menjadi fathah
َحُمَّم ًد ا: Isim Inna ِإَّن َحُمَّم ـًد ا ِتْلِم يٌذ َحُمَّم ٌد ِتْلِم يْـٌذ
ِتْلِم ْيٌذ: khabar Inna Kata Muhammad
barisnya
Muhammad seorang
murid
berubah, asalnya
dhamah menjadi fathah
َو َم عىَن ِإَّن للَتوِكيِد َو َك َأَّن للَتشِبيِه َو َلِكَّن لِإل سِتدَر اِك َو َليَت للَّتَم ىِّن َو َلَعَّل للَّتَر ِّح ى َو الَّتَو ُّقِع
Dan makna Inna dan Anna untuk taukid (mengukuhkan pembicaraan) dan Kaanna untuk tasybih
(menyerupakan) dan Lakinna untuk istidrak (susulan), yaitu menyusul perkataan yang lalu dengan
perkataan yang ada di belakangnya, dan Laita untuk tamanni, yaitu mengharapkan sesuatu yang
mustahil berhasil, dan Laalla untuk taraji dan tawaqqu’, ialah mengharapkan sesuatu yang baik, yang
mungkin berhasil.
1. إَّن
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
ٍء ِد ِإ
َّن الَّلَه َعَلى ُك ِّل َش ي َق يٌر
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah
2. َأَّن
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
3. َك َأَّن
Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
Contoh :
ِء
َك َأَّنَك َنا ٌل َم َر اَم َك
Artinya : agaknya engkau berhasil mencapai maksudmu
4. َلِكَّن
Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
5. َلَعَّل
Laalla artinya: semoga/agar
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
ِل
َلَعَّل َع ٌّي َم ِر يٌض
Artinya : Semoga Ali sakit.
6. َلْيَت
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Contoh :
يَف ن َّد َل عَد مَا ِمَس َفِإَمَّنَا ِاُمث َلى اَّلِذ ي ِّد ُلوَن ِاَّن ا ِمَس ي ِل
َن ُيَب ُه َهلل ٌع َع ٌم ُه َع َعُه َم َب ُه َب
(181 : )الَبَق ة
َر
Artinya :
“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya
dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”
E. Qowaid
1. Tempat-Tempat Hamzah Inna Dibaca Fathah dan Dibaca Kasroh
Fathah
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah,
contoh:
ِئ ِج
ُيْع ُبيِن َأَّن َز ْيًد ا َقا ٌم
) تأويالنيا (أي ُيْع ِج ُبيِن ِقَياُم َز ْيٍد
Kasroh
) ِإَذا ْت َأَّو ُل اْلَك َالِم, misalnya
1. Jatuh di awal al-kalam (
َو َقَع
ِئ ِإ
َّن َز ْيًد ا َقا ٌم.
ْد الِّصَلِة
2. Jatuh dalam awalan shilah (
) َو َقَعْت َص ُر, misalnya
َّلِذ ِإ ِئ
َج اَء ا ي َّنُه َقا ٌم
ِئ ِهلل ِإ
3. Sebagai jawaban sumpah, misalnya
َو ا َّن َز ْيًد ا َقا ٌم
ِئ ِإ
4.
َقاَل َز ْيًد ا َّن َعْم ًر ٌم
Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya ا َقا
5. Menempati tarkib haal, misalnya ُز ْر ُت َز ْيًد ا َو ِإيِّن ُذْو َأَم ٍل
6. Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh الّالم, misalnya َعِلْم ُت ِإَّن َز ْيٌد
ْالَعاُمِل.
َأَال ْاِال ِتْف َتاِح َّيِة, misalnya َأَال ِإَّن ًد ا َقاِئ.
7. Setelah
ْس َز ْي ٌم
ِل ِا ِل
8. Setelah ُث
َح ْي, misalnya ْج ْس َح ْيُث ِإَّن َز ْيًد ا َج ا ٌس.
9. Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya ٍل ِإَّن َفاِض ِب
َم َر ْر ُت َر ُج ُه ٌل.
10. Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya َز ٌد ِإَّن َقاِر ٌئ
ْي ُه
Kasroh/ fathah
1. Ia berposisi setelah ( ِإَذا ْالُفَج اِئَّيةtiba-tiba atau mendadak), misalnya: َخ َر ْجُت َفِإًذا ِإَّن َز ْيًد ا َقاِئٌم.
ِئ
Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya ِإَّنtidak terdapat الّالم, seperti ِإَّن َز ًد ا َقا
2.
ْي ٌم َح َلْف ُت.
ِت
3. Setelah فاء اجلواب/ فاء اجلزاء, seperti
َمْن َيْأ يِن َفِإَّنُه ُمْك َر ٌم.
4. Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya ِإَّنjuga berarti ucapan sementara
subjeknya tunggal. Seperti
Inna dan saudarnya bila diberi maa ( )َم اzaidah itu bisa batal amalnya.
Contoh:
ِإَمَّنا َز ْيٌد َعاٌمِل
Tetapi terkadang ada yang tetap amal.
ِئ
Contoh:
َلْيَتَم ا َز ْيًد ا َقا ٌم
Adapun laita (
) َلْيَت, meskipun dimasuki maa () َم ا, maka ia tetap beramal menashabkan
mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
ِئ
Contoh:
َلْيَتَم ا َز ْيًد ا َقا ٌم.
Kata َز ْيًد اdibaca nashab menjadi isimnya َلْيَتَم ا, dan َقاِئٌمmenjadi kata َلْيَتَم اdalam contoh ini masih
tetap beramal. Boleh juga َل َت اtidak beramal, dan kata َز ًد اdibaca rafa’, sehingga susunannya
ْي َم ْي
menjadi
ِئ
َلْيَتَم ا َز ْيٌد َقا ٌم
3. Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)
ِإَّن
Inna ( ) ِإَّنhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta apabila
tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh( ) الم فارقةpada lafadz yang sesudahnya.
ِئ ِإ
Contoh:
ْن َز ْيٌد َلَق ا ٌم.
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.
Huruf “ “ ِإْنdi atas berasal dari “ “ ِإَّنyang ditakhfif, ia tidak lagi beramal menashabkan mubtada’.
Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
َأَّن
Anna ( )َأَّن hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti
berupa dhomir sya’an ( ) ضمري شأنyang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
Contoh: َز ٌد َقا
ِئ ِل
َع ْم ُت ْي ٌم.
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an ( )ضمري شأنmaka hukumnya langka. Contoh: َل
َف ْو
َأَّنَك يِف َيْو ِم الَّر َخ اِء َس َأْلَتيِن.
َك َأَّنdan َلِكَّن
Kaanna ( ) َك َأَّن juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an ( ضمري
) شأنyang disimpan. Contoh: َك َأْن َش ْد َياُن ُخ َق اِن.
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: َك َأْن َز ْيًد ا َأَس ٌد
) َك َأْنadalah dari kata ( ) َك َأَّن, yang nunnya ditakhfif dan ia masih tetap beramal.
Kata ka’an (
ِك
Adapun lakinna ( ) َل َّنapabila nunnya ditakhfif maka tidak bisa beramal.
3. َلَعَّل, َليَت, َلِكَّن, َك َأَّن, َأَّن, ِإَّن: ِإَّن َو َأخَو هُت َا
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, La’alla.
َّم ٌد ُل اِهلل ِإَّن َّم ًد ا ُل اِهلل
4. a.
َحُم َرُسْو َحُم َرُسْو
ِل ِإ ِل
b.
َأَّنا َطا ٌب ْيِّن َطا ٌب
ِرِب ِرِب ِإ
c.
اُهلل َمَع الّٰص ْيَن َّن اَهلل َمَع الّٰص ْيَن
ِع ِهلل ِإ
5.
َّن َأْك َر َم ُك ْم ْنَد ا َأْتَق اُك ْم
اْع َل ا َأَّن ا ِد ِع
6. َش ُد اْل َق اِب
َو ُمْو َهلل ْي
7. ًّياَأ ٌد
َك َأَّن ِل
َع َس
ِق ِك
8.
َحُمَّم ٌد َغٌّيِن َل َّن َأَخ اُه َف ْيٌر
9. َنٌة َة َل الَّنِت
َح َس َج ْي ْيَت
10. َت ٌل َغًد ا
َل َّل ا َّو ِد
َع َجْل َمَع
Kesimpulan
Dari uraian atas penjelasan mengenai inna dan saudara-saudaranya, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf(kata depan) yang
mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah (susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau
saudara-saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut isim Inna, dan
khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna.
ِص ِإل ِإ
َو َأمَّا َّن َو َأخَو هُت َاَعَم ُلهَاَتن ُب ا سَم \ اُمليَتَد َأ َو َترَفُع اَخلَيُر
Dan adapun Inna dan saudara-saudaranya fungsinya/pekerjaanya menasabkan isim atau
mubtada’ dan merofa’kan khabar.
َلَعَّل, َليَت, َلِكَّن, َك َأَّن, َأَّن, ِإَّن: ِإَّن َو َأخَو هُت َا
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, Laalla. Setiap kalimat
yang diawali dengan kata Inna atau saudara-saudaranya maka diwajibkan fathah/mubtada’ nya wajib
fathah, dan isimnya/khabarnya wajib marfu’.