddin yang dimuat dalam website, kalam dapat didefinisikan

sebagi berikut:

“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami

maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam

bahasa Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il dan huruf.”

Dapat disimpulkan bahwa suatu ucapan dapat disebut kalam apabila

memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:

1. Diucapkan atau dilafadzkan (‫)ﻣﻠﻔﻮﻅ‬, yakni suara yang melengkapi atas

sebagian huruf hijaiyah.

2. Disusun (‫)ﻣﺮﻛﺒﺐ‬, yakni sesuatu yang tersusun dari dua kalimat, maka

seterusnya (lebih dari pada dua, yaitu tiga kalimat, empat, dan seterusnya.

3. Difahami (‫)ﻣﻔﻴﺪ‬, yakni sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna

yaitu sekiranya mutakallim (pembicara) dan pendengar diam (tidak

memberikan tanggapan).

4. Berbahasa Arab (‫)ﻭﺿﻊ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﻴﺔ‬

Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ‫ﺍﻟﻮﺿْﻊ‬
َ

ْ َ‫ ﺍﻟﻘ‬artinya bahwa lafadz yang tersusun serta


tersebut. Yang pertama adalah ُ‫ﺼﺪ‬

memberikan pengertian sempurna itu "dimaksudkan" oleh mutakallim, ada juga

yang mengartikan bahwa ‫ﺍﻟﻮﺿْﻊ‬


َ itu maksudnya adalah ‫ﻲ‬
‫ﺿ ُﻊ ﺍﻟﻌَ َﺮﺑِ ﱡ‬
ْ ‫ﺍﻟﻮ‬
َ artinya
bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan pengertian sempurna

tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan

oleh orang Arab. Yang kedua, sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang

5
 
berbicara. berbicara. Dalam hal ini, orang yang lagi mengigau tidaklah

termasuk dalam kalam.

B. Fi’il

Al-Fi’lu atau biasa disebut fi’il secara bahasa memiliki makna perbuatan

atau kata kerja. Sedangkan dalam ilmu nahwu, fi’il adalah kata yang menunjukkan

suatu makna yang ada pada zatnya serta terkait dengan waktu. Fi’il itu ada tiga:

1. Fi’il Madhy (‫)ﺍﻟﻤﺎﺿﻲ‬

Fi’il Madhy adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah

melakukan sesuatu. Ciri-ciri fi’il madhy, ialah:

a. Tampak pada huruf asli kata kerjanya dan umunya mengandung suara

‘a’. Contoh: ‫ﻛﺘﺐ‬

Fi’il madhy mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir

(pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil

contoh kata ‫ ﻛﺘﺐ‬ada 14 bentuk, sebagai berikut.

No. Dhamir Fi’il Madhy Arti Keterangan


Dia (lk) telah Bentuk asli tanpa
1 ‫ﻫﻮ‬ ‫ﻛﺘﺐ‬ menulis perubahan
2 ‫ﻫﻤﺎ‬ ‫ﻛﺘﺒﺎ‬ Dia dua (lk) telah ‫ ﺍ‬+ pada huruf
menulis terakhir

3 ‫ﻫﻢ‬ ‫ﻛﺘﺒﻮ‬ Mereka (lk) telah + ‫ ـــ ُ ْﻮ‬pada huruf


menulis terakhir
Dia (pr) telah ْ pada huruf
+ ‫ـﺖ‬
4 ‫ﻫﻲ‬ ‫ﻛﺘﺒﺖ‬ menulis terakhir

6
 
+ ‫ ـﺘـَﺎ‬pada huruf
Dia dua (pr) telah
5 ‫ﻫﻤﺎ‬ ‫ﻛﺘﺒﺘﺎ‬ menulis terakhir

6 ‫ﻫﻦ‬ ‫ﻛﺘﺒﻦ‬ Mereka(pr) telah + َ‫ ـْــﻦ‬pada huruf


menulis terakhir

7 ‫ﺍﻧﺖ‬ ‫ﻛﺘﺒﺖ‬ Kamu (lk) telah + ‫ــﺖ‬


َ ْ‫ ـ‬pada huruf
menulis terakhir

8 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﻛﺘﺒﺘﻤﺎ‬ Kalian (lk) telah + ‫ـْــﺘ ُ َﻤـﺎ‬pada huruf


menulis terakhir

9 ‫ﺍﻧﺘﻢ‬ ‫ﻛﺘﺒﺘﻢ‬ Kalian (lk) telah + ‫ ـْــﺘ ُ ْﻢ‬pada huruf


menulis terakhir

10 ‫ﺍﻧﺖ‬ ‫ﻛﺘﺒﺖ‬ Kamu (pr) telah +‫ﺖ‬


ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
menulis terakhir

11 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﻛﺘﺒﺘﻤﺎ‬ Kalian (pr) telah + ‫ ـْﺘ ُ َﻤـﺎ‬pada huruf


menulis terakhir

Kalian (pr) telah


‫ـْـﺘ ُ ﱠ‬pada huruf
+ ‫ـﻦ‬
12 ‫ﺍﻧﺘﻦ‬ ‫ﻛﺘﺒﺘﻦ‬ menulis terakhir

+ ُ‫ ـْــﺖ‬pada huruf
13 ‫ﺍﻧﺎ‬ ‫ﻛﺘﺒﺖ‬ Saya telah menulis
terakhir

Kami/kita telah
+‫ــْـﻨَـﺎ‬ Pada huruf
14 ‫ﻧﺤﻦ‬ ‫ﻛﺘﺒﻨﺎ‬ menulis terakhir

2. Fi’il Mudhori’ (‫)ﺍﻟﻀﺎﺭﻉ‬

Fi’il Mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang melakukan.

ُ ُ ‫( َﻳ ْﻜﺘ‬sedang menulis) atau


Contohnya:‫ﺐ‬ ‫ﺲ‬
ُ ‫ﻳَﺠْ ِﻟ‬ (sedang duduk). Bentuk kata

kerja lain seperti kata kerja akan datang, kata kerja yang sedang terjadi pada

masa lampau, dan bentuk kata kerja lain didapat dari bentuk fi’il mudhari’

dengan ditambahkan huruf atau kata tertentu. Ciri-ciri fi’il mudhari’, ialah:

a. Dapat dimasuki huruf sin ‫ ﺱ‬dan saufa ‫ﺳﻮﻑ‬,

7
 
b. Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ‫ﺕ‬, ‫ﻱ‬, ‫ﻥ‬, ‫ﺍ‬

( ُ‫ )ﺍَﻧَﻴْﺖ‬yang disebut huruf mudhara’ah.

Huruf Contoh Huruf Contoh


‫ﺍ‬ ‫ﺍﺫﻫﺐ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﻳﺬﻫﺐ‬,
‫ﻳﺬﻫﺒﻮﻥ‬,‫ﻳﺬﻫﺒﺎﻥ‬
‫ﻥ‬ ‫ﻧﺬﻫﺐ‬ ‫ﺕ‬ ‫ﺗﺬﻫﺒﻦ‬,‫ﺗﺬﻫﺒﺎﻥ‬,‫ﺗﺬﻫﺐ‬

c. Dapat dimasuki huruf ‫( ﻻ‬tidak)

Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya, sebagai berikut.

