Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FIIL DAN CARA PENGGUNAANNYA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab 1
Dosen Pengampu : Marrudin, M.H

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ainur Rizqi
2. Musarrofa

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK
2023/2024
MAKALAH
FIIL DAN CARA PENGGUNAANNYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab 1
Dosen Pengampu : Marrudin, M.H

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ainur Rizqi
2. Musarrofa

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “FIIL DAN CARA
PENGGUNAANNYA”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian FIIL atau yang lebih
khususnya membahas tentang cara penggunaan Fiil dan contohnya, Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang macam-
macam Fiil.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.

Gresik, 17 September 2023

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Pengertian Dari Kalimah Fi’il............................................................ 2
B. Ciri-Ciri Ciri-Ciri Kalimat Fi’il......................................................... 2
C. Pembagian Kalimat Fi’il Dan Contohnya.......................................... 5

BAB III PENUTUP...................................................................................... 12


A. Kesimpulan........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai Umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-
Qur’an dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaranIslam yang harus kita
pegang teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali
setelah mengetahiu kaidah-kaidah Bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu
Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al-Qur’an dan
Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan
Umat Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu Nahwu itu sulit,
Sehingga banyak juga kalangan Umat Islam yang merasa malas untuk
mempelajari kaidah Bahasa Arab yang disebut dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf.
Menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang akan
memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.
Dalam Behasa Arab terdapat kata kerja atau kata perintah, sementara itu di
dalam Ilmu nahwu kata kerja ini disebut dengan Fi’il. Menurut waktunya, fi’il
dibagi menjadi 3 yaitu Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amr. Makalah ini
akan mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kalimah Fi’il ?
2. Apa ciri-ciri Ciri-ciri Kalimat Fi’il?
3. Bagaimana Pembagian Kalimat Fi’il Dan Contohnya?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Kalimah Fi’il ?
2. Mengetahui ciri-ciri Ciri-ciri Kalimat Fi’il?
3. Mengetahui Pembagian Kalimat Fi’il Dan Contohnya?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimah Fi’il


Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa
yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang
akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia,
namun ada perbedaan sedikit.
Di dalam Bahasa Arab, Kalimah Fi’il biasa dituliskan dengan: ‫َك ِلَم ُة اْلِفْع ِل‬.
Secara bahasa, Pengertian kalimah fi’il secara bahasa adalah kata kerja.
Kalimah = kata.
Fi’lun = pekerjaan.
Jadi kalimatul fi’li adalah kata kerja.
Secara istilah, Di dalam kitab Jami’ud Durus Al Arabiyah, definisi kalimatul fi’li
adalah sebagai berikut:
‫الفعل ما دّل على معنًى في نفسه مقترن بزمان كجاء ويجيُء وجيَء‬
Fi’il adalah kalimat yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri berkaitan
dengan waktu (yang ada 3: lampau, sekarang, akan datang), seperti
‫جيَء‬, ‫يجيُء‬, ‫جاء‬.
Atau dengan bahasa lain, bisa juga didefinisikan, bahwa kalimat fi’il adalah
kalimat yang bisa menunjukkan arti dengan sendirinya dan terkait dengan 3
zaman yaitu zaman lampau, sekarang, dan akan datang.
Berbeda dengan isim, yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri, tapi tidak
terkait dengan waktu.

B. Ciri-ciri Kalimat Fi’il


Untuk mengetahui suatu kata termasuk kalimat fi’il atau tidak, bisa dengan cara:
 tahu artinya, misalkan ‫ كتب‬artinya menulis, dan menulis adalah kata
kerja, berarti ‫ كتب‬termasuk kalimah fi’il.
 tahu tanda-tanda kalimah fi’il.

2
Dengan mengetahui tanda-tanda kalimah fi’il, maka kita bisa tahu, bahwa kalimah
tersebut termasuk kalimatul fi’li.
Berikut ini tanda-tanda kalimah fi’il yang ada di kitab Jami’ud Durus Al
Arabiyah:

tanda-tanda kalimah fi’il


1. Didahului oleh huruf Qod (‫)َقْد‬
Ciri-ciri fi’il yang pertama yaitu didahului oleh ‫َقْد‬.
Contohnya yang sering kita dengar:
‫َقْد َقا َم ِت الَّص اَل ُة‬
“Sungguh Shalat Akan Segera Didirikan”
Kalimah ‫ َقا َم‬di situ termasuk kalimatul fi’li, diketahui dari tandanya, yaitu ada
lafadz ‫ َقْد‬di depannya.
Lafadz ‫ َقْد‬bisa masuk ke dalam fi’il madhi serta fi’il mudhari’:
 Jika masuk pada fi’il madhi, maka fungsinya adalah tahqiq atau
kepastian/sungguh (‫)تحقيق‬.
 Jika masuk pada fi’il mudhari’, maka fungsinya adalah taqlil (‫ )تقليل‬yang
bermakna terkadang. Namun, pada keadaan tertentu, bisa juga bermakna
tahqiq, jika ada kesesuaian arti kalam dengan tahqiq tersebut, seperti
firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Al Quran: ‫قد يعلم هللا ما انتم عليه‬, qad
di situ bermakna tahqiq.

