Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata
Kuliah Tarjamah Indonesia-Arab
Dosen Pengampu: Zulfikri Muhammad, Lc., M.S.I
Oleh:
RANIEVA OKMATA SYRA
NIM : 1711340013
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahma-tNya
sehingga Makalah dengan judul Kalimat Hal dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan Bapak Zulfikri
Muhammad, Lc., M.S.I serta pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Haal................................................................................. 2
B. Syarat dan Ciri-ciri Haal................................................................... 4
C. Macam-macam Haal......................................................................... 6
D. Bentuk-bentuk Haal.......................................................................... 6
E. Ciri-Ciri Hâl dalam Bahasa Arab..................................................... 6
F. Amil al-Hal dan Sahib al-Hal........................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………....... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah Bahasa Alquran dan Hadis. Umat islam harus memiliki
kemampuan menggali, memahami dan menguasai Bahasa Arab dengan baik untuk
menggali, memahami dan mempelajari ajaran agama Islam yang terdapat pada
Alquran dan Hadis. Dalam upaya mengembangkan wawasan berbahasa Arab,
amat diperlukan adanya sebuah kajian kebahasaan, kemampuan menguasai bahasa
Arab merupakan kunci dan syarat mutlak yang harus di miliki setiap orang yang
hendak mengkaji ajaran islam secara luas dan mendalam.
Dan untuk memahami Bahasa Arab dengan baik dan benar, maka
disyariatkan setiap orang untuk mengetahui kaidah-kaidah Bahasa Arab itu
sendiri, dan salah satunya adalah tentang al-haal yang merupakan materi tersendiri
dalam pembahasan ilmu Nahwu
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian al-Haal dalam Bahasa Arab ?
2. Bagaimana kaidah-kaidah al-Haal dalam Bahasa Arab ?
3. Bagaimana bentuk-bentuk Haal dalam Bahasa Arab ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian al-Hal
Hal merupakan salah satu bentuk kalimat isim dalam Bahasa Arab yang
oleh para ahli nahwu diartikan sebagai kalimat yang menjelaskan keadaan yang
masih samar dan statusnya dalam kalimat sebagai keterangan tambahan.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para pakar Bahasa tentang
Hal :2
1
Mustafa Amin, al-Nahwu al-Wadih: Fi Qawaidu al-Lughah al-Arabiyah (Libanon: Dar
al-Ma‟arif, tth), h.97
2
Salmah Intan, al-haal , Jurnal Adabiyah Vol.16 Nomor 1, tahu n 2016.
2
atau keadaan sesuatu ketika sedang melakukan perbuatan. Dalam Bahasa
Indonesia, sering dinyatakan dengan “sambil, dengan, dalam keadaan, sedang”.
Contohnya dalam Alquran Surah al-Insyiqaq: 9.
Dari contoh diatas, maka dapat dipahami bahwa hal merupakan isim yang
dianggap nasab dan berfungsi untuk memperjelas keadaan isim sebelumnya yang
dianggap belum sempurna,
“Haal adalah isim yang dibaca nasab, yang menerangkan perihal atau
perilaku Fa‟il atau Maf‟ul bih ketika perbuatan itu terjadi, dan masing-
masing fa‟il dan maf‟ul bih tersebut dinamakan Shohibul Haal”.3
Dari pengertian tersebut diatas dikatakan bahwa Haal adalah isim yang
dibaca nasab, untuk menjelaskan keadaan fail atau maf‟ul bih, 4
3
Salmah Intan, al-haal , Jurnal Adabiyah Vol.16 Nomor 1, tahu n 2016
4
Ibid.. . Jurnal Adabiyah
3
2) Haal untuk menjelaskan Maf‟ul bih
Dalam buku Jami‟ al-Durus disebutkan ada empat syarat yang harus
dimiliki oleh hâl:5
5
Syaikh Mustafa al-Galayayni, Jami‟ al-Durus al-Arabiyah (Bairut: Mansyurut al-
Maktabat al-Asyriyah, tth). H.83
4
Keadaan lemah yang disandang oleh manusia sampai kapanpun
tidak akan pernah berubah.
b) Ia harus berupa isim nakiroh. Jika terdiri dari isim ma‟rifat maka harus
dita‟wil menjadi isim nakiroh. Walaupun terdiri dari isim ma‟rifat itu
hanya lafaznya saja sedangkan maknanya tidak. Contoh:
ر هجذ فبطمخ الى السىق و حذهب اي منفردح
c) Sifat atau keadaan itu memang pantas terdapat pada shâhib al- hâl (logis).