Letak
No. Dhamir Fi’il Mudari’ Arti Perubahan
perubahan
Dia (lk) sedang/
1 ‫ﻫﻮ‬ ‫ﺏ‬
ُ ‫ْـﺮ‬
ِ ‫ﻳَﻀ‬ akan memukul .… Akhir kata

2 ‫ﻫﻤﺎ‬ ‫ـﺎﻥ‬
ِ َ‫ﻳَﻀ ِْﺮﺑ‬ Dia dua (lk) sedang/
….َ‫ﺍﻥ‬
ِ Akhir kata
akan memukul

3 ‫ﻫﻢ‬ َ‫ﻳَﻀ ِْﺮﺑُـﻮﻥ‬ Mereka (lk) sedang/


…ُ َ‫ْﻭﻥ‬ Akhir kata
akan memukul

4 ‫ﻫﻲ‬ ‫ﺏ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬


ُ ‫ْـﺮ‬ Dia (pr) sedang/
akan memukul .… َ‫ﺕ‬ Awal kata

Dia dua (pr)


5 ‫ﻫﻤﺎ‬ ِ ‫ﺗَﻀ ِْﺮ‬
‫ﺑﺎﻥ‬ sedang/ akan ‫َﺍﻥ‬
ِ …‫ﺕ‬َ
Awal dan
akhir
memukul

6 ‫ﻫﻦ‬ َ‫ْـﺮﺑْﻦ‬
ِ ‫ﻳَﻀ‬ Mereka(pr) sedang/
َ‫ﺕ…ﺑْﻦ‬
َ
Awal dan
akhir
akan memukul

7 ‫ﺍﻧﺖ‬ ‫ﺏ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬


ُ ‫ْـﺮ‬ Kamu (lk) sedang/
akan memukul …‫ﺕ‬
َ Awal kata

8 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﺑﺎﻥ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬


ِ ‫ْـﺮ‬ Kalian (lk) sedang/
akan memukul ‫َﺍﻥ‬
ِ …‫ﺕ‬َ
Awal dan
akhir

9 ‫ﺍﻧﺘﻢ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬
‫ْـﺮﺑُ ْﻮ ِﻥ‬ Kalian (lk) sedang/
akan memukul َ‫ﺕ… ُْﻭﻥ‬
Awal dan
akhir

10 ‫ﺍﻧﺖ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬
َ‫ْـﺮ ِﺑﻴْﻦ‬ Kamu (pr) sedang/
akan memukul َ‫ﺕَ … ِﺑﻴْﻦ‬
Awal dan
akhir

11 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﺎﻥ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬


ِ َ‫ْـﺮﺑ‬ Kalian (pr) sedang/
akan memukul ‫َﺍﻥ‬
ِ … َ‫ﺕ‬
Awal dan
akhir
Awal dan
12 ‫ﺍﻧﺘﻦ‬ ِ ‫ﺗَﻀ‬
َ‫ْـﺮﺑْﻦ‬ Kalian (pr) sedang/
akan memukul َ‫ﺕ…ﺑْﻦ‬
َ akhir

8
 
13 ‫ﺍﻧﺎ‬ ‫ﺏ‬ ِ ‫ﺍَﺿ‬
ُ ‫ْـﺮ‬ Saya telah sedang/
akan memukul ..…‫ﺍ‬ Awal kata

14 ‫ﻧﺤﻦ‬ ‫ﺏ‬
ُ ‫ْـﺮ‬
ِ ‫ﻧَﻀ‬ Kami/kita sedang/
…… َ‫ﻥ‬ Awal kata
akan memukul

3. Fi’il Amr (‫)ﺍﻻﻣﺮ‬

ْ ُ ‫( ﺍ ُ ْﻛﺘ‬tulislah!)
Fi’il Amr adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya: ‫ﺐ‬

atau ‫ﺲ‬
ْ ‫( ﺍِﺟْ ِﻠ‬duduklah!). Ciri-ciri fi’il amr ialah:

a. Diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun, contoh:
ْ‫ﺍ ُ ْﻛﺘُﺐ‬ Tulislah
َ ‫ﺍِ ْﻗ‬
‫ـﺮ ْء‬ Bacalah ْ َ‫ﺍِﺣْ ﻔ‬
‫ﻆ‬ Hafalkan

Cara membuat fi’il amr, ialah:

a. Berasal dari fi’il madhy.

b. Dibuang ya’ mudhari’ nya (yakni huruf awal fi’il mudhara’i).

c. Huruf akhir diberi harakat sukun.

d. Jika setelah dibuang ya’ mudhari’ nya ternayat huruf awalnya

berharakat sukun(‫ )ـْـ‬maka ditambah dengan hamzah washal (‫ )ﺍ‬yang

berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.

Langkah-langkah membuat Fi’il amar

ُ ‫ﻳَ ْﺬﻫ‬
‫َـﺐ‬ ُ ‫ْﺫﻫ‬
‫َـﺐ‬ ْ‫ْﺫﻫَـﺐ‬ ْ‫ﺍ ْﺫﻫَـﺐ‬

1 2 3 4
Bentuk fi’il amr hanya ada 6, yakni:

No. Dhamir Fi’il Amr Arti Perubahan


1 ‫ﻫﻮ‬ x x x
2 ‫ﻫﻤﺎ‬ x x x
3 ‫ﻫﻢ‬ x x x

9
 
4 ‫ﻫﻲ‬ x x x
5 ‫ﻫﻤﺎ‬ x x x
6 ‫ﻫﻦ‬ x x x
7 ‫ﺍﻧﺖ‬ ْ‫ﺍ ُ ْﻛـﺘُﺐ‬ Memukullah kamu
(lk) Asli
8 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﺍ ُ ْﻛﺘُﺒَــﺎ‬ Memukullah kalian
(lk)
…..َ‫ﺍ‬
9 ‫ﺍﻧﺘﻢ‬ ‫ﺍ ُ ْﻛـﺘُﺒُ ْـﻮﺍ‬ Memukullah kalian
(lk)
….ُ‫ْﻭ‬
10 ‫ﺍﻧﺖ‬ ‫ﺍ ُ ْﻛـﺘُﺒِﻲ‬ Memukullah kamu
(pr)
….ِ‫ﻱ‬
ْ
11 ‫ﺍﻧﺘﻤﺎ‬ ‫ﺍ ُ ْﻛـﺘُﺒَﺘَـﺎ‬ Memukullah kalian
(pr) …َ‫ﺗَـﺎ‬
12 ‫ﺍﻧﺘﻦ‬ َ‫ﺍ ُ ْﻛـﺘُﺒْـﻦ‬ Memukullah kalian
(pr)
….ْ‫ِﻥ‬
13 ‫ﺍﻧﺎ‬ x x x

14 ‫ﻧﺤﻦ‬ x x x

C. Isim

Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata

benda”. Sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah kata yang menunjukkan

suatu makna yang ada pada zatnya akan tetapi tidak berkaitan dengan waktu. Isim

terbagi dalam beberapa jenis yang bisa dikelompokkan sesuai dengan kelompoknya.

1. Isim (‫ﺳ ُﻢ‬


ْ ‫)ﺍ ِﻻ‬, dilihat dari jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Isim Mudzakkar

Isim mudzakkar adalah isim yang menunjukkan makna jenis laki-laki.

Contoh:

َ (thoolibun) = siswa laki-laki


ٌ‫ﻁﺎﻟِﺐ‬

‫( َﺭ ُﺟ ٌﻞ‬rojulun) = seorang lelaki

10
 
ٌ‫( ِﻛﺘَﺎﺏ‬kitaabun) = buku

b. Isim Muannats

Isim muannats adalah isim yang menunjukkan makna jenis perempuan.