2. Didahului oleh sin ( ‫)َس‬


Tanda-tanda fi’il yang kedua yaitu bisa didahului oleh sin:
Sin dan saufa (poin 3 di bawah) merupakan huruf istiqbal yang berarti akan.

3
Bedanya, sin menujukkan bahwa kejadiannya terjadi tidak lama lagi (jaraknya
dekat) sedangkan saufa untuk jarak waktu yang lama (biasa diartikan dengan
kelak).
Sin dan saufa hanya masuk ke fi’il mudhari’.
Contohnya ‫َس َتْذ َهُب‬.
‫ َتْذ َهُب‬di situ termasuk kalimah fi’il karena didahului oleh sin.

3. Didahului oleh Saufa ( ‫)َسْو َف‬


Saufa yang biasa diartika kelak, hanya masuk ke fi’il mudhari’.
Contohnya di dalam Al Quran Surat At-Takatsur ayat 3:
‫َك اَّل َسْو َف َتْع َلُم ْو َن‬
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
‫ َتْع َلُم ْو َن‬di sini termasuk kalimah fi’il karena didahului oleh ‫ َسْو َف‬.

4. Ciri kalimat fi’il bisa kejatuhan Ta’ Ta’nits Sakinah


Ta ta’nis sakinah adalah huruf ta sukun yang jatuh setelah kalimah fi’il yang
menunjukkan makna perempuan.
Ta ta’nis sakinah ini menjukkan bahwa pelaku pekerjaan adalah perempuan
tunggal atau jamak yang tidak berakal, atau isim-isim yang orang arab
mengklasifikasikannya sebagai muannats (seperti tangan).
Jamak yang tidak berakal dihukumi sebagai muannats.
Contohnya di Surat Al Lahab ayat 1:
‫َتَّبْت َيَدآ َاِبْي َلَهٍب َّو َتَّب‬
(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia)
‫ َتَّبْت‬adalah kalimah fi’il karena terdapat ta’ ta’nits sakinah di sana.
Atau di contoh yang telah disebutkan sebelumnya:
‫ َقْد َقا َم ِت الَّص اَل ُة‬yang aslinya adalah ‫َقْد َقا َم ْت الَّص اَل ُة‬, lalu karena ada dua huruf mati
berjejeran, maka ta’ ta’nis sakinahnya di kasih harakat kasrah.
Jika pekerjaan dilakukan oleh dua orang perempuan, maka ta’ ta’nis
sakinah dikasih harakat fathah dan ditambahkan alif setelahnya, contohnya:
‫َقاَم َتا‬.

4
5. Dhamir Fa’il
Dhamir Fa’il yaitu kata ganti yang berfungsi sebagai fa’il (subjek).
Contohnya:
 ‫( ُقْم ُت‬aku telah berdiri), tu di situ adalah dhamir fa’il.
 ‫( ُقْم َت‬kamu laki-laki telah berdiri).
 ‫( ُقْمِت‬kamu perempuan telah berdiri).

6. Nun Taukid
Nun taukid dibedakan menjadi dua:
Nun taukid khafifah
Nun Taukid Khofifah yang ringan yang dituliskan tanpa adanya tasydid.
Contohnya di dalam Al Quran surat Al Alaq:
‫َلَنْس َفَع ْن ِبالَّناِصَيِة‬
Sungguh akan Kami tarik ubun-ubunnya.
Nun taukid tsaqilah
Nun Taukid Tsaqilah yang dituliskan dengan menggunakan tasydid.
Contoh di dalam Al Quran:
‫َلُنْخ ِر َج َّنَك َيا ُش َع ْيُب‬
Sunggah kami akan mengeluarkanmu wahai Syu’aib.

