Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA ARAB

MENGENAL DAN MEMAHAMI MUNADA

Dosen pengampu :andika sakti m,pd.

Disusun oleh :kelompok 13

1. Nabila asima putri(2111010098)


2. Rahma widia sari (2111010119)
3. Salsa sabila anjani (2111010131)

Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah atas senantiasa saya haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak,
dan tak lupa saya bersyukur atas tersusunnya makalahkelompokkami yang berjudul :
“MUNADA” Shalawat serta salam marilah kita sanjung agungkan kepada junjungan kita Nabi
agung Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di hari kiamat kelak.
Terimakasih saya ucapkan kepada „ BAPAK ANDIKA SAKTI M, Pd “ Selaku Dosen
mata kuliah “ BAHASA ARAB “ yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, kedua orang tua yang sanantiasa memberikan dukungan serta doa yang
tiada hentinya, serta teman-teman yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat dalam
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata saya mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan saya dalam
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna. Atas
perhatianya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 24 desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2


DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

A. LatarBelakang ......................................................................................... 4

B. RumusanMasalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAAN……………………………………………………5

1. Pengertian munada …………………………………………………….....5


2. Macam- macam munada ………………………………………………...5
3. Ketentuan munada ……………………………………………………….6
4. Pembagian munada ………………………………………………………7
5, hukum munada,...........................................................................................8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….8

A. Kesimpulan………………………………………………………..... 8
B. Kritik dan saran………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Sebagai umat islam kita dituntu tuntuk bias mengkaji dan mempelajari al-qur‟an dan
sunnah sebagai dua sumber utama a jaran islam yang harus kita pegang teguh. Untuk dapat
menguasai al-qur‟an dan s unnah serta bahasa arab, baik dalam menulis, membaca dan
melafalkan maka harus menguasai kaidah-kaidah yang ada di dalamnya. Bahasa merupakan
susunan sedemikian rupa sehingga dapat di pahami oleh pembaca maupun pendengarnya.Untuk
itu perlu adanya ilmu nahwu.Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah dalam
bahasa arab.

B. Rumusanmasalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksuddengan munada ?
2. Apa saja macam-macam munada ( besertacontohnya ) ?
3. Apa saja ketentuan dari munada ?
4. Apa saja pembagian munada?
5. hukum munada?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian munada
2. Untuk mengetahui macam-macam pembagian munada.
3. Untuk mengetahui ketentuan munada
4. Untuk mengetahui pembagian munada.
5. Untuk mengetahui hokum munada
BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN MUNADA

Definisi Munada merupakan kalimah isim yang dinamakan sesudah atau jatuh setalah huruf
nida. Penggunaan Munada dengan mempergunakan huruf-huruf panggilan huruf nida supaya
yang dipanggil mengunjungi atau menoleh untuk yang memanggil. Dalam bahasa arab, nida‟
artinya ialah seruan.

Contoh Munada:

‫هللاِ َع ْب َد َا‬

2. MACAM MACAM MUNADA

1. Munada mufrad alam atau mufrad ma‟rifat ialah munada yang tidak berupa mudlaf atau
syibhul mudlaf, baik munada tersebut berupa tatsniyyah atau jama‟, laksana (َ‫)سَ َْ ُد َا‬, (َ‫) َس َْدَا ٌِ َا‬,
dan (َ‫)سَ َْ ُدوٌَ َا‬.

2. Munada nakirah maqshudah. Yaitu seluruh isim nakirah yang jatuh sesudah huruf nida‟ dan
dimaksudkan guna memu‟ayyankannya (untuk sesuatu yang tertentu), Contoh :(َ‫“ ) َر ُج ُم َا‬Wahai
anak muda.”

3. Munada nakirah ghairu maqsudah. seluruh isim nakirah yang jatuh sesudah huruf nida‟
yang dimaksudkan tidak guna sesuatu yang tertentu, laksana orang buta yang menyampaikan
(َ ‫“ )بَُِ ِدٌ ُخ ْذ َر ُجالً َا‬Wahai anak muda! Peganglah tanganku.”
4. Munada mudlaf. munada yang berupa rangkaian mudlaf-mudlaf ilaih, laksana (َ ‫) َس َْ ٍد ُغالَ َو َا‬.

