Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPUH

MEMBACA TEKS B.ARAB MUKLIS KASPUL ANWAR Lc,MM

(FI’IL MADHI, MUDHARI DAN AMAR, FI’IL MA’RUF DAN MAJHUL, ISIM
MASDAR, ISIM FA’IL, ISIM MAF’UL, ISIM ‘ALAT, ISIM MAKAN)

Di susun oleh.
NAMA NPM

ANNISA 20.12.0202

INSTITUT AGAMA ISLAM DERUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH TAHUN
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkatrahmat dan
hidayahnya yang telah memberikan kesempatan kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini, sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjungan kita semua Nabi agung Muhammad SAW beserta kepada para
keluarganya,sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya serta tak lupa kepada kita semua
selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapatkan syafa’at di Yaumil akhir nanti.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada yang terhormat muklis kaspul anwar,lc,mm yang
telah memberikan dukungan dan juga bimbingannya.Makalah ini kami buat dengan tujuan guna
memenuhi tugas matakuliah BahasaArab, sebagai pemahaman tambahan untuk memenuhi tugas
membaca teks bahasa arab Dengan harapan agar kitasemua dapat meningkatkan pengetahuan
kita khususnya untuk kami pribadi karena dengan itu
kita dapat belajar dengan lebih baik lagi Kami sadari bahwasannya makalah ini masih sangat
jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, Bahasa maupun
penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang dapat
membangun dari pembaca agar menjadi acuan bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya.

Martapura, 18 maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………
B. RUMUS MASALAH……………………………………………………….
C. TUJUAN……………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………

A. PENGARTIAN FI’IL MADHI, MUDHARI DAN AMAR ………………


B. PENGERTIAN FI’IL MA’RUF DAN MAJHUL……………………........
C. PENGERTIAN ISIM MASDAR, ISIM FA’IL, ISIM MAF’UL, ISIM ‘ALAT, ISIM
MAKAN ……………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………


A, KESIMPULAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….............
BAB I PANDAHULUAN

A. Latar belakang
Latar Belakang Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional yang digunakan di
banyak negara terutama negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahasa ini
termasuk ke dalam rumpun bahasa Semitik layaknya bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo
Arami. Sejak berabad-abad silam bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan di jazirah Arab
tempat lahirnya agama Islam. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa ini terus mengalami
penyebaran seiring dengan menyebarnya umat Islam di dunia. Saat ini, hampir setiap negara di
Timur-Tengah dan sebagian negara di bagian timur Afrika berbicara menggunakan bahasa Arab.
Sekitar 27 negara, khususnya negara muslim, menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resminya.
Bahkan bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resmi PBB sejak tahun 1973 [1]. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesadaran dan penghormatan terhadap sejarah dan budaya dari
bahasa Arab, serta merayakan keindahan dan kontribusi yang sangat besar terhadap warisan
kemanusiaan. Bahasa Arab merupakan bahasa yang cukup kompleks dan bagi sebagian orang
dianggap rumit. Karena itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menguasai bahasa
tersebut. Menurut sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan oleh Foreign Service Institute dari
Departemen Luar Negeri AS, dibutuhkan sekitar 1,69 tahun bagi penutur bahasa Inggris untuk
dapat membaca dan berbicara bahasa Arab [2]. Setidaknya terdapat dua ilmu dasar untuk
memahami makna kalimat dalam bahasa Arab, yakni sharaf dan nahwu. Ilmu sharaf berfokus
pada perubahan bentuk kata (tashrif). Sementara ilmu nahwu berfokus kepada cara merangkai
kata-kata menjadi sebuah kalimat yang sempurna. Kesempurnaan kalimat tersebut dapat dibaca
dari susunan kata dan keadaan akhir setiap kata dalam kalimat (i’rab).

B. Rumus masalah
1. Apa itu pengartian fiil madhi,mudhori,amr, ma’ruf dan majhul
2. Apa itu pengertian isim fa’il, isim maf’ul, isim alat, isim makan
3. Contoh kalimat fiil dan isim

C. Tujuan

1. Mengetahui pengartian fiil madhi,mudhori,amr, ma’ruf dan majhul


2. Mengatahui pemngertian isim fa’il, isim maf’ul, isim alat, isim makan
3. Mengetahui contoh fiil dan isim

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fi’il Madhi, Mudhori, Dan Fiil Amr


1. Pengertian Fi’il Madhi

Fi’il Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya dengan disertai
zaman Madhi (zaman yang sudah lampau). Contoh : ‫( َضَر َب‬sudah memukul).

Dari contoh di atas, lafadz ‫ َضَر َب‬adalah Fi’il Madhi atau pekerjaan yang sudah lampau. Jika ada
Fi’il (pekerjaan) pasti ada Fa’il (pelaku), maksudnya adalah jika ada pekerjaan pasti ada pelaku
yang mengerjakan. Contoh : ‫ َضَر َب َز ْي ٌد َع ْم ًر ا‬. (Zaid sudah memukul Amr). Dari contoh tersebut
lafadz ‫ َض َر َب‬kedudukannya adalah Fi’il Madhi (pekerjaan yang sudah lampau), lafadz ‫َز ْي ٌد‬
Kedudukannya sebagai Fa’il (pelaku), sedangkan ‫ َع ْم ًر ا‬kedudukannya sebagai Maf’ul (Sasaran
atau objek).

