Anda di halaman 1dari 19

KEDUDUKAN BAHASA ARAB DAN BAHASA SAMIYAH

Diiajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Al-Lughah


Dosen Pengampu:
Dr. Ade Nandang S, M. Ag.

Disusun Oleh:
Futri Rohmatul Aliyah 1182030046
Gina Ainusyifa 1182030047
Muhamad Fauzan Fauzi 1182030075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang senantiasa
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya serta memberi kesehatan dan kekuatan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kedudukan Bahasa Arab dan Bahasa Samiyah”. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpah curahkan kepada nabi besar Muhammad saw. yang telah
berjuang menghantarkan manusia menuju jalan yang diridhai Allah swt.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami dalam menyusun makalah
ini adalah tugas dari mata kuliah Fiqh Al-Lugah untuk mencapai nilai yang
memenuhi syarat perkuliahan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
bapak Dr. Ade Nandang S, M. Ag. selaku dosen pembimbing mata kuliah Fiqh Al-
Lugah.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat motivasi kepada semua pihak,
terutama kepada para pembaca. Kami meminta maaf jika dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan, isi, maupun kosakata yang
mungkin tidak memenuhi standar EYD yang baik dan benar. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami kedepannya.

Bandung, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Kedudukan Bahasa Arab..............................................................................3
1. Pembagian dan Perkembangan Bahasa Arab........................................3
2. Kedudukan Bahasa Arab dalam Bahasa Samiyah.................................7
3. Kedudukan Bahasa Arab di Arab...........................................................8
4. Kedudukan bahasa Arab di Indonesia....................................................8
B. Kedudukan Bahasa Samiyah......................................................................10
Pembagian dan Perkembangan Bahasa Samiyah.......................................10
BAB III KESIMPULAN........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah sebuah keistimewaan yang sudah menjadi takdir bagi manusia
untuk memilikinya sebagai makhluk yang berfikir. Bahasa pun menjadi sebuah unsur
kebudayaan suatu kaum atau bangsa. Bahasa Arab amat kaya dengan ‫( مفردات‬kosa kata)
dan ‫( مترادفات‬sinonim). Sebagai bahasa umat muslim, bahasa Arab memiliki kedudukan
yang sangat penting bagi perkembangan dan peradaban umat muslim yang mana
mempunyai sejarah yang panjang dan bisa dikatakan sebagai bahasa tertua di dunia.

Bahasa juga bersifat produktif, maka bahasa selalu mengalami perubahan.


Perubahan-perubahan ini menunjukkan kedinamisan setiap bahasa. Bahkan dapat
dikatakan bahwa bahasa yang dinamis merupakan ciri-ciri bahasa yang hidup ( ‫اللغة‬
‫)الباقية‬. Sebaliknya bahasa yang tidak mengalami perubahan adalah bahasa yang sudah
punah ( ‫) البائدة اللغة‬. Bahasa yang telah mengalami kepunahan dapat dilihat pada bahasa,
Sangsekerta, Latin dll.

Samiyah menurut sebagian ulama yang berpegang kepada unsur-unsur kesamaan


antara bahasa-bahasa samiyah yaitu dari aspek mufrodat dan qawa’id, lalu mereka
menjadikan dari kesamaan tersebut gambaran bagi bahasa samiyah pertama, dan
mereka menganggap bahwa bentuk bahasa ini merupakan bahasa samiyah pertama kali
ada dan digunakan, dan pertama kali berkembang.

Walaupun demikian, diantara yang dapat diterima menurut orientalis bahwa


bahasa arab merupakan bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa aslinya yaitu
bahasa samiyah baik dari aspek mufrodatnya maupun qawaidnya. Disamping
berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga memiliki kedudukan-kedudukan yang
akan dibahas dalam makalah ini.

