Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU LUGHAH

“ Fonetik dan Fonologi “

Dosen Pengampu :
Mufrodi, M.A. Pd.

Disusun Oleh :
Ahmad Kurniawan: 1988204027
Humam Asyrofin : 1988204026

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2

A. DEFINISI FONETIK .................................................................................2


B. MACAM-MACAM FONETIK ........................................................3
a. Fonetik Akuistik ..............................................................3
b. Fonetik Auditoris .............................................................3
c. Fonetik Organis ...............................................................3
C. FONOLOGI .................................................................................4
a. Definisi Fonologi ...........................................................................4
b. Identifikasi Fonem .........................................................................5
c. Klasifikasi Fenom ..........................................................................5

BAB III PENUTUP ................................................................................................6

A. KESIMPULAN ..........................................................................................6
B. SARAN ......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................7

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puj i syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah –Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Ilmu Lughah tentang “ Fonetik dan Fonologi’’
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun dari tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah sejarah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tangerang, 26 Mei 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ketika kita mendengar orang berbicara, maka kita akan dengar runtutan
bunyi bahasa. Runtutan bunyi bahasa ini dapat dianalisis dan disegmentasikan
berdasarkan tingkatan-tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian-hentian
atau jeda yang terdapat dalam runtutan bunyi tersebut. Bidang linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut
fonologi. Adapun satuan bunyi yang menjadi objek studinya yaitu fonetik dan
fonemik. Dalam hal mengeluarkan, menghasilkan, atau mengucapkan bunyi, tentu
saja melalui proses. Kita perlu mengetahui bagaimana proses pengeluaran bunyi-
bunyi bahasa dan organ-organ apa saja yang berperan dalam proses tersebut.

Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai kajian-kajian fonetik
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut:

1. Apa pengertian fonologi dan fonetik


2. Apa yang dimaksud dengan fonem

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

pada penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahuii pengertian fonologi dan fonetik


2. Mengetahui yang dimaksud dengan fonem

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Fonetik
Secara etimologi, fonetik (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggris yaitu
phonetics yang berarti ‘bidang linguisik yang membahas tentang pengucapan
(penghasilan) bunyi suara.’ Atau singkatnya disebut
“Sistem bunyi suatu bahasa.” Dalam literatur-literatur berbahasa Arab fonetik disebut
dengan “‫“ فونيتك‬sebagai hasil serapan dari bahasa Inggris. Juga dalam banyak hal kata
fonetik diterjemahkan dengan “‫األصوات علم‬.“
Definisi ini dinilai lebih tegas dibanding definisi sebelumnya, karena Verhaar
menyebutkan secara tegas status bunyi dimaksud dalam bahasa. Hal ini menjadi sangat
penting, mengingat bahwa didalam bahasa dibedakan antara bunyi-bunyi yang tidak
berfungsi membedakan makna dan yang tidak membedakan makna.1
Penyelidikan bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya dalam
membedakan makna disebut fonetik (‫ فونيتك‬,(dan bunyi sebagai obyek
penelitian fonetik disebut dengan fon. Sementara penyelidikan bunyi-
bunyi yang membedakan makna disebut dengan fonologi (‫ فزنولوجيا‬,(dan
bunyi sebagai obyek penelitian fonologi disebut dengan fonem. Persoalan
fonologi akan dipaparkan pada bab fonologi.
Dengan demikian, fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik
yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Secara histories, ilmu fonetika
pertama kali dipelajari sekitar abad ke-5 SM di India Kuna oleh Pāṇini, sang resi yang
mempelajari bahasa Sansekerta. Semua aksara yang berdasarkan aksara India sampai
sekarang masih menggunakan klasifikasi Panini ini, termasuk beberapa aksara
Nusantara.

1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), Cet. Ke-4, h. 279.

2
B. Macam-macam Ponetik (‫)الفونيتك أنواع‬

Para pakar linguis –seperti Verhaar- membagi fonetik kepada tiga


macam:
Fonetik akuistik, yaitu menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek
fisiknya sebagai getaran suara. Atau dengan kata lain, ilmu yang mempelajari
gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia.
Fonetik auditoris, yaitu menyelidiki cara penerimaan bunyi-bunyi
bahasa oleh telinga sebagai persepsi bahasa. Atau dengan kata lain,
suatu ilmu yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana
otak mengolah data yang masuk sebagai suara.
Fonetik organis, yaitu menyeliki bagaimana bunyi-bunyi bahasa di-
hasilkan oleh alat-alat bicara (‫النطق جهاز‬/organs of speech).86 Atau dengan
kata lain, ilmu yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ
manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa.
Ditinjau dari aspek disiplin ilmu yang berkaitan dengan ketiga macam fonetik
di atas, dapat dikatakan sebagai berikut:

1. Fonetik akuistis sebagian besar termasuk dalam kajian ilmu fisika, karena
menyangkut fungsi udara dalam menghasilkan bunyi bahasa. Oleh karena itu,
fonetik akuistis juga ilmu interdisipliner antara linguistik dan fisika.
2. Fonetik auditoris sebagian besar termasuk dalam kajian neurology (ilmu saraf),
karena menyangkut fungsi saraf dalam menganalisa setiap bunyi yang
diperolehnya melalui organ telinga.
3. Fonetik organis, sebagai bidang yang banyak dicampuri oleh linguistik, karena
menyangkut bagaimana bunyi-bunyi suara dapat dihasilkan melalui organ-
organ bicara.

