Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN Mu’rob dan Mabni

A. Pengertian Mu’rob dan Mabni

Kalimah Mu’rab adala kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya.[1] Jadi jika
suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut
kalimah mu’rab contohnya kalimah ‫ مِ نَ ْال َمس ِْج ِد‬, disini terjadi perubahan harakat akhir pada kalimah isim ‫ال َمس ِْج ِد‬,
ْ karena
pada awalnya kalimah itu harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat
akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.

Kalimah Mabni adalah kalimah yang akhirannya tidak bias berubah-ubah walaupun ada ‘amil yang memasukinya.[2] Jadi
jika ada suatu kalimah yang kemasukan ‘amil baik nawasib atau jawazim atau huruf jer tapi akhirannya tidak berubah
maka kalimah itu di sebut kalimah mabni, contohnya ‫ لَ ْن يَ ْفعُلَن‬kalimah ini kemasukan ‘amil nawasib yakni ‫ لَ ْن‬tapi harakat
akhirnya tetap tidak berubah, maka kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.

B. Bentuk-Bentuk Kalimah Mu’rab

1. Isim Mu’rab ( kalimah isim yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim yang tidak ada serupa yang bisa
mendekatkan kepada kalimah huruf, isim ini bentuknya ada tiga belas macam :[3]

a. Isim mufrad : adalah isim yang berma’na satu, contohnya ‫زَ يْد‬

b. Isim tatsniyah : adalah isim yang berma’na dua, dari isim mufrad yang di tambahi alif dan nun atau yak dan nun,
‫ان‬
ِ ‫ُم ْس ِل ِِ َم‬

c. ِ ‫اِثْن‬
Isim mulhaq bismi tastniyah : adalah isim yang bentuknya seperti isim tatsniyah tetapi tidak mempunyai mufrad ‫َان‬
‫ ك ََِل ُه َما‬-

d. Isim jama’ mudzakar salim: kalimah isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah
wawu dan nun atau yak dan nun contohnya - َ‫ زَ ْيدُ ْون‬, َ‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

e. Isim mulhak bijam’i mudzakar salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim mudzakar salim, tetapi tidak
mempunyai syarat-syarat seperti jamak mudzakar salim contohnya, َ‫ِع ْش ُر ْون‬

f. Isim jama’ muanats salim : adalah kalimah isim yang menunjukkan arti perempuan banyak, dari isim mufrad yang
di tambah alif dan tak contohnya,‫ُم ْس ِل َمات‬

g. Isim mulhaq bijam’i muanats salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim jama’muanats salim, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat sebagai isim jama’ muanats salim contohnya, ُ‫اُوالت‬

h. Isim jama’ taksir : isim yang bermakna banyak, yang berubah dari bentuk mufradnya contohnya,‫ ُكتُب‬- ‫ِر َجا ل‬

i. Asmaul khomsah/sittah : contohnya, َ‫ ا َ ُخوك‬-- َ‫اَبُوك‬

j. Isim maqshur : isim yang huruf akhirnya berupa alif lazimah ( alif yang tetap( contohnya, ‫زَ ك َِريا‬

k. ُ - ‫حِ ْلمِ ْي‬


Isim manqus : isim yang huruf akhirnya berupa yak lazimah (yak yang tetap) contohnya, ‫س َع ْو ِد‬

l. Isim ghoiru munshorif : isim yang tidak menerima di tanwin, karena adanya alas an-alasan tertentu contohnya, ‫اِب َْرا ِه ْي ُم‬
ْ
ُ‫– عُث َمان‬

m. Isim mudhof liyail mutakallim : isim yang di sandarkan pada yang mutakallim (yak dhomir yang artinya saya )
contohnya, ْ ‫ بَ ْيتِي‬- ‫ِكت َابِ ْي‬

Jadi bentuk-bentuk kalimah isim di atas adalah mu’rab dalam artian bahwa kalimah isim tersebut akhirannya dapat
berubah-ubah sesuai dengan amil yang memasukinya.

