Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA ARAB KAANA WA AKHOWATUHA

KANA DAN SAUDARA-SAUDARANYA

Kelompok 5

Disusun oleh

1.Alfida Maya Astutik (05)

2.Mokhammad Fatur F (23)

3.M Aji purnomo (20)

4.Solehah Nur Cahyani (29)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA ,yang telah memberikan jalan
,kekuatan serta petunjuknya sehingga kita mampu menyusun makalah ini .
Terima kasih kepada ibu Nurdiana Arofah atau yang biasa kami panggil Bu Nana yang telah
membimbing kami dengan sabar .
Apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan kami mohon maaf sebesar –besarnya.
Ahir kata semoga ALLAH selalu melimpahkan rahmat,karunia, dan hidayah kepada kita.Semoga
makalah dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Bojonegoro,20 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu alat yang bisa memahamkan kita dalam berbahasa
arab serta memahami al-Quran dan Hadits yang menjadi pedoman umat islam di dunia. Serta
dapat memahamkan kita dalam mengkaji kitab-kitab karangan para ulama pada zaman dahulu
maupun sekarang. Ilmu nahwu dan shorof kalau kita ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang
kita gunakan untuk menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu tersebut kita
tidak akan dapat menuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila kita tidak tahu tentang
ilmu alat ( nahwu dan shorof ) kita tidak akan bisa memahami al-Quran dan Hadits secara baik
dan benar. Maka dari itu ilmu alat mempunyai peran yang sangat penting sekali bagi kita semua
sebagai media untuk memahamkan kita mempelajari konteks arab. Dalam makalah ini akan
dijelaskan sebagian kecil dari ilmu nahwu, yaitu tentang Kaana dan Saudara-saudaranya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Kaana dan Akhwatnya?

2. Bagaimana penggunaan Kaana dan Saudara-saudaranya

3. Bagaimanakah pengertian Kaana Taam dan Kaana Naqhis?


C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan Kana
dan Saudara-saudaranya yang baik dan benar sesuai kaidah bahasa Arab.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kaana

Kaana dan Saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana.

Contoh : ‫( َكانَ ُم َّح َّم ٌد َجا لِسًا‬Muhammad duduk)

B. Kaana dan Saudara-saudaranya

َ‫ْس َو َمازاَ َل َو َما ْنفَك‬َ ‫صا َر َولَي‬َ ‫س َواَصْ بَ َح َواَضْ َحى َوظَ َّل َوبَاتَ َو‬ َ ‫صبُ ْال َخبَ َر َو ِهى َكانَ اَ ْم‬ ِ ‫فَا َ َما َكانَ َوا َخ َوا تُهَا فَاِنَّهَا تَرْ فَ ُعاِال ِسم َوتَ ْن‬
‫ْس َع ْم ٌر‬ َ ‫صرَّفَ ِم ْنهَا نَحْ ُو َكانَ َويَك ُونُ َو ُك ْن َواَصْ بَ َح يُصْ بِ ُح َواَصْ بِحْ تَقُو ُل كاَنَ زَ ْي ُد قَا ئِ ًماولَي‬َ َ‫َو َما فَتِ َئ َو َما بَ ِر َح َو َمادَا َم َو َما ـ‬
َ‫ َو َشا ِخصًا َو َما أَ ْشبَهَ َذلِك‬.

Adapun kaana dan saudara-saudaranya berfungsi merafa’kan isimnya dan menashabkan


َ ‫( اَ ْم‬Waktu sore), ‫( اَصْ بَ َح‬waktu pagi), ‫( اَضْ َحى‬waktu
khabarnya, yaitu : َ‫( َكان‬adalah/keadaan), ‫س‬
dhuha), ‫( ظَ َّل‬waktu siang hari), َ‫( بَات‬waktu malam hari), ‫صار‬ َ ‫( لَي‬meniadakan)
َ (menjadikan), ‫ْس‬
‫( َو َمازاَ َل َو َما ْنفَكَ َو َما فَتِ َئ َو َما بَ ِر َح‬tidak terputus-putus), ‫( َمادَا َم‬tetap dan terus menerus), dan lafazh-
lafazh yang bisa di tashrif darinya, misalnya: ‫ َواَصْ بِحْ َكانَ َويَك ُونُ َو ُك ْن َواَصْ بَ َح يُصْ بِ ُح‬contoh: ‫كاَنَ زَ ْي ُد قَا ئِ ًما‬
َ ‫( لَي‬tiadalah Amr menampakan diri).
(adalah Zaid berdiri) dan ‫ْس َع ْم ٌر َو َشا ِخصًا‬

Adapun saudara-saudara Kaana antara lain :

َ ‫زَ ْي ٌد‬
Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada siang hari. Siang hari zaid puasa ‫صائِ ًما‬
َ Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada malam hari. Malam hari zaid sahur َ‫بَات‬
‫ظ َّل‬
‫ زَ ْي ٌد َسا ِهرًا‬Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu dhuha. Waktu dhuha zaid
pergi ‫ اَضْ َحى َز ْي ٌد َذا ِهبًا‬Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada waktu subuh.
‫اَصْ بَ َح ْالبَرْ ُد َش ِد ْيدًا‬

Waktu shubuh dingin sekali

Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada sore hari. Sore hari zaid pulang ‫اَ ْم َسى زَ ْي ٌد‬
‫اجعًا‬
ِ ‫ َر‬Menggambarkan hal yang diberitakan itu terjadi pada siang hari.