Contoh:

ٌ‫ﺳﺔ‬
َ ‫( ُﻣﺪَ ِ ّﺭ‬mudarrisatun) = guru perempuan

ٌ ‫ﱠﺎﺭﺓ‬
َ ‫ﺳﻴ‬َ (sayyaarotun) = mobil
ٌ‫( َﺣ ِﺪ ْﻳﻘَﺔ‬hadiiqotun) = kebun, taman

ٌ ‫ﺳﺒ ْﱡﻮ َﺭﺓ‬


َ (sabbuurotun) = papan tulis

2. Isim dilihat dari jumlahnya terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Isim Mufrad

Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan makna satu atau tunggal.

Contoh:

‫( ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٌﻢ‬muslimun) = seorang muslim

ٌ‫( ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤﺔ‬muslimatun) = seorang muslimah

ٌ ‫ﱠﺎﺭﺓ‬
َ ‫ﺳﻴ‬َ (sayyaarotun) = sebuah mobil
b. Isim Mutsanna

Isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan jumlah dua.

Contoh:

‫ﺎﻥ‬
ِ ‫( ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤ‬muslimaani) = dua orang muslim

‫َﺎﻥ‬
ِ ‫( ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤﺘ‬muslimataani) = dua orang muslimah

11
 
‫ﺎﻥ‬
ِ َ‫( ِﻛﺘ َﺎﺑ‬kitaabaani) = dua buku

‫َﺎﻥ‬
ِ ‫ﱠﺎﺭﺗ‬
َ ‫ﺳﻴ‬
َ (sayyaarotaani) = dua mobil
c. Isim Jamak

Isim jamak adalah isim yang menunjukkan jumlah banyak ( lebih dari

dua ). Isim jamak terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1) Jamak Mudzakkar Salim (‫ﺳﺎ ِﻟ ٌﻢ‬


َ ‫) َﺟ ْﻤ ُﻊ ُﻣﺬَ ﱠﻛ ٍﺮ‬

Misal: َ‫ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮﻥ‬ (muslimuuna) = banyak muslim, َ‫ﺳ ْﻮﻥ‬


ُ ‫ُﻣﺪَ ِ ّﺭ‬

(mudarrisuuna) = guru- guru (banyak guru).

2) Jamak Muannats Salim (‫ﺳﺎ ِﻟ ٌﻢ‬


َ ٍ ‫) َﺟ ْﻤ ُﻊ ُﻣ َﺆﻧﱠ‬
‫ﺚ‬

Misal: ٌ‫ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤﺎﺕ‬ (muslimaatun) = banyak muslimah, ٌ‫ﺳﺎﺕ‬


َ ‫ُﻣﺪَ ِ ّﺭ‬

(mudarrisaatun) = banyak guru perempuan, ٌ‫ﱠﺎﺭﺍﺕ‬


َ ‫ﺳﻴ‬َ (sayyaarootun) =

mobil-mobil (banyak mobil).

3) Jamak Taksir

Misal: ‫ﺏ‬ ُ
ٌ ‫ﻁﻼ ﱠ‬ (thullaabun) = para siswa, ‫ِﺭ َﺟﺎ ٌﻝ‬ (rijaalun) = para

lelaki, ٌ‫( ُﻛﺘُﺐ‬kutubun) = buku-buku, ٌ‫( ﺑُﻴ ُْﻮﺕ‬buyuutun) = rumah-rumah.

3. Isim dilihat dari keumuman dan kekhususannya terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Isim Nakirah (ُ ‫ﺍﻟﻨﱠ ِﻜ َﺮﺓ‬ ‫ = )ﺍ ِﻻ ْﺳ ُﻢ‬Kata benda umum

Isim nakirah adalah isim yang masih bersifat umum atau belum

diketahui. Pada umumnya isim nakiroh adalah isim yang bertanwin. Contoh:

ٌ‫( ِﻛﺘَﺎﺏ‬kitaabun) = buku

12
 
ٌ ‫( ﺑَﻴ‬baitun) = rumah
‫ْﺖ‬

ْ
b. Isim Ma’rifah (ُ‫ﺍﻟ َﻤ ْﻌ ِﺮﻓَﺔ‬ ‫)ﺍ ِﻻ ْﺳ ُﻢ‬ = Kata benda khusus. Isim ma’rifah

adalah isim yang bersifat khusus atau isim yang sudah sudah

dikenal/diketahui. Isim ma’rifah terdiri dari beberapa macam, yaitu:

1) Isim yang diawali dengan alif-lam (‫)ﺍﻝ‬. Contoh: ُ‫َﺎﺏ ﺍﻟﺒَﻴْﺖ‬


ُ ‫ﺍﻟ ِﻜﺘ‬

2) Isim dhomir atau kata ganti.

Contoh: ‫ ﺃ َ ْﻧﺘ ُ ْﻢ‬، ‫ ﺃ َ ْﻧﺘ ُ َﻤﺎ‬، َ‫ ﺃ َ ْﻧﺖ‬، ‫ ﻫ ﱠُﻦ‬، ‫ ُﻫ َﻤﺎ‬، ‫ﻲ‬


َ ‫ ِﻫ‬، ‫ ُﻫ ْﻢ‬، ‫ ُﻫ َﻤﺎ‬،‫ ﻫ َُﻮ‬،

‫ ﻧَﺤْ ُﻦ‬، ‫ ﺃَﻧَﺎ‬، ‫ ﺃ َ ْﻧﺘ ُ ﱠﻦ‬، ‫ ﺃ َ ْﻧﺘ ُ َﻤﺎ‬، ‫ﺖ‬


ِ ‫ﺃ َ ْﻧ‬

3) Isim isyarah (ِ‫َﺎﺭﺓ‬


َ ‫ﺍﻹﺷ‬ ‫ = )ﺍِ ْﺳ ُﻢ‬Kata penunjuk.

َ ‫ﺫَﺍ ِﻧ‬
Contoh: ‫ﻚ‬ ، ‫ ﺫَ ِﻟ َﻚ‬، ‫ُﻻء‬
ِ ‫ َﻫﺆ‬، ‫َﺎﻥ‬
ِ ‫ ﻫَﺎﺗ‬، ‫ َﻫ ِﺬ ِﻩ‬، ‫ُﻻء‬ ِ َ‫ َﻫﺬ‬، ‫ﻫﺬﺍ‬
ِ ‫ َﻫﺆ‬، ‫ﺍﻥ‬

، َ‫ ُﺃﻭﻟَﺌِﻚ‬، َ‫ ﺗ َﺎﻧِﻚ‬، َ‫ ِﺗ ْﻠﻚ‬، َ‫ُﺃﻭﻟَﺌِﻚ‬

4) Isim maushul (‫ﻝ‬ ُ ‫ْﺍﻟ َﻤ ْﻮ‬


ُ ‫ﺻ ْﻮ‬ ‫ﺍﻻ ْﺳ ُﻢ‬
ِ ) = Kata sambung.