2. Fi’il Mu’rab ( biasa berubah-ubah akhirnya) : ialah fi’il mudhori’ yang tidak bertemu nun taukid dan nun jama’
inats, fi’il ini bentuknya ada lima macam:[4]

a. Fi’il mudhori’ shohih akhir : adalah fi’il mudhori’ yang huruf akhirnya berupa huruf sahih contohnya,‫ َيقُ ْو ُل‬- ‫ص ُر‬
ُ ‫َي ْن‬

b. Fi’il mudhori’ af’alul khomsah : fi’il mudhori’ yang bertemu dengan alif tatsniyah, wawu jama’ atau yak muanats
mukhothobah yang mengikuti salah satu lima wazan ، َ‫ تَفعلين‬، َ‫ تَف َعلون‬، َ‫ َي ْف َعلُ ْون‬،‫لآلن‬
ِ ‫ ت َ ْف َع‬،‫َي ْف َع ََل ِن‬
c. ْ ‫يَ ْدع ُْو – يَ ْغ‬
Fi’il mudhori’ mu’tal bilwawi : fi’il mudhori’ yang huruf akhirannya berupa huruf ‘ilat wawu contohnya,‫زو‬

d. Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil yak : fi’il mudhori’ yang huruf akhirannya berupa huruf ‘ilat yak contohnya, -‫يَ ْرمِ ْي‬
‫ي‬
ْ ‫يَجْ ِر‬

e. Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil alif : fi’il mudhori’ yang huruf ahirannya berupa huruf ‘ilat alif contohnya, -‫يَ ْخشَى‬
‫ضى‬َ ‫يَ ْر‬

Bentuk bentuk fi’il di atas adalah mu’rab, dalam artian bahwa kalimah tersebut bisa berubah akhirannya sesuai ‘amil yang
memasukinya, jika yang masuk ‘amil nawashib maka kalimah tersebut akan di baca nashab, jika yang memasuki kalimah
tersebut ‘amil jawazim makam kalimah tersebut akan di baca jazem.

C. Bentuk-bentuk Kalimah yang Mabni

1. Isim mabni (harakat akhirnya tetap, tidah berubah-ubah) : ialah isim yang ada serupa bisa mendekati kepada huruf,
isim ini bentuknya ada enam macam:

a. Isim dhomir adalah kata ganti nama contohnya َ‫ اَنت‬-‫ه َُو‬

b. Isim maushul, contohnya ‫ الّت ِْي‬-‫الّذِي‬

c. Isim isyaroh adalah kata tunjuk contohnya,‫ َه ِذ ِه‬-‫هَذا‬

d. Isim syarat, contohya ‫ َح ْيث ُ َما‬-‫َم ْن‬

e. Isim istifham adalah kata Tanya ,contohnya‫ ه َْل‬- َ‫َما – اَين‬

f. Isim fi’il, contohnya ‫ َحَِ يّ َه ْل‬-‫ص ْه‬


َ

Jenis kalimah isim di atas adalah mabni, yakni kharakat/huruf akhirnya tidak bisa berubah-ubah walaupun ada amil yang
memasukinya, jadi sampai kapan pun kalimah tersebut akan tetap sama seperti itu tidak akan ada suatu perubahan
sedikitpun.

2. Fi’il mabni ( harakat akhirnya tidak bias berubah-ubah) : ialah selain fi’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun
taukid dan nun jama’ inats, dalam hal ini ada tiga :

a. Fi’il mudhori’ yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inats contohnya, َ‫ يَ ْفعُ ْلن‬- ‫يَ ْفعُلَن‬

b. Fi;il madhi contohnya,‫ فَ َعلُوا‬- ‫فَ َع َل‬

c. Fi’il amar contohnya,‫ ا ْفعَُل‬- ‫ا ُ ْفعُ ْل‬

Jadi bentuk-bentuk kalimah fi’il diatas adalah mabani, sampai kapanpun dan bagaimanapun kalimah tersebut tidak akan
berubah, walaupun ada ‘amil yang memasukinya, baik ‘amil nawashib maupun ‘amil jawazim.

