Anda di halaman 1dari 10

--------------------------------------------------------------------

📝 Transkrip Audio Durus Bina


📝 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Razin
📝 Dars 4 Isim Mu'rob dan Isim Mabni

--------------------------------------------------------------------

Baik, kata yang termasuk mu'rob apa saja, maka kita


yang pertama harus mengetahui bahwasanya mu'rob
ini ada 2. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, mu'rob
ada yang berubah harokatnya dan ada yang berubah
hurufnya. Apa saja isim yang mu'rob yang berubah
harokatnya, maka ada 3 :
1. Isim mufrod, contohnya ٌ‫ُم ْسلِم‬
2. Jamak taksir, contohnya (ٌ‫ ُط اَّلب‬dari ٌ)‫ َطالِب‬atau ٌ‫ ِر َجال‬dari ٌ‫َر ُجلٌٌ ُم ْسلِم‬
3. Jamak muannats salim, contohnya ٌ‫ ُم ْس ِل َمات‬dan ٌ‫ُمؤْ مِ نَات‬

Ini adalah contoh 3 bentuk mu'rob yang berubah


harokatnya.
Artinya, isim mufrod (seperti ٌ)ٌ‫ ُم ْسلِم‬terkadang kita
temukan dalam bentuk dhommah ( ٌ,)ٌ‫ ُم ْسلِم‬terkadang
fathah (ٌ,)‫ ُم ْس ِل ًما‬terkadang kasroh (.)‫ُم ْسل ٍِم‬

Begitupun juga dengan jamak taksir misalkan ٌ‫ َر ُجل‬jamak


taksirnya adalah ٌ,‫ ِر َجال‬maka ٌ‫ ِر َجال‬ini bisa kita baca
dhommah/dhommahtain, bisa fathah ،ٌ‫ ِر َج ًاًل‬atau kasroh
.ٌ‫ِر َجا ٍل‬

Begitupun dengan jamak muannats salim, bisa kita


baca ٌ‫ ُم ْس ِل َمات‬dan bisa kita baca ٌ,ٌٍ‫ ُم ْس ِل َمات‬akan tetapi khusus
untuk jamak muannats salim ada kekhususan dimana
dia tidak bisa berharokat fathah, berbeda dengan isim
mufrod dan jamak taksir yang bisa "an", "in", "un"
(muslimun, muslimin, musliman) bisa ٌ,‫ ِر َجال‬bisa ٌ,ٌ‫ ِر َج ًاًل‬bisa ٌ.‫ِر َجا ٍل‬
Berbeda dengan jamak muannats salim, ketika nashob
dia tetap kasroh, jadi hanya 2 pilihan untuk jamak
muannats salim, ada ٌ‫ ُم ْس ِل َمات‬ada ٌٌٌ,ٍ‫ ُم ْس ِل َمات‬tidak ada .َ‫ُم ْس ِل َماتًا‬

Kalau contohnya dalam kalimat misalkan

ٌ‫ٌر ُجل‬
َ ‫َجا َء‬
"Seorang laki-laki telah datang".

Karena rojulun seorang fa'il (subjek) maka dia harus


rofa', tanda rofa' bagi isi mufrod adalah dhommah.

Kemudian, contohnya ketika nashob

َ َ‫َرأَيْت‬
ًٌ‫ٌر ُجَّل‬

"Aku telah melihat seorang laki-laki".

Kenapa rojulan dibaca fathah? Karena kata "laki-laki"


dalam kalimat ًٌ‫ َرأَيْتَ ٌَر ُجَّل‬merupakan objek, dan objek
kaidahnya harus nashob dan tanda asal nashob adalah
fathah maka dibaca .ًٌ‫َرأَيْتَ ٌَر ُجَّل‬

Kemudian contoh isim mufrod dalam kondisi jar

ٌ‫َم َر ْرتُ ٌ ِب َر ُج ٍل‬

"Aku telah berjalan dengan seorang laki-laki".


Karena kata rojulun didahului oleh huruf jar, maka dia
berharokat kasroh.