1|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Arab dan Samiyah ?
2. Bagaimana kedudukan Bahasa Arab?
3. Bagaimana kedudukan bahasa Samiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa Arab dan Samiyah
2. Untuk mengetahui kedudukan Bahasa Arab
3. Untuk mengetahui bahasa Samiyah

2|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Bahasa Arab


1. Pembagian Dan Perkembangan Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan oleh orang-orang Arab untuk
dapat menyampaikan buah pikiran dan maksud mereka. Bahasa Arab sebagai salah
satu bahasa mayor di dunia memiliki setumpuk keistimewaan dari ciri khas tersendiri
yang membedakan dengan bahasa yang lainnya.1 Dalam kepercayaan umat islam
bahasa arab merupakan bahasa surga yang merupakan tempat asal Adam sebagai
manusia pertama dan bahasa arab digunakan oleh Adam dan keturunannya di awal
kehidupan mereka. Bahasa Arab juga dianggap bahasa umat Islam, dengan adanya al-
Qur’an dan hadis Nabi yang berfungsi sebagai dua sumber pokok ajaran Islam yang
ditulis dalam bahasa Arab,

Bahasa Arab mulanya tumbuh dan berkembang di Negara-negara kawasan


timur tengah. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh bahasa Arab
tampak semakin luas dalam pergaulan dunia internasional, sehingga sejak tahun 1973
bahasa ini diakui secara resmi sebagai bahasa yang sah untuk dipergunakan di
lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.2 Setelah melalui proses evolusi dalam kurun
waktu sejarah perjalanan bahasa Arab sebagaimana yang dipakai sekarang tidak sama
dengan bahasa Arab qadiim disaat awal munculnya, tapi telah melalui perjalanan
panjang selama ribuan tahun yang berproses sedikit demi sedikit hingga mencapai
kesempurnaan seperti terlihat pada bahasa al-Qur’an dan bahasa Fushah yang
dijadikan sebagai alat komunikasi. Perubahan tersebut terjadi saat suatu pemakai
bahasa berpindah ke tempat lain sekaligus menetap dan beranak pinak lalu berbaur
dengan bahasa lain, di situ terjadi proses perubahan tanpa dirasakan oleh sipemakainya
dan begitulah seterusnya.

1
Zaenal Abidin & Andi Satrianingsih. Perkembangan dan Masa Depan Bahasa Arab. Jurnal Diwan
Vol. 3 Nomor 2/2017 hal.142
2
Husni Mubarak. Asal Usul Bahasa Arab. Jurnal Iqra’ Vol.5. No.1, Januari – Juni 2011. Hal.108

3|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
Penamaan bahasa yang bersumber dari bahasa Semit sebenarnya muncul
dengan kemunculan bangsa-bangsa yang berasal dari keturunan bangsa Semit itu
sendiri, maka muncullah bahasa-bahasa ‘Akkadiyah ( Abad XX SM) yaitu bahasa
yang dipergunakan oleh bangsa Asyuriah dan Babilonia, Bahasa-bahasa Aramiyah
(Abad IX SM) dan Abbariyah (sebelum abad XX SM) , Finikiyah (Abad XII SM).
Begitu juga muncul bahasa-bahasa Arab, bahasa Yaman Kuno dan bahasa Habsyi.3

Bahasa Arab lahir dari sebuah rumpun bahasa yang bernama Semit, sebelum
datangnya agama Kristen, para peneliti tidak dapat menemukan apapun karena tidak
ada bukti dokumen tertulis berupa teks-teks. Kelangkaan teks-teks Arab itu karena
meluasnya buta huruf dikalangan bangsa arab sebelum Islam datang. Bahasa Arab
mewarisi dan memelihara unsur-unsur bahasa bahasa Semit asal, berbeda dengan
bahasa ‘Ibrani sangat banyak diperbaharui dan menjauh dari persamaan dengan bahasa
Semit asal. Bahasa Arab sama halnya dengan bahasa-bahasa Yaman Kuno, bahasa-
bahasa Habsy Semit adalah berasal dari satu induk yang sama yakni bahasa bangsa
Semit yang berdiam disebelah selatan, tepatnya diwilayah Irak, dengan demikian
hubungan bahasa Arab dengan bahasa Semit sangat kuat. Lain halnya dengan bangsa
Semit yang ada di utara sangat berbeda dengan bahasa Arab dari berbagai aspek,
seperti asal-usul kata, Aswaat dan qawaid-nya. Sedangkan bahasa–bahasa Yaman
Kuno dan bahasa-bahasa habsy–Semit sangat kuat dan lebih dekat dengan bahasa
Semit selatan dibanding dengan bahasa Arab.

