Anda di halaman 1dari 8

DZONNA WA AKHWATUHA

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIMBINGAN MEMBACA KITAB

Dosen Pengampu:
H.M. Adibus Sholeh, M.pd.I

Oleh :

M. Hasan Shodiqil Amin


Sayyid Faqih Majid
Ahmad Romadhoni

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
NOVEMBER 2020

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................................2

Kata Pengantar....................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4

BAB II Pembahasan............................................................................................................5

A. Pengertian Dzonna dan Saudara-Saudaranya............................................................5


B. Saudara-Saudara Dzonna...........................................................................................5

BAB III Penutup..................................................................................................................7

A. Kesimpulan................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah dengan judul “Dzonna Wa Akhwatuha” dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Bimbingan Membaca Kitab. Pada isi makalah disampaikan tentang pengertian, jumlah
serta kaidah-kaidah Dzonna Wa Akhwatuha.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Kediri, 12 November 2020

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nahwu merupakan salah satu cabang dari sekian cabang displin ilmu yang wajib dipelajari
apabila seseorang ingin menguasai bahasa arab. Ilmu nahwu dan ilmu sharaf menjadi cabang
ilmu yang tak terpisahkan dari bahasa arab. Akan tetapi, tidak semua orang dapat
memahami ilmu nahwu dengan baik. Banyak pembahasan dalam ilmu nahwu yang dapat
dikatakan lebih sulit dipahami daripada pembahasan yang lain, seperti Dzonna wa akhwatuha

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Dzonna dan Saudara-Saudaranya.

2. Jumlah Saudara-Saudara Dzonna.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Dzonnna dan saudara-saudaranya

‫َو َاما َظَنْنُت َو َاَخ َو اُتَها َفانَها َتْنصُب اْلُم ْبَتدَا َو اْلَخ َبَر َعلئ َانُهَم ا َم ْفُعْو اَل ن َلَها‬

Dzanna dan saudara-saudaranya berfungsi menashabkan mubtada’ dan khabar yang kedua-
duanya menjadi maf’ul-nya (maf’ul awal dan maf’ul tsani atau kedua).

Amil dzhanna dan yang semisalnya menjadikan mubtada dan khabar manshub keduanya.
Kelompok ini merupakan fi’il muta’addiy yang maf’ulnya ada dua. Oleh karena itu, kedua isim
setelahnya menjadi manshub keduanya. Misalnya kata kerja “menjadikan”. Maka dalam bahasa
Indonesia sekalipun dapat dipahami bahwa objek untuk kalimat ini ada dua. Contohnya kalimat
“Aku Menjadikan Kamu Istri”. Maka “Kamu” dan “Istri” adalah objek.

B. Saudara-saudara Dzonna

1. ‫( َظَن‬menduga)

‫(َظَنْنُت الرِئْيَس َعاِد اًل‬Saya menyangka pemimpin itu adil)

2. ‫(َح سَب‬menduga)

‫(َح سْبُت َح امًدا َص اِد ًقا‬Saya mengira hamid itu jujur)

3. ‫( َز َع َم‬menduga/mengira)

‫(َزَعمُت َح اِم ًدا َم ْح ُم ْو ًدا‬Saya kira Hamid itu Mahmud)

4. ‫( َخ اَل‬membayangkan)

‫ (خْلُت ُاْسَتاًذ ا َح اضًرا‬Saya membayangkan Guru itu Hadir)

5. ‫ ( َر َائ‬Melihat)

‫( َر َاْيُتَزْيًدا َباكًيا‬Saya melihat Zaid menangis)

6. ‫( َع ِلَم‬mengetahu)

‫(َع ِلْم ُت َفاطَم َة َنِش ْيَطًة‬Saya tahu Fathimah itu rajin)

7. ‫( َو َج َد‬mendapati)
5
‫(َو َج ْدُت اْلِكَتاَب َض اِء ًعا‬Saya mendapati buku hilang)

8. ‫( َجَعَل‬menjadikan)

‫(َجَع ْلُت اْلَحِد ْيَد َخ اَتًم ا‬Saya menjadikan besi itu cincin)

9. ‫( ِاتَخ َذ‬menjadikan)

‫(ِاتَخ ْذ ُت ِهْنًدا َز ْو َجِتْي‬Saya menjadikan Hindun sebagai istri saya)

10. ‫(َسِمَع‬mendengar)

‫(َسِم ْع ُتالنِبَي َيُقْو ُل‬Saya mendengar Nabi bersabda)

‫َتُقْو ُل َظَنْنُت َزْيًدا ُم ْنَطِلًقا َو ِخ ْلُت اْلِهاَل َل اَل ِئًحا َو َم ا َاْش َبَه ذِلَك‬

(seperti) Anda mengatakan ‫ (َظَنْنُتَزْيًدا ُم ْنَطِلًقا‬Saya telah menduga Zaid berangkat); asalnya ;
‫( ُم ْنَطِلٌقَزْيٌد‬Zaid berangkat); ‫ (ِخ ْلُت اْلِهاَل َل اَل ِئًحا‬Aku menduga – bahwa – bulan itu telah terbit);
asalnya ‫( اْلِهاَل ُل اَل ِئٌح‬bulan itu terbit); dan lafaz yang menyerupainya.

Perlu diketahui, bahwa dzanna dan saudara-saudaranya yang dapat mmenashbkan


mubtada’ dan khabar itu buakan hanya fi’il madhi nya saja, tetepi semua tashrifnya juga, seperti :
fi’il mudhari’-nya, masdhar-nya, isim fa’il-nya dan sebagainya.

Contoh :

‫ =َاُظُن َزْيًدا َقِائًم ا‬saya menduga (bahwa) Zaid berdiri.

‫ =َو َم ا َظنْي َزْيًدا َج اِهاًل‬saya tidak mengrira (bahwa) Zaid orang yang bodoh.

Nashabkanlah mubtada’ serta khabar-nya dengan dzanna, juga setiap fi’il yang sesudahnya
mengikuti jejaknya. Seperti (fi’il pada lafaz) : ‫ = َز َع َم‬,‫ َع ِلَم = َع ِلْم ُتُه‬,‫ َخ اَل = ِخ ْلُتُه‬,‫ َح ِسَب = َح ِس ْبُتُه‬,‫َز َع ْم ُتُه‬

‫ َر َائ = َر َاْيُتُه‬,‫َو َج َد = َو َج ْدُتُه‬

Lafaz; ‫ َجَعَل = َجَع ْلُتُه‬: ‫ ِاتَخ َذ = ِاتَخ ْذ ُتُه‬dan lafaz dari fi’il-fi’il tersebut yang anda telah men-tashrifnya.

Seperti perkataan mereka (Ulama Nahwu):

(aku telah menduga – bahwa – zaid meolong); dan ‫(ْاَلمَكاَنَم ْس ِج ًدا هَذ اِاْج َع ْل‬jadikanlah tempat ini sebagai
Masjid).

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dzonna dan saudara-saudaranya berfungsi menashabkan mubtada’ dan khabar yang kedua-
duanya menjadi maf’ul-nya (maf’ul awal dan maf’ul tsani atau kedua). yaitu ‫( ظننت‬aku
menduga);‫( زعمت خلت حسبنت‬aku menduga);‫( علمت رأيت ووجدت‬aku telah mengetahui dengan
yakin); ‫( وجعلت واّتخذت‬aku menjadikan); ) ‫سمعت‬aku telah mendengar)”.

7
DAFTAR PUSTAKA
Shofwan, M. Sholehuddin. Al-Ajurumiyyah. Jombang: Darul Hikmah, 2014.

Anda mungkin juga menyukai