2. Pengertian Fi’il Mudhori

Fi’il Mudhori’ adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya, dengan disertai salah
satu dari dua zaman, yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan). Jadi, Fi’il ini berfungsi
untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan atau sedang dikerjakan. Kedua zaman tersebut juga tidak
memiliki perbedaan dalam segi tulisannya. Contoh : ‫( َيْنُصُر َزْيٌد َع ْم ًرا‬Zaid akan/sedang menolong Amr).

Dari contoh diatas, lafadz ‫ َيْنُصُر‬kedudukannya adalah sebagai Fi’il (Pekerjaan) yang boleh diartikan :
Sedang menolong maupun akan menolong. Sedangkan lafadz ‫ َزْيٌد‬kedudukannya adalah sebagai Fa’il
(Pelaku pekerjaan). Dan untuk lafadz ‫ َع ْم ًرا‬, kedudukannya adalah sebagai Maf’ul (Objek atau sasaran
pekerjaan).
3. Pengertian Fi’il Amar

Fi'il Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan disertai zaman
Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah perintah menggunakan zaman Hal
(Sedang dikerjakan) apalagi menggunakan zaman Madi (sudah lampau).

Apabila pelaku pekerjaan (Fa'il) perempuan, maka kita harus menambah ( ‫)ْي‬Ya' Muannats
di akhir lafadz Fi'il Amar.

Contoh Fi'il Amar laki-laki : ‫( ِاْض ِر ْب‬Jangan pukul!)

Contoh Fi'il Amar Perempuan : ‫( ِاْض ِر ِبْي‬Jangan pukul!)

B. Pengertian Fi’il Ma’ruf Dan Majhul

1. Fi’il Ma’ruf / Fi’il ma’lum

Fi’il ma’lum adalah fi’il yang disebutkan pelakunya (fa’il-nya) atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan kalimat aktif.

Contoh:
‫( َضَر َب َع ِلٌّي ْالِقَّط‬Ali telah memukul kucing)
‫( َتَع َّلَم َحَس ٌن الُّلَغ َة ْالَعَر ِبَّيَة‬Hasan telah belajar bahasa Arab)
‫( َيْسَتِم ُع الِّتْلِم ْيُذ ْالُمَح اَضَر َة الِّدْيِنَّيَة‬Siswa sedang mendengarkan ceramah agama)
‫( َيْكُتٌب َزْيٌد الِّر َس اَلَة‬Zaid sedang menulis surat)

2. Fi’il Majhul
Fi’il majhul adalah fi’il yang tidak disebutkan pelakunya (fa’il-nya), atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan kalimat pasif.
Contoh:
‫( ُض ِر َب ْالِقُّط‬Kucing telah dipukul)
‫( ُتُع ِّلَم الُّلَغ ُة ْالَعَر ِبَّيُة‬Bahasa Arab telah dipelajari)
‫( ُيْسَتَم ُع ْالُمَح اَضَر ُة الِّدْيِنَّيُة‬Ceramah agama sedang didengarkan)
‫( ُيْك َتُب الِّر َس اَلُة‬Surat sedang ditulis)
C. Pengertian Isim Masdar, Isim Fai’il , Isim Maf’ul, Isim ‘Alat, Isim Makan

1. Isim Masdar
Dalam bahasa arab, isim dituliskan dengan lafadz ‫ِاْس ٌم‬.
Lafadz ismun ( ‫ )ِاْس ٌم‬sendiri, dalam kamus Bahasa Arab, diartikan dengan nama, kata benda.
Jadi, menurut bahasa, isim artinya nama.

Nama apa saja, itu masuk ke dalam kalimat isim.


Isim masdar artinya nama benda yang masih berupa kata dasar.
Isim masdar adalah kata dasar atau akar kata dalam bahasa arab, darinya lahir berbagai bentuk
kata yang jumlahnya sangat banyak. Secara istilah isim masdar adalah isim makna yang
menunjukkan suatu kejadian yang kosong dari keterangan waktu atau tidak mengandung
keterangan waktu.