Contoh:
ٌفر اسذ ثبكٍب
“Singa berlari sambil menangis”
Kalimat ini tidak logis, karena sifat atau keadaan (hâl) yang
melekat pada shâhib al- hâl tidak logis, apakah singa pernah menangis?
d) Hâl harus dari isim musytaq (dapat ditasrif). Musytaq sendiri memiliki arti
kata jadian. Ia terbentuk dari kata lain. Jika ada hâl terdiri dari isim jamid
maka harus dita‟wil ke dalam isim musytaq.
e) Jika hâl terdiri dari jumlah ismiyah atau jumlah fi‟liyah yang didahului
oleh prefosisi qad dan tidak ada damir yang kembali kepada shâhib al- hâl
maka wajib menggunakan wawu. Wawu ini biasa di sebut dengan wawu
hâliyah. Contoh:
“Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada Kaumnya, „Hai kaumku, mengapa
kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu.‟,” (Q. S. al-Saf [61]: 5)
رأٌذ غبة أخىك وقذ حضر جمٍع األصذقبء
”Semua teman-teman hadir sedangkan saudaramu tidak hadir”
5
C. Ciri-Ciri Hâl dalam Bahasa Arab
Hâl dalam Bahasa Arab memiliki beberapa ciri, di antaranya:
a. Harus berupa isim sifat (isim fa‟il dan isim maf‟ul) atau syibh al-jumlah
b. Menimbulkan pertanyaan “Bagaimana?” ()كٍف
c. Dibaca nashab (fathah)
d. Menerangkan keadaan ketika terjadinya suatu pekerjaan.
e. Terbentuk dari isim nakiroh dan isim musytaq
D. Bentuk-bentuk al-Haal
a) Isim Fā„il, selalu mengikuti ketentuan yang berlaku pada ṣāḥib al-ḥāl, baik
dalam bentuk mufrad, musanna, jamak, mu‟annaṡ maupun muzakkar,
contohnya: حضر الصحفي مسرعنی- حضر الصحفي مسرعا
b) Isim Maf„ūl, juga mengikuti ketentuan pada ṣāḥib al-ḥāl sebagaimana yang
E. Macam-macam Haal
a) Haal berupa isim mufrad
6
Bahaud al-Din Abdullah Ibnu Aqil, Alfiyah Syarh Ibn Aqil, h. 239.
6
c) Haal berupa jumlah fi‟liyah
7
yang menyerupai fiil ( )شبه فعلatau lafaz yang bermakna fiil ()معىن فعل. Amil
berupa fiil, contohnya : طلعت الشمس صافیةSedangkan amil yang berupa lafaz yang
lafaz yang bermakna fiil, ada beberapa macam, yakni isim isyrirah, contohnya
sebagaimana dalam QS. al-Naml:52
َ ْفَتِل
ك بُیُوتُ ُه ْم َخا ِویَةً ِِبَا ظَلَ ُموا
7
Syaikh Muṣṭāfa al-Galāyayni, Jāmi„ al-Durūs al-„Arabiyah., h. 84
7
Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan
kezaliman mereka.
Sedangkan yang dimaksud ṣāḥib al-ḥāl, adalah lafaz dimana bentuk ḥāl itu
dalam pengertian sebagai sifatnya, jadi bila diucapkan رجع اجلند ظافراmaka yang
menjadi ṣāḥib al-ḥāl adalah lafaz اجلندsedangkan amilnya adalah lafaz رجع
Menurut ketentuan asal atau kaidah pokoknya, bahwa ṣāḥib al-ḥāl itu berupa isim
ma‟rifat seperti contoh di atas. Namun kadang-kadang berupa isim nakirah
dengan memenuhi salah satu dari empat macam syarat, yaitu :
a. Hendaknya ṣāḥib al-ḥāl diakhirkan dari pada al-ḥāl, contohnya : جاء ىل مسرعا
( مستنجد فأجندتهtelah datang kepadaku dalam keadaan cepat orang yang minta
: ( جاءىن صدیقى محیم طالبا معونىتtelah datang kepadaku se-orang teman yang dekat
merupakan jumlah yang dibarengi dengan wāwu ()و, contoh-nya dalam QS.al-
Baqarah/2: 259,
8
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri
yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya ?
Sedangkan ḥāl muakkidah ialah jenis ḥāl yang artinya telah dapat
dimengerti meskipun tanpa menyebutkannya, tetapi disebutkannya sebagai
pengukuhan saja, contohnya dalam QS. al-Baqarah/2: 60
8
Luki Nurdiansyah, Hal dalam Bahasa Arab dan Padanannya dalam Bahasa Indonesia,
2008
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Maktabat al-Asyriyah.
Nurdiansyah, Luki. 2008, Hal dalam Bahasa Arab dan Padanannya dalam
11