Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISIM KANA DAN KHABAR dan ISIM INNA DAN KHABAR


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Qawaid II

Disusun Oleh :

Arif Rahman Al Hariri (2020.08.10.001)


Dosen pengampu:

Hafizil Umam, M.Pd

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL AZHAR LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi ................................................................................ 1

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang ................................................................................ 2

2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

3. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II Pembahasan

1. Pengertian Isim Kana dan Khabar Kana................................................ 3

2. Fungsi Isim Kana ................................................................................ 6

3. Contoh Isim Kana Dalam Al Qur’an..................................................... 7

4. Pengertian Isim Inna dan Khabar Inna.................................................. 7

5. Pembagian Isim Inna dan Khabar Inna.................................................. 8

6. Contoh Isim Inna dan Khabar Inna di Dalam Al Qur’an....................... 10

BAB III Penutup

1. Kesimpulan ................................................................................ 11

Daftar Isi ................................................................................ 12

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam mempelajari bahasa Arab kita akan menemukan banyak
sekali aturan dan hukum-hukum dalam penulisan dan pembacaan. Banyak
sekali tanda baca dan istilah didalamnya. Termasuk salah satu nya yaitu
istilah Isim atau kata benda. Isim terbagi ata banyak bagian salah satunya
yaitu isim kana dan isim inna.
Isim kana adalah isim yang dapat merubah hukum tetap mubtada
khobar yang harusnya murni rafa’ menjadi manshub dan isim inna yang
berfungsi sebagai penegas dalam suatu kalimat atau perkataan.
Dikarenakan pentingnya memahami hukum dan istilah dalam bahasa Arab
sehingga kita dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.

2. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Isim Kana dan Khabar Kana?
b. Apa Fungsi Isim Kana?
c. Apa Contoh Isim Kana?
d. Apa Pengertian Isim Inna dan Khabarnya?
e. Apa Fungsi Isim Inna?
f. Apa Contoh Isim Inna?

3. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa itu isim kanna dan khabar kana.
b. Untuk dapat mengerti apa contoh isim kana dalam Al Qur’an.
c. Untuk mengetahui apa itu isim inna dan khabar inna.
d. Untuk dapat mengetahui apa saja contoh isim inna dalam Al
Qur’an.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Isim Kana dan Khabar


Kana merupakan pengembangan lanjutan dari jumlah ismiyyah dalam tata
bahasa Arab, yang kemudian disebut dengan amil nawasikh (faktor perusak).
Artinya, ketika didapati adanya faktor tersebut, maka syarat mubtada khobar yang
semula wajib marfu’ (dibaca rofa’) menjadi rusak hukumnya. Jadi, Isim kana
adalah Isim yang merubah khobar yang semula wajib marfu’ (dibaca rofa’)
menjadi manshub (dibaca nashob), sedangkan mubtada tetap dalam keadaan rofa’
sebagai isimnya kana. Contohnya seperti kalimat “ ‫( ”َزْيٌد َقاِئٌم‬Zaid itu berdiri), ketika
diawali amil kana menjadi “‫”َك اَن َزْيٌد َقاِئًم ا‬. Begitu juga dengan saudaranya kana,
sama-sama menyebabkan khabar menjadi manshub dan mubtada tetap dalam
keadaan marfu’.