ْ ‫ﺍﻟﻼﱠ ِﺗ‬
Contoh: ‫ﻲ‬ ِ ‫ ﺍﻟﱠﺘ‬، ‫ ﺍﻟﱠ ِﺘ ْﻲ‬، َ‫ ﺍﻟﱠ ِﺬﻳْﻦ‬، ‫ﺍﻥ‬
، ‫َﺎﻥ‬ ِ َ‫ ﺍﻟﱠﺬ‬، ‫ِﻱ‬
ْ ‫ﺍﻟﱠﺬ‬
ْ
5) Isim ‘alam (‫ﺍﻟﻌَﻠَ ِﻢ‬ ‫)ﺍِ ْﺳ ُﻢ‬ atau Nama tertentu. Contoh: ُ‫– ﺃَﺣْ َﻤﺪ‬

ُ‫ﺎﻁ َﻤﺔ‬
ِ َ‫ﻓ‬

4. Berdasarkan huruf akhir atau harokatnya, isim dibagi 4 jenis, yaitu:

a. Isim shohih akhir, yaitu isim yang huruf akhirnya tidak terdiri dari huruf

‘illat.

13
 
b. Isim mu’tal akhir ialah kebalikan dari isim shahih akhir. yaitu isim yang

huruf akhirnya terdiri dari huruf ‘illat.

c. Asmaul khomsah, disebut juga isim yang lima. yaitu: ‫ َﺣ ٌﻢ‬، ‫ ﺍ َ ٌﺥ‬، ‫ﺏ‬
ٌ َ‫ ﺍ‬،

ُ‫ ﺫ‬، ‫ﻑ‬.
ُ
d. Isim ghoiru munshorif ialah isim yang tidak bisa menerima tanwin.

Termasuk isim ghoiru munshorif adalah:

1) Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain,

seperti: ‫ﻋ َﻤ ُﺮ‬
ُ ُ ‫ﻋﺜْ َﻤ‬
، ‫ﺎﻥ‬ ُ ، ُ‫ﺎﻁ َﻤﺔ‬
ِ َ‫ﻓ‬.

2) Shighot muntahal jumuk merupakan bentuk jamak yang sama

ُ ‫ َﻣﻔَﺎ ِﻋ‬dan ‫ َﻣﻔَﺎ ِﻋ ْﻴ ُﻞ‬, seperti: ُ‫ﺎﺟﺪ‬


dengan ‫ﻞ‬ ِ ‫ﺴ‬َ ‫ َﻣ‬.

3) Mengandung alif ta’nits mamdudah. seperti: ُ ‫ﺳ ْﻮﺩَﺍ‬


‫ﺉ‬ َ ، ‫ﺻﺤْ َﺮﺍ ُء‬
َ ،

‫ﺣ ْﻤ َﺮﺍ ُء‬
َ
Yang menjadi ciri-ciri isim, ialah:

1. Berakhiran kasroh, seperti ‫ﺖ‬


ِ ‫ﺍﻟﺒَ ْﻴ‬ ‫ﺃﻧﺎ ﻓﻲ‬, kata ‫ﺖ‬
ِ ‫ ﺍﻟﺒﻴ‬adalah isim. Isim dapat
berakhiran kasrah, antara lain disebabkan oleh huruf-huruf khafadh dan
huruf qasam (sumpah).

,‫ َﻭ ْﺍﻟﺒَﺎ ُء‬, ‫ َﻭ ُﺭﺏﱠ‬, ‫ َﻭﻓِﻲ‬,‫ﻋﻠَﻰ‬ َ ‫ َﻭ‬,‫ َﻭﺇِﻟَﻰ‬,‫ﻲ ِﻣ ْﻦ‬


َ ‫ َﻭ‬,‫ﻋ ْﻦ‬ ِ ‫ﻭﻑ ﺍ َ ْﻟ َﺨ ْﻔ‬
َ ‫ َﻭ ِﻫ‬,‫ﺾ‬ ِ ‫َﻭ ُﺣ ُﺮ‬
ُ ‫َﻭ ْﺍﻟ َﻜ‬
‫ َﻭ ﱠ‬,‫ﺎﻑ‬
‫ﺍﻟﻼ ُﻡ‬
“Adapun huruf khafadh ialah: huruf mim (dari), huruf ila
(ke/kepada/sampai), huruf 'an (daripada), huruf 'ala (atas), huruf fi
(pada/didalam), huruf rubb (berapa banyak) huruf ba (dengan), huruf kaf
(seperti), huruf lam (untuk/bagi/milik).”

‫ َﻭﺍﻟﺘﱠﺎ ُء‬,‫ َﻭ ْﺍﻟﺒَﺎ ُء‬,‫ﻲ ﺍ َ ْﻟ َﻮ ُﺍﻭ‬ َ َ‫ﻭﻑ ﺍ َ ْﻟﻘ‬


َ ‫ َﻭ ِﻫ‬,‫ﺴ ِﻢ‬ ُ ‫َﻭ ُﺣ ُﺮ‬

14
 
“Adapun huruf qasam (sumpah) adalah: Huruf waw (Demi), Huruf ba
(Demi), dan Huruf ta (Demi)”.

2. Berakhiran tanwin, seperti ً‫ﺟﻼ‬


ُ ‫َﺭ‬ ُ‫ﺭﺃﻳﺖ‬, kata ً‫ ﺭﺟــﻼ‬merupakan isim.

ْ َ‫ﺷﺮﻗ‬
3. Diawali dengan alim lam, seperti ‫ﺖ‬ ‫ﺍﻟﺸﻤﺲ‬
ُ , kata ‫ﺍﻟﺸﻤﺲ‬
ُ adalah isim
karena ia diawali dengan alif lam.

4. Di dahului huruf jar (kata depan), seperti َ َ‫ﻧ‬, karena ‫ﺇﻟﻰ‬


‫ﻈ ْﺮﺕُ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎء‬
merupakan huruf jar, maka kata setelahnya yaitu ‫ ﺍﻟﺴﻤﺎء‬adalah isim.

5. Di dahului huruf nida’, seperti ُ ‫ﺭﻣﺤﻤـــﺪ‬ ‫ﻳﺎ‬, kata ‫ﻣﺤﻤــﺪ‬ merupakan isim,

karena ia didahului oleh huruf nida, yaitu ‫ﻳﺎ‬.

D. Huruf

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa

dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian,

kata ini tidak akan kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-

kata lain. Dengan makna yang serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:

ِْ َ‫ﺲ َﳍَﺎ َﻣ ْﻌﲎ إِﱠﻻ َﻣ َﻊ ﻏ‬


.‫ـﲑَﻫﺎ‬ ٍ ِ
ً َ ‫ف ُﻫ َﻮ ُﻛ ﱡﻞ َﻛﻠ َﻤ ــﺔ ﻟَْﻴ‬
ُ ‫اَ ْﳊـَ ْـﺮ‬
“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali disandingkan

dengan kata lain.”

