MAKALAH KELOMPOK
Disusun oleh :
Kelompok I (Satu)
Asri Mulyani
Silvani Sania Maulidia
Nadia Maulida
Sendi Muhammad
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai
rahmat bagi sekalian alam, berserta keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan tugas kami
mengenai Jumlah Mufidah dan Pembagian kalimah Semoga makalah ini memberi
banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami mohon, semoga usaha ini
merupakan usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai hari
kemudian.
Dan tak lain yang kami harapkan adalah syafaat, berkah darimu ya
Muhammad. Semoga kita selalu dalam lindungan Illahi Rabbil Izzati, dan mampu
meneladani kemuliaan akhlaqmu yang teruntai di dalam sunnah-nabawiyahmu.
Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
C. Pengertian Kalimah.....................................................................................
7
D. Bagian-Bagian
Kalimah..............................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Jumlah Mufidah
1
2. Mengetahui Pembagian Jumlah Mufidah
3. Mengetahui contoh-contoh Jumlah Mufidah
4. Mengetahui Pengertian Kalimah
5. Mengetahui Bagian-Bagian Kalimah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam bahasa Arab, kata “kalimat” dinamakan “jumlah”. Jumlah yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah jumlah mufidah, adalah susunan atau
gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti sempurna yang minimalnya
terdiri dari subjek dan predikat.
Jumlah mufidah biasa diartikan dengan “kalimat sempurna”.
3
Contoh:
~ إِ ْن َر َج َع َعلِ ٌّيIn raja'a 'Aliyyun = Jika Ali telah pulang, tersusun dari tiga kata ; = إِ ْن
jika; = َر َج َعtelah pulang; dan ' = َعلِ ٌّيAli. Susunan kata dalam = إِ ْن َر َج َع َعلِ ٌّيjika Ali
telah pulang, jadi yang mendengar masih menunggu jawaban, ...."Jika Ali telah
pulang....terus ngapain? Ini menunjukkan bahwasanya susunan tersebut tidak
sempurna atau tidak memberikan faedah yang sempurna, tidak dikatakan Jumlah
Mufidah.
Untuk menyempurnakan menjadi Jumlah Mufidah, misalnya kita tambahkan
kata ُ~فَأ َ ْك ِر ْمهfa-akrimhu = maka muliakanlah, kalimatnya menjadi:
َع إِ ْنa هُ َعلِ ٌّي َر َجa فَأ َ ْك ِر ْمIn raja'a 'Aliyyun fa-akrimhu = jika 'Ali telah pulang maka
muliakanlah ia. Susunan kata ini, bila diucapkan orang yang mendengar dapat
mengerti, susunan ini baru menjadi susunan yang sempurna dan memberikan
faedah yang sempurna yang dinamakan dengan Jumlah Mufidah".
4
Bila kita menemukan suatu kata dan kata tersebut di tanwin, baik itu
dhommahtain(baris depan), fathahtain(baris atas) atau kasrohtain(baris bawah),
maka kata tersebut adalah Isim.
Sehingga Jumlah atau Kalimat ~ ُم َح َّم ٌد نَبِ ٌّيMuhammadun nabiyyun
merupakan susunan Jumlah Ismiyah.
Bila Al-Jumlah(Kalimat) diawali dengan Isim maka Al-Jumlah tersebut
adalah Jumlah Ismiyah.
) .2 Jumlah Fi’liyyah(ُ ال ُج ْملَةُ الفِ ْعلِيَّة,
5
Untuk Fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk
mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri -ciri Isim dan menghafal macam-
macam Huruf. Apabila tidak termasuk Isim maupun Huruf berarti dia termasuk
Fi’il. ج َعGَ ~ َرraja'a tidak termasuk Isim maupun Huruf berarti dia termasuk Fi’il.
Cara Kedua:
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat
dengan waktu dinamakan dengan Fi'il.Kata ~ َر َج َعraja'a =pulang/kembali terikat
dengan waktu maka kata tersebut adalah Fi'il.Maka Jumlah atau Kalimat َر َج َع َعلِ ٌّي
~ Raja'a 'Aliyyun adalah merupakan susunan Jumlah Fi'liyah.
Bila Al-Jumlah Kalimat diawali dengan Fi'il maka Al-Jumlah tersebut
adalah Jumlah Fi'liyah.
6
B. Pengertian kalimah
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna
yang bersifat mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa
indonesiakan maka disebut kata.
Kalam. Adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut
harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:
a.Diucapan ( ٌ) َم ْلفُوْ ظ
b.Disusun ( ٌ) ُم َر َّكب,
c.Difahami dan ( ) ُمفِ ْي ٌد,
d.Berbahasa Arab ( َوضْ ُع ْال َع َربِيَّة
Untuk nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu
pengertian kalam sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab
dasar ilmu nahwu)dan kita akan mempelajari kitab itu disini sebagai
permulaan , disitu dituiskan :
َ ألكَاَل ُم هُ َو اللَّ ْفظُ ْال ُم َر َّكبُ ْال ُمفِي ُد بِ ْال
ـوضْ ِع
“ALKALAAMU HUWAL LAFDZUL MURAKKABUL MIFYDU BIL
WAD’I”
Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang
tersusun lagi memberi faedah dengan letaknya (dengan bahasa arab).
Contoh : > َجا َء َز ْي ٌد قَائِـ ٌم zaid datang dalam keadaan berdiri
Seperti dijelaskan kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang
tersusun dan dengan letaknya( dengan bahasa arab), itu hanyalah
pengertian umumnya sedangkan kita yang pemula tidak mengetaui apa arti
lafadz,memberi faedah dll, untuk itulah saya menambahkan beberapa
pengetian mengenai lafadz dan sebagainya
7
Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah contoh :
زَ يْد
ِ وت يَ ْشتَ ِم ُل َعلَى بَ ْع ِد ال ُحر
نحو َز ْي ٌد, ُوف ال ِه َجائِيَ ِة ٌ صَ ه َُو: ُأَللَّ ْفظ
“ALLAFDJU : HUWA SHOWTUN YASYTAMILU ALA’ BA’DIL
HURUUFIL HIJAAIYATI , NAHWU ZAIDUN”
Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara
yang tidak terkandung didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara
suara gendang, suara tepukan tangan Dan tidak termasuk lafadz juga yaitu
setiap yang bukan termasuk suara saperti sebuah isyarat atupun sebuah
tulisan.
Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab (tersusun) adalah
sesuatu yang tersusun dari dua kalimat atau lebih contoh :
َ َ َجل =duduk
=زَ ْي ٌدzaid(nama orang) س
8
Sekarang kita membahas tentang mufiyd(memberi faedah) adalah sesuatu
kalimat yang memberi faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa
diam dari orang yag berbicaa maupun pendengar, contoh ;
Maha benar Allah = ق هللا َ zaid telah memukul Amar = ب زَ ْي ٌد
َ ص َد َ ض َر
َ
َع ْمرًا
Maka jika dikatakan seperti cotoh di atas atau yang lain dan yang
mendengarkan diam dalam artian mengerti maka itulah yang dinamakan
Mufiyd.
ب ِم ْن َكلِي َمتَ ْي ِن فَأ َ ْكثَ َر نحو ِإ ْن قَا َم زَ ْي ٌد َ فَ َخ َر َج ِمنَ ْال ُم ْف ْي ِد ُكلُّ َما لَي
َ ْس ُمفِ ْيدًا َو ِإ ْن تَ َر َّك
“FAKHORAJA MINAL MUFIYDI KULLU MAA LAYSA MUFIYDAN
WA IN TARAKKABA MIN KALIYMATAYNI FA’AKTSARA
NAHWU IN QOMA ZAIDUN”
Artinya : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa
(perkataan) yang tidak memberi faedah sekalipun tersusun dari beberapa
kalimat seperti contoh :
Jika Zaid telah berdiri = إِ ْن قَا َم َز ْي ٌد
sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah
berdiri” ,,,? Apa maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi
faedah meskipun tersusun dari beberapa kata karna kalimat tersebut masih
membutuhkan sebuah jawab atau kalimat tambahan contoh :
Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ٌدaْا َم َزيaَفَـأْضْ ِربُهُ إِ ْن ق
Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.
“Kata musa diambil bukan dari kata bahasa arab melainkan dari bahasa
lain.
9
2. Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur
dan perkataan orang mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk
dalam bil wad’i karena semuanya berupa tidak disengaja.
Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam ( )كالمdan apa-apa
yang termasuk dalam kalam dan yang tidak termasuk kalam, dipostingan
berikutnya akan dijelaskan mengenai pembagian/pengkategorian kalam .
10
“tanwin yang terdapat pada isim-isim yang mu’rob,
seperti lafaz زيدdan رجل. dikecualikan yaitu tanwin yang
terdapat pada muanats salaim seperti yang terdapat pada
lapaz مسلما ت . dikecualikan pula tanwin yang terdapat pada
kalimat جوا ر dan غواش.
b) Tanwin tankir, yaitu:
وهوالحق لالسماء البنيةفرق بين معرفتها ونقرتها
“ tanwin yang berada dalam isim mabni untuk membedakan
antara nakiroh dan ma’rifatnya”
Seperti lafaz: صه artinya diam dari segala
perkataan(nakiroh). Jika lafaz صه Artinya: Diam dari
sesuatu hal tertentu (Ma’rifat) . سبو يهسبو يه
c) Tanwin Muqabalah, yaitu:
وهوا لحق لجمع ا لمؤ نث ا لسا لم
“ Tanwin yang berada pada Jama’ muanassalim “
Contoh : لما تهنaa مس دا ت. Tanwin ini berkedudukan sebagai
pembanding huruf Nun yang terdapat pada Jamak
mudakarsalim, seperti lafadz مسلمين.
d) Tanwin Iwadh, terbagi 3, yaitu :
1) Tanwin Iwadh ‘anilharpi.
وهو الحق لجواروالغواس
“Tanwin yang terdapat pada lafadz Jawarin dan
Ghowassin“
Contoh: جوار
2) Iwadh ‘anil Ismi, yaitu :
وهوالحق لكل عدعواضا عما تضا ف اليه
“ Tanwin yang berada pada lafadz kullun dan ‘iidin sambil
menjadi pengganti dari mudop ilaih.
Contoh:( كل قا ئمsetiap yang berdiri)
11
3) Iwad ‘anil jumlah, yaitu :
وهو الحق عد عوا ضاعن جملة تقو م بعدها
“tanwin yang ada pada lafaz ‘id yang menjadi penggantio
dari haraf sebelumnya”
Contoh : وانتم هينئد تنضرون
3) Alif lam ()ال, contoh: ( والغالم الرجلlaki-laki itu dan
pemuda itu).
4) Haraf jar, yaitu:
a) ( منdari), contoh : بيتaa( صرت من الsaya berjalan dari
rumah)
b) ( الىke), contoh:( الى المدر سةke sekolah)
c) ( عنmelewati), contoh: وسaaaهم عن الكaaa( رميت السsaya
melempar panah melewati busurnya)
d) ( علىdi atas), contoh: ( ركبت على الفرسsaya naik di atas
kuda)
e) ( فىdi dalam), contoh: (الماء فى الكوزair di dalam dendi)
f) ربada yang bermakna menyedikitkan, contoh: رب
ل بخيلaaa( رجsedikit laki-laki yang pelit). Dan ada yang
bermakna banyak, contoh: ريمaaل كaa(رب رجbanyak laki-laki
yang penyayang).
g) اءaaaa( بmempertemukan), contoh: ررت بزيدaaaa( مsaya
melewati zaed).
h) كاف (seperti), contoh:( زيد كا لبد رzaed seperti bulan).
i) ( المmemiliki), contoh: ( الما ل لزيدharta milik zaed).
12
a. Ta’rif fi’il, yaitu :
“kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai
oleh waktu melakukannya”.
13
2) ينaaaa سdan وفaaaa سhanya bisa pada fi’il mudari saja
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.
1) Isim adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri
tanpa tidak disertai oleh waktu.
2) Fi’il adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri
yang disertai oleh waktu melakukannya.
3) Haraf adalah , kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada
dirinya sendiri
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa yang sedang mepelajari keilmuan islam
seyogianya mempunyai pengetahuan yang luas tentang ilmu bahasa arab.
Sedangkan agama islam sendiri mempunyai suatu pedoman dalam
menjalani kehidupan, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Sarena seseorang tidak
akan dapat memahami pedoman atau Kitab dan Sunnah dengan benar
tanpa mempelajari bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan
bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama. Dan
Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, karena
bahasa arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada.
Maka dari itu, semoga para mahasiswa mempunyai semangat dan motivasi
yang tinggi untuk mempelajari bahasa Arab.
15
DAFTAR FUSTAKA