Menurut kesepakatan ulama ahli nahwu, kana merupakan bentuk dari


kalimah fi’il (kata kerja) kecuali laisa ( ‫)َلْيَس‬. Akan tetapi, jumhur nahwiyyin
menganggap bahwa laisa ( ‫ )َلْيَس‬juga termasuk kalimah fi’il. Dalam hal ini, Imam
Farosi dan Abu Bakar bin Syaqir lebih condong kepada pendapat yang
mengatakan bahwa laisa ( ‫ )َلْيَس‬bukanlah kalimah fi’il, melainkan kalimah huruf
yang memiliki fungsi yang sama sebagaimana kana ( ‫)َك اَن‬.
Dalam kitab Alfiyah Ibnu Aqil syarah Alfiyah Ibnu Malik menyebutkan
bahwa kana dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu yang beramal tanpa
adanya syarat khusus, dan tidak dapat beramal kecuali dengan syarat khusus.
A. Kana yang beramal tanpa syarat khusus ada 8 (delapan) macam, yaitu:
1. Kana “ ‫( ”َك اَن‬ada, menjadi, terjadi), contoh: ‫( َك اَن َح اِم ٌد ُأْس َتاًذ ا‬Hamid adalah
seorang guru).
2. Dhalla “‫( ”َظَّل‬menjadi, pada waktu siang), contoh: ‫( َظَّل الَم َطُر َناِز اًل‬di waktu
siang hujan turun).
3. Baata “ ‫( ”َباَت‬pada waktu malam), contoh: ‫( َباَت الِّطْفُل َناِئًم ا‬di malam hari anak
kecil tidur).

3
4. Adlha “‫( ”َأْض َح ى‬memasuki waktu dhuha), contoh: ‫( َأْض َح ى الُم ْس ِلُم ْو َن ُمَص ِّلْيَن‬di
waktu dhuha orang-orang Islam sholat).
5. Ashbaha “ ‫( ”َأْص َبَح‬memasuki waktu subuh), contoh: ‫( َأْص َبَح الَبْر ُد َش ِد ْيًدا‬di pagi
hari sangat dingin).
6. Amsaa “‫( ”َأْمَس ى‬memasuki waktu sore), contoh: ‫( َأْمَس ى الُّطاَّل ُب َر اِج ِع ْيَن‬di sore
hari para siswa pulang).
7. Shaara “ ‫( ”َص اَر‬menjadi), contoh: ‫( َص اَر الُخ ْبُز َر ِخ ْيًصا‬roti menjadi murah).
8. Laisa “ ‫( ”َلْيَس‬tidak), contoh: ‫( َلْيَس َزْيٌد َنِش ْيًطا‬Zaid tidak rajin).

B. Sedangkan kana yang tidak beramal kecuali dengan syarat khusus dibagi lagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:
1 harus didahului oleh nafi atau syibh nafi (nahi atau du’a) baik secara
lafadz maupun tersirat, adalah:
a. Zaala ( ‫( )َم ا َز اَل‬senantiasa, selalu, tak henti-hentinya), contoh: ‫َم ا َز اَل َزْيٌد َعاِلًم ا‬
(Zaid senantiasa berilmu).
b. Bariha ( ‫( )َم ا َب ِر َح‬senantiasa, selalu, tak henti-hentinya), ‫َم ا َب ِر َح الِّطْف ُل َناِئًم ا‬
(Anak tak henti-hentinya tidur).
c. Fati’a ( ‫( )َم ا َفِتَئ‬senantiasa, selalu, tak henti-hentinya), contoh: ‫َم ا َفِتَئ َخ اِلٌد َقاِئًم ا‬
(Khalid selalu berdiri).
d. Infakka ( ‫( )َم ا ِإْنَفَّك‬senantiasa, selalu, tak henti-hentinya), contoh: ‫َم ا ِإْنَفَّك َزْيٌد‬
‫( ُم ْج َتِهًدا‬Zaid senantiasa berjuang).
Contoh saudaranya kana yang beramal dengan syarat tertentu secara
tersirat sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S. Yusuf Ayat 85, yang
berbunyi:
‫َقاُلوا َتاِهَّلل َتْفَتُأ َتْذ ُك ُر ُيوُسَف َح َّتٰى َتُك وَن َح َر ًضا َأْو َتُك وَن ِم َن اْلَهاِلِكيَن‬
Artinya: “Mereka berkata: Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf,
sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang
binasa”. (Q.S. Yusuf : 85)
Pada ayat tersebut, lafadz “‫ ”َتْفَتُأ‬merupakan saudara kana yang tidak dapat
beramal kecuali didahului oleh nafi atau syibh nafi, namun secara tersirat. Jika
diperlihatkan maka berupa “‫”اَل َتْفَت ُأ‬. Huruf nafi dibuang karena terjatuh setelah

4
qosam (sumpah). Tidak boleh membuang huruf nafi kecuali ia terjatuh setelah
qosam (sumpah), apabila dibuang maka hukumnya adalah syadz (menyalahi
aturan).