2. Isim Fa’il

Isim fa’il adalah subjek. Ia merupakan hasil dari perubahan (fi’il) kata kerja menjadi kata benda
penunjuk pelaku dari kata kerja tersebut. Sebagai contoh dalam bahasa indonesia, dari kata
dasar ‘cuci’ atau ‘mencuci’ menjadi ‘pencuci’. Dalam kaidah bahasa Indonesia, kamu tinggal
menambahkan imbuhan pe- atau pen-. Dalam bahasa Arab, ada pakem atau aturannya
tersendiri. Fa’il sendiri berasal dari kata kerja ‫ َيْفـَع ُل‬- ‫ َفــَعَل‬yang berarti melakukan sesuatu,
sedangkan pelakunya disebut dengan Fa’il ( ‫) فاعل‬. Hal inilah kemudian yang menjadi pedoman
untuk membentuk atau menentukan bentuk fa’il dari sebuah kata kerja atau fi’il. Sebelum
pembahasan lebih lanjut, silahkan cermati dan pahami bahwa fi’il adalah kata kerja sedangkan
fa’il adalah pelakunya.
Jadi definisi atau pengertian mudahnya Isim Fa’il adalah sebuah kata yang menunjukkan pelaku
perbuatan dari aspek terjadinya bukan dari aspek aslinya pada diri pelaku dan ia merupakan
salah satu dari isim musytaq (kata jadian). Agar lebih memudahkan kita dalam menentukan isim
fa’il sehingga kita memiliki pedoman pengertian yang mantap. Isim fa’il dibentuk dari tsulasy
mujarrad dan ghair tsulasy mujarrad.
Tsulasy mujarrad adalah setiap kata yang terdiri 3 (tiga) huruf asli dan terbebas dari huruf-huruf
zaidah (tambahan), sedangkan ghair berarti selain itu. Kata “ ‫ “ َقاِفٌل‬adalah isim fa’il dari “ ‫ “ َقَفَل‬,
begitu juga kata “ ‫ “ َقاِر ٌء‬adalah isim fa’il dari “ ‫“ َقَر َأ‬. Apabila ‘ain fi’ilnya telah melalui proses
i’lal maka diganti dengan hamzah. I’lal adalah mengubah huruf illat seperti Wau ( ‫)و‬, Alif (‫ )ا‬dan
Ya’(‫)ي‬, supaya ringan dan mudah dalam mengucapkannya.

Contoh:

Fi’il “ ‫ “ َقاَل – َيُقْو ُل‬asalnya adalah “ ‫ “ َقَو َل – َيْقُوُل‬, maka isim fa’ilnya adalah “ ‫ “ َقاِئٌل‬.
Fi’il “ ‫ “ َباَع – َيِبْيُع‬asalnya adalah “ ‫ “ َبَيَع – َيِبْيُع‬, maka isim fa’ilnya adalah “ ‫“ َباِئٌع‬.
Jika ‘ain tersebut tidak di i’lal maka isim fa’il tetap seperti adanya.

3. Isim Maf’ul
Definisi atau pengertian dari isim maf’ul secara sederhana adalah objek.
Jika pada pembahasan yang lain kita sudah membahas tentang fa’il (subyek), maka kali ini kita
bahas tentang objeknya. Atau sesuatu yang dikenai efek atau akbi dari subjeknya.
Menurut Fu’ad Ni’mah di dalam bukunya “Panduan lengkap belajar bahasa arab otodidak”
Pengertian isim maf’ul adalah isim musytaq yang dibuat dari fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya
untuk menerangkan objek dari terjadinya suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Muhammad
Husain di dalam bukunya “Qowa’idu As Shorfi” beliau mendefinisikan isim maf’ul sebagai
berikut,

‫ِاْس ُم اْلَم ْفُعْو ِل ُهَو ِاْس ٌم َم ُصْو ٌغ ِللَّداَل َلِة َع َلى َو َقَع َع َلْيِه الِفْعل‬.

Artinya isim maf’ul adalah isim yang dibentuk untuk menerangkan objek dari terjadinya suatu
pekerjaan.

4. Isim Alat

Pengertian isim Alat adalah kata benda yang biasanya diambil atau terbentuk dari Fi’il Tsulatsi Mujarrad
(kata kerja yang terdiri dari hanya 3 huruf saja) yang muta’adi (kata kerja yang membutuhkanobjek)
untuk menunjukan suatu alat yang pasti perbuatan tersebut membutuhkan alat, contoh seperti
‫' الِمْبَر ُد‬pendingin’
‫' الِم ْنَش اُر‬gergaji’
‫' الِم ْك َنَس ُة‬sapu’

5. Isim Makan

Isim Makan ialah Isim yang menunjukkan tempat dimana perbuatan itu dilakukan.
BAB III

KESIMPULAN

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata
ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian,
mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti
untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat
pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa Internasional). Di antara
keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin
mengungkapkan “dia sedang menulis”, maka cukup dengan menggunakan kalimat ‫ يكتب‬dan ini
sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika
yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat ‫ تكتب‬saja. Singkat dan
padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasalain.

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu
membuat yang diajak bicara diam karena mengerti. Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat),
Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian). Maksud dari berfaidah adalah bisa
dimengerti oleh yang diajak berbicara.

Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al
Kalim adalah istilah untuk sesuatu yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi’il, isim, harf) atau lebih,
baik berfaidah atau tidak. Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga
pendengar atau lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.

Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda,
tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.
2. Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.
3. Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan
kata lain.

Anda mungkin juga menyukai