(MUNADA)
Dosen Pembimbing :
AL MARHALAH AL ‘ULYA
BEKASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW. Semoga syafa'atnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul "MUNADA" bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
nahwu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan apabila ada salah dari
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hadist Munada
B. Macam - macam munada
C. Contoh munada dalam alquran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam memahami ilmu nahwu tidak pernah lepas dari namanya Munada yang dimana
Munada memiliki fungsi untuk menyerukan/memanggil seseorang (yang biasa dikenal
dengan istilah “huruf-huruf nida”).
Oleh karena itu, salah satu hal yang mendasari dilakukannya pembahasan ini adalah
untuk mengetahui lebih mengetahui Munada dan menjelaskan mengenai mcam-
macamnya Munada: munada yang berbentuk mufrad 'alam, munada yang bersifat
nakirah maqshudah, munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah, munada yang
berbentuk mudhaf, dan munada yang diserupakan dengan mudhaf.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui munada yang berbentuk mufrad 'alam.
2. Untuk mengetahui munada yang bersifat nakirah maqshudah.
3. Untuk mengetahui munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah.
4. Untuk mengetahui munada yang berbentuk mudhaf.
5. Untuk mengetahui munada yang diserupakan dengan mudhaf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits Munada
Munada adalah kata benda (isim) yang disebut sesudah huruf dari salah satu huruf-huruf
nida (seruan). Atau isim yang dipanggil dengan mempergunakan huruf-huruf panggilan
(huruf nida) agar yang dipanggil mendatangi atau menoleh kepada orang yang memanggil.
Munada adalah isim yang disebut sesudah “ya” atau salah satu akhwatnya, untuk meminta
kehadiran orang yang ddisebutkan”
Sedangkan dengan pengertian yang lebih singkat disebutkan:
ِ ُف ِم ْن َأحْ ر
ُف النِّدَا ِء ٍ اَ ْل ُمنَادَى اِ ْس ٌم يَقَ ُع بَ ْع َد حُ ر.
“Munada adalah isim yang terletak setelah huruf dari salah satu huruf nida.”
المنادى هو المطلوب اقبله بحرف نائب مناب أدعو لفظا أو تقديرا.
Contohnya: قَا َل يَا َمرْ يَ ُم اَنَّى لَكَ هَ َذا
Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan)ini?” (QS. 3:37)
Yang menjadi munada adalah kata َمرْ يَ ُمsedangkan huruf nida-nya (huruf seruannya adalah
يَا.
F. Ketentuan Munada
Apabila sebuah kata ada AL ( )ا ُْلada sejumlah ketentuan dalam pemanggilannya.
1. Kata yang di panggil I’robnya marfu’
2. Menambahkan lafazh sesudah huruf nida’:
a. َأيُّهَاBagi isim mudzakkar
b. َأيَّتُهَاBagi isim muannats
ُ يَا َأيُّهَا النَّبِ ُّي =يَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ = يَا َأيَّتُهَا ْال َمرْ َأةُ= يَا َأيَّتُهَا ْال ُم ْسلِ َم
Contoh: ات
3. Khusus guna lafazh jalalah Allah هللا, melulu boleh memakai huruf nida’ يَا. Contoh:
ُ يَا هللَاBiasanya guna memanggil lafzhul jalalah Allah dipakai اَللّهُ َّم
4. Terkadang munada melemparkan huruf Nida Contoh: ف َر ِح ْي ٌم ٌ ْ َربَّنَا ِإنَّكَ َرءُوAsalnya ialah
يَا َربَّنَا يُوْ ُسفُ َأ ْع ِرضْ ع َْن هَ َذاAsalnya ialah ُيَا يُوْ ُسف
5. Jika munada mudhof untuk ya’ mutakallim maka ya’ boleh dibuang. Contoh: يَا َربِّي َولَ ِد
َ تَ َعAsalnya يَا َولَ ِدي
ال
Contoh Munada dalam Alquran
A. Kesimpulan
Munada adalah isim yang dipanggil atau disapa yang disebut sesudah huruf dari salah satu
huruf-huruf nida (seruan) agar yang dipanggil mendatangi atau menoleh kepada orang yang
memanggil. munada terbagi menjadi lima.1. Munada mufrad alam atau mufrad ma’rifat ialah
munada yang tidak berupa mudlaf atau syibhul mudlaf, baik munada tersebut berupa
tatsniyyah atau jama’, laksana (ُ)يا َ زَ ْيد, (َان
ِ )يا َ َز ْيد, dan ( َ)يا َ َز ْي ُدون.
2. Munada nakirah maqshudah. Yaitu seluruh isim nakirah yang jatuh sesudah huruf nida’
dan dimaksudkan guna memu’ayyankannya (untuk sesuatu yang tertentu), Contoh :()يا َ َر ُج ُل
“Wahai anak muda.”
3. Munada nakirah ghairu maqsudah. seluruh isim nakirah yang jatuh sesudah huruf nida’
yang dimaksudkan tidak guna sesuatu yang tertentu, laksana orang buta yang
ْ ً
menyampaikan (“ )يا َ َر ُجال ُخذ بِيَ ِديWahai anak muda! Peganglah tanganku.”
4. Munada mudlaf. munada yang berupa rangkaian mudlaf-mudlaf ilaih, laksana ()يا َ ُغالَ َم َز ْي ٍد.
5. Munada syibhul mudlaf. munada yang berupa lafal yang memerlukan pada lafal yang
lainnya guna kesempurnaan maknanya.
B. Saran
Dengan segala kerendahan hati, jika ada kekurangan dalam makalah ini kami sebagai penulis
mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini
di masa mendatang. Jika ada kekurangan dan kesalahankami memohon maaf karena kami
sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan dan kami masih dalam tahap
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
A. Rahman, Salimudin. 2004. Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Al-Qur’an. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Al-Ghulayayni, Musthafa. 1439-2008. Jami’u Ad-Durus Al-Arabiyah. Beirut: Daar Al-
Bayan.
Djuha, Djawahir. 1989. Tata Bahasa Arab (Ilmu Nahwu). Bandung: Sinar Baru.
Nikmah, Fu’ad. Mulakhos Qawaid Al-Lughah Al-Arabiyah. Damaskus: Daar Al-Hikmah.
Umam, Chatibul. Pedoman Dasar Ilmu Nahwu. Jakarta: Daarul Ulum Press, 2000.
Sahrotul Fitria, http://kalidanastiti-space.blogspot.co.id/2013/11/munada.html?m=1