5.Munada syibhul mudlaf. munada yang berupa lafal yang memerlukan pada lafal yang lainnya
guna kesempurnaan maknanya, laksana (َ ‫) َجبَالً طاِنِعا ً َا‬

3. KETENTUAN MUNADA

Apabila sebuah kata ada AL ( ُْْ ‫ )ال‬ada sejumlah ketentuan dalam pemanggilannya.
1. Kata yang di panggil I‟robnya marfu‟
2. Menambahkan lafazh sesudah huruf nida‟:
a. ‫ أََُّهَا‬Bagi isim mudzakkar
b. ‫ أَََّتُهَا‬Bagi isim muannats
Contoh: ‫انٍ أََُّهَا ََا‬ ْ ‫=ان ًَزْ أَةُ أَََّتُهَا ََا‬
َّ ٍُّ ِ‫=ان ًُ ْسهِ ًُىْ ٌَ أََُّهَا ََا= ب‬ ْ ‫اث أَََّتُهَا ََا‬ ْ Khusus guna lafazh jalalah Allah
ُ ًَ ِ‫ان ًُ ْسه‬3.
‫ هللا‬, melulu boleh memakai huruf nida‟ ‫ ََا‬. Contoh: ‫ َهللاُ ََا‬Biasanya guna memanggil lafzhul
jalalah Allah dipakai ‫اَنهّهُ َّى‬4. Terkadang munada melemparkan huruf Nida Contoh: ‫ك َربََُّا‬ َ ََِّ‫إ‬
‫ف‬ٌ ْ‫ َر ِح ُْ ٌى َرءُو‬Asalnya ialah ‫ هَ َذا ع ٍَْ أَ ْع ِزضْ َُىْ سُفُ َربََُّا ََا‬Asalnya ialah ‫َُىْ سُفُ ََا‬5. Jika munada mudhof
untuk ya‟ mutakallim maka ya‟ boleh dibuang. Contoh: ‫ تَ َعا َل َونَ ِد َربٍِّ ََا‬Asalnya ‫َونَ ِدٌ ََا‬
Baca Juga : MACAM-MACAM LAM

4. PEMBAGIAN MUNADA

Munada ‫ ان ًَُُادَي‬itu ada lima macam :

1. Munada mufrod alam (ُ‫)ان َعانَ ُى ان ًُ ْف َزد‬


Ialah Isim yang terletak setelah huruf nida adalah merupakan isim 'alam. Yang dimaksud
isim alam adalah setiap isim yang berupa nama seseorang, nama binatang, nama tempat, atau
nama yang lainnya yang khusus pada satuan tertentu. Tetapi, bukan berupa nama yang terdiri
dari dua kata (idlofat / syibhul mudlof), inilah yang munada ini adalah mabniy pada tanda
rofa'nya tanpa bertanwin (jika dlommah tanda rofa'nya).
Contoh :
‫ َ ا‬،‫ َ ا سَ د‬،‫ف اطًه َ ا سهزی‬
"Wahai Zaed, Wahai Maryam, Wahai Fatimah"
adalah isim yang terletak ‫ ف اطًت‬dan ،‫ سهزٌ سَ د‬Kata setelah huruf panggilan; yang berupa nama
seseorang ('alam) yang terdiri dari satu kata (mufrod), yang dimabniykan pada tanda rofa'nya
yaitu dlommah sebab merupakan munada mufrod ma'rifat/'alam.

*Contoh nama yang ditatsniyahkan:


‫ َ ا‬،ٌ‫ف اطً تاٌ َ ا سَ دا‬
"Wahai dua Zaed!, Wahai dua Fathimah!"

*Contoh nama yang jama' dan menjadi munada:


‫ َ ا‬،ٌ‫ف اطًاث َ ا سَ دو‬
"Wahai para Zaed!, Wahai para Fathimah!"

2 Munada nakiroh maksudah (ُ‫)ان ًَ ْقصُىْ َدةُ انَُ ِك َزة‬


Ialah munada yang berupa isim nakiroh (umum) tapi dimaksudkan untuk seseorang. Dengan
kata lain, isimnya berupa isim jenis (yang mencakup beberapa satuan) tapi dimaksudkan untuk
satuan tertentu (maqshudah). Seperti kita memanggil seseorang baik laki-laki atau perempuan
yg tidak tahu namanya, kita penggil dengan:
‫ َ ا‬،‫ايزأة َ ا رجم‬
"Wahai laki-laki, wahai perempuan (tertentu)" Kalau dalam bahasa Sunda, kita bias memanggil
dengan:
"Hey jang/hey nyi!"

Itulah munada nakiroh maqshudah. Nakiroh berarti tidak mencakup semuanya tapi menunjuk
berarti katanya berupa isim jenis, maqshudah seseorang hanya saja tidak diketahui namanya.