3
C. FONOLOGI
A. Definisi Fonologi (‫)فنولوجيا تعريف‬
Kata fonologi (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggris, yaitu
“phonology” yang artinya sama dengan arti yang terdapat dalam bahasa
Indonesia, yaitu “Bidang ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsinya.” Pada awal pertumbuhan linguistik istilah
bidang linguistik ini disebut dengen fenomik, sementara dewasa ini lebih
sering diistilahkan dengan fonologi.
Beranjak dari penekanan kata berfungsi atau tidak itulah para pakar linguistik,
sebagaimana disinyalir oleh Verhaar, membedakan antara istilah fenotik dan fonologi
(fonemik). Dimana yang pertama berarti ilmu yang menyelidiki sistem bunyi suatu
bahasa secara an sich (tanpa memperhatikan, membedakan arti atau tidak).
Sementara yang kedua adalah sebaliknya; ilmu yang menyelidiki sistem bunyi
suatu bahasa serta memperhatikan perbedaan arti atau makna yang ditimbulkan oleh
perbedaan bunyi dimaksud. Seperti telah disebutkan pada bab fenotik, bahwa bunyi
sebagai obyek penelitian fenotik disebut dengan fon. Sementara bunyi sebagai obyek
penelitian fonologi disebut dengan fonem. Kemudian, apa yang dimaksud dengan
fonem itu sendiri?
Verhaar mengatakan, fonem adalah satuan bunyi yang mempunyai fungsi untuk
membedakan kata dari kata yang lain. Samsuri mengatakan, bahwa fonem adalah
bunyi-bunyi yang membedakan arti atau pengertian.
Melalui beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan fonem adalah kesatuan bunyi yang terkecil dalam sistem bunyi-bunyi bahasa
yang dapat berfungsi dalam membedakan makna.Sementara fon adalah bunyi-bunyi
bahasa yang tidak mempersoalkan berfungsi dalam membedakan makna atau tidak.

4
B. Identifikasi Fonem
Identifikasi fonem adalah upaya atau proses untuk mengetahui sebuah bunyi
termasuk fonem atau tidak. Proses dilakukan dengan mencari sebuah satuan bahasa
(sebuah kata) yang mengandung bunyi, lalu membandingkannya dengan satuan bahasa
yang lain yang mirip dengan satuan bahasa yang pertama. Kalau keduanya ternyata
berbeda makna, maka dapat ditentukan bunyi itu adalah fonem.
Dalam bahasa Indonesia misalnya, kata larang dibandingkan dengan kata
lalang. Keduanya memilki kemiripan bunyi bahkan jumlah bunyi nya sama (6 bunyi).
Perbedaan antara kedua hanya antara bunyi /r/ pada kata pertama dan bunyi /l/
pada kata kedua. Perbedaan kedua bunyi ternyata dapat membedakan arti. Oleh karena
itu, dalam bahasa Indonesia, /r/ dan / l / adalah fonem, karena berfungsi dalam
membedakan makna.

C. Klasifikasi Fonem
Dalam proses penentuan apakah sebuah bunyi termasuk fonem atau tidak,
terlebih dahulu dilakukan klasifikasi fonem. Hal ini perlu agar mendapatkan hasil yang
lebih akurat, karena setiap bunyi yang akan diidentifikasi hendaknya yang sejenis.
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan kepada dua: pertama,
fonem segmental, dan kedua, fonem supra segmental. Menurut Kridalaksana, yang
dimaksud dengan fonem segmental adalah fokal dan konsonan dalam fonologi. Yang
dimaksud dengan supra segemental adalah jalinan atau susunan bunyi yang dapat
membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain."" Sementara yang dimaksud
dengan segmen adalah satuan bahasa yang diabstraksikan dari suatu kontinium wicara
atau teks, misalnya fon atau fonem sebagai satuan bunyi, morf atau morfem sebagai
satuan gramatikal.2

2
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Umum,(Jakarta : Rineka Cipta, 1994) h.
49.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernapasan
sebagai sumber tenaganya. Pada saat kita mengeluarkan napas, paru-paru kita
menghembuskan tenaga yang berupa arus udara. Setelah melewati rongga faring, arus
udara mengalir ke bagian atas tenggorokan. Bunyi tersebut akan keluar melalui rongga
mulut dan/atau rongga hdung. Macam bunyi bahasa yang kita hasilkan juga
dipengaruhi oleh ada tidaknya hambatan dalam proses pembuatannya.
Klasifikasi bunyi segmental didasarkan berbagai macam kriteria, yaitu ada
tidaknya gangguan, mekanisme udara, arah udara, pita suara, lubang lewatan udara,
mekanisme artikulasi, cara gangguan, tinggi rendahnya lidah, maju mundurnya lidah,
bentuk bibir. Bunyi segmental, baik vokoid maupun kontoid, yang diucapkan oleh
penutur bahasa Indonesia sangat variatif, apalagi setelah diterapkan dalam berbagai
distribusi dan lingkungan.

B. Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat
memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4, h. 279.
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Umum,(Jakarta : Rineka Cipta,
1994) h. 49.

Anda mungkin juga menyukai