2 Kedua, harus didahului oleh ma mashdariyyah dharfiyyah, yakni daama “


‫( ”َداَم‬senantiasa). Maksud dari mashdariyyah dharfiyyah di sini adalah antara “‫”َم ا‬
dan “ ‫ ”َداَم‬dapat dita’wil mashdar, dan menempati tempatnya dharaf. Contohnya
seperti “‫”َأْع ِط َم اُد ْم َت ُمِص ْيًبا ِد ْر َهًم ا‬, apabila dita’wil mashdar menjadi “ ‫َأْع ِط ُم َّدَة َد َو اِم َك‬
‫( ”ُمِص ْيًبا ِد ْر َهًم ا‬memberilah kamu, selagi kamu masih memperoleh dirham). Contoh
lain sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S. Maryam Ayat 31 :

‫َو َجَع َلِني ُمَباَر ًك ا َأْيَن َم ا ُكْنُت َو َأْو َص اِني ِبالَّص اَل ِة َو الَّز َك اِة َم ا ُد ْم ُت َح ًّيا‬

Artinya: “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;”. (Q.S. Maryam : 31)

Isim Kana dan semisalnya secara mudah yaitu:


1. Zhalla, bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi
pada siang hari.‫“ َظَّل َزْيٌد َص اِئًم ا‬siang hari zaid puasa”
2. Baata, bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi
pada malam hari. ‫“ َباَت َزْيٌد َس اِهًرا‬malam hari zaid sahur”
3. Adh-ha, bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi
pada waktu dhuha. ‫“ َاْض َح ى َزْيٌد َذ اِهًبا‬waktu dhuha zaid pergi”
4. Ashbaha, bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu
terjadi pada waktu pagi. ‫“ َاْص َبَح ْالَبْر ُد َش ِد ْيًدا‬waktu shubuh dingin sekali”
5. Amsa, bermakna menggambarkan bahwa hal yang diberitakan itu terjadi
pada waktu sore hari. ‫“ َاْمَس ى َزْيٌد َر اِج ًعا‬sore hari zaid pulang”
6. Shara, bermakna perpindahan dari suatu keadaan ke keadaan lain.
‫“ َص اَر َزْيٌد َع ِالًم ا‬zaid menjadi orang yang alim”
7. Laisa, bermakna bukan atau tidak. ‫“ َلْيَس َزْيٌد َطِبْيًبا‬zaid bukan dokter”

5
8. Ma Zaala, bermakna senantiasa atau masih. ‫“ َم اَز اَل َزْي ٌد َقاِئًم ا‬zaid masih
berdiri”
9. Ma Bariha, bermakna senantiasa atau masih. ‫“ َم اَبِر َح َزْيٌد َص اِئًم ا‬zaid masih
puasa”
10. Ma Fatia, bermakna senantiasa atau masih. ‫“ َم اَفِتَئ َزْيٌد ِفى ْالَم ْس ِج ِد‬zaid masih
di mesjid”
11. 11. Ma Infaka, bermakna senantiasa atau masih. ‫“ َم اَبِر َح َزْيٌد ُم ِقْيًم ا‬zaid masih
bermuqim”
12. Ma Daama, bermakna tetap dan terus menerus. ‫َاْع ِط َم ا ُد ْم َت ُمِص ْيًبا ِد ْر َهَم ا‬
“berilah selagi kamu masih tetap memperoleh dirham.”1

