Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini kita mengetahui bagaimana cara kana dan saudara-saudaranya merofakan
pada mubtada sebagai issimnya dan kepada Khabar yakni menashabkannya. Untuk itu
dengan adanya penulisan makalah yang berjudul Kana dan Saudara-sauradanya ini,
setidaknya kita dapat mengetahui dan memahami tentang bagaimana cara Kana dan
saudara-saudaranya merofakan pada mubtadadan kepada Khabar yakni menashabkannya.

1.2.Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dangen kana dan saudara-saudaranya ?
2. Lafazh-lafazh mana sajakah yang termasuk lafazh-lafazh saudara kana ?
3. Bagaimana Khobar Kana dalam peletakannya ?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan terutama tentang
Kana dan saudara-saudaranya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kana dan Saudara-Saudaranya


Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fiil, dimana ketika ia masuk pada
jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana,
serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.
Contoh :
( muhammadun goniyyun)=Muhammad itu kaya

Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika
kemasukan kaana dan saudara-saudaranya pada jumlah tersebut maka menjadi
( kaana muhammadun goniyyan)=dahulu Muhammad itu kaya

Dari hal ini, Irob dari kalimat adalah marfu dengan tanda dhommah, karena isim
mufrod, sebagai isim kaana.

Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni
1. Bisa berarti terus menerus (istimror)
( wa kaanallahu gofuurorrohiimaa)
Contoh :
Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih
2. Bisa berarti menjadi
( kaana wajhuhu muswaddatan)
Contoh :
Artinya wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram
3. Bisa berarti madhi (dulu)
Contoh :
( kaana aliyyun mujtahidan)
Artinya : Ali dahulunya adalah seorang mujtahid.
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
1. Sebagai fungsi waktu
( ashbaha)=waktu subuh
-
( adhha)=waktu dhuha
-
(dholla)=waktu siang
-
- ( amsa)=waktu sore
- ( baata)=waktu malam

Contoh : ( baata alwaladu naaiman)=Anak itu tidur di malam hari


marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim
2. Sebagai fungsi untuk meniadakan
( laisa)=bukan/tidak
-
Contoh :
( laisa annajaahu sahlan)=Kesuksesan itu tidaklah mudah

marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim

3. Sebagai fungsi perubahan
-
( shooro)=menjadi
Contoh :

(shooro muhammadun syaabban)=Muhammad telah menjadi seorang pemuda
marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim

4. Sebagai fungsi terus menerus
- ( maabariha)=senantiasa
- ( manfakka)=senantiasa
( maafati`a)=senantiasa
-
( maazaala)=senantiasa
-

Contoh :
( maazaala assaariqu mukaddiron)=Pencuri itu senantiasa
membuat resah
marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim

4. Sebagai fungsi jeda waktu
- ( maadama)=selama
Contoh :

(laa takhruj maadama alyaumu mumthiron)=Jangan keluar selama hari masih hujan
marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim

Catatan
1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-
saudaranya sebagaimana ketentuan pada mubtada dan khobar .
2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan
saudara-saudaranya juga berbentuk muannats. Hal ini karena kaana dan saudara-
saudaranya merupakan fiil.
Contoh :
( kaanat aisyatu sholihatan)= aisyah adalah wanita yang sholehah

Pengalaman kana dan saudara-saudaranya adalah sebagai berikut :




Kaana merofakan pada Mubtada sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni
menashabkannya, demikian ini seperti contoh: Kaana sayyidan Umaru )*

2.2 Lafazh-Lafazh Saudara Kana

Adalah seperti Kaana (merofakan pada Mubtada sebagai isimnya dan menashobkan
khobarnya) yaitu lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata (menjadi di malam hari),
Adh-ha (menjadi diwaktu dhuha), Amsaa (menjadi diwaktu sore), Shooro (menjadi), Laisa
(tidak). Zaala (senantiasa), Bariha (senantiasa)

Fati-a (senantiasa) Infakka (senantiasa). Adapun yang empat ini (Zaala Bariha Fati-a
Infakka) harus diikutkan pada nafi atau serupa nafi

Dan semisal Kaana (merofakan pada Mubtada sebagai isimnya dan menashobkan khobar
sebagai khobarnya) yaitu lafazh: Daama yg didahului dengan Maa mashdariyyah-
zharfiyyah, seperti contoh: Athi..! maa dumtu mushiiban dirhaman (berikan ia uang
selama kamu punya)

Selain bentuk fiil madhi (kaana dan sdr-nya) jelas beramal semisal fiil madhinya, apabila
selain bentuk fiil madhinya dipergunakan.