C. Pembagian Kalimat Fi’il Dan Contohnya


Macam-macam Kalimat Fi’il dalam ilmu nahwu setidaknya bisa dibedakan
menjadi 6 jenis.
Berikut ini pembagian kalimat fi’il di dalam bahasa arab berikut penjelasan dan
contohnya lengkap.
1. Klasifikasi Fi’il berdasarkan waktunya

5
jenis-jenis kalimah fi’il berdasarkan waktunya, madhi mudhari’ amr
Kalimah fi’il berdasarkan waktunya dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri dan
berkaitan dengan masa lampau.
Biasa diartikan: telah.
Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan past tense.
Contoh: ‫ َتَع َّلَم‬،‫ اْج َتَهَد‬، ‫َج اَء‬
Tanda-tanda fi’il madhi:
 menerima ta’ ta’nis sakinah seperti: ‫كتبْت‬.
 menerima ta’ dhamir seperti:
1. ‫( َكَتْبَت‬kamu laki-laki telah menulis).
2. ‫( َكَتْبُتَم ا‬kamu berdua telah menulis).
3. ‫( َكَتْبُتْم‬kamu semua [lebih dari 2 orang] telah menulis]

6
4. ‫( َكَتْبِت‬kamu perempuan telah menulis)
5. ‫( َكَتْبُتَّن‬kamu [perempuan lebih dari dua] telah menulis)
6. ‫( َكَتْبُت‬aku telah menulis)
b. Fi’il Mudhari’
Fi’il mudhari’ adalah kalimat yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri dan
terkait dengan waktu sekarang dan akan datang.
Contohnya: ‫ َيَتَع َّلُم‬،‫ َيْج َتِهُد‬، ‫َيِج يُء‬.
Ciri-ciri dari fi’il mudhari’ yang paling kentara adalah, terdapat huruf
mudhara’ah (‫ ا ن ي ت‬yang disingkat ‫)َاَنْيُت‬.
Contoh:
 ‫ َاْكُتُب‬yang artinya aku sedang/akan menulis.
 ‫ َنْكُتُب‬yang artinya kita sedang/akan menulis.
 ‫ َيْكُتُب‬yang artinya dia laki-laki sedang/akan menulis.
 ‫ َتْكُتُب‬yang artinya kamu laki-laki sedang/akan menulis.
Tanda-tada fi’il mudhari’ selanjutnya:
 menerima sin, contohnya ‫َسَيُقْو ُل‬.
 menerima saufa, contohnya ‫َسْو َف َتْع َلُم ْو َن‬
 menerima lam, contohnya ‫َلْم َيِلْد وَلْم ُيْو َلْد‬
 menerima lan, contohnya ‫َلْن َيْنَفَع ُك ْم‬.
c. Fi’il Amr
Fi’il amr adalah kalimah yang menunjukkan makna meminta terjadinya perbuatan
kepada Fa’il Mukhattab (yang diajak bicara) tanpa menggunakan Lam Amr.
Fi’il amr diterjemahkan dengan kata perintah.
Contohnya:
‫ َتَع َّلْم‬، ‫ اْج َتِهْد‬،‫ِج يْء‬

2. Pembagian Kalimah Fi’il berdasarkan perubahan huruf akhirnya


Berdasarkan perubahan huruf akhirnya, fi’il dibedakan menjadi:
a. Fi’il mabni
Fi’il mabni yaitu fi’il yang harakat huruf akhirnya tidak berubah-ubah meskipun
ada ‘amil yang masuk kepadanya.