Menurut Ali Abd al-Wahid Wafiy, informasi yang sempat terekam dalam
sejarah dan sampai kepada kita tentang bahsa Arab adalah temuan dari prasasti tentang
Arab Baidah yang diperkirakan hidup pada abad I sebelum masehi, sedangkan Arab
Baqiyah, informasi yang ditemukan nanti setelah abad V masehi. Sehingga periodisasi
pertumbuhan bahasa Arab sangat sulit untuk dilacak.4

Pembagian bahasa Arab terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Bahasa Arab Baidah

3
Ibid hal.112
4
Ibid hal. 114

4|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
Bahasa Arab Baidah adalah bahasa Arab prasasti, yang biasa disebut
dengan istilah Arabiyah al-Nuqusy, karena informasi tentang bahasa ini hanya
diperoleh melalui tulisan pada prasasti atau lempengan batu. Bahasa Arab
Baidah yang berdiam disebelah utara Hijaz atau negeri yang berdekatan
Aramiah, dialek bahasa yang dipergunakan dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: Pertama, dialek Lihyaniyah yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku
Lihyan yang tinggal dibagian utara daerah Hijaz beberapa abad sebelum masehi.
Kedua, lahjah Samudiyah yang disandarkan kepada suku Samad sebenarnya
yang dikisahkan di dalam al-Qur’an secara ringkas dalam perjanjian lama, baik
Yunani maupun Roma, dan mahsyur didalam sejarah jahiliyyah. Suku ini
diperkirakan mendiami wilayah antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus. Ketiga,
lahjah safawiyah, prasastinya didapati di daerah Shafa’, walaupun ada juga yang
terdapat didaerah lain di Harah yang terletak antara bukit dan gunung Daruz.
Penulisannya diperkirakan antara abad ke III dan VI masehi.Ketiga dialek
tersebut berbeda dengan bahas fushah, namun dekat dengan bahasa bahasa Sam.
Bahasa Arab Baidah juga ada kemiripan dengan bahasa Aramiyah, semua yang
masuk dalam kategori baidah ini telah lenyap oleh dominasi Arab Baqiyah.
b. Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah adalah bahasa yang masih dipakai oleh bangsa Arab
dalam kesusasteraan, tulisan dan karangan. Bahasa ini tumbuh di negeri Hijaz
dan Nejed, kemudian tersebar keseluruhan daerah yang pernah memakai bahasa
Semit, dari situlah timbul dialek-dialek yang dipergunakan pada masa kini di
negeri-negeri Hijaz, Nejed, Yaman dan daerah-daerah disekitarnya. Bahasa
Arab yang dipergunakan oleh orang-orang Arab sekarang atau yang terdapat
dalam al-Qur’an dan hadis Nabi awalnya hanya tumbuh dan berkembang di
wilayah Nejed dan Hijaz, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah,
seperti yang telah disebutkan, itu karena adanya Islam yang memberikan
pengaruh yang sangat luas terutama setelah diadakan perluasan wilayah
kekuasaan.
Bahasa Arab Baqiyah dipakai dalam pergaulan sehari-hari, berdagang,
bermasyarakat dan dalam pemerintahan. Dimana ajaran utama Islam, al-Qur’an

5|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
menggunakan bahasa Arab Baqiyah.5 Dengan sendirinya kaum muslimin waktu
itu berusaha mengetahui bahasa Arab, bagi yang bukan penutur bahasa Arab
Baqiyah yang selanjutnya bahasa Arab menjadi warna dalam pergaulan mereka
sehari-hari. Sehingga bahasa-bahasa sebelumnya yang juga diapakai tidak lagi
dipergunakan, disamping faktor agama juga faktor politik, otomatis bahasa
lainnya akan mati dengan sendirinya karena tidak ada lagi pemakainya.
Para pengguna bahasa Arab di seputar jazirah Arab mempunyai dialek
yang bermacam-macam diantaranya dialek Quraiys, Huzail, Saqil, hawasin,
Kinanah, Taman dan Yaman. Dialek-dialek ini terus dipergunakan hingga
datang Islam bahkan masing-masing suku menggunakan dialek mereka disaat
membaca al-Qur’an hingga akhirnya Khalifah Usman bin Affan menyatukan
bacaan umat dalam satu lahjah yakni lahjah Quraiys, penyatuan bacaan umat
pada waktu itu dengan lahjah Quraiys karena kota Makkah, dimana dialek
Quraiys yang dipakai mempunyai letak geografis yang cukup strategis dibanding
daerah lainnya, begitu juga Makkah menjadi kota religius dimana Nabi
Muhammad SAW. dilahirkan dan tempat untuk umat Islam melaksanakan
ibadah haji, dan tentu saja pertemuan antara dialek pun terjadi, namun dialek
(lahjah) Quraiys tetap jadi pedoman.
Pada masa pemerintahan Umar (13-23H) daerah kekuasaan Islam semakin
meluas maka bercampurlah antara pendatang dengan penduduk asli, namun
pendatang masih terisolir. Namun pengisolasian ini menumbuhkan persatuan
diantara sesama pendatang yang berkelanjutan dengan persaingan dalam
pergolakan ilmu bahasa, dan bahasa Arab sebagai bahasa pemenang sudah
barang tentu mempunyai kedudukan yang mulia dan terhormat.
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, pendatang mulai berasimilasi
dengan penduduk asli di seluruh lapisan masyarakat mulai dari pemerintahan
sampai kepada budak. Dengan hasil asimilasi ini menghasilkan bahasa baru yang
merupakan perpaduan dari bahasa Arab dengan bahasa setempat. Walaupun
bahasa baru ini muncul, namun bahasa Arab masih tetap dalam kelas arsitokrat.
Pada akhir pemerintahan Bani Umayyah, mereka melakukan pemurnian bahasa

5
Ibid hal. 116

6|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
Arab yang selanjutnya dilanjutkan pada masa Abbasiyah baik orang-orang Arab
maupun non Arab. Rujukan utama bahasa Arab khusus gramatikalnya pada masa
Abbasiyah adalah orang-orang Badui, karena mereka memandang bahwa hanya
orang Badui lah yang memiliki keaslian bahasa itu.
2. Kedudukan Bahasa Arab dalam Bahasa Samiyah
Sebagaimana yang sudah kita pelajari, bahwa bahasa Afro-asia secara
genealogi rumpun bahasa di dunia, merupakan rumpun bahasa terluas. Mencakup
beberapa macam bahasa: Semit, Mesir Kuno, Barbar, Kushitik dan Tashadi6. Dan
bahasa semit adalah cabang bahasa Afro-Asia yang paling besar. Bahasa Afro-
Asiatik yang terbesar adalah bahasa Arab yang menempati urutan ke-5 dalam
banyaknya penutur asli, sejumlah 221 juta lebih penutur asli. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa bahasa arab memiliki kedudukan yang besar dalam rumpun
bahasa samiyah karena dapat dilihat dari keberadaannya yang masih ada dan terus
berkembang hingga masa kini dengan jumlah penuturnya yang banyak.
Sebagan penelitit bahasa dan sejarawan pun berpendapat bahwa bahasa yang
menjadi induk rumpub bahasa samiah adalah bahasa arab. seperti Olshausen
berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa
Semit yang pertama. Lalu menurut Ibnu Hazm dalam Al-Ihkam fi Ushul Al-Ahkam
telah menjelaskan adanya korelasi yang sangat kuat antara bahasa Arab dengan
bahasa-bahasa Semit yang lain. Dalam karyanya tersebut Ibnu Hazm mengatakan
“kita sangat yakin bahwa bahasa Suryani, Ibrani, dan bahasa Arab, yang merupakan
bahasa kabilah Mudhar adalah satu bahasa. Perubahan terjadi karena proses
urbanisasi, perbedaan negeri, dan pengaruh budaya lain. Barang siapa yang
mencermati ketiga bahasa tersebut secara seksama, ia akan sangat yakin bahwa
bahasa-bahasa tersebut pada mulanya adalah satu bahasa”.
Dari penjelasan Olshausen dan Ibnu Hazm diatas dapat disimpilkan bahwa
bahasa semit asal muasalnya dari satu bahasa dan dari satu kabilah yang sama yaitu
kabilah Muhdar yang mengalami proses urbanisasi hingga pengaruh budaya lain.
Yang perlu digaris bawahi adalah bahasa arab menjadi unsur utama yang menjadi

6
Muhammad Fahmi Hijazi, Mudkhal ila Ilmi lughiah, (ad-Dar al-Misriah as-Saudiah), 2006. hal.207

7|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
cabang bahasa semit karena dari ketiga bahasa tadi, hanya bahasa arab yang mampu
bertahan dan berkembang hingga masa kini dengan penutur aslinya yang banyak.
3. Kedudukan Bahasa Arab di Arab
Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan bahasanya bisa
dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari, memahami dan mendalami
bahasa arab seutuhnya. Kedudukan bahasa arab ada tiga, yaitu:
a. Bahasa komunikasi
Bahasa arab sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi penduduk di negara-
negara Arab (bahasa Arab sebagai bahasa ibu), dan tidak hanya digunakan oleh
orang Muslim saja melainkan juga digunakan oleh orang non Muslim artinya
bahasa arab sebagai bahasa kesatuan bagi negara-negara Arab.
b. Bahasa agama
Diriwayatkan oleh Umar Ibnu Khattab :
“Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa
Arab adalah sebagian dari agamamu“. Umat islam mempunyai pedoman sebagai
pedoman hidup yang berbahasa Arab, yaitu Al-qur’an, Al-Hadits dan kitab-kitab
lainnya.
c. Bahasa komunikasi international
Bahasa arab tidak hanya sebagai alat komunikasi di negara-negara Arab dan
tidak hanya sebagai bahasa agama bagi umat Islam, namun juga sebagai alat
komunikasi international yang diresmikan oleh PBB No. 3190-D2B dalam
sidang umum No. 2206-Desember 1973.
Oleh karena itu bahasa Arab sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam
pergaulan manusia dengan bangsa tertentu (antar negara).

4. Kedudukan Bahasa Arab di Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai hubungan erat dengan bahasa Arab, sebagian
besar bahasa Indonesia dipengaruhi oleh bahassa Arab, seperti: abad, abadi, berkah,
derajat, kertas, amanat, kalimat, kursi dan lainnya. Hubungan bahasa Indonesia
dengan bahasa Arab keduanya memiliki hunungan secara Religius-Ideologis, dalam
artian bahassa Arab digunakan sebagai alat ibadah dalam agama Islam dan juga
menjadi falsafah serta pandangan hidup masyarakat Muslim di Indonesia. Sebab
8|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam sehingga bahasa Arab dipelajari
secara turun menurun juga sanget melekat dengan ritual keagamaan seperti sholat,
khutbah Jum’at, doa serta lainnya. Oleh sebab itu bahasa Arab menjadi bahasa agama
Islam yang tidak terpisahkan dengan massyarakat Islam di Indonesia.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa bahasa Arab di Indonesia


merupakan bahasa asing dan bukan bahasa kedua di Indonesia apalagi bahasa ibu,
walaupun sebagian kosakata tertentu diambil dari bahasa Arab .
Dalam kedudukannya sebagai bahasa asing, bahasa selain bahasa Indonesia,
bahasa daerah dan bahasa rumpun melayu, berfungsi sebagai:

1. Alat Perhubungan antar bangsa


Sebagai alat penghubung antar bangsa, bahas Arab cukup berperan, karena:
a. Sebagai bahasa resmi bagi negara Arab yang terbesar di dua Benua yaitu
Asia dan Afrika
b. Dinyatakan sebagai bahasa resmi dilingkungan organisasi PBB sejak tahun
1973
c. Sebagai bahasa resmi organisasi Islam internasional, seperti Muktamar Alam
Islami dan Robithah Alam Islami
2. Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia
Setidaknya pertumbuhan perbendaharaan kata, terutama untuk istilah dalam
peribaahan dan filsafat serta tasawuf, kata-kata bahasa Arab (mufrodat) yang
dipinjam oleh bahasa Indonesia, meliputi:
a. Meliputi sinonim dalam bahasa Indonesia, misalnya (bakhil / Kikir) (taat /
patuh)
b. Terjadi perubahan makna/arti, penyempitan makna, misalnya: (“alim ulama”
yang semula bermakna “orang yang berilmu” menjadi “orang yang berilmu
agama Islam “
3. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka pembangunan
bangsa
Sekalipun peran ini sekarang bisa dikatakan tidak terlalu besar, namun para
sarjana barat dan timur yang mendalami pertumbuhan dan perkembangan dunia
Islam mengakui bahwa selama beberapa waktu pada pertengahan abad, selain

9|Fiqh Lughah
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
menjadi bahasa agama, bahasa Arab juga bahasa yang digunakan untuk ilmu
pengetahuan dan kebudayaan di seluruh bagian dunia yang berperadaban. Yang
mana pada saat itu munculah para ilmuan besar seperti : Al- Kindi, Ibnu Sina,
Ibnu Khaldun dan lain sebagainya.
4. Bahasa Agama Islam
Yang mana berfungsi untuk meningkatkan intensitas penghayatan dan
pengalaman agama Islam dalam rangka pembinaan kepribadian luhur bangsa,
karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan ajaran agama ini
bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah yang mana keduanya berbahasa Arab.
Dalam sejarah perkembangan agama tidak ada tidak ada kitab suci yang masih
asli bahasanya kecuali bahasa Al-Qur`an, maka mempelajari bahasa Arab bagi
kaum Muslim merupakan kebutuhan utama karena dalam melaksanakan ibadah
seperti shalat, berdoa, iqamat dan amalan ibadah lainnya menggunakan bahasa
Arab .
B. Kedudukan Bahasa Samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkan
kepada salah satu anak nabi Nuh as. yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberi
istilah tersebut adalah Schlozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bahasa
orang Ibrani dan bangsa Arab. Dia melihat diantara kedua bahasa tersebut ada
hubungan dan kesamaan. Schlozer menyandarkan penamaan ini kepada berita yang
terdapat dalam kitab Tauret tentang keturunan Nuh setelah terjadi banjir besar.
Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah terbagi menjadi tiga bagian besar yang semuanya
kembali kepada anak-anak Nuh, yaitu Sam, Ham, dan Yafat.

Pembagian dan Perkembangan Bahasa Samiyah

Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian, yaitu Samiyah
bagian timur dan Samiyah bagian barat. Bahasa Samiyah bagian timur adalah bahasa
Akkadia dan kedua cabangnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah
bagian barat terbagi kepada dua bagian, yaitu Samiyah barat bagian selatan dan
Samiyah barat bagian utara. Bahasa Samiyah barat yang hidup di bagian utara adalah
bahasa Kan’aniyah yang meliputi bahasa Ibrani, Agoriti dan Fainiqi. Dan bahasa
Aramiyah yang meliputi bahasa Suryani dan Nabti. Bahasa Samiyah barat yang hidup

10 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
di bagian selatan terbagi dua, yaitu bangsa Habsyah dan bangsa Arab. Bahasa Habsyah
meliputi lahjah Ja’jiah, Amhariyah dan Tijriniyah. Sedangkan bangsa Arab terbagi
kedalam dua bagian, bagian selatan dan bagian utara. Bagian selatan yaitu Yaman
Kuno yang meliputi lahjah Ma’iniyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan
Hadr’amiyah. Bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi dua, yaitu bahasa
Arab Al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiah, dan Shafwiyah. Dan
bahasa Aran Al-Baqiyah yang meliputi bahasa Syi’ir Arab Jahili, Rajaz, bahasa para
ahli hukum, dan bahasa Fusha.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram berikut:

11 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
Para ulama (pakar linguistik) berbeda pendapat dalam menentukan tanah
kelahiran pertama untuk bangsa Semit. Dalam hal ini, menurut Ali Abdul Wahid Wafi
ada enam pendapat terkemuka yang menjelaskan asal-usul dari bangsa Semit:

Pendapat pertama, mengatakan bahwa bangsa Semit (awalnya) hidup di negeri


Habsyah atau di bagian utara benua Afrika, yang sebagian penduduknya melakukan
migrasi ke distrik utara Jazirah Arab, dan dari pendudukan ini mereka menyebar ke
berbagai daerah Jazirah Arab.

Pendapat kedua, berpendapat bahwa asal muasal dari bangsa Semit adalah daerah
Selatan Afrika, sebagian mereka berimigrasi ke Asia melalui Terusan Swiss.

Pendapat ketiga, sebagian berpendapat bahwa tanah kelahiran pertama bagi bangsa
Semit adalah negeri Armenia, yang berbatasan dengan Kurdistan.Pendapat ini
dipegang oleh Renan (namun setelah kajian yang lebih mendalam, Renan
meninggalkan pendapatnya ini dan mendukung pendapat yang mengatakan bahwa
tanah asal dari bangsa Semit adalah Jazirah Arabia), Homel, Peters, Fan Kremer,
Iqnasius dan lain-lain.Pendapat ini juga yang diikuti oleh Dr. Louis Awad.16Namun
tiga pendapat ini sangat lemah sekali, karena tidak didukung dengan dalil-dalil dan
fakta-fakta sejarah yang benar.7 Kenyataannya, Arnest Renan sekitar pertengahan abad
ke-18 (yang awalnya mendukung pendapat ketiga) menentang pendapat tersebut
setelah mengkaji ulang dan menemukan fakta-fakta baru tentang bangsa Semit, yang
akhirnya menulis buku “at-Tarikh al-Aam li alLughoh as-Samiyah” menjelaskan
tentang kekeliruan pendapat dia sebelumnya.8 Nampaknya, Renan sadar bahwa
sebuah kajian yang sangat komplek tidak hanya bisa mengandalkan kepada kajian-
kajian sebagian lafaz-lafaz bahasa saja, karena akan menemukan jalan buntu dan tidak
berakhir kepada kesimpulan yang benar dan objektif secara ilmiah.9

Pendapat keempat, pendapat ini dikemukakan oleh Guidi dan para pengikutnya
bahwa tanah asal dari bangsa Semit adalah daerah Selatan Iraq. Untuk mendukung

7
Ali Abdul Wahid Wafi, op. cit., 9
8
Ibid, hlm.12
9
Abdul Ghofar Hamid Hilal, op.cit., 12

12 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
pendapatnya mereka mengemukakan beberapa bentuk kalimat yang memiliki
kesesuaian dalam bahasa Semit (dengan orang-orang yang hidup di daerah Selatan
Iraq) yang berkaitan dengan penyebutan nama hewan, tumbuh-tumbuhan dan
konstruksi bangunan. Berdasarkan kesamaan ini pendapat ini mengatakan bahwa
tanah asal bangsa Semit adalah daerah Selatan Iraq.10 Namun Noldeke berpendapat
bahwa bukti yang terdapat pada beberapa perkataan yang mempunyai makna yang
berkaitan dalam bahasa Iraq Kuno tidak bisa dijadikan dasar yang kuat, ini karena
masih banyaknya perkataanyang tidak memiliki kesesuaian.11

Pendapat kelima, pendapat ini mengatakan bahwa tanah asal bangsa Semit adalah
negeri Kan’an.Dengan mengambil dalil bahwa orang-orang Semit telah tinggal di
kampung-kampung Syiria Kuno (yang dahulunya merupakan daerah orang-orang
Kan‟an) dalam kurun

waktu yang sangat lama.12

Pendapat keenam, dan menurut Ali Abdul Wahid Wafi merupakan pendapat yang
paling kuatyang mengatakan bahwa tanah kelahiran asal bangsa Semit adalah daerah
TenggaraSemenanjung Arab (negeri Hijaz, Nejd, Yaman dan lain-lain).Pendapat ini
juga yang dipegang oleh para pakar linguistik orientalis, seperti Brockelman (Jerman)
dan Renan (Prancis).13

Dari pendapat-pendapat di atas meskipun para ahli sejarah mempunyai


pendapat yang berbeda mengenai tempat asal bangsa Semit, namun pandangan mereka
masih berkisar di daerah Semenanjung Arab dan daerah sekitarnya.Dan kebanyakan
linguistik Arab juga meyakini bahwa tempat asal bangsa Semit adalah Semenanjung
Arab. Dari kawasan ini, orang-orang Semit melakukan migrasi ke berbagai daerah
untuk mencari kawasan yang lebih subur dan untuk menemukan bahan makanan. Dan

10
Ali Abdul Wahid Wafi, op. cit.,9
11
Abd Rauf bin Dato‟ Hasan Azhari, Sejarah dan Asal-usul Bahasa Arab: Suatu
Kajian Linguistik Sejarawi, (Pertanika J. Soc. Sci. and Hum. Vol. 12 No. 2, 2004
12
Ali Abdul Wahid Wafi, op. cit., 9
13
Ibid, hlm. 9-10

13 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
ini juga merupakan sifat dari orang Semit yang selalu berpindah dari satu kawasan ke
kawasan yang lain.

Para sejarawan dan pakar bahasa pun berselisih pendapat mengenai bahasa
pertama yang digunakan oleh komunitas Semit. Sebagian peneliti mengatakan bahwa
para pendeta Yahudi pada masa klasik mempunyai keyakinan bahasa Ibrani adalah
bahasa manusia yang tertua. Para ahli sejarah juga ada yang mengatakan bahwa bahasa
Semit yang pertama adalah bahasa Babylonian-Assyrian. Beberapa sejarawan dan ahli
bahasa modern seperti Olshausen berpendapat bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang
paling mirip dengan bahasa Semit yang pertama.

Ketiga pendapat di atas tidak memiliki argumen yang kuat. Hal tersebut karena
seluruh bahasa Semit telah mengalami beberapa fase perkembangan. Masing-masing
bahasa tersebut semakin lama semakin jauh dari titik awal perkembangan induk bahasa
Semit. Ada juga sebagian ahli bahasa yang berpendapat dengan meneliti persamaan-
persamaan kosakata dan grammer antara bahasa Semit yang ada dalam menentukan
bahasa Semit pertama. Pendapat inipun tidak beralasan. Pasalnya, persamaan-
persamaan kebahasaan yang ada antara bahasa-bahasa Semit tidaklah menggambarkan
mayoritas persamaan yang ada. Karena bahasa Semit telah melalui beberapa fase
perkembangan. Yang sudah barang tentu persamaan tersebut tidak bisa disimpulkan
sebagai bentuk bahasa Semit pertama. Namun, sebagian para orientalis berasumsi
bahwa bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa yang paling banyak terjaga
kosakata dan kaidah-kaidah bahasa Semit klasiknya. Hal ini disebabkan karena bahasa
Arab tumbuh dan berkembang di negeri pertama komunitas Semit berada. Bahkan,
Muhammad Ahmad Muzhar berpendapat bahwa bahasa Arab adalah induk bahasa
manusia di dunia.14

14
Muhammad Ahmad Muzhar, Majalah Diyanat, India,
vol. Februari-Oktober 1960 and vol. NovemberDesember 1960.
14 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara genealogi rumpun bahasa di dunia, bahasa Afro-asia merupakan
rumpun bahasa terluas dan terbesar, dan bahasa samiah adalah salah satu rumpun
bahasa yang paling besar dalam Afro-asia tersebut, dab bahasa Arab adalah bahasa
terbesar dalam rumpun bahasa samiyah yang masih berkembang hingga sekarang
dengan jumlah penutur aslinya yang juga banyak.

Rumpun bahasa Semit, yaitu bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa yang
tinggal di sekitar sungai Tigris dan Efrat, dataran Syiria, dan jazirah Arabia (Timur
Tengah). Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian, yaitu Samiyah
bagian timur dan Samiyah bagian barat. Bahasa Arab termasuk kedalam rumpun
bahasa Semit barat bagian selatan.
Bangsa Arab terbagi kedalam dua bagian, bagian selatan dan bagian utara.
Bagian selatan yaitu Yaman Kuno yang meliputi lahjah Ma’iniyah, Sabaiyah,
Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadr’amiyah. Bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa
Arab terbagi dua, yaitu bahasa Arab Al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah,
Tsamudiah, dan Shafwiyah. Dan bahasa Aran Al-Baqiyah yang meliputi bahasa Syi’ir
Arab Jahili, Rajaz, bahasa para ahli hukum, dan bahasa Fusha.
Kedudukan bahasa Arab maupun bahasa Samiah sangat penting bagi
perkembangan penuturnya karena dengan terjadinya urbanisasi dan pengaruh
kebudayaan lain menjadikan rumpun bahasa Samiyah kaya akan keanekaragamannya
dari segi kebudayaan, pengetahuan, sastra dan sebagainya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang mempelajari salah satu bahasa terbesar dan terkaya
di dunia yaitu bahasa Arab, hendaknya uraian materi diatas menjadi cambuk bagi kita
agar lebih giat dan semangat untuk mendalaminya karena bahasa Arab merupakan
bahasa agama islam yang terjaga hingga hari Kiamat.

15 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah
DAFTAR PUSTAKA
Husni Mubarak. Asal Usul Bahasa Arab. Jurnal Iqra’ Vol.5. No.1, Januari – Juni 2011.
Hal.108

Muhammad Fahmi Hijazi, Mudkhal ila Ilmi lughiah, (ad-Dar al-Misriah as-Saudiah),
2006. hal.207

Nandang, Ade. 2012. Fiqh Al-Lughah. Bandung: CV. Insan Mandiri.


Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, Vol. 1 No. 02, 2016
Muta’ali, Abdul. 2011. Signifikansi Kajian Bahasa Semit dalam Linguistik Arab.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 2: Hlm : 119-
124

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 1, No 2, September


2011
Zaenal Abidin & Andi Satrianingsih. Perkembangan dan Masa Depan Bahasa Arab.
Jurnal Diwan Vol. 3 Nomor 2/2017 hal.142
https://www.academia.edu/37468991/POSISI_BAHASA_ARAB_DI_DUNIA_ISLA
M_Kedudukan_Bahasa_Arab_di_Sekolah_di_Indonesia_NAMA_MUHAMAD_YU
MAIZAR_ARUM_SEKOLAH_TINGGI_AGAMA_ISLAM_NEGERI_STAIN_SO
RONG

16 | F i q h L u g h a h
Kedudukan Bahasa Arab dan Samiyah

Anda mungkin juga menyukai