Begitupun jamak taksir, contohnya


# ketika rofa' ٌ‫َجا َء ٌِر َجال‬
# ketika nashob ً‫َرأَيْتُ ٌِر َجا ًٌل‬
# ketika jar ‫َم َر ْرتُ ٌبِ ِر َجا ٌٍل‬

Dan yang terakhir jamak muannats salim:


ketika rofa' ٌ‫َجائ َْتٌ ُم ْس ِل َمات‬
--> kenapa yang dipakai ٌ?‫ َجائ َْت‬Karena kita tahu
bahwasanya ٌ‫ ُم ْس ِل َمات‬adalah muannats maka kita
menggunakan fi'il nya pun yang muannats.
# ketika nashob ‫َرأَيْتُ ٌ ُم ْس ِل َما ٌٍت‬
# ketika jar ‫َم َر ْرتُ ٌبِ ُم ْس ِل َما ٌٍت‬
# Kalau kita perhatikan, ketika nashob dan jar sama,
sama-sama dibaca kasroh, ini kekhususan untuk jamak
muannats salim dimana dia tidak boleh dibaca fathah,
ketika nashob bukannya berharokat fathah akan tetapi
dibaca kasroh. Ini kekhususan bagi jamak muannats
salim.

Baik, itu adalah 3 kata yang termasuk mu'rob, yang


mu'rob nya dengan harokat.

Adapun kata mu'rob yang mu'rob nya dengan huruf itu


juga ada 3 ;
1. Tatsniyyah
2. Jamak mudzakkar salim
3. Isim-isim yang 5

Yang pertama tatsniyyah, sebenarnya sudah saya


jelaskan tadi. Tatsniyyah ini ada 2 bentuk, ada yang
"aani" dan ada yang "ayni" (ٌ,ٌ)‫ ُم ْس ِل َم ِانٌ ُم ْس ِل َمي ِْن‬ketika rofa' ٌ,ٌ‫ُم ْس ِل َم ِان‬
adapun ٌ‫ ُم ْس ِل َمي ِْن‬digunakan ketika nashob dan jar.

Yang kedua, jamak mudzakkar salim. Jamak mudzakkar


salim termasuk isim mu'rob yang mu'rob nya dengan
huruf, ada yang berakhiran "uuna" dan "iina" (ٌ.) َ‫ُم ْس ِل ُم ْونَ ٌ&ٌ ُم ْسلِمِ يْن‬
Kaidahnya adalah yang berakhiran "uuna" itu untuk
ketika rofa', adapun "iina" ٌ َ‫ ُم ْسلِمِ يْن‬misalkan, adalah untuk
nashob dan jar, kaidahnya seperti itu.

Kemudian selain isim tatsniyyah&isim jamak mudzakkar


salim, ada lagi 1 kelompok isim yang unik, disebut
dengan isim yang 5. Isim yang 5 adalah 5 isim yang
memiliki perubahan huruf yang agak unik dibanding
kata yang lain yakni ada 3, ada wawu, alif dan ya.
Kelima isim tersebut adalah
- akhun (ٌ‫أَخ‬saudara)
- abun (ٌ‫أَب‬bapak)
- hamun (ٌ‫ َحم‬paman)
- famun (ٌ‫فَم‬mulut)
- dzuu (ٌ‫ذُ ْو‬yang memiliki)
Kelima kata ini bisa berubah menjadi 3 jenis, hurufnya
bisa berubah menjadi wawu, misal
kalau ٌ,‫أَخ‬saudaraku misalkan ٌٌ,ٌَ‫أَ ُخ ْوك‬bisa ٌ, َ‫أَخَاك‬bisa .ٌ َ‫أَخِ يْك‬
kalau ٌ,‫أَب‬bisa ٌٌ, َ‫أَ َب ْوك‬bisa ٌ, َ‫أَ َباك‬bisa ٌَ‫أَ ِبيْك‬
Ini ke-3 kata yang termasuk isim mu'rob yang mu'rob
nya itu dengan huruf.
Contohnya dalam kalimat misalkan ;
Kalau kita ingin mengatakan "Dua orang muslim telah
datang", maka kita katakan ٌٌ,‫ َجا َءٌ ُم ْس ِل َم ِان‬bukan ٌٌ.‫ َجا َءٌ ُم ْس ِل َمي ِْن‬Karena
kaidahnya kalau fa'il harus rofa' sedangkan tadi
disebutkan untuk tatsniyyah yang digunakan untuk
rofa' akhirnya "aani" bukan "ayni". Sehingga kita tidak
boleh mengatakan ٌ,ٌ‫ َجا َءٌ ُم ْس ِل َمي ِْن‬yang boleh adalah .‫َجا َءٌ ُم ْس ِل َم ِان‬

