Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AL JUMLATU WA ANWAUHA

Disususun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah


Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Ai Jamaliah M.Pd

Disusun Oleh:
Elpan Jusan Septiansyah
Imel
Acep Musfiq Abdus Salam

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI


UNIVERSITAS ISLAM KH.RUHIYAT CIPASUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi alloh swt berkat rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW. Adapun tujuan dari makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Arab.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil
dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah Bahasa Arab yang telah memberi ilmu dan pengarahan pada
makalah ini.
2. Bapak dan ibu yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Sahabat-sahabat yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga Alloh SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya sebagai


balasan atas amal baik dari semua pihak yang telah disebutkan di atas.

Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang kami miiki, kami mohon maaf
jika ada penulisan yang kurang berkenan di hati bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan
kritik sangat kami harapkan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Cipasung, 16 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Jumlah Ismiyah........................................................................................................3
B. Jumlah Fi`liyah........................................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umat Islam secara umum sangatlah penting untuk berkomunikasi dan
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Indonesia sangat kaya dan beragam bahasa
yang digunakan dalam berbicara meliputi: bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa
Inggris, Melayu, dan sebagainnya. Namun sebagai penganut agama Islam sangat
penting membaca, mengetahui dan memahami bahasa Arab baik subtansinya dari al-
Qur’an, hadis nabi maupun kitab agama lain.
Oleh karena itu, hadirnya bahasa Arab merupakan bahasa yang berbentuk
konsonan berbeda dengan bahasa Indonesia yang meliputi konsonan dan vokal.
Belajar bahasa Arab dapat memberikan kemaslahatan umat Islam dan memberikan
kemudahan dalam memahami ilmu tafsir dan ilmu lain. Sejak abad ke XV Hijriah
suatu abad yang diyakini dan diharapkan menjadi awal kebangkitan umat Islam dan
seiring dengan disuarakannya kebangkitan Islam itu, kebutuhan akan kemampuan
berbahasa Arab semaking dirasakan oleh kaum muslim, khususnya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Jumlah Ismiyah ?


2. Apa itu Jumlah Fi`liyah

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dan kaidah – kaidah Jumlah Ismiyah


2. Dapat mengetahui pengertian dan kaidah – kaidah Jumlah Ismiyah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jumlah Ismiyah
1. Pengertian Jumlah Ismiyah
Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata
benda). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan
terletak diawal jumlah. Sifat dari mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’ adalah subyek, sedangkan
khabar adalah predikat (keterangan).
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu
pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus
isim mufrod.
Contoh : ‫ = ُمَحَّم د َر ُسْو ٌل‬Muhammad adalah Rasul.
‫ = َزْيٌُد ُأْستَاٌُذ‬Zaid adalah seorang guru.
‫ = َزْيٌُد َبْيُتُه َك ِبْيٌُر‬Zaid rumahnya besar.
‫ = َالَقَلُم َجِد يٌد‬Pulpen itu baru
a. Mubtada’
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal
jumlah (kalimat). Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat
adalah isim (kata benda) yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas
kekhususannya. Adapun yang termasuk isim ma’rifat adalah sebagai berikut :
1) Isim yang diawali dengan alif lam.
Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim
ma’rifat.
Contoh : ‫ = َاْلِم ْص َباُح‬lampu itu
‫ = َاْلَم ْس ِج ُد‬masjid itu
2) Isim Dhomir (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah isim yang berfungsi untuk
menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun
sekelompok benda/orang.
2
Contoh : ‫ = ُهَو‬dia (laki-laki)
‫ = َأْنَت‬kamu (laki-laki)

‫ = َأَنا‬saya

3) Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)


Isim isyaroh adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu.
Dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Contoh : ‫ = َهَذ ا‬ini (muzakkar) ‫( = َهِذِه‬ini, untuk muannast)
‫ = َذ اِلَك‬itu (muzakkar) ‫( = ِتْلَك‬itu, untuk muannast)
4) Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)
Isim ‘alam adalah isim yang menunjukkan arti nama, baik nama
manusia ataupun selain manusia.
Contoh : ‫ = ُمَحَّم ٌد‬Muhammad
‫ = َم َّك َة‬Kota Makkah
‫ = الِّنْيُل‬Sungai Nil
5) Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim
ma’rifat.
contoh : ‫ = َقَلُم ُه‬pulpennya
‫ = ِكَتاُب ُمَحَّمٍد‬buku muhammad
Kata ‫ َقَلٌُم‬adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai
dengan dengan isim ma’rifat yaitu ‫ُمَحَّم ٍِد‬
6) Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai
perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia
biasa diartikan dengan “yang”.
Contoh : ‫( اَّلِذ ي‬yang,untuk mudzakar), ‫( اَّلِتي‬yang, untuk muannast).
b. Khabar
Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk
menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat
( sebagai anak kalimat).
Contoh : ‫ = اُأْلْسَتاُذ َم ِرْيٌض‬Ustadz itu sakit
‫ = اْلَو َلُد َنِش ْيٌط‬Anak itu rajin