2. Fungsi Isim Kana


Fungsi kana adalah “ ‫( ”َتْر َفُع اِال ْس َم َو َتْنِص ُب الَخ َبَر‬merofa’kan isim dan menashobkan
khobar). Contohnya seperti Firman Allah SWT:
‫َو َك اَن َأْم ُر ِهَّللا َم ْفُع واًل‬
Artinya: "Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.". (Q.S. Al-Ahzab: 37)

Tidak ada keraguan bahwa ‫ َك اَن‬pada ayat di atas memberikan pengaruh


kepada khabar mubtada ( ‫ )َم ْفُع واًل‬yang semula marfu’ menjadi manshub sebagai
khabarnya ‫َك اَن‬. Sedangkan lafadz ‫ َأْم ُر ِهَّللا‬tetap dalam keadaan rofa’ sebagai isimnya.
Jadi, dhammahnya lafadz ‫ َأْم ُر ِهَّللا‬tersebut bukan lagi sebab ibtida’, melainkan
akibat masuknya amil kana.

Dan ketahuilah bahwa kana ( ‫ )َك اَن‬yang masuk pada mubtada khobar dalam bab
asma Allah SWT dan sifat-Nya tidak menunjukkan atas makna zaman atau waktu.
Akan tetapi, berfungsi ta’kid (penegasan/pengukuhan) terhadap sifat-sifat Allah
SWT. Contohnya seperti Firman Allah dalam QS. Al-Fath ayat 14 :
‫َو َك اَن ُهَّللا َغ ُفوًرا َرِح يًم ا‬
Artinya: “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Fath: 14)

1
Bahrun Abu Bakar, Op.Cit, hlm. 178.

6
Pada ayat di atas, lafadz kana ( ‫ )َك اَن‬merupakan bentuk fi’il madhi (kata kerja) dan
tidak menunjukkan atas makna madhi (lampau), melainkan sebagai taukid
(penguat) atas sifat-sifat Allah. Karena jika menunjukkan makna madhi, tentunya
maghfirah (ampunan) dan rahmah (kasing sayang) Allah SWT tidak lagi wujud
sekarang.

3. Contoh Isim Kana dalam Al Qur’an


ۗ ‫َو َلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَنا ٌح ِفْيَم ۤا َاْخ َطْأ ُتْم ِبٖه ۙ  َو ٰل ِكْن َّم ا َتَعَّم َد ْت ُقُلْو ُبُك ْم ۗ  َو َك ا َن ُهّٰللا َغ ُفْو ًرا َّر ِح ْيًم ا‬
Artinya : " Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang
ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang." Laisa ‘alaikum dan kanallahu adalah contoh kana wa akhwatuha di
dalam al qur’an surat Al Ahzab Ayat 5
ۗ ‫َو َكَفى ُهّٰللا اْلُم ْؤ ِمِنْيَن اْلِقَتا َل ۗ  َو َك ا َن ُهّٰللا َقِو ًّيا َع ِز ْيًز ا‬
Artinya. Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang mukmin
dalam peperangan. Dan Allah Maha Kuat, Maha Perkasa." kanallahu adalah
contoh kana wa akhwatuha di dalam al qur’an surat Al Ahzab Ayat 25
‫َفَا َّم ۤا ِاْن َك ا َن ِم َن اْلُم َقَّر ِبْيَن‬
Artinya "Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada
Allah)," in kana adalah contoh kana wa akhwatuha di dalam al qur’an surat Al
Waqi’ah Ayat 88.

