Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“JUMLAH ISMIYAH , KHABAR INNA DAN SAUDARANYA”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Nahwu II
Dosen Pengampu : Lalu Muhamad Mansyur, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 6 :


1. Nurul Hidayah
2. Siti Raodatul Jannah
3. Suci Hajar Raodah
4. Waroatul Aini
5. Yovi Wulandari
6. Zainuddin

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt ,,, yang
telah meberikan rahmat dan karunia-Nya . Dan tak lupa pula kita haturkan shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad saw ,,, yang telah
membimbing kita dari zaman kebodohan hingga menuju zaman yang sekarang ini .
Sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan baik dan tepat Insya Allah .

Dalam makalah ini kami membahas mengenai pelajaran nahwu yang berjudul
“Jumlah Ismiyah ,Khabar Inna dan Saudaranya “ . Makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata pelajaran Nahwu II ,
dimana dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak
anggota kelompok kami untuk membatu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini . Oleh karena itu , kami mengucapkan terimak kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini .

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasarkan pada


pembuatan makalah ini . Oleh karena itu , kami menyarankan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun untuk menuju perubahan bagi
kelompok kami kelompok 6 ini agar kami menjadi lebih baik lagi . Akhir kata semoga
makalah ini dapat meberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pembaca dan
pada para pelajar penuntut ilmu pada umumnya .

Anjani, 26 januari 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Jumlah Ismiyah ..................................................................................................... 2

B. Khabar Inna Dan Saudara-Saudaranya ................................................................. 3

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................................. 7
B. Saran .................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang
Ilmu nahwu dan sharaf merupakan ilmu yang pokok penting untuk dipelajari dan
dipahami . Hal ini di karenakan jika seorang muslim tidak bisa memahami kedua ilmu ini
akan sulit untuk memahami Al-Qur’an dan kitab kuning serta akan sulit untuk berbicara
bahasa arab. Bahasa Arab merupakan bahasa yang mudah dari pada bahasa yang lainnya .
Namu banyak masyarakat yang justru menganggapnya sangat sulit . Hal ini di karenakan
masih minimnya antusiasme masyarakat dalam mempelajarinya . Makalah ini bermaksud
memberi penjelasan secara ringkas tentang rincian ilmu nahwu seperti kelompok-
kelompok yang sebelumnya. Membicarakan tentang nahwu dan sharaf , khususnya
“Jumlah Ismiyah , Khabar Inna dan Saudaranya “ yang akan dibahas dalam makalah
ini .
B . Rumusan Masalah
a. Apa itu jumlah ismiyah ?
b. Apa itu khabar inna dan saudaranya ?

C. Tujuan

a. Untuk memahami apa itu jumlah ismiyah.

b. Untuk memahami apa itu khabar inna dan saudaranya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A . Jumlah Ismiyah
a . Pengertian Jumlah Ismiyah
Jumlah ismiyah adalah jumlah ( kalimat ) yang diawali dengan isim ( kata benda ) .
Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’
dan khabar . Mubtada’ adalah kalimat yang berada pada awal kalimat dan berupa isim
ma’rifat . Khabar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna , adapun penyebutan mubtada’ sebagai subyek sedangkan khabar
menjadi predikatnya ( keterangannya ).
Contoh:
‫ اى ََغ ِْجذُ َم ِبش‬: masjid itu besar
‫اس َٗا ِع َعت‬
ُ َ‫ اىذ‬: rumah itu luas
b. Kaidah-kaidah jumlah ismiyah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat
panjang dan mendetail.
a) Dibaca Rofa’
Tanda Rofa’ pada Isim adalah dhommah, wawu dan alif.Contoh:
َ ُ‫ْت‬ٞ‫ اى َب‬: rumah itu kecil
‫ْش‬ٞ‫ص ِغ‬
َُْٗ ‫ ُْش‬ِٖٞ ٍَ َُْ٘ َُ ‫ اى َُ ْغ ِي‬: orang-orang muslim itu pintar
ُ‫ا‬
ِ ََ ‫اُ َعاِى‬ َ ‫ اى‬: dua murid itu pintar
ِ َ‫طا ِىب‬
b) Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah terentu.
Isim ma’rifat bisa berupa:
-Isim dhomiir
Isim dhomiir yang bisa menjadi mubtada’ hanyalah isim dhomir yang munfasil
yaitu:

 ‫ ( اّتَا‬kamu laki-laki 2)  ٕ٘ (dia Laki-laki 1)


 ٌ‫( اّت‬kalian laki-laki)  ‫ ( َٕا‬dia laki-laki 2)
 ‫ت‬
ِ ّ‫( ا‬kamu 1 perempuan)  ٌٕ ( mereka laki-laki banyak)
 ‫( اّتَا‬kamu 2 perempuan)  ٜٕ ( dia perempuan 1)

2
 ّ ( kalian perempuan)
ِ‫اّت‬  ‫ ( َٕا‬dia perempauan 2)
 ‫( اّا‬saya)  ّ ( mereka pr)
ِٕ
 ِ‫ ( ّح‬kami / kita)  ‫ ( اّت‬kamu laki-laki 1)

-Isim alam ( Nama Sesuatu)


Seperti ahmadun ‫ ( اَحْ ََذ‬nama orang), Indonesia ‫ا‬َٞ ‫ ِغ‬ْٞ ِّ ُْٗ ‫ ( اِ ّْذ‬nama Negara), baitun‫ْت‬ٞ‫َب‬
( nama tempat).
َ َُ٘ ٕ ( dialaki-laki 1 tinggi), ‫ ( ا َ ّْتَ ٍُذَ ِسط‬kamu laki-laki 1 guru)
Contoh: ‫ْو‬ِٝ٘ ‫ط‬
-Isim isyaroh ( kata tunjuk )
Contoh : ‫ ( ٕزا متاب‬ini adalah sebuah buku )1
-Isim maushul ( kata penghubung )
Seperti kata ‫ ٍا‬،ٙ‫ اىيز‬،ٜ‫اىت‬
-Isim yang beralif lam ( ‫( اه‬
Contoh: ‫و‬َٞ‫ ( اىفصو ج‬kelas itu indah)
-Isim yang di idofatkan
Isim yang disandarkan kepada salah satu isim ma’rifat di atas.
Contoh : ٔ‫متاب اىفق‬
-Isim munada ( ٙ‫ اىَْاد‬: yang dipanggil )2
Contoh : ‫ا سجو‬ٝ
c) Khabar berupa isim nakiroh
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum.Tanda isim nakiroh
adalah adanya tanwin.
َ ‫ ) اى ِب ََل‬lantai itu bersih)
Contoh: ‫ْف‬ٞ‫ط ّ َِظ‬
d) Mubtada’ dan khabar harus mutabaqoh
Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar serta mufrod,
musanna dan jama’nya. Contoh: ‫يَت‬ْٞ َِ ‫اط ََتُ َج‬
ِ َ‫( ف‬fathimah itu cantik), ‫ْو‬َِٞ ‫ْذ َج‬ٝ َ‫ ( ص‬zaid itu
ganteng), ‫شة‬ٞ‫ ( اىنشة صغ‬bola itu kecil ), ُ‫زاُ ٍإشا‬َٞ‫( اىتي‬murid dua itu pintar), ُ٘‫اىطاىبُ٘ ضاحن‬
( murid-murid itu adalah orang-orang tertawa).

B. Khabar Inna Dan Saudara-Saudaranya


a. Pengertian inna dan saudara-saudaranya

1
Lalu Nirwan Husaini Al-Monggasiy, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu II.( Yogyakarta : Semesta Ilmu, 2019),
hlm. 74
2
Ibid. , hlm. 75

3
Amil inna (ُِ‫ )إ‬dan saudaranya atau huruf nasikhah adalah amil yang masuk ke
mubtada’ khabar dan beramal menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar. Kemudian
mubtada’ disebut dengan isim inna dan khabar menjadi khabar inna. Disebut huruf
nasikhah karena inna dan teman-temannya mengubah keadaan mubtada’ khabar.
َ ‫إُِ ْاى ِنت‬
Contoh: ‫ْذ‬ٝ‫َاب َج ِذ‬
Asalnya: ‫ْذ‬ٝ‫ْاى ِنتَابُ َج ِذ‬
Pada contoh di atas kata (‫َاب‬ ْ dibaca nashab dengan ditandai fathah diujungnya.
َ ‫)اى ِنت‬
Kedudukannya sebagai isim inna. Apabila tidak dimasuki inna maka irabnya rafa’ dan
berkedudukan sebagai mubtada’. Adapun kata (‫ذ‬ْٝ ‫ ) َج ِذ‬berkedudukan sebagai khabar inna
dan berirab rafa’.
Bisa disimpulkan bahwa memasuki mubtada’ khabar dan menjadikan mubtada’
sebagai isim inna serta ber irab nashab. Adapun khabarnya tidak berubah irabnya kecuali
kedudukannya saja yang asalnya khabar menjadi khabar inna.
b. khabar inna
Kriteria khabar inna
 isim ( ma’rifat atau nakirah )
 jumlah atau syibhul jumlah
 baris dapen atau mahalnya berbaris dapen
 berada setelah isimnya
 sebagai penjelas isimnya
Qaidah khabar inna
 setiap isim yang berada setelah isimnya dan sebagai penjelas dari isimnya tersebut.
 Setiap jumlah atau syibhul jumlah yang berada setelah isimnya tersebut. 3
c. Faedah-faedah inna dan saudara-saudaranya
Menurut para ulama ahli nahwu, masing-masing dari inna wa akhwatuha ( ُ‫إ‬
‫ )ٗاخ٘تٖا‬mempunyai faedah yang berbeda-beda yaitu:
ّ
a) Inna (ُ‫ ) ِإ‬dan anna (ُ‫)أ‬
Keduanya memiliki makna (‫ْذ‬ٞ‫ )ت َْ٘ ِم‬yaitu menguatkan kandungan berita pada diri
orang yang dikhitob dan harus berada setelah kalam. Contoh:
ُ ‫أ َ ْش َٖذُ أَُ ٍُ َحَذًا َس‬
ِ‫ع ْ٘ ُه للا‬
2. Kaanna (َُ‫) َمأ‬

3
Ibid., hlm. 67

4
Kata (َُ‫ ) َمأ‬memiliki makna (ْٔٞ‫ )ت َ ْش ِب‬yaitu menyamakan, menyerupakan atau
menyangkakan sesuatu yang lain dari segi arti dan diterjemahkan seakan-akan atau seperti
jika khabarnya isim jamid serta diterjemahkan seakan-akan jika khabarnya isim musytaq.
Contoh:
َ َ ‫َمأَُ أَحْ ََذَ أ‬
‫عذ‬
‫َمأَُ أَحْ ََذَ ٍُ َٖ ْْذِط‬
3. Lakinna (ِ‫)ىَ ِن‬
Kata (ِ‫ )ىَ ِن‬memiliki makna (‫ ) ِإ ْعتِذ َْساك‬ialah iringan kata untuk menghilangan
keraguan tentang kepositifan atau kenegatifan sesuatu. Lakinna diterjemahkan tetapi.
Contoh:
ُ ْْٔ ٍِ َٙ٘ ‫ َٗىَ ِنِ أَحْ ََذَ أ َ ْق‬ٛ
ٌّ ِ٘ َ‫ِع ْشفَاُُ ق‬
4. La’alla (‫)ىَعَو‬
Kata (‫ )ىَ َعو‬memiliki makna (ٜ‫ )ت ََش ِج‬dan tawaqqu’(‫)ت٘قع‬
 Tarajji ialah mengharapkan sesuatu yang disenengi 4
‫ذا ّاجح‬ٝ‫ىع ّو ص‬
 Tawaqqu’ ialah mengharapkan sesuatu yang dibenci
‫ذا ٕاىل‬ٝ‫ىع ّو ص‬
5. Laita ( َ‫ْت‬َٞ‫)ى‬
Kata ( َ‫ْت‬َٞ‫ )ى‬memiliki makna (ِّْٚ‫ )ت َ ََـــ‬yaitu mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin
terjadi atau mungkin namun sulit. Biasanya diterjemahkan ingin sekali atau andai. Contoh:
‫ع ْٖو‬ ِ ْ َ‫ْت‬َٞ‫ى‬
َ َُ‫اْل ٍْتِ َحا‬

d. Qaidah tempat baca ُ‫ ِإ‬danَُ‫أ‬

 Dibaca ُِ‫( إ‬dengan hamzah yang baris bawah ), bila tidak ada amil yang beramal
padanya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
 Berada diawal .contoh :... ٓ‫اّا اّضىْا‬
 Setelah lafaz ‫ت‬ٞ‫ اال ( اال ا ْلعتفتاح‬pembuka).contoh: ٌٖٞ‫اء للا ال خ٘ف عي‬ٞ‫اال اُ اٗى‬
 Setelah lafaz ‫ث‬ٞ‫ذا جاىظ ح‬ٝ‫ث اُ ص‬ٞ‫جيغت ح‬
 Setelah qasam (sumpah). Contoh: ٓ‫ اّا اّضىْا‬. ِٞ‫ ٗاىنتاب اىَب‬. ٌ‫ح‬
 Setelah lafaz ‫ قاه‬dan tashrifannya. contoh: ‫ عبذ للا‬ّٚ‫قاه ا‬
 khabarnya dimasuki oleh ‫ الً االبتذاء‬contoh :ٔ‫عيٌ اّل ىغ٘ى‬ٝ ‫ٗللا‬ 5

4
Ibid., hlm. 68
5
Ibid., hlm. 69

5
 Dibaca ُ‫ ( أ‬dengan hamzah yang berbaris atas ), bila ada yang beramal padanya.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
 Menempati tempat fail .contoh : ‫نفٌٖ اّا اّضىْا‬ٝ ٌ‫اٗى‬
 Menempati tempat naibul fail .contoh: ِ‫ أّ اعتَع ّفش ٍِ اىج‬ٜ‫ اى‬ٜ‫قو اٗ ح‬
 Menempati tempat maf’ul contoh: ‫ٗال تخفُ٘ اّنٌ اششمتٌ باهلل‬
 Menempati tempat mubtada’. Contoh :‫ االسض خاشعت‬ٙ‫اتٔ اّل تش‬ٝ‫ٍِٗ ا‬
 Dimasuki huruf jar. Contoh : ‫رىل باُ للا ٕ٘ اىحق‬
 Dibaca ُ‫ إ‬dan ُ‫ أ‬pada beberapa tempat , yaitu :
 Setelah ‫ فاء( فاء اىجضاء‬balasan) contoh: ٌٞ‫ فأّ غف٘س سح‬/ ّٔ‫فا‬...‫ٍِ عَو ٍْنٌ ع٘أ بجٖا ىت‬
 Setela‫ت اار‬ٞ‫ ار( ا اىفجا ئ‬yang berarti tiba –tiba ) contoh : ٌ‫ذا قائ‬ٝ‫ اُ ص‬/ ُ‫خشجت فارا ا‬
 Menempati tempat ta’lil (menjelaskan sebab ) contoh : 6 ‫ أُ اىحَذ ٗاىْعَت‬/ ُ‫ل إ‬ٞ‫ىب‬

6
Ibid., hlm. 70

6
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Jumlah ismiyah adalah jumlah ( kalimat ) yang diawali dengan isim ( kata benda ) .
Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’
dan khabar . Mubtada’ adalah kalimat yang berada pada awal kalimat dan berupa isim
ma’rifat . Khabar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna , adapun penyebutan mubtada’ sebagai subyek sedangkan khabar
menjadi predikatnya.

Amil inna (ُِ‫ )إ‬dan saudaranya atau huruf nasikhah adalah amil yang masuk ke
mubtada’ khabar dan beramal menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar. Kemudian
mubtada’ disebut dengan isim inna dan khabar menjadi khabar inna.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lalu Nirwan Husaini Al-Monggasiy. 2019.Pedoman Dasar Ilmu Nahwu II. Yogyakarta :
Semesta Ilmu.

Sabri, Amir. 2014. Jumlah Ismiyah. http://amirsabri.blogspot.com/2014/11/jumlah-


ismiyah.html. (19 November 2019 ).

Anda mungkin juga menyukai