Disusun Oleh :
SARASWATI PUA
NIM. 20212022
DOSEN PENGAMPU :
MANADO.
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………..……………1
2. Rumusan Masalah……………………………………………….1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG
Kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an.
Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan
lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya,
yaitu Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum
Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an,
hukumnya fardhu ‘ain.
Kaidah-kaidah bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para
pembaca untuk lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih
membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.
Isim Nakirah
والنكرة كل اسم شائع في جنسه ال يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول األلف والالم عليه
نحوالرجل والغالم
Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu
perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam,
contoh : الرجل atau الغالم (asalnya رجل dan )غالم.
2 Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah
A. Pembagian Isim Ma’rifat
1. Isim ‘Alam
Kaidah: القاعدة
العلم اسم معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر
Dan isim ‘alam itu terbagi pula pada isim, kunyah dan laqab. Yang dimaksud
dengan kunyah yaitu setiap sebutan nama atau panggilan yang tersusun dari dua kata
dengan cara idhafat. Dan laqab yaitu setiap panggilan yang menunjukkan ketinggian
martabat atau merendahkannya.
B. Isim Dhamir
Isim dhamir yaitu isim kata ganti untuk pembicara atau orang pertama, dan
untuk orang yang diajak bicara atau orang kedua, seperti : انا = saya,
dan انت = engkau (lk), dan untuk orang ketiga هو = dia (lk) Dan dhamir itu terbagi
kepada dua bagian, yaitu:
1. Dhamir bariz
2. Dhamir mustatir
Yang dimaksud dengan dhamir bariz adalah dhamir yang ada bentuknya
(berupa lafadz) seperti ( ت ) pada فهمت . Dan dhamir mustatir adalah dhamir yang
tidak ada bentuknya (tidak tampak berupa lafadz), melainkan hanya dalam
pemahaman saja, seperti dhamir pada fi’il فهم dhamirnya هو . Dan dhamir bariz itu
terbagi pada munfashil danmuttashil. Dhamir munfashil yaitu dhamir yang tampak
karena berdiri sendiri dalam pengucapan, seperti انا = saya, dan نحن = kita.
Dan dhamir muttashil yaitu dhamir yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian
atau suku kata dari kata-kata sebelumnya seperti ( ت ) pada فهمت dan ( ا ) pada فهما .
C. Isim Mubham
Yang dikehendaki adalah isim isyaroh dan isim maushul, dikarenakan makna
keduanya yang samar (mubham), yang bisa tertentu dengan melalui isyaroh dan
shilah.
1. Isim Isyaroh
Yaitu isim yang dicetak untuk perkara yang diisyarohi yang tampak dengan jari
(telunjuk) dan sesamanya.
Contoh : هؤالء , هذه ,هذا
2. Isim Maushul
Yaitu isim yang menunjukkan sesuatu/seseorang yang tertentu dengan cara
menyebutkan suatu kalimat sesudahnya yang disebut selatul-maushul.[8] Dan lafadz-
lafadznya adalah :
الذى : yang digunakan untuk seorang laki atau sesuatu jenis mudzakkar
اللذين / اللذان : yang digunakan untuk dua orang/benda jenis mudzakkar
األولى /الذين : yang digunakan untuk jama’ manusia mudzakkar
التى : yang digunakan untuk seorang perempuan atau sejenis muannats
اللتين / اللتان : yang digunakan untuk dua orang/benda jenis muannats
الالئ / الالتى : yang digunakan untuk jama’ manusia muannats
D. Isim-isim yang dimasuki أل
Yaitu isim yang dimasuki أل dan memberikan pengertian ketentuan bagi isim
tersebut. Seperti : السيف = pedang itu
القلم = pena itu
BAB III
PENUTUP
Isim Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu
yang bersifat khusus, dan Isim Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan
pada suatu benda tertentu yang bersifat umum. Di samping itu, macam-macam Isim
Ma’rifat dan Isim Nakirah antara lain:
Isim Ma’rifat terbagi menjadi 7 macam, yaitu: Isim Alam, Isim Isyaroh, Isim
Maushul, Isim Dhamir, Isim-isim yang dimasuki Alif dan Lam, Isim yang di
idhofahkan pada isim ma’rifat dan Isim Ma’rifat dengan sebab Nida’. Dan Isim
Nakirah tidak ada pembagiannya atau macam-macamnya.
Akhirnya, penulis pribadi megucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dan kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam membuat makalah yang sederhana
ini. Dan penulis berharap kritikan serta saran dari ibu guru maupun dari pembaca itu
sendiri. Tentunya kritikan yang membangun dan membawa kepada kebaikan bagi
penulis.
DAFTAR PUSTAKA