Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

‫كان و أخواتها‬

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sintaksis Arab

Dosen pengampu: Abdur Rohman, S.S, M.A

Disusun Oleh :

1. Silviani Salsabila (03020123044)


2. Najwa Nadia (03020123037)

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN AJARAN 2023 - 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan beribu nikmat
kepada kami, begitupun shalawat beserta salam tiada yang berhak menjadi hilir kecuali baginda
Rasulullah SAW, semoga rahmat dan hidayah dapat tercurahkan kepada kita semua. Tanpa
nikmat, hidayah, inayah serta iradah-Nya, mustahil kami mampu menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Beberapa kalimat yang kami sumbangkan dari daya pikir yang lemah ini,
terkumpullah kini menjadi satu makalah.

Dalam aspek manapun, makalah ini belum memenuhi kebenaran yang sempurna,
bahkan nanti pembaca mungkin dengan mudah akan menemukan kesalahan. Itu semua murni
karena ketidaktahuan serta keteledoran kami. Namun, dari segala kekurangan sudah kami
saring menjadi seminimal mungkin, kamipun menaruh harapan yang begitu agung dalam
penyusunan makalah ini.

Setidaknya, dalam penyusunan makalah ini kami tidak mendasarkan pada pemikiran
kami sendiri, ada banyak rujukan buku dan laman web yang kami gunakan, sehingga kami
berharap akan banyak manfaat yang dapat pembaca ambil dari makalah ini.

Pada akhirnya, makalah yang kami susun ini, kami persembahkan kepada khususnya
Bapak Abdur Rohman, S.S, M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah Sintaksis Arab yang
memberi kami kesempatan untuk menyusun makalah ini, dan yang terakhir kepada teman-
teman kelas yang seperjuangan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan agama. Semoga Allah
memberkahi makalah kami, Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR… .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ..................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................. 1

Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Kaana wa Akhowatuha ............................................................. 2

Fungi Kaana wa Akhowatuha ................................................................ 2

Karakter Kaana wa Akhowatuha ............................................................ 2

Hukum-Hukum Kaana wa Akhowatuha ................................................. 4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu nahwu merupakan salah satu ilmu alat untuk mempelajari dan memahami bahasa
arab serta Al-Quran dan Hadits yang menjadi pedoman umat islam di dunia. Dan kita
juga dapat memahami kitab-kitab karangan para ulama pada zaman dahulu maupun
sekarang. Ilmu nahwu dan shorof jika kita ibaratkan bagaikan perahu dan dayung yang kita
gunakan untuk menuju ke sebuah pulau yang indah. Tanpa dayung dan perahu, kita tidak
akan dapat menuju ke sebuah pulau tersebut, sama halnya apabila kita tidak tahu tentang
ilmu alat (nahwu dan shorof ) kita tidak akan dapat memahami al-Quran dan Hadits secara
baik dan benar. Maka dari itu ilmu alat mempunyai peran yang sangat penting sekali bagi
kita semua sebagai media untuk mempelajari konteks arab. Dalam makalah ini akan
dijelaskan sebagian kecil dari ilmu nahwu, yaitu tentang kaana dan Saudara-
saudaranya.(‫)كان و أخواتها‬
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari Kaana wa akhwatuha?
2. Apa Fungsi dari Kaana wa akhwatuha?
3. Apa Karakteristik dari Kaana wa akhwatuha?
4. Bagaimana hukum-hukum Kaana wa akhwatuha?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasar pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi dari Kaana wa Akhwatuha
2. Mengetahui Fungsi dari Kaana wa Akhwatuha?
3. Mengetahui Karakteristik dari Kaana wa Akhwatuha?
4. Mengetahui hukum-hukum Kaana wa Akhwatuha?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari ‫( كان و أخواتها‬Kaana wa akhwatuha)


Bagian pertama dari nawasikh ibtida, ialah kaana dan akhwatnya. Kemudian perlu
diketahui, bahwa mubtada itu kadang-kadang dinasakh oleh fiil kaana, zhonna, Inna
beserta akhwatnya masing-masing. Kaana dan akhwatnya merupakan salah satu dari amil
nawasikh. Amil nawasikh ialah amil baik fiil maupun huruf yang merusak susunan
jumlah ismiyah.Dimana Ketika ia memasuki jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfu-
nya mubtada’ serta manshub-nya khabar.

