Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Fi’il Kana dan Saudaranya

Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk

pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai

isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana. Kaana dan

akhwatnya merupakan salah satu dari amil nawasikh. Amil nawasikh ialah amil

baik fiil maupun huruf yang merusak susunan jumlah ismiyah. Kana dan saudara-

saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah

akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta

manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.

Contoh:

‫ = ُم َح َّم ٌد َغنِ ٌي‬Muhammad Itu kaya

Menurut kesepakatan ahli nahwu kaana dan saudara-saudaranya merupakan

fiil, kecuali lafadz laisa. Kebanyakan ahli nahwu berpendapat bahwa laisa adalah

fiil. Akan tetapi al farisi dan Abu Bakar ibnu Syukair mengatakan bahwa laisa

adalah huruf.1

‫ = َكانَ ُم َح َّم ٌد َغنِيًّا‬Dahulu Muhammad itu kaya.

Dari hal ini, I’rob dari kalimat ‫ ُم َح َّمد‬adalah marfu’ dengan tanda dhommah,

karena isim mufrod, sebagai isim kaana.2 Adapun definisi kana dan saudara -

saudaranya dalam kalimat adalah sebagai berikut:

1. ‫ ظَ َّل‬menunjukkan arti waktu siang / Bisa juga berarti tetap. Contoh:


1
Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2010), hlm. 175.
2
Ahmad al-Hāsyimiy, al-Qawā’id al- Asāsiyyah li al-Lugah al-‘Arabiyyah (Bairūt: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.), h. 143.
‫( ظَ َّل ال َعا ِم ُل ُم ِكبًّا َعلَى َع َمل ِه‬Pekerja itu tetap terpaku pada pekerjaannya).

َ ‫ لَي‬sebagai fungsi untuk meniadakan. Contoh:


2. ‫ْس‬
ً‫ْس النَّ َجا ُح َس ْهال‬
َ ‫( لَي‬Kesuksesan itu tidaklah mudah)
‫ النَّ َجا ُح‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫ْس‬
َ ‫لَي‬.
3. ‫ار‬
َ ‫ص‬َ menunjukkan arti perubahan. Contoh:
‫ار ُم َح َّم ٌد َشابًّا‬
َ ‫ص‬َ (Muhammad telah menjadi seorang pemuda)
‫ ُم َح َّم ٌد‬marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫ار‬
َ ‫ص‬.
َ
4. َ‫ بَات‬menunjukkan arti waktu malam hari. Contoh:

‫( بَاتَ ْال َولَ ُد نَاِئ ًما‬Anak itu tidur di malam hari)

‫ ْال َولَ ُد‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َ‫بَات‬.

B. Hukum Fi’il Kana dan Saudara-saudaranya

Fungsi kaana adalah ‫صبُ ْال َخبَ ِر‬


ِ ‫ “ تَرْ فَ ُع ااْل ِ ْس َم َوتَ ْن‬merofa’kan isim (kaana) dan
menasabkan khobar (kaana). Perhatikan Contoh berikut:

1. Sebelum kemasukan ‫كان‬

‫ُم َح َّم ٌد َك ِر ْي ٌم‬

Contoh di atas adalah susunan mubtada dan khobar, mubtada: ‫ ُم َح َّم ٌد‬, khobar

‫َك ِر ْي ٌم‬

2. Setelah kemasukan ‫كان‬

‫َكانَ ُم َح َّم ٌد َك ِر ْي ٌم‬

Setelah kemasukan َ‫ َكان‬, maka ada perubahan istilah. Mubtada “‫ ” ُم َح َّم ٌد‬berubah

menjadi isim kaana, dan khobar menjadi khobar kaana. kita kembali pada

tugas kaana wa akhwatuha bahwa kaana dan saudaranya bertugas untuk


merofa'kan isim (kaana) yaitu “‫ ” ُم َح َّم ٌد‬tanda rofa'nya adalah dhommah, dan

menashobkan khobar kaana yaitu ” ‫ ” َك ِر ْي ٌم‬tanda nashobnya adalah fathah.3

C. Syarat beramalnya Kaana dan Saudara-saudaranya

َ ‫صا َر لَ ْي‬
‫س َزا َل بَ ِر َحا‬ َ ‫ اَ ْم‬ #  ‫صبَ َحا‬
َ ‫سى َو‬ ْ َ‫َك َكانَ ظَ َّل بَاتَ ا‬
ْ َ‫ض َحى ا‬

