Anda di halaman 1dari 11

Na’at dan Man’ut

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Bahasa Arab Profesi

Dosen Pengampu: Yeni Lailatul Wahidah, M.A.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Kelas C Semester 4

Annisa Sabrina 2011010019


Claudia Angelianti 2011010036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKUKTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...


Alhamdullilahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita
semua tetapi sedikit sekali yang kita ingat, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini dengan topik bahasan
“Na’at dan Man’ut.” Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Yeni Lailatul
Wahidah, M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Arab Profesi yang telah
memberikan tugas kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Dengan tangan terbuka kami
menerima saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..

Kotaagung, April 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2


A. Pengertian Na’at dan Man’ut ...................................................................... 2
B. Hukum Na’at dan Man’ut ........................................................................... 2
C. Contoh-Contoh Na’at dan Man’ut ............................................................... 4

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 7


A. Kesimpulan ................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahui
alqur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk dari ilmu-ilmu syar’i
akan tetapi wajib hukumnya mendalami ilmu tersebut karena syari’ah ini datang dengan
bahasa arab dan setiap syari’ah tidak akan nampak kecuali dengan suatu bahasa. (Imam
Al-Ghazali). Dan untuk dapat memahami bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu,
sharaf serta ilmu balagha. Tetapi yang menjadi tantangan global para pelajar sekarang.
Mereka ingin dengan mudahnya dapat berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu
tersebut terutama pada nahwu dan sharafnya. Sehingga saat mereka menemukan
keganjalan-keganjalan dalam al-qur’an, mereka akan heran. Dan akhirnya timbullah
argumen-argumen dan bahkan laris terpasarkan buku-buku mengenai kejanggalan-
kejanggalan bahasa dalam al-qur’an. Dan mereka yang harus membaca meresapi tanpa
menganalisa, akan memahami bahwa terdapat beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-
bahasa dalam al-qur’an yang salah. Dengan inilah kami membuat makalah untuk tuntunan
para mahasiswa yang bertemakan “ Na’at-Man’ut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian na’at dan man’ut?


2. Apa saja hukum na’at dan man’ut?
3. Bagaimana contoh-contoh na’at dan man’ut?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian na’at dan man’ut.


2. Untuk mengetahui hukum na’at dan man’ut.
3. Untuk mengetahui contoh-contoh na’at dan man’ut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Na’at dan Man’ut

Na’at dan man’ut adalah isim beserta sifatnya. Telah dijelaskan pada pelajaran-pelajaran
sebelumnya bahwa kata-kata sifat dalam bahasa Arab termasuk isim. Secara umum, na’at
(sifat) mengikuti man’ut-nya (isim yang diberi sifat) dalam hal jenis
(mudzakkar/muannats), dalam hal jumlah (mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal
ma’rifah/nakirah, dan dalam hal i’rab­ (rafa’/ nashab/jar).

Na’at adalah isim yang mengikuti isim yang sebelumnya atau man’ut, dalam hal rafa’
nashab dan jarrnya, serta ma’rifah dan nakirohnya. Man’ut artinya kata-kata benda yang
disipati. Yakni na’at itu mengikuti man’ut dalam hal:

1. Rafa’ jika man’ut itu marfu’

2. Nashab jika man’utnya manshub

3. Khafad jika man’utnya makhfud (majrur)

4. Ma’rifah jika man’utnya ma’rifah

5. Nakirah jika man’utnya nakiroh

B. Hukum Na’at dan Man’ut

1. Memiliki I’rab yang Sama

I’rab adalah salah satu aspek yang ada di dalam bahasa Arab di mana aspek ini
mengatur mengenai perubahan bunyi kata yang umumnya merupakan syakat atau harokat
pada setiap akhir kalimat yang disesuaikan dengan amil yang memasukinya.

Contoh:

2
Yang artinya: “ saya melihat pemimpin yang adil itu”

Pada kalimat tersebut, baik na’at maupun man’ut sama – sama memiliki I’rab manshub
atau dibaca nashob karena memiliki tanda nashob yaitu fathah.

2. Memiliki Gender yang Sama

Di dalam bahasa Arab, satu kata yang sama dapat disusun oleh huruf yang berbeda
tergantung dengan gender dari amil yang memasukinya. Yang dimaksud amil adalah
orang yang menjadi pelaku atau objek dari kalimat. Gender di dalam bahasa Arab hanya
terbagi menjadi dua, yaitu mudzakkar atau laki – laki dan juga muannats atau perempuan.

Contoh:

Yang artinya: “seorang siswa yang rajin itu sudah hadir”

Yang artinya: “ seorang siswi yang rajin itu sudah hadir”.

Jika sahabat muslim cermati, pada contoh kalimat pertama baik na’at maupun man’ut
memiliki sifat mudzakkar yang menyatakan laki – laki, sedangkan pada contoh kalimat
kedua baik na’at maupun man’ut memiliki sifat muannats atau perempuan.

3. Memiliki ‘Adad atau Jumlah yang Sama

Selain berdasarkan gendernya, suatu kata di dalam bahasa Arab dapat disusun
oleh huruf yang berbeda pula berdasarkan jumlahnya, yang kemudian digolongkan
kepada isim mufrad (berjumlah satu), isim mutsanna (berjumlah dua) dan juga isim jamak
(berjumlah banyak).

Contoh:

yang artinya “satu siswa yang rajin”

3
Yang artinya: “dua siswa yang rajin”

Yang artinya: “para siswa yang rajin”.

Dapat sahabat muslim lighat bahwa ketiga kalimat contoh tersebut memiliki na’at dan
man’ut yang sama pada masing – masing kalimat namun ‘adad yang berbeda antara satu
contoh kalimat dengan kalimat yang lainnya.

4. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama

Yang dimaksud dengan ma’rifat adalah suatu isim (kata benda) yang sudah tentu
atau khusus, berbeda dengan nakirah yang merupakan kebalikannya, yaitu adalah isim
yang umum dan tidak secara khusus menunjuk kepada sesuatu.

Contoh:

Yang artinya: “seseorang siswa yang rajin telah tiba”

Yang artinya: “siswa yang rajin itu telah datang”

Pada contoh kalimat yang pertama, dapat sahabat muslim sekalian lihat bahwa baik na’at
dan man’utnya merupakan isim nakirah atau yang masih memiliki arti umum, di mana
hal tersebut ditandai dengan na’at dan man’ut tersebut dibaca tanwin. Sedangkan pada
contoh kalimat kedua, baik na’at dan man’ut memiliki arti yang khusus atau menunjukkan
arti tertentu.

C. Contoh-Contoh Na’at dan Man’ut

1) Contoh Na’at Man’ut dalam keadaan Rofa’

4
Berikut 3 contoh kalimat na’at man’ut dalam keadaan rofa’ dan penjelasannya

artinya telah berdiri zaid yang tampan, na’atnya (kata sifanya) adalah
jamilun, man’utnya adalah zaid.

artinya telah berkata ahmad yang beakal, na’atnya (kata sifanya)


adalah ‘aqilu, man’utnya adalah ahmad

artinya telah pergi zaid yang jujur, na’atnya (kata sifanya) adalah ash
shodiqu, man’utnya adalah zaid

2) Contoh Na’at Man’ut dalam keadaan Nashob

Berikut 3 contoh kalimat na’at dan man’ut dalam keadaan nashob dan penjelasannya

artinya dia sedang membeli buku yang bagus unutk dirinya,


na’atnya (kata sifanya) adalah jadida, man’utnya adalah kitaban.

artinya sesungguhnya ahmad telah membawa buku yang


bagus dari jepang, na’atnya (kata sifanya) adalah jamila, man’utnya adalah kitaban

artinya kami telah membeli kaca yang bagus, na’atnya (kata sifanya)
adalah jadidata, man’utnya adalah mir’atan

3) Contoh Na’at Man’ut dalam keadaan Khofadh

Berikut 3 contoh kalimat na’at man’ut dalam keadaan Khofadh dan penjelasannya

artinya uang pada buku yang kecil, na’atnya adalah shoghiri,


man’utnya adalah kitabi

artinya cecak di atas jendela yang besar, na’atnya adalah kabiroti,


, man’utnya adalah nafidzati

artinya kucing berada di depan pintu yang bagus, na’atnya


adalah jadidi, , man’utnya adalah bab

4) Contoh Na’at Man’ut dalam keadaan Ma’rifat

Berikut 3 contoh kalimat na’at man’ut dalam keadaan Ma’rifat dan penjelasannya

5
artinya telah datang laki-laki yang pintar, na’atnya adalah dzakiyyun,
man’utnya adalah rojulun.

artinya telah menulis pelajar yang malas, na’atnya adalah kasulu,


man’utnya adalah tholibu.

artinya telah berkata pengajar yang baru, na’atnya adalah jadidu,


man’utnya adalah mu’allimu.

5) Contoh Na’at Man’ut dalam keadaan Nakiroh

Nakiroh adalah kata benda yangmenunjukkan arti satu tapi tidak tertentu, berbeda
dengan ma’rifat yang tertenu, contoh nakiroh seperti meja, buku, bullpen, sedangkan
ma’rifat seperti buku amir, bullpen Fatimah, meja zaid. Jadi anda sudah bisa memahami
perbedaan nakiroh dan ma’rifat. Sehingga anda tidak boleh bingung kembali untuk
memahami contoh na’at man’ut dalam keadaan naikroh. Berikut 3 contoh kalimat na’at
man’ut dalam keadaan Nakiroh dan penjelasannya

artinya kami melempari mereka dengan batu yang besar, na’atnya


adalah kabirotin, man’utnya adalah hijaroh

artinya saya melihat masjid yang bagus, na’atnya adalah jamilan,


man’utnya adalah masjidan

artinya kami telah membeli buku yang barui, na’atnya adalah jayyidan,
man’utnya adalah kitaban.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Na’at adalah isim yang mengikuti isim yang sebelumnya atau man’ut, dalam hal rafa’
nashab dan jarrnya, serta ma’rifah dan nakirohnya. Man’ut artinya kata-kata benda yang
disipati. Yakni na’at itu mengikuti man’ut dalam hal:

1. Rafa’ jika man’ut itu marfu’

2. Nashab jika man’utnya manshub

3. Khafad jika man’utnya makhfud (majrur)

4. Ma’rifah jika man’utnya ma’rifah

5. Nakirah jika man’utnya nakiroh

Hukum Na’at dan Man’ut

1. Memiliki I’rab yang Sama.


2. Memiliki Gender yang Sama
3. Memiliki ‘Adad atau Jumlah yang Sama
4. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama
5. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama

B. Saran

Kami mengharapkan agar apa yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami oleh
pembaca sekalian dan pendengar sekalian, sekaligus semoga bermanfaat bagi kita semua.
Selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca dan pendengar sangatlah kami harapkan guna
memperbaiki dalam membuat makalah berikutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Chatibul Umam dkk, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu, Terjemah Muktasyar Jiddan.(Jakarta:
Darul Ulum Press.2002). Hal. 157

Ahmad Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf. (Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.1999). Hal. 83

https://www.khoiri.com/2021/10/contoh-naat-dan-maut-serta-pengertiannya.html

Anda mungkin juga menyukai