2.2 Fungsi dari ‫كان و أخواتها‬


Fungsi kaana adalah ‫ب ْالــ َخبَر‬ ِ ‫( ت َْرفَ ُع ا ِالس َْم َوت َ ْن‬merofakan isim (kaana) dan menasabkan
ُ ‫ص‬
khabar (kaana). .Kāna wa-akhwātuhā berfungsi me-rafa‘-kan mubtada’ karena serupa
dengan fā‘il. Mubtada’ itu dinamakan sebagai ism-nya, dan me-naṣab-kan khabar karena
serupa dengan maf‘ūl, dan khabar itu dinamakan sebagai khabar-nya. Ism kāna sebelum
dimasuki kāna atau salah satu saudaranya pada asalnya adalah mubtada’. Perhatikan
contoh dibawah ini :

Sesudah di masuki Sebelum di


Keterangan
kaana masuki kaana

‫ ُم َح َّمد‬: isim kana


‫صا ِل ًحا‬ َ ‫َكانَ ُم َح َّمد‬
‫صا ِل ًحا‬ ‫صالِح‬
َ ‫ُم َح َّمد‬
َ : khabar kaana

‫را َ ِزق‬: isim kana


‫َاج ًحا‬ ِ ‫َكانَ را َ ِزق ن‬
‫َاج ًحا‬ ‫َاجح‬
ِ ‫َر ِازق ن‬
ِ ‫ن‬: khabar kaana

‫ َحمِ ْيدَة‬: isim kana


ً ‫َت َح ِم ْيدَة َماه َِرة‬
ْ ‫كَان‬ ‫َح ِم ْيدَة َماه َِرة‬
ً ‫ َماه َِرة‬: khabar kaana

2.3 Karekteristik dari ‫كان و أخواتها‬

Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan,
yakni
1. Bisa berarti terus menerus (istimror)
َ ُ ‫َو كَانَ هللا‬
ً ُ ‫غف‬
Contoh : ‫ورا َرحِ ْي ًما‬
Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih
2. Bisa berarti menjadi
2
Contoh : ً ‫كَانَ َو ْج ُههُ ُمس َْو َّدة‬
Artinya wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram
3. Bisa berarti madhi (dulu)
‫ِي ُمجْ ت َ ِهدًا‬ َ َ‫كَان‬
ٌّ ‫عل‬
Artinya : Ali dahulunya adalah seorang mujtahid.

Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
1. Sebagai fungsi waktu
ْ َ ‫(أ‬ashbaha)=waktu subuh
- ‫صبَ َح‬
ْ َ ‫(أ‬adhha)=waktu dhuha
- ‫ض َحى‬
َ (dholla)=waktu siang
- ‫ض َّل‬
- ‫سى‬ َ ‫(أ َ ْم‬amsa)=waktu sore
- َ‫(بَات‬baata)=waktu malam
Contoh :
‫( بَاتَ الْ َولَ ُد نَائِ ًما‬baata alwaladu naaiman)=Anak itu tidur di malam hari
ُ ‫ ْال َولَد‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َ‫بَات‬
2. Sebagai fungsi untuk meniadakan
َ ‫(لَي‬laisa)=bukan/tidak
- ‫ْس‬
Contoh :
ً‫س ْهل‬
َ ‫ح‬ َ ‫ لَي‬artinya: Kesuksesan itu tidaklah mudah
ُ ‫ْس النَّ َجا‬
ُ ‫النَّ َجا‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫ْس‬
‫ح‬ َ ‫َلي‬
3. Sebagai fungsi perubahan
- ‫َار‬
َ ‫ = ص‬menjadi
Contoh :
‫ صَا َر ُم َح َّم ٌد شَابًّا‬artinya: Muhammad telah menjadi seorang pemuda
‫ ُم َح َّم ٌد‬marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫َار‬
َ ‫ص‬
4. Sebagai fungsi terus menerus
-‫ح‬
َ ‫( َمابَ ِر‬maabariha)=senantiasa
- َّ‫( َما ْن َفك‬manfakka)=senantiasa
-‫ئ‬َ ِ‫( َمافَت‬maafati`a)=senantiasa
َ ‫( َم‬maazaala)=senantiasa
- ‫ازا َل‬
Contoh :
‫ق ُم َك ِد ًِّرا‬ َ ‫ازا َل ا ْل‬
ُ ‫س ِار‬ َ ‫ َم‬artinya : Pencuri itu senantiasa membuat resah
‫ق‬ َ ‫ا ْل‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫ازا َل‬
ُ ‫س ِار‬ َ ‫َم‬