Huruf dibagi menjadi 26 kelompok, diantaranya:

15
 
16
 
17
 
18
 
19
 
20
 
21
 
22
 
23
 
E. Contoh Isim dan Fi’il dalam surah al- Baqarah ayat 1-16

1. Ayat 1
‫ﺍﻟﻢ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ﺍﻟﻢ‬ Alif Laam Miim

2. Ayat 2
َ‫ْﺐ ۛ ﻓِﻴ ِﻪ ۛ ُﻫﺪًﻯ ِﻟّ ْﻠ ُﻤﺘ ﱠ ِﻘﻴﻦ‬ ُ ‫ٰﺫَ ِﻟ َﻚ ْﺍﻟ ِﻜﺘ‬
َ ‫َﺎﺏ َﻻ َﺭﻳ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ٰﺫَ ِﻟ َﻚ‬ Itulah Isim Isyarah

ُ َ ‫ْﺍﻟ ِﻜﺘ‬
‫ﺎﺏ‬ Kitab (al- quran) Isim Ma’rifat ْ
Awalan ‫ﺍﻝ‬
Tidak ada
َ ‫َﻻ َﺭﻳ‬
‫ْﺐ‬ keraguan
Fi’il Mudhari’ Dimasuki ‫َﻻ‬

‫ﻓﻲ‬ Di dalam Huruf Jar

‫ِﻩ‬ Nya Dhomir


Akhiran
‫ُﻫﺪًﻯ‬ Petunjuk Isim Nakirah
tanwin
Bagi orang-orang
َ‫ُﻣﺘﱠﻘِﻴﻦ‬ yang bertaqwa
Isim Nakirah Awalan ‫ُﻡ‬

3. Ayat 3
َ‫ﺼ َﻼﺓ َ َﻭ ِﻣ ﱠﻤﺎ َﺭﺯَ ْﻗﻨَﺎ ُﻫ ْﻢ ﻳُﻨ ِﻔﻘُﻮﻥ‬ ِ ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥَ ِﺑ ْﺎﻟﻐَ ْﻴ‬
‫ﺐ َﻭﻳُ ِﻘﻴ ُﻤﻮﻥَ ﺍﻟ ﱠ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
(Yaitu) orang-orang
َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ yang
Isim Maushul

َ‫ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥ‬ Mereka beriman Fi’il Mudhori’ Awalan ‫ﻱ‬


ُ
‫ﺏ‬ Dengan Huruf Jar
Hal gaib (surga,
‫ﺐ‬ِ ‫ْﺍﻟﻐَ ْﻴ‬ neraka dll)
Isim Ma’rifat ْ
Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫ﻭ‬ Dan Huruf Athof


Mereka
َ‫ﻳُ ِﻘﻴ ُﻤﻮﻥ‬ menyempurnakan Fi’il Mudhori’ Awalan ‫ﻱ‬
ُ
(melaksanakan)
َ ‫ﺼ َﻼﺓ‬
‫ﺍﻟ ﱠ‬ Sholat Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬

24
 
Dari sebagian
‫ِﻣ ﱠﻤﺎ‬ (harta)
Isim Nakirah Awalan ‫ِﻡ‬
(yang) telah Kami
‫َﺭﺯَ ْﻗﻨَﺎ‬ rezekikan
Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻧَﺎ‬

‫ُﻫ ْﻢ‬ Kepada mereka itu Dhomir


Mereka
َ‫ﻳُﻨ ِﻔﻘُﻮﻥ‬ menginfakkan Fi’il Mudhori’ Awalan ‫ﻱ‬
ُ
(karena Allah)

4. Ayat 4
ِ ُ ‫ﻧﺰ َﻝ ِﺇﻟَﻴ َْﻚ َﻭ َﻣﺎ ﺃ‬
َ‫ﻧﺰ َﻝ ِﻣﻦ ﻗَ ْﺒ ِﻠ َﻚ َﻭ ِﺑ ْﺎﻵ ِﺧ َﺮﺓِ ُﻫ ْﻢ ﻳُﻮﻗِﻨُﻮﻥ‬ ِ ُ ‫َﻭﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥَ ِﺑ َﻤﺎ ﺃ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫َﻭ‬ Dan Huruf Athof

َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ Orang-orang yang Isim Mausul

َ‫ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥ‬ Mereka beriman Fi’il Mudhori’ Awalan ‫ﻱ‬


ُ
‫ﺏ‬ Dengan Huruf Jar
ِ
‫َﻣﺂ‬ Apa yang Isim Mausul

‫ﻧﺰ َﻝ‬ ِ ُ‫ﺃ‬ Telah diturunkan ia Fi’il Madhy Akhiran


fathah
‫ِﺇﻟَﻰ‬ Kepada Huruf Jar

‫َﻙ‬ Engkau Dhomir

‫ِﻣﻦ‬ Dari Huruf Jar

‫ﻗَ ْﺒ ِﻞ‬ Sebelum Isim Akhiran


kasrah
ِ‫ﺍﻷ َ ِﺧ َﺮﺓ‬ Akhirat Isim Majrur

‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

َ‫ﻳُﻮﻗِﻨُﻮﻥ‬ Mereka yakin Fi’il Mudhori Awalan ‫ﻱ‬


ُ

5. Ayat 5
ُ ‫ْﺍﻟ ُﻤ ْﻔ ِﻠ‬
َ◌‫ﺤﻮﻥ‬ ‫ﻋﻠَ ٰﻰ ُﻫﺪًﻯ ِ ّﻣﻦ ﱠﺭ ِﺑّ ِﻬ ْﻢ ۖ َﻭﺃُﻭ ٰﻟَﺌِ َﻚ ُﻫ ُﻢ‬
َ ‫ﺃ◌ُ ﻭ ٰﻟَﺌِ َﻚ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ﺃُﻭ ٰﻟَﺌِ َﻚ‬ Mereka adalah Isim Isyarah

25
 
(yang berada) di
‫ﻋﻠَ ٰﻰ‬
َ atas
Huruf Jar

Akhiran
‫ُﻫﺪًﻯ‬ Petunjuk Isim Nakirah
tanwin
‫ِ ّﻣﻦ‬ Dari Huruf Jar

ِ ّ‫َﺭﺏ‬ Tuhan Isim Majrur

‫ِﻫ ْﻢ‬ mereka Dhomir

‫َﻭ‬ Dan Hurf Athof

‫ﺃُﻭ ٰﻟَﺌِ َﻚ‬ Mereka itu Isim Isyarah

‫ُﻫ ُﻢ‬ Merekalah Dhomir


Orang-orang yang Isim Jamak
َ‫ْﺍﻟ ُﻤ ْﻔ ِﻠ ُﺤﻮﻥ‬ beruntung Muzzakar Salim

6. Ayat 6
َ‫ﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ﺃَﺃَﻧﺬَ ْﺭﺗ َ ُﻬ ْﻢ ﺃ َ ْﻡ ﻟَ ْﻢ ﺗُﻨﺬ ِْﺭ ُﻫ ْﻢ َﻻ ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥ‬ َ ‫ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ َﻛﻔَ ُﺮﻭﺍ‬
َ ‫ﺳ َﻮﺍ ٌء‬
Ayat Arti Jenis Alasan
Huruf Nashoba
‫ﺇِ ﱠﻥ‬ sesungguhnya
Rafa’u
َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ orang-orang yang Isim Maushul

‫َﻛﻔَ ُﺮﻭﺍ‬ kafir (ingkar) Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬


Akhiran
‫ﺳ َﻮﺍ ٌء‬ َ sama saja Ismi Nakirah
tanwin
‫ﻋﻠَﻰ‬ َ Atas Huruf Jar

‫ِﻫ ْﻢ‬ mereka Dhomir


َ‫ﺃ‬ Apakah Huruf Istifham
Kamu beri
َ ‫ﺃَﻧﺬَ ْﺭ‬
‫ﺕ‬ peringatan
Fi’il Madhy Akhiran ‫ﺕ‬
َ
‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫ﺃ َ ْﻡ‬ Atau Huruf Al- ‘aftu

‫ﻟَ ْﻢ‬ Tidak Lam Yajzum


Kamu beri
‫ﺗُﻨﺬ ِْﺭ‬ peringatan
Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﺕ‬
َ
‫َﻻ‬ Tidak/bukan An-nafi’

26
 
Fi’il Mudhari’
َ‫ﻳُﺆْ ِﻣﻨُﻮﻥ‬ Mereka beriman
Majhul
Awalan ‫ﻱ‬
ُ

7. Ayat 7
‫ﻋ ِﻈﻴ ٌﻢ‬
َ ‫ﺍﺏ‬ َ ‫َﺎﻭﺓ ٌ ۖ َﻭﻟَ ُﻬ ْﻢ‬
ٌ َ ‫ﻋﺬ‬ َ ‫ﺎﺭ ِﻫ ْﻢ ِﻏﺸ‬
ِ ‫ﺼ‬َ ‫ﻋﻠَ ٰﻰ ﺃ َ ْﺑ‬
َ ‫ﺳ ْﻤ ِﻌ ِﻬ ْﻢ ۖ َﻭ‬ َ ‫ﻋﻠَ ٰﻰ ﻗُﻠُﻮ ِﺑ ِﻬ ْﻢ َﻭ‬
َ ‫ﻋﻠَ ٰﻰ‬ َ ُ ‫َﺧﺘ ََﻢ ﱠ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
Akhiran
‫َﺧﺘ ََﻢ‬ Telah mengunci Fi’il Madhy
fathah
Menunjukan
ُ‫ﱠ‬ Allah Isim Nakirah
nama
‫ﻋﻠَ ٰﻰ‬
َ Di atas Huruf Jar
Akhirah
kasrah,
ِ ‫ﻗُﻠُﻮ‬
‫ﺏ‬ Hati Isim Jamak
merupakan
kata majemuk
‫ِﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫َﻭ‬ Dan Huruf Jar

‫ﻋﻠَ ٰﻰ‬ َ Atas Huruf Jar


Akhirah
kasrah,
‫ﺳ ْﻤ ِﻊ‬
َ Pendengaran Isim Jamak
merupakan
kata majemuk
‫ِﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir
Akhirah
kasrah,
‫ﺎﺭ‬
ِ ‫ﺼ‬َ ‫ﺃ َ ْﺑ‬ Penglihatan Isim Jamak
merupakan
kata majemuk
Akhiran
ٌ ‫َﺎﻭﺓ‬
َ ‫ِﻏﺸ‬ Penutup Isim Nakirah
tanwin
‫َﻝ‬ Untuk Huruf Jar

‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir


Akhiran
ٌ َ‫ﻋﺬ‬
‫ﺍﺏ‬ َ Adzab/siksaan Isim Nakirah
tanwin
Akhiran
‫ﻋ ِﻈﻴ ٌﻢ‬
َ Yang besar/pedih Isim Nakirah
tanwin

27
 
8. Ayat 8
َ‫ﺎﺱ َﻣﻦ ﻳَﻘُﻮ ُﻝ ﺁ َﻣﻨﱠﺎ ِﺑﺎ ﱠ ِ َﻭ ِﺑ ْﺎﻟﻴَ ْﻮ ِﻡ ْﺍﻵ ِﺧ ِﺮ َﻭ َﻣﺎ ُﻫﻢ ِﺑ ُﻤﺆْ ِﻣﻨِﻴﻦ‬
ِ ‫َﻭ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨﱠ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫َﻭ‬ Dan Huruf Athaf

َ‫ِﻣﻦ‬ Dari Huruf Jar

‫ﺎﺱ‬ِ ‫ﺍﻟﻨﱠ‬ Manusia Isim Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫َﻣﻦ‬ Siapa yang Isim Maushul

‫ﻳَﻘُﻮ ُﻝ‬ Dia berkata Fi’il Mudahari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ
‫ﺁ َﻣﻨﱠﺎ‬ Kami telah beriman Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻧﱠﺎ‬

‫ﺏ‬ِ Dengan Huruf Jar


Awamilul
ismi,
ِ‫ﱠ‬ Allah Isim menunjukan
nama, akhiran
kasrah
‫َﻭ‬ Dan Huruf Jar

ْ
Awalan ‫ﺍﻝ‬,
‫ْﺍﻟﻴَ ْﻮ ِﻡ‬ Hari Isim akhiran
kasrah
ْ
Awalan ‫ﺍﻝ‬,
‫ْﺍﻵ ِﺧ ِﺮ‬ Akhir Isim akhiran
kasrah
‫َﻣﺎ‬ Tidak/bukan An- Nafi’

‫ُﻫﻢ‬ Mereka Dhomir


Awamilul
Orang-orang yang ismi, awalan
َ‫ُﻣﺆْ ِﻣﻨِﻴﻦ‬ beriman
Isim Nakirah
‫ﻡ‬

9. Ayat 9
َ ُ‫ﻳُﺨَﺎ ِﺩﻋُﻮﻥَ ﱠ َ َﻭﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ َﻭ َﻣﺎ ﻳَ ْﺨﺪَﻋُﻮﻥَ ِﺇ ﱠﻻ ﺃَﻧﻔ‬
َ‫ﺴ ُﻬ ْﻢ َﻭ َﻣﺎ ﻳَ ْﺸﻌُ ُﺮﻭﻥ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
Mereka hendak
َ‫ﻳُﺨَﺎ ِﺩﻋُﻮﻥ‬ menipu
Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬
ُ

28
 
Menunjukkan
َ‫ﱠ‬ Allah Isim Nakirah
nama
‫َﻭ‬ Dan Hurf Jar

َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ Orang yang Isim Maushul

‫ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ‬ Mereka beriman Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

‫َﻣﺎ‬ Tidak/bukan An- Nafi’

َ‫ﻳَ ْﺨﺪَﻋُﻮﻥ‬ Mereka menipu Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ
Huruf Nashab
‫ِﺇ ﱠﻻ‬ Kecuali
Lilmustasyna’
Kata
‫ﺲ‬َ ُ‫ﺃَﻧﻔ‬ Diri-diri Isim
majemuk
‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

َ‫ﻳَ ْﺸﻌُ ُﺮﻭﻥ‬ Mereka menyadari Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ

10. Ayat 10
َ‫ﻋﺬَﺍﺏٌ ﺃ َ ِﻟﻴ ٌﻢ ِﺑ َﻤﺎ َﻛﺎﻧُﻮﺍ ﻳَ ْﻜ ِﺬﺑُﻮﻥ‬
َ ‫ﺿﺎ ۖ َﻭﻟَ ُﻬ ْﻢ‬ ٌ ‫ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮ ِﺑ ِﻬﻢ ﱠﻣ َﺮ‬
ً ‫ﺽ ﻓَﺰَ ﺍﺩَ ُﻫ ُﻢ ﱠ ُ َﻣ َﺮ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ِﻓﻲ‬ Di dalam Huruf Jar
Akhiran
ِ ‫ﻗُﻠُﻮ‬
‫ﺏ‬ Hati Isim
kasrah
‫ِﻫﻢ‬ Mereka Dhomir
Akhiran
‫ﺽ‬
ٌ ‫ﱠﻣ َﺮ‬ Penyakit Isim Nakirah
tanwin
‫ﻑ‬َ Maka Huruf Athaf
Akhiran
َ‫ﺯَ ﺍﺩ‬ Dia menambah Fi’il Madhy
fathah
‫ُﻫ ُﻢ‬ Mereka Dhomir
Menunjukan
ُ‫ﱠ‬ Allah Isim Nakirah
nama
Akhiran
‫ﺿﺎ‬
ً ‫َﻣ َﺮ‬ Penyakit Isim Nakirah
tanwin
‫َﻭ‬ Dan Huruf Jar

‫َﻝ‬ Untuk Huruf Jar

29
 
Akhiran
ٌ َ‫ﻋﺬ‬
‫ﺍﺏ‬ َ Adzab Isim Nakirah
tanwin
Akhiran
‫ﺃ َ ِﻟﻴ ٌﻢ‬ Yang pedih Isim Nakirah
tanwin
‫ﺏ‬
ِ Dengan Huruf Jar

‫َﻣﺎ‬ Apa yang Isim Maushul

‫َﻛﺎﻧُﻮﺍ‬ Mereka adalah Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

َ‫ﻳَ ْﻜ ِﺬﺑُﻮﻥ‬ Mereka berdusta Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ

11. Ayat 11
َ◌‫ﺤﻮﻥ‬
ُ ‫ﺼ ِﻠ‬
ْ ‫ُﻣ‬ ِ ‫َﻭ ِﺇﺫَﺍ ِﻗﻴ َﻞ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َﻻ ﺗ ُ ْﻔ ِﺴﺪُﻭﺍ ِﻓﻲ ْﺍﻷ َ ْﺭ‬
‫ﺽ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ِﺇﻧﱠ َﻤﺎ ﻧَﺤْ ُﻦ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫َﻭ‬ Dan Huruf athaf

‫ِﺇﺫَﺍ‬ Jika Huruf Asyarta


Akhiran
‫ﻗِﻴ َﻞ‬ Telah dikatakan Fi’il Madhy
fathah
‫َﻝ‬ Untuk Huruf Jar

‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫َﻻ‬ Janganlah Huruf La Tajzum


Kalian membuat
‫ﺗ ُ ْﻔ ِﺴﺪُﻭﺍ‬ kerusakan
Fi’il Mudhari’ Awalan ُ‫ﺕ‬
‫ِﻓﻲ‬ Didalam Huruf Jar

ِ ‫ْﺍﻷ َ ْﺭ‬
‫ﺽ‬ Bumi Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬
Mereka telah
‫ﻗَﺎﻟُﻮﺍ‬ berkata
Fi’il Madhy akhiran‫ﻭﺍ‬
Inna Nashaba
‫ِﺇ ﱠﻥ‬ Sesungguhnya
Rafa’
‫َﻣﺎ‬ Bukan An- Nafi’

‫ﻧَﺤْ ُﻦ‬ Kami Dhomir


Orang-orang yang
َ‫ﺼ ِﻠ ُﺤﻮﻥ‬
ْ ‫ُﻣ‬ mengadakan Isim Nakirah Awalan ‫ُﻡ‬
perbaikan

30
 
12. Ayat 12
َ‫ﺃ َ َﻻ ﺇِﻧﱠ ُﻬ ْﻢ ُﻫ ُﻢ ْﺍﻟ ُﻤ ْﻔ ِﺴﺪُﻭﻥَ َﻭ ٰﻟَ ِﻜﻦ ﱠﻻ ﻳَ ْﺸﻌُ ُﺮﻭﻥ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ﺃ َ َﻻ‬ Ingatlah Huruf Istifham
Inna Nashaba
‫ﺇِ ﱠﻥ‬ Sesungguhnya
Rafa’
‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir
Orang-orang yang
َ‫ْﺍﻟ ُﻤ ْﻔ ِﺴﺪُﻭﻥ‬ membuat Isim Ma’rifat ْ
Awalan ‫ﺍﻝ‬
kerusakan
‫َﻭ‬ Dan Huruf Athaf

‫ٰﻟَ ِﻜﻦ‬ Akan tetapi Huruf Athaf

‫ﱠﻻ‬ Tidak An- Nafi’

َ‫ﻳَ ْﺸﻌُ ُﺮﻭﻥ‬ Mereka menyadari Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ

13. Ayat 13
‫ﺴﻔَ َﻬﺎ ُء ۗ ﺃ َ َﻻ ِﺇﻧﱠ ُﻬ ْﻢ ُﻫ ُﻢ‬
‫ﺎﺱ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺃَﻧُﺆْ ِﻣ ُﻦ َﻛ َﻤﺎ ﺁ َﻣﻦَ ﺍﻟ ﱡ‬
ُ ‫َﻭ ِﺇﺫَﺍ ﻗِﻴ َﻞ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ِﺁﻣﻨُﻮﺍ َﻛ َﻤﺎ ﺁ َﻣﻦَ ﺍﻟﻨﱠ‬
َ‫ﺴﻔَ َﻬﺎ ُء َﻭ ٰﻟَ ِﻜﻦ ﱠﻻ ﻳَ ْﻌﻠَ ُﻤﻮﻥ‬
‫ﺍﻟ ﱡ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫َﻭ‬ Dan Huruf athaf

‫ِﺇﺫَﺍ‬ Jika Huruf Asyarta


Akhiran
‫ﻗِﻴ َﻞ‬ Telah dikatakan Fi’il madhy
fathah
‫َﻝ‬ Untuk Huruf Jar

‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫ِﺁﻣﻨُﻮﺍ‬ Berimanlah kalian Fi’il Amr Akhiran‫ﻭﺍ‬

‫َﻙ‬ Seperti Huruf Jar

‫َﻣﺎ‬ Apa yang Huruf Maushul


Akhiran
َ‫ﺁ َﻣﻦ‬ Dia telah beriman Fi’il Madhy
fathah
ُ ‫ﺍﻟﻨﱠ‬
‫ﺎﺱ‬ Manusia Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫ﻗَﺎﻟُﻮﺍ‬ Mereka berkata Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

31
 
َ‫ﺃ‬ Apakah Huruf Istisham

‫ﻧُﺆْ ِﻣ ُﻦ‬ Kami beriman Fi’il Mudhari’ ُ


Awalan ‫ﻥ‬
Orang-orang yang
‫ﺴﻔَ َﻬﺎ ُء‬‫ۗﺍﻟ ﱡ‬ bodoh
Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫ﺃ َ َﻻ‬ Ingatlah Huruf Istifham


Inna Nashaba
‫ِﺇ ﱠﻥ‬ Sesungguhnya
Rafa’
‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫ٰﻟَ ِﻜﻦ‬ Akan tetapi Huruf Athaf

‫ﱠﻻ‬ Tidak An- Nafi’

َ‫ﻳَ ْﻌﻠَ ُﻤﻮﻥ‬ Mereka mengetahui Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ

14. Ayat 14
‫ﺎﻁﻴﻨِ ِﻬ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻧﱠﺎ َﻣﻌَ ُﻜ ْﻢ ﺇِﻧﱠ َﻤﺎ ﻧَﺤْ ُﻦ‬ َ ‫َﻭﺇِﺫَﺍ ﻟَﻘُﻮﺍ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺁ َﻣﻨﱠﺎ َﻭﺇِﺫَﺍ َﺧﻠَ ْﻮﺍ ﺇِﻟَ ٰﻰ‬
ِ َ ‫ﺷﻴ‬
َ‫ُﻣ ْﺴﺘ َ ْﻬ ِﺰﺋُﻮﻥ‬

