PENDAHULUAN
1.2.Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dangen kana dan saudara-saudaranya ?
2. Lafazh-lafazh mana sajakah yang termasuk lafazh-lafazh saudara kana ?
3. Bagaimana Khobar Kana dalam peletakannya ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan terutama tentang
Kana dan saudara-saudaranya.
BAB II
PEMBAHASAN
Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika
kemasukan kaana dan saudara-saudaranya pada jumlah tersebut maka menjadi
( kaana muhammadun goniyyan)=dahulu Muhammad itu kaya
Dari hal ini, Irob dari kalimat adalah marfu dengan tanda dhommah, karena isim
mufrod, sebagai isim kaana.
Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni
1. Bisa berarti terus menerus (istimror)
( wa kaanallahu gofuurorrohiimaa)
Contoh :
Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih
2. Bisa berarti menjadi
( kaana wajhuhu muswaddatan)
Contoh :
Artinya wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram
3. Bisa berarti madhi (dulu)
Contoh :
( kaana aliyyun mujtahidan)
Artinya : Ali dahulunya adalah seorang mujtahid.
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
1. Sebagai fungsi waktu
( ashbaha)=waktu subuh
-
( adhha)=waktu dhuha
-
(dholla)=waktu siang
-
- ( amsa)=waktu sore
- ( baata)=waktu malam
Contoh :
( maazaala assaariqu mukaddiron)=Pencuri itu senantiasa
membuat resah
marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim
4. Sebagai fungsi jeda waktu
- ( maadama)=selama
Contoh :
(laa takhruj maadama alyaumu mumthiron)=Jangan keluar selama hari masih hujan
marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim
Catatan
1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-
saudaranya sebagaimana ketentuan pada mubtada dan khobar .
2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan
saudara-saudaranya juga berbentuk muannats. Hal ini karena kaana dan saudara-
saudaranya merupakan fiil.
Contoh :
( kaanat aisyatu sholihatan)= aisyah adalah wanita yang sholehah
Kaana merofakan pada Mubtada sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni
menashabkannya, demikian ini seperti contoh: Kaana sayyidan Umaru )*
Adalah seperti Kaana (merofakan pada Mubtada sebagai isimnya dan menashobkan
khobarnya) yaitu lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata (menjadi di malam hari),
Adh-ha (menjadi diwaktu dhuha), Amsaa (menjadi diwaktu sore), Shooro (menjadi), Laisa
(tidak). Zaala (senantiasa), Bariha (senantiasa)
Fati-a (senantiasa) Infakka (senantiasa). Adapun yang empat ini (Zaala Bariha Fati-a
Infakka) harus diikutkan pada nafi atau serupa nafi
Dan semisal Kaana (merofakan pada Mubtada sebagai isimnya dan menashobkan khobar
sebagai khobarnya) yaitu lafazh: Daama yg didahului dengan Maa mashdariyyah-
zharfiyyah, seperti contoh: Athi..! maa dumtu mushiiban dirhaman (berikan ia uang
selama kamu punya)
Selain bentuk fiil madhi (kaana dan sdr-nya) jelas beramal semisal fiil madhinya, apabila
selain bentuk fiil madhinya dipergunakan.
Perbolehkanlah..! menengahi khobar (antara amil dan isimnya) pada semua kanaa dan
saudara-saudaranya. Dan setiap mereka (nuhat/arabiy) melarang mendahulukannya khobar
pada Daama.
Demikian juga dilarang mendahukan khobar pada maa nafi, maka jadikanlah ia (maa nafi)
sebagai yang di-ikuti bukannya yang mengikuti
Pelarangan mendahulukan khobar pada Laisa adalah hukum yang dipilih. Saudara-
saudara Kaana yang Tam, yaitu setiap yang cukup dengan marfunya saja (isimnya).
Dan saudara kaana selain yg Tam, disebut Naqish. Sedangkan Naqish untuk lafazh Fati-
a, Laisa dan Zaala selamanya diikuti/ditetapkan sebagai Naqish
Mamulnya khobar tidak boleh mengiringi amil kecuali bilamana mamul tsb berupa
zhorof atau jar-majrur
mengiralah dhomir syaen sebagai isimnya kaana dan saudaranya, apabila terdapat
anggapan benar dari kalam arab yang nyata-nyata dilarang (mamul khobar mengiringi
kaana cs, pada bait sebelumnya).
Kana zaidah :
terkadang kaana ditambahi (hanya zaidah) diantara dua kalimah (yg mutalazim) contoh:
MAA KAANA ASHOHHA ILMA MAN TAQODDAMAA alangkah shahnya ilmunya
orang-orang terdahulu.
Kana dibuang :
Mereka (ulama nuhat, orang arab) membuang kaana (berikut isimnya) dan menyisakan
khobarnya. Demikian ini sering terjadi dan banyak, ketika kaana berada setelah in
syarthiyah atau lau syarthiyah.
MAA menggantikan Kana :
31. Kesimpulan
Dari penjelasan pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fiil, dimana ketika ia masuk pada jumlah
ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta
manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.
2. Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni :
1. Bisa berarti terus menerus (istimror)
2. Bisa berarti menjadi
3. Bisa berarti madhi (dulu)
3. Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah :
1. Sebagai fungsi waktu
2. Sebagai fungsi untuk meniadakan
3. Sebagai fungsi perubahan
4. Sebagai fungsi terus menerus
5. Sebagai fungsi jeda waktu
3.2 Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
terdapat kekurangandan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang akan lebih baik lagi. Kami harap
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Tahlib, Muhammad (1997) Pengajaran Basaha Arab. Bandung: Gema Risalah Press Bdg.
Http://www.nahwusharaf.wordpress.com
http://almauyahya.blogspot.co.id/2015/01/makalah-bahasa-rab-kana-dan-sudaranya.html
ISIM KANA WA AKHWATUHA