ِ ِ‫ ل‬ #  ‫فَتَِئ َوا ْنفَ َك َو َه ِذى ااْل َ ْربَ َع ْه‬


‫ش ْب ِه نَ ْف ٍي اَ ْو لِنَ ْف ِي ُم ْتبَ َع ْه‬

ْ ‫َو ِم ْث ُل َكانَ دَا َم َم‬


ِ ‫ َكا َ ْع ِط َما ُد ْمتَ ُم‬ #  ‫سبُ ْوقًا بِ َما‬
‫ص ْيبًا ِد ْر َه َما‬

Menyamai kaana dalam pengamalannya lafaz zhalla, baata, adhha, ashbaha, amsa,

shara, laisa, zaala, bariha.

Fatia, infakka, empat lafaz (yang terakhir) ini disyaratkan diikuti dengan nafi atau

serupa nafi

Dan menyamai kaana yaitu lafaz daama dengan didahului maa masdariyah

dzorfiyah, seperti lafaz “A’thi maa dhumta mushiiban dirhaman”4

Syarat beramalnya Kaana dan saudara-saudaranya terbagi menjadi tiga kelompok:

1. Anggota kana dan saudaranya yang bekerja tanpa syarat

Kana dan saudaranya yang termasuk kelompok kana yang dapat merafa’kan

mubada dan manshabkan khabar tanpa syarat. Terdiri dari:

a. ( َ‫) َكان‬, kebanyakan tidak diartikan

b. (‫)َأ ْم َسى‬, artinya berada di waktu sore

c. (‫)َأصْ بَ َح‬, artinya menjadi/ berada di waktu pagi

d. (‫)َأضْ َحى‬, artinya menjadi/ berada di waktu dhuha

e. (َّ‫)ظَل‬, artinya berada di waktu siang

f. ( َ‫)بَات‬, artinya bermalam


3
Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2010), hlm. 175.
4
M. Sholihuddin Shofwan, Terjemah Alfiyah Ibnu Malik (Jombang: Darul Hikmah, 2007),
hlm. 24.
g. (‫)صا َر‬,
َ artinya menjadi

َ ‫)لَي‬, artinya tidak


h. (‫ْس‬

2. Anggota kana dan saudaranya yang bekerja dengan syarat

Anggota Kana Wa Akhwatuha yang bekerja dengan syarat harus didahului

dengan nahi (larangan) atau nafi (peniadaan). Anggota kana dan saudaranya

ini antara lain:

َ ‫) َز‬, artinya senantiasa


a. (‫ال‬

b. ( ‫)فَتَِئ‬, artinya senantiasa

c. (‫)بَ ِر َح‬, artinya senantiasa


َّ َ‫)ا ْنف‬, artinya senantiasa
d. (‫ك‬

3. Anggota kana dan saudaranya yang harus didahului (‫) َما‬

Anggota kana dan saudaranya yang hanya bisa dimasukan dengan syarat harus

didahului mashdariyah dhorfiyyah (‫ ) َما‬hanya ada satu, yaitu:

 (‫)دَا َم‬, artinya senantiasa


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kaana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk

pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut

sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.

ِ ƒَ‫بُ ْال َخب‬ƒ ‫ص‬


2. Fungsi kaana adalah ‫ر‬ƒ ِ ‫ َم َوتَ ْن‬ƒ ‫ ُع ااْل ِ ْس‬ƒ َ‫ “ تَرْ ف‬merofa’kan isim (kaana) dan
menasabkan khobar (kaana).

3. Syarat beramalnya Kaana dan saudara-saudaranya terbagi menjadi tiga

kelompok:

a. Anggota kana dan saudaranya yang bekerja tanpa syarat

b. Anggota kana dan saudaranya yang bekerja dengan syarat

c. Anggota kana dan saudaranya yang harus didahului (‫) َما‬

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Bahrun. Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu Aqil, Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2010.

al-Hāsyimiy, Ahmad, al-Qawā’id al-Asāsiyyah li al-Lugah al-‘Arabiyyah, Bairūt:

Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.th.

Shofwan, M. Sholihuddin, Terjemah Alfiyah Ibnu Malik, Jombang: Darul Hikmah,

2007.

Anda mungkin juga menyukai