3
2. Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat
panjang dan mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah :
a. Dibaca rofa’
Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun
Contoh: ‫ = الَبْيُت َصِغ ْيٌر‬rumah itu kecil
‫ = الُم ْس ِلُم ْو َن َمِهْيُرْو َن‬orang-orang muslim itu pintar
‫=الَطاِلَباِن َع ِالَم اِن‬dua murid itu pintar
b. Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.
c. Khobar berupa isim nakiroh.
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum.
Tanda isim nakiroh adalah adanya tanwin.
Contoh: ‫ = الِباَل َط َنِظ ْيٌف‬lantai itu bersih
d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar serta
mufrod, musanna dan jama’nya.
Contoh : ‫ = َفاِط َم ُة َجِم ْيَلٌة‬Fatimah cantik
‫ = َزْيٌد َجِم ْيٌل‬Zaid tampan
‫ = التلميذان ماهران‬dua murid itu pintar
B. Jumlah Fi’liyah
1. Pengertian Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan
fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat
yang terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi
pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
Fa’il (subjek) adalah isim yang terletak setelah fi’il dan berfungsi sebagai pelaku
kata kerja tersebut. Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus
muannas. Begitu juga apabila berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak
(banyak), maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah :
Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [ pelaku ] atau
Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]

4
Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah kalimat yang
berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih.
Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang menuntut
obyek dan ada yang tidak menuntut obyek.
Contoh : ‫ = َج َلَس َع ِلٌّي‬Ali telah duduk ‫ = َج اَء ْت ِإْمَر َأٌة‬seorang perempuan telah
datang
‫ = َق اَلْت َعاِئَش ُة‬Aisyah telah berkata ‫َّدْر َس‬œ ‫ =َيْكُتُب ال‬dia sedang menulis
pelajaran
‫ = َيْكُتُب الَّتَالِم ْيُذ الَّدْر َس‬murid-murid menulis pelajaran

2. Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam Jumlah Fi’liyah


Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan
maf’ul yang disebut sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak
membutuhkan yang disebut sebagai fi’il laazim karena maf’ul bukanlah syarat
mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri dari fi’il dan naibul fa’il, fi’ilnya
dinamakan sebagai fi’il majhul. Berikut adalah beberapa ketentuan mengenai fi’il
dan fa’il :
Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, contoh : ‫قام رجل‬
Fi’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya :
Tasniyah : ‫قا م رجال ن‬
Jama’ : ‫قا م رجا ل‬
· Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas hakiki.
Contoh ‫ذهبت فا طمة إلى السوق‬

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :


1. Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata
benda). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang
terdiri dari mubtada’ dan khabar.
2. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat
dari mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat
3. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna.
4. Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar.
Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya
juga harus isim mufrod.
5. Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat, adapun yang termasuk isim
ma’rifat adalah sebagai berikut : Isim yang diawali dengan alif lam, Isim
Dhomir (Kata Ganti), Isim Isyaroh (Kata Tunjuk), Isim ‘Alam ( Nama orang
atau benda), Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain, Isim
Maushul.
6. Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan
fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat
yang terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
7. Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il, berikut adalah beberapa ketentuan
mengenai fi’il dan fa’il : Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, Fi’il wajib
Ifrod meskipun fa’ilnya, Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas
hakiki.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://arabiasamawa.blogspot.co.id/2013/01/jumlah-filiyah.html
http://ilmislam.blogspot.co.id/2010/10/tata-bahasa-arab-1-jumlah-ismiyah.html
http://pgmickudus.blogspot.co.id/2013/12/makalah-jumlah-fi.html
http://firdanizha.blogspot.co.id/2015/05/jumlah-filiyah.html
http://sulufiyyah.blogspot.co.id/2009/11/mubtada-dan-khobar.html
http://huda-hudaazizahcaem.blogspot.co.id/2012/05/jumlah-ismiyah-dan-jumlah-
filiyah.html
http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2015/09/jumlah-dalam-bahasa-arab.html
http://annisa-mardhotilla.blogspot.co.id/2012/02/bahasa-arab-fiil.html

Anda mungkin juga menyukai