Zaid menjadi orang yang alim ‫صا َر زَ ْي ٌد َعاِل ًما‬


َ

Bermakna bukan atau tidak Zaid bukan dokter ‫ْس زَ ْي ٌد طَبِ ْيبًا‬
َ ‫لَي‬

Bermakna senantiasa atau masih Zaid masih berdiri ‫َما َزا َل زَ ْي ٌد قَائِ ًما‬

َ ‫َمابَ ِر َح زَ ْي ٌد‬
Bermakna senantiasa atau masih Zaid masih puasa ‫صائِ ًما‬

Bermakna senantiasa atau masih Zaid masih di mesjid ‫َمافَتِ َئ َز ْي ٌد فِى ْال َم ْس ِج ِد‬

Bermakna senantiasa atau masih Zaid masih bermuqim ‫َمابَ ِر َح زَ ْي ٌد ُمقِ ْي ًما‬

Bermakna tetap dan terus menerus.

ِ ‫اَ ْع ِط َما ُد ْمتَ ُم‬


Berilah selagi kamu masih tetap memperoleh dirham ‫ص ْيبًا ِد ْر َه َما‬

C. Macam-macam Kaana dan Saudaranya

Kaana dan saudaranya semuanya adalah kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam
:

َ ,‫صا َر‬
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : ,‫ اَصْ بً َح‬,‫ اَ ْم َسا‬, َ‫ بَا ت‬,‫ظ َل‬ َ
2 َ‫ َكان‬.

َ َ‫ َما ْنف‬, ‫ َمازاَ َل‬.


2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : ‫ َما بَ ِر َح‬,‫ َو َما فَتِ َئ‬. ‫ك‬

َ ‫ لَي‬, dan ‫َو َمادَا َم‬


3.Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja ‫ْس‬
Kaana apabila mudhari; dan i’robnya jazm maka harf nun-nya boleh di buang.

Contoh : ‫ك ظَا لِ ًما‬


ُ َ‫الَ تَ ُك ْن ظَا لِ ًما الَ ت‬

Khabar kaana dan saudaranya sering ditambah dengan harf jat ba’ ( ‫) ْالبَا ُء‬.

Ada lagi fi’il yang fungsinya sama dengan kaana dan saudaranya, antara lain :

a. Fi’il muqarobah, yaitu fi’il yang menunjukan dekat atau hampir terjadinya khabar, seperti ‫َكاد‬
dan َ‫ اَوْ َشك‬Contoh : ‫( َكا َد الفَ ْق ُر أَ ْن يَ ُكوْ نَ ُك ْفرًا‬hampir saja kekafiran merubah kekufuran) ‫َواَوْ َش ْكتَ ال َحرْ بُ أَ ْن‬
‫( تَ ْنتَهى‬Perang Hampir Selesai)

b. Af’alur raja’, yaitu fi’il yang menunjukkan harapan akan terjadinya khabar, fi’il ini antara
lain: ‫َس‬
َ ‫ ع‬dan ‫َج َرى‬

‫( َح َرى ال ُم َعلِّ ُم أَ ْن يَحْ ض َُر‬mudah-mudahan bapak guru segera datang)

c. Af’ alus syuru’, yatu fi’il yang menunjukkan dimulainya pekerjaan

Contoh:

َ ‫( َج َع َل التَ ِم ُذ يَ ْكت‬Pelajar itu mulai menulis pelajaran)


َ ْ‫َب ال َد ر‬
‫س‬

َ‫( اَ َخ َذ ُم َح َّم ٌد يَ ْق َرأٌالقُرْ أن‬Muhammad mulai membaca Al-Qur’an)

Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar seperti pembahasan tersebut di atas,
َ ‫ لَي‬,‫ َما فَتِئ‬. ‫ ) َمازاَ َل‬yang tidak
disebut fi’il naqis. Akan tetapi kaana dan saudaranya kecuali (‫ْس‬
mempunyai isim dan khabar, dan hanya memiliki fai’l, maka dalam hal ini disebut fi’il tam,

ْ ‫ْث يَ ُكوْ نُ ُذوْ ِع‬


‫أل ِم‬ ُ ‫( َسأ َ ْدهَبُ أِلَى َحي‬saya akan pergi ke mana saja tempat yang ada orang yang mempunyai
ilmu)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kaana dan saudaranya berfungsi merafa’kan mubtada yang sekaligus sebagai isim kaana dan
menashabkan khabar yang sekaligus menjadi khabar kaana. Kaana dan saudaranya semuanya
adalah kalimah fi’il dan dapat dibedakan menjadi tiga macam :

َ ,‫صا َر‬
1. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi, mudhari, dan amar, yaitu : ,‫ اَصْ بً َح‬,‫ اَ ْم َسا‬, َ‫ بَا ت‬,‫ظ َل‬ َ
َ‫ َكان‬.

َ َ‫ َما ْنف‬, ‫ َمازاَ َل‬.


2. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi dan mudhari, yaitu : 6 ‫ َما بَ ِر َح‬,‫ َو َما فَتِ َئ‬. ‫ك‬

َ ‫ لَي‬, dan ‫َو َمادَا َم‬


3. Fi’il-fi’il yang mempunyai bentuk madhi saja ‫ْس‬

Kaana dan saudaranya yang mempunyai isim dan khabar disebut fi’il naqis. Akan tetapi kaana
َ ‫ لَي‬,‫ َما فَتِئ‬. ‫ ) َمازاَ َل‬yang tidak mempunyai isim dan khabar, dan hanya
dan saudaranya kecuali (‫ْس‬
memiliki fai’l, maka dalam hal ini disebut fi’il tam,

B. Saran

Dengan mempelajari pembahasan kaana wa akhowatuhu, semoga kita dapat mengaplikasikan


berbahasa arab yang baik dan benar,
DAFTAR PUSTAKA

Sukamto Imanuddin, Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta: Nurma
Media Idea, 2007. Anwar, Moch, Tarjamah Matan Alfiyah, Bandung: Alma’arif, 1972.

Anda mungkin juga menyukai