Ayat Arti Jenis Alasan


‫َﻭ‬ Dan Huruf athaf

‫ِﺇﺫَﺍ‬ Jika Huruf Asyarta

‫ﻟَﻘُﻮﺍ‬ Mereka berjumpa Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ Orang yang Isim Maushul


Mereka telah
‫ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ‬ beriman
Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬
Mereka telah
‫ﻗَﺎﻟُﻮﺍ‬ berkata
Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

‫ﺁ َﻣﻨﱠﺎ‬ Kami telah beriman Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻧﱠﺎ‬

‫َﺧﻠَ ْﻮﺍ‬ Mereka kembali Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬

‫ِﺇﻟَ ٰﻰ‬ kepada Huruf Jar


Akhiran
‫ﻴﻦ‬
ِ ‫ﺎﻁ‬ ِ َ ‫ﺷﻴ‬
َ Syaiton-syaiton Isim Nakirah
kasrah
‫ِﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

32
 
Inna Nashaba
‫ِﺇﻧﱠﺎ‬ Sesungguhnya
Rafa’
‫ﻧﺎ‬ Kami Dhomir

‫َﻣ َﻊ‬ Beserta Huruf Dzorof

‫ُﻛ ْﻢ‬ Kalian (laki-laki) Dhomir


Inna Nashaba
‫ِﺇ ﱠﻥ‬ Sesungguhnya
Rafa’
‫َﻣﺎ‬ Apa yang Isim Maushul

‫ﻧَﺤْ ُﻦ‬ Kami Dhomir


Orang yang
َ‫ُﻣ ْﺴﺘ َ ْﻬ ِﺰﺋُﻮﻥ‬ berolok-olok
Isim Nakirah Awalan ‫ُﻡ‬

15. Ayat 15
ُ ‫ﺉ ﺑِ ِﻬ ْﻢ َﻭﻳَ ُﻤﺪﱡ ُﻫ ْﻢ ﻓِﻲ‬
َ‫ﻁ ْﻐﻴَﺎﻧِ ِﻬ ْﻢ ﻳَ ْﻌ َﻤ ُﻬﻮﻥ‬ ُ ‫ﱠ ُ ﻳَ ْﺴﺘ َ ْﻬ ِﺰ‬ ‫ﺍ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
Menunjukkan
ُ‫ﱠ‬ Allah Isim Nakirah
nama
ُ ‫ﻳَ ْﺴﺘ َ ْﻬ ِﺰ‬
‫ﺉ‬ Dia mengolok-olok Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬
َ
‫ﺏ‬
ِ Dengan Huruf Jar

‫ِﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫َﻭ‬ Dan Huruf Athaf

‫ﻳَ ُﻤﺪﱡ‬ Dia membiarkan Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬


َ
‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫ﻓِﻲ‬ Didalam Huruf Jar


Akhiran
ِ َ‫ﻁ ْﻐﻴ‬
‫ﺎﻥ‬ ُ Kesesatan Isim
kasrah
Mereka bingung
َ‫ﻳَ ْﻌ َﻤ ُﻬﻮﻥ‬ terombang-ambing
Fi’il Mudhari’ Awalan ‫ﻱ‬
َ

33
 
16. Ayat 16
ٰ
َ ‫ﺃ◌ُ ﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺍ ْﺷﺘ ََﺮ ُﻭﺍ ﺍﻟﻀ َﱠﻼﻟَﺔَ ﺑِ ْﺎﻟ ُﻬﺪَ ٰﻯ ﻓَ َﻤﺎ َﺭﺑِ َﺤﺖ ِﺗ ّ َﺠ‬
َ‫ﺎﺭﺗ ُ ُﻬ ْﻢ َﻭ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮﺍ ُﻣ ْﻬﺘَﺪِﻳﻦ‬
Ayat Arti Jenis Alasan
‫ﺃُﻭ ٰﻟَ ِﺌ َﻚ‬ Mereka itu Isim Isyarah

َ‫ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦ‬ Orang yang Isim Maushul

‫ﺍ ْﺷﺘ َ َﺮ ُﻭﺍ‬ Mereka membeli Fi’il Madhy Akhiran ‫ُﻭﺍ‬


َ‫ﺍﻟﻀ َﱠﻼﻟَﺔ‬ Kesesatan Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫ﺏ‬
ِ Dengan Huruf Jar

‫ْﺍﻟ ُﻬﺪَ ٰﻯ‬ Petunjuk Isim Ma’rifat Awalan ‫ﺍﻝ‬

‫ﻑ‬ َ Maka Huruf Athaf

‫َﻣﺎ‬ Tidak An- Nafi’

‫َﺭﺑِ َﺤﺖ‬ Dia telah beruntung Fi’il Madhy Akhiran ‫ﺕ‬


ُ‫ﺎﺭﺕ‬ َ ‫ِﺗ ّ َﺠ‬ Perdagangan Isim Majemuk

‫ُﻫ ْﻢ‬ Mereka Dhomir

‫َﻭ‬ Dan Huruf Athaf

‫َﻛﺎﻧُﻮﺍ‬ Mereka adalah Fi’il Madhy Akhiran ‫ﻭﺍ‬


Mereka yang
َ‫ُﻣ ْﻬﺘَﺪِﻳﻦ‬ mendapat petunjuk
Isim Nakirah Awalan ‫ُﻡ‬

34
 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, seperti pada

dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata

ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata

gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang

dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada

bahasa lainnya. Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat,

misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup

dengan menggunakan kalimat ‫ﻳﻜﺘﺐ‬ dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang

sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu

seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat ‫ ﺗﻜﺘﺐ‬saja.

Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah

kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu yang tersusun dari 3 kata

(baik itu fi'il, isim, maupun harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak. Kalimat

dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau lawan

bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka

ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan,

benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.

2. Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu

tertentu.

35
 
3. Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika

disandingkan dengan kata lain.

B. Saran

Bahasa Arab merupakan bahasanya orang islam, bahasa yang digunakan

dalam al- Quran,dan ada pula yang mengatakan bahwa akan digunakan di akhirat

kelak. Sebagai muslim sangat dianjurkan untuk belajar bahasa Arab. Mulai dari

dasar, hingga kita bisa menguasainya dengan baik.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

Walaupun masih jauh dari kata sempurna.

36
 
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Makalah Kalimah Isim, Fi'il, dan Hurf.

http://daudmuslim.blogspot.com/ (27 September 2020)

Anonim. 2019. Alamat dan Pembagian Isim.

https://cecephilmanstaisukabumi.wordpress.com/2019/10/25/alamat-dan-

pembagian-isim/ (28 September 2020)

Ayasha, Lutfia & Tim Tamyiz Online. 2016. Buku Latihan Level 2 (ayat 6-25).

Indramayu: Pesantren Byt Tamyiz

Ayasha, Lutfia & Tim Tamyiz Online. 2016. Buku Pegangan Tamyiz Online: Cara

Mudah Terjemah al- Quran. Indramayu: Pesantren Byt Tamyiz

Hasan, Sallih. 2011. Mengenal Kalimat al-Baqarah: Isim, Fi'il, Harf, dan

Terjemahan per Kata.

http://sallihhassan.blogspot.com/search/label/Mengenal%20Kalimat%20A

l-Baqarah%28Isim-Fi%27il-Harf-Terjemahan%20Per%20Kata%29 (28

September)

Razin, Abu & Ummu Razin. 2017. Ilmu Sharaf untuk Pemula. Jakarta: Maktabah

BISA.

37
 

Anda mungkin juga menyukai