Ketika nashob contohnya misalkan


"Aku telah melihat 2 orang muslim" .‫َرأَيْتُ ٌ ُم ْس ِل َمي ِْن‬
Kenapa dibaca ٌ?‫ ُم ْس ِل َمي ِْن‬Karena memang kaidahnya, kalau
kedudukannya sebagai objek maka harus nashob, maka
yang digunakan adalah yang akhirannya "ayni", bukan
yang "aani". Maka kita katakan ٌ‫ َرأَيْتُ ٌ ُم ْس ِل َمي ِْن‬bukan .‫َرأَيْتُ ٌ ُم ْس ِل َم ِان‬

Dan ke-3 ketika kondisinya jar, contohnya


"Aku berjalan dengan 2 orang muslim" ‫َم َر ْرتُ ٌبِ ُم ْس ِل َمي ٌِْن‬
Maka yang digunakan adalah ٌ‫ ُم ْس ِل َمي ِْن‬bukan ٌ.‫ ُم ْس ِل َم ِان‬Berdasarkan
kaidah kalau rofa' "aani" kalau nashob dan jar "ayni".
begitupun juga dengan jamak mudzakkar salim ketika
rofa' "uuna", ketika nashob dan jar "iina", contohnya
# ketika rofa' ٌَ‫َجا َءٌ ُم ْس ِل ُم ْون‬
# ketika nashob ٌَ‫َرأَيْتُ ٌ ُم ْسلِمِ يْن‬
# ketika jar ٌَ‫َم َر ْرتُ ٌبِ ُم ْسلِمِ يْن‬

Kemudian isim yang 5 contohnya :


# ketika rofa' (ٌ َ‫ َجا َءٌأَ ُخ ْوك‬dengan wawu)
# ketika nashob (ٌ َ‫ َرأَيْتُ ٌأَخَاك‬dengan alif)
# ketika jar (ٌ َ‫ َم َر ْرتُ ٌ ِبأَخِ يْك‬dengan ya)
Jadi ada 3 variasi, akhuuka, akhooka, akhiika. Ini
keunikan dari isim yang 5.

Ini kata-kata yang mu'rob, baik yang mu'rob nya


dengan huruf dan yang mu'rob nya dengan harokat.

Saya ulangi, untuk yang mu'rob nya dengan harokat


ada 3; ada isim mufrod, jamak taksir dan jamak
muannats salim. Adapun yang mu'rob dengan huruf;
ada tatsniyyah, jamak mudzakkar salim dan isim-isim
yang 5 (abun, akhun, hamun, famun, dzuu), ke-5 kata
ini perubahannya ada 3 (dengan wawu, alif dan ya)

Apa kata yang masuk ke dalam kelompok mabni?

Maka ada beberapa kata yang masuk ke kelompok


mabni, yang paling sering dijadikan contoh dalam buku-
buku nahwu, isim yang termasuk mabni :
1. Isim dhomir, seluruh kata ganti dari huwa sampai
nahnu selamanya akan seperti itu, selamanya huwa itu
huwa, tidak pernah huwu atau huwi. Begitupun dengan
hiya, selamanya akan hiya, tidak hiyu atau hiyi. Ini
merupakan salah satu contoh isim mabni.
2. Isim isyaroh (kata tunjuk), semuanya juga mabni,
selamanya haadza ya haadza, tidak pernah berubah.
Begitu juga dengan haadzihi, selamanya akan haadzihi,
tidak pernah haadzihu atau haadziha.

Barangkali ini pembahasan tentang isim mu'rob dan


isim mabni.
Sebetulnya kalau kita membahas isim mu'rob dan isim
mabni maka pembahasan mu'rob dan mabni berlaku
untuk pembahasan fi'il, tidak hanya bagi isim tapi juga
dibahas untuk fi'il, akan tetapi untuk pendahuluan
maka cukup dijelaskan contoh-contohnya.

Dalam bentuk isim, yang penting kita tahu bahwasanya


dalam bahasa arab ada 3 kata yang harokatnya bisa
berubah-ubah atau hurufnya berubah-ubah atau kata
yang tidak berubah sama sekali.

Sama dengan isim, ada fi'il yang harokatnya bisa


berubah-ubah, ada juga fi'il yang selamanya akan
dalam bentuk seperti itu apaun kondisinya.

Baik, saya rasa cukup untuk pelajaran kali ini.

--------------------------------------------------------------------------
--------------

Anda mungkin juga menyukai