3. Munada nakiroh ghoer maksudah (ُ‫)ان ًَ ْقصُىْ َد ِة َغ ُْ ُز انَُ ِك َزة‬


Hampir sama dengan nakiroh maqshudah, hanya saja munada ini lebih umum, yakni
nakirohnya tidak ditujukan pada seseorang, pokonya siapa saja yang termasuk ke dalam isim
jenis dari kata yang disebutkan. Seperti orang buta yang meminta tolong untuk dipandu, Dia
mengatakan: "Wahai seseorang, pandulah aku!". Orang buta itu mengatakan demikian karena
dia memanggil siapa saja yang bersedia membantunya baik laki laki maupun perempuan. Jika
dirubah ke dalam bahasa Arab, menjadi :
َ‫ َا‬،‫ايزأة َ ا رج ال‬
"Wahai seseorang (laki-laki)!, (perempuan)!"
4. Munada mudlof ( ُ‫ضاف‬ َ ًُ ‫)ان‬
Ialah munada yang berupa nama tapi nama itu merupakan gabungan dari dua kata atau lebih.
Seperti nama: Abdulloh, Abdu Syams, Zainuddin dan Olain-lain. Dalam bahasa Arab, nama-
nama tersebut sebenarnya terdiri dari dua kata (idlofat). Contoh ketika nama-nama tersebut
dimasuki huruf nida
‫ ع بد َ ا‬، ‫ ع بد َ ا هللا‬،‫ سَ ٍ َ ا شًس‬،ٍ َ‫ع بد هللا َ ا ر سىل َ ا ان د‬
"Wahai Abdullah!, Wahai Abdu Syams!, Wahai Zainuddin!, Wahai Rasulullah!"
Jadi yang beri'rob nashab dari munada tersebut adalah ‫ ر سىل‬dan ‫سَ ٍ ع بد‬

5. Munada Al-musyabbih bil-mudlof (ُ‫اف ان ًُ َشبِّه‬


ِ ‫ض‬َ ًُ ‫)بِ ْان‬.
Ialah munada yang terdiri dari dua kata seperti idlofat, tetapi bukan idlofat. Jika ada yang
sudah mempelajari tentang pembagian idlofat, syibhul mudlof ini merupakan idlofat ghoer
mahdloh. Ialah idlofat yang mana mudlof bisa berfungsi pada mudlof ilaih-nya. Seperti kata:
ِ ‫ ياَ ِء‬atau Ini adalah idlofat ghoer mahdloh sebab .ٍ‫وجهٍ خ ش‬
ُ‫شارب‬
Kata ‫شارب‬ِ (mudlof) bisa berfungsi pada kata (mudlof ilaih) sebagai maf'ul bih.

5.Hukum Munada

Hukum dari munada adalah dibaca nashab, adakalanya secara lafdzi atau mahalli.

Dan amil yang menashabkannya adakalanya berupa fi‟il yang dibuang dengan penakdiran
(‫ )اَ ْدعُى‬yang sebagai penggantinya adalah huruf nida‟, dan adakalanya huruf nida‟ itu sendiri
karena mengandung makna (‫)اَ ْدعُى‬. Menurut pendapat yang pertama, maka munada itu menjadi
maf‟ul bih bagi fi‟il yang dibuang, dan menurut pendapat yang kedua, maka munada
dinashabkan oleh (َ ‫)َا‬.[4]

Munada dibaca nashab secara lafdzi (dengan arti munada sebagai isim mu‟rab yang dibaca
nashab seperti dibaca nashabnya isim yang mu‟rab), ketika munada berupa nakirah ghairu
maqshudah, mudlaf atau munada syibeh mudlaf, seperti (َ ‫)تََُبَّ ْه غَافِالً َا‬, (َ ‫ )هللاِ َع ْب َد َا‬dan (َ ‫) ُخهُقُهُ َح َسُا ً َا‬.

Dan munada dibaca nashab secara mahalli (dengan arti munada itu mabni tapi bermahall
nashab), ketika munada berupa mufrad ma‟rifat atau nakirah maqshudah, seperti (َ‫ ) ُسهَ ُْ ُز َا‬dan (َ ‫َا‬
‫) َر ُج ُم‬. Dan kemabnian munada itu sesuai dengan rafa‟nya, yaitu dengan dlammah tanpa
ditanwin atau alif atau waw, seperti (َ ‫) َعهِ ٍُّ َا‬, (َ ‫) ُيى َسً َا‬, (َ ‫)ر ُج ُم َا‬,
َ (َ ‫)فَتًَ َا‬, (َ ‫ ) َر ُجالَ ٌِ َا‬dan (َ ‫) ُيجْ تَ ِه ُدوٌَ َا‬.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Munada merupakan kalimah isim yang dinamakan sesudah atau jatuh setalah huruf nida.
Penggunaan Munada dengan mempergunakan huruf-huruf panggilan huruf nida supaya yang
dipanggil mengunjungi atau menoleh untuk yang memanggil. Dalam bahasa arab, nida‟ artinya
ialah seruan.

B. kritik dan Saran

Harapan saya kepada para pembaca, teman-teman, khususnya bagi dosen pembimbing agar
kiranya memperbaiki setiap kesalahan atau kesimpulan baik disengaja maupun tidak disengaja,
dalam uraian isi makalah ini khususnya, dan para mahasiswa umumnya. Semoga kritik dan saran
dari kalian dapat membantu untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djuha, Djawahir.

Tatabahasa Arab (Ilmu Nahwu)

. Bandung: Sinar Baru. 1989. Rahman, Salimudin A.

Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Al-Qur‟an

Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2004. Umam, Chatibul.

Pedoman Dasar Ilmu Nahwu

. Jakarta: Darul Ulum Press. 2000

Anda mungkin juga menyukai