4. Pengertian Isim Inna ( ‫)ِإَّن‬


Isim inna ( ‫ )ِإَّن‬adalah setiap mubtada’ yang dimasuki inna dan kawan-kawannya
serta irabnya berubah menjadi manshub. Fungsi/Maknanya sebagai penegasan. (
‫ )إن‬adalah kalimah huruf. Apabila masuk ke dalam jumlah ismiyah, ia memiliki
peran dalam menashabkan mubtada' dan merafa'kan khabar. Peran yang bertolak
belakang dengan peran kana (‫)كان‬. Yang mana kana berperan merafa'kan mubtada'
dan menashabkan khabar. Contoh: Sesungguhnya Islam adalah agama
keselamatan. Anna: Fungsi/Maknanya sebagai penegasan. Adapun khabar inna

7
adalah setiap khabar dari mubtada’ yang dimasuki amil inna dan kawan-
kawannya. Contoh:
‫ِإَّن اْلِكَتاَب َجِد ْيٌد‬
Asalnya:
‫اْلِكَتاُب َجِد ْيٌد‬
Pada contoh di atas kata ( ‫ )اْلِكَتاَب‬dibaca nashab dengan ditandai fathah diujungnya.
Kedudukannya sebagai isim inna. Apabila tidak dimasuki inna maka irabnya rafa’
dan berkedudukan sebagai mubtada’. Adapun kata ( ‫ )َجِد ْيٌد‬berkedudukan sebagai
khabar inna dan berirab rafa’.
Kata ( ‫ )ِإَّن‬memiliki makna (‫ )َتْو ِكْي د‬yaitu menguatkan dan diterjemahkan
sesungguhnya. Contoh:
‫ِإَّن َم َع اْلُعْس ِر ُيْسًرا‬

5. Pembagian Isim Inna dan Khabar Inna


1. Isim inna
Isim inna bisa berupa isim mabni atau isim mu’rab.
a. Isim mabni.
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah i’rabnya secara lahir. Contoh
‫ِإَّن َهَذ ا ِكَتاٌب‬
b. Isim mu’rab.
Isim mu’rab adalah isim yang berubah akhir katanya karena perbedaan amil.
Contoh:
‫ِإَّن َأَباَك َم ِرْيٌض‬
Ketentuan-ketentuan Isim Inna dan KhabarInna
1. Isim inna merupakan isim manshub dan khabar inna merupakan isim marfu’.
Contoh:
‫َاْلِكَتاَب َجِد ْيٌد‬ ‫ِإَّن‬
‫الَّطاِلَبْيِن َنِش ْيَطاِن‬ ‫ِإَّن‬
2. Isim inna dan khabar inna harus selalu sesuai jenisnya (mudzakkar dan
muannats)

8
Contoh:
‫ِإَّن اْلَم ْد َر َس َة َو ِس ْيَع ٌة‬
‫ِإَّن َهَذ ا َقَلٌم‬
3. Isim inna dan khabar inna harus sesuai bilangannya (mufrad, mutsanna dan
jama’)
Contoh:
‫ِإَّن اْلَم ْد َر َس َة َو ِس ْيَع ٌة‬

‫ِإَّن الَّطاِلَبْيِن َنِش ْيَطاِن‬


‫ِإَّن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َص اِلُحْو َن‬

4.Khabar inna adalah ma’rifah dan khabar inna adalah nakirah

5. Kedudukan isim inna terlebih dahulu kemudian khabarinna

Itu adalah kaidah dasar mubtada’ dan khabar. Kemudian ada kaidah turunan dari
kaidah di atas:

6. Isim innaboleh dari nakirah apabila:

a. Isim yang disifati. Contoh:

‫ِإَّن َر ُج اًل َك ِر يًم ا ِع ْنَدَنا‬


b. Isim yang diidhafahkan ke isim nakirah. Contoh:
‫ِإَّن َطاِلَب ِإْح َس اٍن َح اِض ٌر‬
c. Mubatada’nya diakhirkan. Contoh:
‫ِإَّن ِفي اْلَم ْس ِج ِد َر ُج اًل‬
7. Boleh mendahulukan isim inna apabila khabar berupa syibhu jumlah dan isim
innanya ma`rifah. Contoh:
‫ِإَّن ِفي الَّتَع ِّني الَّس اَل َم َة‬
8. Wajib mendahulukan isim inna, apabila:
a. Khabar inna berupa jumlah yang ada dhamir yang kembali ke isim
inna. Contoh:

9
‫ِإَّن ُمَحَّم ًدا َج اَء‬
b. Jika masing-masing dari isim inna dan khabar inna berupa isim
ma’rifat atau isim nakirah, dan disitu tidak terdapat qarinah yang
mewajibkan pada salah satunya, sehingga isim inna didahulukan
karena mengkhawatirkan terjadinya kesamaran musnad dengan
musnad ilaih. Contoh:
‫ِإَّن َبْيِتْي َج َّنِتْي‬
9. Wajib mendahulukan khabar dan mengakhirkan isim inna, apabila:
a. Isim innaberupa isim nakirah ghair mufidah dan kahabrnya dzaraf
atau jar-majrur. Contoh:
‫ِإَّن ِفى اْلَبْيِت َر ُج اًل‬
b. Ada dhamir pada isim inna yang kembali kepada khabarnya.
Contoh:
‫ِإَّن ِفي الَّد اِر َص اِح بَها‬
10. Apabila isim innanya adalah jama’ ghair aqil maka khabarnya isim mufrad
muannats. Contoh:
‫اْلَم َس اِج َد َوِس ْيَع ٌة‬ ‫ِإَّن‬
‫اْلُبُيْو َت َجِم ْيَلٌة‬ ‫ِإَّن‬

6. Contoh Isim Inna dan Khabar Inna di Al-Qur’an


a. Al-Baqarah: 143
‫ِإَّن َهَّللا ِبالَّناِس َلَر ُء وٌف َر ِح يٌم‬
b. Al-Muzzammil: 20
‫ِإَّن َر َّبَك َيْع َلُم َأَّنَك َتُقوُم َأْد َنى ِم ْن ُثُلَثِي الَّلْيِل َو ِنْص َفُه َو ُثُلَثُه َو َطاِئَفٌة ِم َن اَّلِذ يَن َم َع َك‬
c. Asy-Syarh: 5
‫َفِإَّن َم َع اْلُعْس ِر ُيْسًرا‬
d. An-Naba’: 40
‫َو َيُقوُل اْلَك اِفُر َيا َلْيَتِني ُكْنُت ُتَر اًبا‬
e. Al-Baqarah: 21

10
‫َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬
f. Al-Munafiqun: 7
‫َو ِهَّلِل َخَز اِئُن الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو َلِكَّن اْلُم َناِفِقيَن اَل َيْفَقُهوَن‬

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Isim kana adalah Isim yang merubah khobar yang semula wajib
marfu’ (dibaca rofa’) menjadi manshub (dibaca nashob), sedangkan
mubtada tetap dalam keadaan rofa’ sebagai isimnya kana. Fungsi kana
adalah “ ‫( ”َتْر َف ُع اِال ْس َم َو َتْنِص ُب الَخ َب َر‬merofa’kan isim dan menashobkan
khobar).sedangkan Isim inna ( ‫ )ِإَّن‬adalah setiap mubtada’ yang dimasuki
inna dan kawan-kawannya serta irabnya berubah menjadi manshub.
Fungsi/Maknanya sebagai penegasan. (‫ )إن‬adalah kalimah huruf. Apabila
masuk ke dalam jumlah ismiyah, ia memiliki peran dalam menashabkan
mubtada' dan merafa'kan khabar

11
DAFTAR PUSTAKA

https://hahuwa.blogspot.com/2020/01/isim-inna-dan-khabar-inna-
pengertian.html?m=1
https://www.maskuns.my.id/2021/12/isim-kana-dan-saudaranya.html?m=1
https://oninhere.blogspot.com/2017/01/makalah-kana-wa-akhwatuha.html

https://wikimuslim.or.id › isim-inna
https://hahuwa.blogspot.com › Home › Nahwu

12

Anda mungkin juga menyukai