َ ،‫ أِلَى‬،‫مِ ْن‬, ( dan lain


َ ،‫ع ْن‬
3. Kalimah huruf itu semuanya di mabnikan (tidak ada yang mu’rab(.seperti huruf jer ( ‫على‬
sebagainya,

D. ‘Amil nawashib dan ‘amil jawazim

1. Amil nawashib adalah suatu huruf yang bisa menashabkan fiil mudhari dan jumlahnya ada 10 (sepuluh), yaitu:[5]
‫ َحتى‬,‫الم الج ُهود‬,‫ الم كى‬,‫ كَى‬,‫ اِذَ ْن‬,‫ لَ ْن‬,‫ا َ ْن‬,

‫او‬،‫واو‬,‫ال َج َوابُ بالفاء‬

2. ‘Amil jawazi‫ ة‬adalah suatu huruf yang bisa menjazemkan fiil mudhori’ dan jumlahnya ada12, yaitu : ‫ال ّما‬، ‫الَ ْم‬، ‫ل ّما‬، ‫لم‬
،‫كيف‬، ‫حيثما‬،‫اَني‬،‫ اين‬،‫اياّن‬،‫ متى‬،‫ي‬
ٌّ ‫ ا‬،‫ اذما‬،‫ ما‬،‫ ان‬،‫ الدعاء‬،‫ ال نهى‬،‫ الم نهى‬،‫ الم دعاء‬،‫الم امر‬،‫لخ‬،

PENUTUP

A. Simpulan

Kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah itu disebut mu’rab, dan kalimah yang akhirannya tidak bisa berubah-ubah itu
di sebut mabni, kalimah yang mu;rab jika kemasukan ‘amil maka pada khir kalimah tersebut akan mengalami perubahan
baik dari harakat atau huruf, tetapi jika kalimat itu mabni walaupun ke masukan ‘amil apapun maka kalimah itu akan tetap
sama yakni tidak ada perubahan suatu apapun.

Bentuk-bentuk kalimah mu’rab yaitu

a. Isim Mu’rab ( kalimah isim yang bias berubah-ubah akhirnya) : ialah isim yang tidak ada serupa yang bisa
mendekatkan kepada kalimah huruf, isim ini bentuknya ada tiga belas macam :

Isim mufrad ,Isim tatsniyah, Isim mulhaq bismi tastniyah, Isim jama’ mudzakar salim, Isim mulhak bijam’i mudzakar
salim, Isim jama’ muanats salim, Isim mulhaq bijam’i muanats salim, Isim jama’ taksi , Asmaul khomsah/sittah, Isim
maqshuIsim manqus Isim ghoiru munshorif , Isim mudhof liyail mutakallim

b. Fi’il Mu’rab ( biasa berubah-ubah akhirnya) : ialah fi’il mudhori’ yang tidak bertemu nun taukid dan nun jama’
inats, fi’il ini bentuknya ada lima macam:

Fi’il mudhori’ shohih, Fi’il mudhori’ af’alul khomsah ,Fi’il mudhori’ mu’tal bilwawi Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil yak,
Fi’il mudhori’ mu’tal akhir bil alif,

Bentuk-bentuk kalimah mabni

a. Isim mabni (harakat akhirnya tetap, tidah berubah-ubah) : ialah isim yang ada serupa bisa mendekati kepada huruf,
isim ini bentuknya ada enam macam:

Isim dhomir ,Isim maushul, Isim isyaroh Isim syarat, Isim istifham, Isim fi’il

b. Fi’il mabni ( harakat akhirnya tidak bias berubah-ubah) : ialah selain fi’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan nun
taukid dan nun jama’ inats, dalam hal ini ada tiga :

Fi’il mudhori’yang bertemu nun taukid atau nun jama’ inats, Fi;il madhi, Fi’il amar.

c. Kalimah huruf itu semuanya di mabnikan (tidak ada yang mu’rab(.seperti huruf jer ( ‫على‬ َ ،‫ أِلَى‬،‫مِ ْن‬, ( dan lain
َ ،‫ع ْن‬
sebagainya,

Anda mungkin juga menyukai