2.3 Khobar Kana Dalam Peletakannya



Perbolehkanlah..! menengahi khobar (antara amil dan isimnya) pada semua kanaa dan
saudara-saudaranya. Dan setiap mereka (nuhat/arabiy) melarang mendahulukannya khobar
pada Daama.

Demikian juga dilarang mendahukan khobar pada maa nafi, maka jadikanlah ia (maa nafi)
sebagai yang di-ikuti bukannya yang mengikuti




Pelarangan mendahulukan khobar pada Laisa adalah hukum yang dipilih. Saudara-
saudara Kaana yang Tam, yaitu setiap yang cukup dengan marfunya saja (isimnya).

Fiil Naqish dan fiil Tam :




Dan saudara kaana selain yg Tam, disebut Naqish. Sedangkan Naqish untuk lafazh Fati-
a, Laisa dan Zaala selamanya diikuti/ditetapkan sebagai Naqish

Perihal mamul Khobar didahulukan :



Mamulnya khobar tidak boleh mengiringi amil kecuali bilamana mamul tsb berupa
zhorof atau jar-majrur

mengiralah dhomir syaen sebagai isimnya kaana dan saudaranya, apabila terdapat
anggapan benar dari kalam arab yang nyata-nyata dilarang (mamul khobar mengiringi
kaana cs, pada bait sebelumnya).

Kana zaidah :

terkadang kaana ditambahi (hanya zaidah) diantara dua kalimah (yg mutalazim) contoh:
MAA KAANA ASHOHHA ILMA MAN TAQODDAMAA alangkah shahnya ilmunya
orang-orang terdahulu.

Kana dibuang :

Mereka (ulama nuhat, orang arab) membuang kaana (berikut isimnya) dan menyisakan
khobarnya. Demikian ini sering terjadi dan banyak, ketika kaana berada setelah in
syarthiyah atau lau syarthiyah.
MAA menggantikan Kana :

Sesudah huruf AN masdariyah menggantikannya Maa dari Kaana diberlakukan, semisal


contoh: AMMA ANTA BARRAN FAQTARIB jadilah dirimu orang baik kemudian
mendekatlah (pd-Nya)

Pembuangan KAf pada Lafazh YAKUN :



Dari fiil mudharinya kaana yg dijazmkan (YAKUN) huruf Nun-nya dibuang,


pembuangan ini tidaklah musti (boleh).
BAB III
PENUTUP

31. Kesimpulan
Dari penjelasan pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fiil, dimana ketika ia masuk pada jumlah
ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta
manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.
2. Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni :
1. Bisa berarti terus menerus (istimror)
2. Bisa berarti menjadi
3. Bisa berarti madhi (dulu)
3. Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah :
1. Sebagai fungsi waktu
2. Sebagai fungsi untuk meniadakan
3. Sebagai fungsi perubahan
4. Sebagai fungsi terus menerus
5. Sebagai fungsi jeda waktu

4. Pengamalan Kana dan saudara-saudaranya yaitu Kaana merofakan pada Mubtada


sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni menashabkannya, demikian ini seperti contoh:
Kaana sayyidan Umaru (adalah seorang tuan siapa Umar).
5. Lafazh-lafazh saudara kana Adalah seperti Kaana (merofakan pada Mubtada sebagai
isimnya dan menashobkan khobarnya) yaitu lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata
(menjadi di malam hari), Adh-ha (menjadi diwaktu dhuha), Amsaa (menjadi diwaktu
sore), Shooro (menjadi), Laisa (tidak). Zaala (senantiasa), Bariha (senantiasa).

3.2 Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
terdapat kekurangandan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang akan lebih baik lagi. Kami harap
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Tahlib, Muhammad (1997) Pengajaran Basaha Arab. Bandung: Gema Risalah Press Bdg.
Http://www.nahwusharaf.wordpress.com
http://almauyahya.blogspot.co.id/2015/01/makalah-bahasa-rab-kana-dan-sudaranya.html
ISIM KANA WA AKHWATUHA

Guru Pembimbing : Rohmiah, M.Pd.I

Disusun Oleh : M. Raidil

Kelas : XII IPA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 OLAK KEMANG KOTA JAMBI


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai