Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa ARAB
Dosen Pengampu : Muhamad bisri ilham lc,M.pd
Penyusun :
MOHAMAD KHAFID ABDURROHMAN : 19111140134
MOHAMAD TOBIB TOBRONI : 19111140133
A. Latar Belakang
Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu alat yang bisa memahamkan kita dalam berbahasa arab
serta memahami al-Quran dan Hadits yang menjadi pedoman umat islam di dunia. Serta dapat
memahamkan kita dalam mengkaji kitab-kitab karangan para ulama pada zaman dahulu maupun
sekarang. Ilmu nahwu dan shorof kalau kita ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang kita
gunakan untuk menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu tersebut kita tidak
akan dapat menuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila kita tidak tahu tentang ilmu alat (
nahwu dan shorof ) kita tidak akan bisa memahami al-Quran dan Hadits secara baik dan benar. Maka
dari itu ilmu alat mempunyai peran yang sangat penting sekali bagi kita semua sebagai media untuk
memahamkan kita mempelajari konteks arab. Dalam makalah ini akan dijelaskan sebagian kecil dari
ilmu nahwu, yaitu tentang Kaana dan Saudara-saudaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kaana dan Akhwatnya?
2. Bagaimana penggunaan Kaana dan Saudara-saudaranya
3. Bagaimanakah pengertian Kaana Taam dan Kaana Naqhis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kaana
Kaana dan Saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana.
َ ( َكMuhammad duduk)
Contoh : ان مُحَّ َّم ٌد َجا لِسًا
Kaana dan saudaranya semuanya adalah kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : 2ان َ َك, اَصْ ًب َح, اَمْ َسا, َ َبا ت, َظ َل,ار
َ صَ .
2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : َما َب ِر َح, َو َما َفت َِئ. كَ َما ْن َف, َمازاَ َل.
َ لَي, dan َو َمادَ ا َم
3.Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja ْس
Kaana apabila mudhari; dan i’robnya jazm maka harf nun-nya boleh di buang.
Contoh : ك َظا لِمًا ُ الَ َت ُكنْ َظا ِلمًا الَ َت
Khabar kaana dan saudaranya sering ditambah dengan harf jat ba’ ( ) ْال َبا ُء.
Ada lagi fi’il yang fungsinya sama dengan kaana dan saudaranya, antara lain :
a. Fi’il muqarobah, yaitu fi’il yang menunjukan dekat atau hampir terjadinya khabar, seperti َكادdan
َ اَ ْو َشContoh : ( َكا َد ال َف ْق ُر أَنْ َي ُك ْو َن ُك ْفرً اhampir saja kekafiran merubah kekufuran) الحرْ بُ أَنْ َت ْن َتهى
ك َ ََواَ ْو َش ْكت
(Perang Hampir Selesai)
b. Af’alur raja’, yaitu fi’il yang menunjukkan harapan akan terjadinya khabar, fi’il ini antara lain: س
َ َع
dan َج َرى
( َح َرى ال ُم َعلِّ ُم أَنْ َيحْ ض َُرmudah-mudahan bapak guru segera datang)
Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar seperti pembahasan tersebut di atas,
َ َلي, َما َفتِئ. ) َمازاَ َلyang tidak
disebut fi’il naqis. Akan tetapi kaana dan saudaranya kecuali ( ْس
mempunyai isim dan khabar, dan hanya memiliki fai’l, maka dalam hal ini disebut fi’il tam,
ْ ِْث َي ُك ْونُ ُذ ْوع
أل ِم ُ ( َسأ َ ْد َهبُ ِألَى َحيsaya akan pergi ke mana saja tempat yang ada orang yang mempunyai
ilmu)
D. Pengertian inna
inna wa akhwatuha adalah salah satu dari amil nawasib yang dapat merusak amalnya mubtada’
khobar. إنّ وأخواتهاberamal االسم و ترفع الخبر تنصبyaitu menashobkan isim dan merofakan khobar[4].
Contoh: إنَّ زيدا قائ ٌم
إنَّ زي''دا ق''ائ ٌمasalnya ( زي'' ٌد ق''ائ ٌمsusunan mubtada – khobar tanpa َّ ) إنtetapi setelah dimasuki
inna, maka mubtada yang pada awalnya rofa’ berubah menjadi nashab.
E. Macam-macam inna
a) َّ اِنdan أنbermakna لل َّت ْو ِكيْدyaitu mengutkan kandungan hukum yang dimasuki.
b) َّ َلكِنbermakna لِاْل سْ ت ِْد َراكyaitu memberi keterangan pada kalam sebelumnya
c) menghilangkan perkara yang dianggap ada
i. contoh: ِلح َ َز ْي ٌد َعالِ ٌم لَ ِك َّن ُه َغ ْي ُر
ٍ صا
d) perkara yang dianggap tidak ada
i. contoh: صالِ ٌح َ َز ْي ٌد َجا ِه ٌل لَ ِك ّن ُه
e) َ لَيْتbermakna للتمنىyaitu:
f) Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi
Contoh: اب َيع ُْو ُد َي ْومًاَ لَيْتَ ال َّش َبSemoga sifat muda kembali disuatu hari Mengharapkan sesuatu yang
sulit terjadi
Contoh: لَ ْي َتنِى َعالِ ٌم ِب َغي ِْر اِجْ ِت َهاٍد فِى ال ّت َعلُّ ِمSemoga saya pintar tanpa sungguh-sungguh dalam belajar
g. لَ َع ّل: memiliki dua makna yaitu:
h. لِل َّت َرجِّ ى, mengharapkan sesuatu yang disenangi.
