AL JUMLATU WA ANWAUHA
Disusun Oleh:
Elpan Jusan Septiansyah
Imel
Acep Musfiq Abdus Salam
Segala puji bagi alloh swt berkat rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW. Adapun tujuan dari makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Arab.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil
dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Bahasa Arab yang telah memberi ilmu dan pengarahan pada
makalah ini.
2. Bapak dan ibu yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Sahabat-sahabat yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang kami miiki, kami mohon maaf
jika ada penulisan yang kurang berkenan di hati bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan
kritik sangat kami harapkan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Jumlah Ismiyah........................................................................................................3
B. Jumlah Fi`liyah........................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam secara umum sangatlah penting untuk berkomunikasi dan
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Indonesia sangat kaya dan beragam bahasa
yang digunakan dalam berbicara meliputi: bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa
Inggris, Melayu, dan sebagainnya. Namun sebagai penganut agama Islam sangat
penting membaca, mengetahui dan memahami bahasa Arab baik subtansinya dari al-
Qur’an, hadis nabi maupun kitab agama lain.
Oleh karena itu, hadirnya bahasa Arab merupakan bahasa yang berbentuk
konsonan berbeda dengan bahasa Indonesia yang meliputi konsonan dan vokal.
Belajar bahasa Arab dapat memberikan kemaslahatan umat Islam dan memberikan
kemudahan dalam memahami ilmu tafsir dan ilmu lain. Sejak abad ke XV Hijriah
suatu abad yang diyakini dan diharapkan menjadi awal kebangkitan umat Islam dan
seiring dengan disuarakannya kebangkitan Islam itu, kebutuhan akan kemampuan
berbahasa Arab semaking dirasakan oleh kaum muslim, khususnya di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jumlah Ismiyah
1. Pengertian Jumlah Ismiyah
Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata
benda). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan
terletak diawal jumlah. Sifat dari mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat.
Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi
kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’ adalah subyek, sedangkan
khabar adalah predikat (keterangan).
Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila
mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu
pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus
isim mufrod.
Contoh : = ُمَحَّم د َر ُسْو ٌلMuhammad adalah Rasul.
= َزْيٌُد ُأْستَاٌُذZaid adalah seorang guru.
= َزْيٌُد َبْيُتُه َك ِبْيٌُرZaid rumahnya besar.
= َالَقَلُم َجِد يٌدPulpen itu baru
a. Mubtada’
Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal
jumlah (kalimat). Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat
adalah isim (kata benda) yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas
kekhususannya. Adapun yang termasuk isim ma’rifat adalah sebagai berikut :
1) Isim yang diawali dengan alif lam.
Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim
ma’rifat.
Contoh : = َاْلِم ْص َباُحlampu itu
= َاْلَم ْس ِج ُدmasjid itu
2) Isim Dhomir (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah isim yang berfungsi untuk
menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun
sekelompok benda/orang.
2
Contoh : = ُهَوdia (laki-laki)
= َأْنَتkamu (laki-laki)
= َأَناsaya
3
2. Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya sangat
panjang dan mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah :
a. Dibaca rofa’
Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun
Contoh: = الَبْيُت َصِغ ْيٌرrumah itu kecil
= الُم ْس ِلُم ْو َن َمِهْيُرْو َنorang-orang muslim itu pintar
=الَطاِلَباِن َع ِالَم اِنdua murid itu pintar
b. Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.
Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.
c. Khobar berupa isim nakiroh.
Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum.
Tanda isim nakiroh adalah adanya tanwin.
Contoh: = الِباَل َط َنِظ ْيٌفlantai itu bersih
d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar serta
mufrod, musanna dan jama’nya.
Contoh : = َفاِط َم ُة َجِم ْيَلٌةFatimah cantik
= َزْيٌد َجِم ْيٌلZaid tampan
= التلميذان ماهرانdua murid itu pintar
B. Jumlah Fi’liyah
1. Pengertian Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan
fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat
yang terdiri dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi
pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
Fa’il (subjek) adalah isim yang terletak setelah fi’il dan berfungsi sebagai pelaku
kata kerja tersebut. Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus
muannas. Begitu juga apabila berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak
(banyak), maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah :
Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [ pelaku ] atau
Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]
4
Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah kalimat yang
berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih.
Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah, karena ada fi’il yang menuntut
obyek dan ada yang tidak menuntut obyek.
Contoh : = َج َلَس َع ِلٌّيAli telah duduk = َج اَء ْت ِإْمَر َأٌةseorang perempuan telah
datang
= َق اَلْت َعاِئَش ُةAisyah telah berkata َّدْر َسœ =َيْكُتُب الdia sedang menulis
pelajaran
= َيْكُتُب الَّتَالِم ْيُذ الَّدْر َسmurid-murid menulis pelajaran
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
http://arabiasamawa.blogspot.co.id/2013/01/jumlah-filiyah.html
http://ilmislam.blogspot.co.id/2010/10/tata-bahasa-arab-1-jumlah-ismiyah.html
http://pgmickudus.blogspot.co.id/2013/12/makalah-jumlah-fi.html
http://firdanizha.blogspot.co.id/2015/05/jumlah-filiyah.html
http://sulufiyyah.blogspot.co.id/2009/11/mubtada-dan-khobar.html
http://huda-hudaazizahcaem.blogspot.co.id/2012/05/jumlah-ismiyah-dan-jumlah-
filiyah.html
http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2015/09/jumlah-dalam-bahasa-arab.html
http://annisa-mardhotilla.blogspot.co.id/2012/02/bahasa-arab-fiil.html