3
5. Sebagai fungsi jeda waktu
- ‫( َمادَا َم‬maadama)=selama
Contoh :
‫الَ ت َْخ ُر ْج َمادَا َم ا ْليَ ْو ُم ُم ْمطِ ًرا‬
Jangan keluar selama hari masih hujan
‫ ْال َي ْو ُم‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫ام‬
َ َ‫َماد‬

2.4 Hukum-Hukum Kaana wa Akhowatuha


1. Kaana dan saudaranya berupa fiil
Jika isim kaana muaannats maka fiil kaana diberi tanda ta’nits.
2. Jika isim Kaana dan saudaranya berupa Fail dan berupa tasniyah ataupun jama’
maka kaana dan saudaranya tetap berupa mufrod.
3. Jika kaana dan saudaranya berupa isim, maka failnya yang menjadi isimnya kaana
dan saudara-saudaranya di rubah menjadi I’rob jer mengikuti kaidah mudhof ilaih
sedangkan khobarnya tetap berupa irob nashob
4. Isim dan khobar kaana berkedudukan sama dengan mubtada’ khobar. Yaitu dengan
ketentuan ntuk jumlah dan jenisnya disamakan antara isim dan khobarnya kaana.
5. Khobar wajib mendahului isim jikalau isim terkandung dhomir yang merujuk
kepada khobar. Karena hakikat dhomir merujuk ke kalimat sebelumnya bukan ke
setelahnya.
6. Khobar dari lafadz daama boleh didahulukan tetapitidak mendahuli maa yang
terdapat di daama.
7. Khobar dari Maa zaala, maa infakka, maa fati’a dan maa bariha boleh didahulukan
dari fiilnya akan tetapi tidak boleh mendahului maa nafi. Tetapi jika naafi tidak
berupa maa maka khobar boleh mendahului maa sekaligus.
8. Khobar kana dan saudaranya boleh mendahului isim mauun fiilnya kecuali daama,
zaala, infakka, fati’a, dan bariha.
9. Jika kana didahului oleh in atau lau maka kana dan isimnya bisa dihiangkan.
10. Boleh membuang kana dan menetapkan isim beserta khobarnya, jika susunan
kalimat ini jatuh setelah an masdariyah. Tetapi kaana diganti dengan maa zaidah.
11. Jika kaana berupa fiil mudhari’ dan dalam keadaan jazm maka nun boleh dibuang .

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kaana dan saudaranya dalam bahasa Arab berfungsi untuk merubah status dari khabar
(predikat) dari marfu menjadi mansub. Mereka disebut sebagai 'amil nawasikh' atau 'faktor
perusak' karena merusak aturan asli dari khabar. Namun, perubahan ini hanya berlaku
untuk khabar, sementara mubtada atau subjek tidak berubah dan tetap marfu. Dalam
beberapa konteks, khabar (predikat) bisa mendahului kana dan saudaranya, kecuali dalam
tiga situasi: 1) ketika menggunakan "daama" dan ma mashdariyyah-nya, 2) ketika kana dan
saudaranya didahului oleh ma nafiyah, dan 3) ketika menggunakan "laisa". Jadi,
kesimpulannya, kana dan saudaranya dalam bahasa Arab memiliki fungsi penting dalam
sintaksis dan semantik, dan mempengaruhi bagaimana kalimat dibentuk dan dipahami.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch, Tarjamah Matan Alfiyah, Bandung: Alma’arif, 1972.


BELAJAR NAHWU - SHORROF : Hukum dan ketentuan Kana dan saudaranya
(kaidah nahwu) - YouTube
Contoh Kana Yang Khobar Mendahului Isim - Search (Bing.Com)
Sukamto Imanuddin, Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta:
Nurma Media Idea, 2007.
Zee: Makalah Bahasa Arab Kaana Wa Akhowatuha (Mujianggun.Blogspot.Com)

Anda mungkin juga menyukai