Contoh: ْب َقا ِد ٌم َ لَ َع َّل ْاsemoga sang kekasih datang.
َ لح ِبي
i. ْلِل َّت َو ُّقع, mengharapakan sesuatu yang tidak disenangi
Contoh: ك ٌ ِ لَ َع َّل َزيْداً َهالsemoga zaid mati.
j. ان َ َكbermaknaِ لِل ّت ْش ِب ْيه, yaitu menyerupakan perkara satu dengan perkara yang lain dalam sifat
yang khusus.
Contoh: ان َع ْمرً ا اَ َس ٌد َ َكumar seakan-akan (seperti) singa [5]
F. Syarat-syarat inna wa akhwatuha
Mubtada dan khobar tertib dalam satu ma’mul.
Syarat yang pertama إنّ و أخواتها. Dapat beramal adalah susunan mubtada (isim) dan khobar harus
tertib dalam satu ma’mul, seperti pada contoh : إنّ زي ' ًدا ق''ائ ٌم. Maka tidak boleh mendahulukan
khobarnya dengan mengucapkan ق''ائ ٌم إنّ زي ' ًدا, atau memisah antara ّ إنdan isimnya dengan
mengucapkan إنّ قائ ٌم زي ًدا.
Tetapi jika khobarnya berbentuk جار مجرور/ ظرف, khobar boleh didahulukan sebagai pemisah
antara ّ إنdan isimnya.
Contoh:
( إنَّ عندك زي ًداkhobar berbentuk )ظرف
( إنّ في الدار زي ًداkhobar bentuk )جار مجرور
Adapun jika khobar berbentuk جار مجرور/ ظرفini mendahului inna maka tetap tidak diperbolehkan.
Seperti dalam contoh: في الدار إنّ زي ًدا/ زيدا
ً عندك إنَّ عندك
1. إنّ و أخواتهاtidak dimasuki ( ما زائدةtambahan)
Syarat yang kedua إنّ و أخواتهاdapat beramal adalah tidak adanya ما زائدةyang masuk pada
إنّ و أخواتها. Karena jika terdapat ماyang menempel pada ّ إنmaka amal dari inna beserta
akwatnya menjadi batal.
Contoh:
ٌ
إنما زيد قا ئم ّ (amal ّ إنdibatalkan)
لعلما هللاُ يرحمنا ّ (amal لعّلdibatalkan)
كأ ّنما العل ُم نو ٌر (amal ّ كأنdibatalkan)
علمت أ ّنما ولدُك عال ٌم
ُ (amal ّ أنdibatalkan)
Sementara jika maa ini masuk pada ليت, maka boleh beramal dan boleh tidak.
Contoh:
ليتما الشبابُ يعود يوما (amal ليتdibatalkan) atau
الشباب يعود يوما
َ ( ليتماamal ليتditetapkan)
2. Lafadz ّ لكن, ّ أن, ّإن, dan ّ كأنbisa di takhfif dengan cara membuang nun yang kedua dan dibaca
ْ لكن, ْ أن, ْ إن, dan ْكأن. Dengan ketentuan sebagai berikut :
ّ إن.
a. jika di takhfif maka amalnya boleh ditetapkan dan boleh juga dibatalkandengan syarat
khobarnya harus di tambahkan الم
Contoh:
ٌإنْ اباك طبيب (amalnya ditetapkan dengan menashabkan )اباك
( إنْ ابوك لطبيamalnya dibatalkan dengan menambahkan المpada khobarnya)
b. ّأن, jika di takhfif maka khobarnya harus berupa jumlah
Contoh:
علمت انْ العطل ُة قريبة (amalnya dibatalkan dan khobarnya berbentuk jumlah)
c. Lafadz ّلكن, jika ditakhfif maka amalnya wajib dibatalkan.
Contoh:
جاء زي ٌد لكنْ ابوه مسافر (amalnya dibatalkan dan ْ لكنdisebut huruf استدراك
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kaana dan saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana. Kaana dan saudaranya semuanya adalah
kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam :
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : ان َ اَم, َ َبا ت, َظ َل,ار
َ َك, اَصْ ب ًَح,ْسا َ ص
َ .
2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : 6 َما َب ِر َح, َو َما َفت َِئ. ك َ َما ْن َف, َمازاَ َل.
3. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja ْس َ لَي, dan َو َمادَ ا َم
Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar disebut fi’il naqis. Akan tetapi kaana dan
saudaranya kecuali ( ْسَ َلي, َما َفتِئ. ) َمازاَ َلyang tidak mempunyai isim dan khabar, dan hanya memiliki
fai’l, maka dalam hal ini disebut fi’il tam,
B. Saran
Dengan mempelajari pembahasan kaana wa akhowatuhu, semoga kita dapat mengaplikasikan
berbahasa arab yang baik dan benar,