7
Fi’il mabni terbagi menjadi 3 jenis:
 Fi’il madhi:
1. mabni ‘alal fathi (harakat huruf akhirnya tetap fathah), contoh:
‫( َكَتَب‬dia laki-laki telah menulis).
2. mabni ‘ala al-dhammi, contohnya ‫( َكَتُبْو ا‬mereka telah menulis).
3. mabni ‘ala al-sukun, contohnya: ‫ َكَتْبِت‬، ‫ َك َتبُت‬، ‫َكَتْبَت‬.
 Fi’il Amr
1. mabni ‘ala al-sukun, contohnya ‫اْكُتْب‬.
2. mabni dengan membuang huruf ‘illat (‘ala hadzhi harfil ‘illat),
contohnya: ‫إْر ِم‬.
3. mabni ‘ala hadzfi al-nun (membuang nun), contoh: ‫ اْكُتبا‬.
4. mabni ‘ala al-fathi (tetap fathah), contoh: ‫اْكُتَبَّن‬.
 Fi’il Mudhari’:
1. mabni ‘alal fathi, contoh: ‫َيْض ِرَبَّن‬.
2. mabni ‘alas sukun, contoh: ‫َيْض ِرْبَن‬.
b. Fi’il mu’rab
Fi’il mu’rab adalah fi’il yang harakat huruf akhirnya bisa berubah-ubah
menyesuaikan dengan ‘amil yang masuk padanya.
Fi’il mudhari’ dihukumi mu’rab jika dia tidak bertemu dengan nun taukid atau
nun niswah. Jika bertemu keduanya, maka dihukumi mabni seperti contoh di atas.
Berikut ini penjelasan i’rab fi’il mudhari’ mu’rab:
 rafa‘: saat tidak ada amil nashab dan ‘amil jazem, contohnya: ‫َيْض ِر ُب‬.
Tanda rofa’nya dengan dhommah.
 nashab, jika ada ‘amil nasab yang masuk padanya (، ‫ اَل ُم َك ْي‬، ‫ َك ْي‬، ‫ ِاَذْن‬، ‫ َلْن‬، ‫َاْن‬
‫ َاْو‬، ‫ اْلَج َو اُب ِب الَو اِو‬، ‫ الَج َو اُب َباْلَف اِء‬،‫ َح َّتى‬،‫)اَل ُم اْلُجُح ْو د‬, contohnya: ‫َاْن َيْض ِر َب‬. tanda
nasabnya dengan fathah.
 jazem, jika ada ‘amil jazm yang masuk padanya (‫ َلَّم ا‬، ‫ َلْم‬dan saudaranya),
contoh: ‫َلْم َيْض ِر ْب‬.
Itulah pembagian jenis fi’il berdasarkan perubahan huruf akhirnya.

8
3. Jenis Kalimat Fi’il berdasarkan aktif pasifnya
Pembagian kalimah fi’il berdasarkan aktif atau pasifnya:
a. Fi’il ma’lum
Fi’il ma’lum diterjemahkan menjadi kata kerja aktif, yang jika diterjemahkan
berarti me-.
Contohnya: menulis ( ‫)َكَتَب‬.
b. Fi’il majhul
Fi’il majhul diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kerja pasif,
yang artinya di-.
Fi’il majhul dibentuk dari fi’il ma’lum, dengan memberikan harakat dhammah
pada huruf awalnya dan memberikan harakat kasrah pada hurus sebelum akhir.
Contohnya: ‫ ُك ِتَب‬yang berarti ditulis.
Huruf awalnya berharakat dhammah.
Huruf sebelum akhir yaitu huruf ta, berharakat kasrah.

4. Macam-macam Kalimat Fi’il berdasarkan butuh tidaknya objek


Pembagian kalimah fi’il berdasarkan butuh tidaknya terhadap maf’ul bih atau
objek, dibedakan menjadi
a. Fi’il Lazim
Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan objek atau maf’ul bih.
Contohnya: . ‫( َقاَم ُمَحَّم ٌد‬Muhammad berdiri).
Di situ kalimatnya sudah lengkap.
b. Fi’il Muta’addi
Pengertian fi’il muta’addi yaitu fi’il yang membutuhkan objek atau maf’ul bih.
Contohnya: ‫َكَتَب ُمَحَّم ٌد الِّر َس الَة‬. (Muhammad telah menulis surat).
‫( الِّر َس الَة‬surat) berkedudukan sebagai maf’ul bih (objek) sedangkan ‫ُمَحَّم ٌد‬
berkedudukan sebagai Fa’il (Subjek).
Fi’il muta’addi ini ada yang membutuhkan:
 satu objek.
 dua objek.
 tiga objek.

9
1. Pembagian Fi’il berdasarkan ada tidaknya huruf tambahan
Pembagian kalimah fi’il berdasarkan ada tidaknya huruf tambahan dibedakan
menjadi:
a. Fi’il Mujarrad
Fi’il mujarrad adalah fi’il yang belum mendapatkan tambahan, bentuknya masih
asli terdiri dari fa’ fi’il, ‘ain fi’il, dan lam fi’il.
Contohnya: ‫ َك ُر َم‬، ‫ َع ِلَم‬، ‫َغ َفَر‬.
Fi’il mujarrod bersifat sama’iy yang artinya harakat ‘ain fi’ilnya dan juga bentuk
mashdarnya harus melihat kamus karena itu berasal dari pengucapan orang arab.
b. Fi’il Mazid
Fi’il mazid adalah fi’il mujarrad yang telah mendapatkan huruf tambahan, bisa
satu huruf tambahan, dua, atau tiga.
Contohnya:
 ‫ ِاْسَتْغ َفَر‬dari kata asal ‫َغ َفَر‬.
 ‫ َتَع َّلَم‬dari kata asal ‫َع ِلَم‬.
 َ ‫ َاْك َر َم‬dari kata asal ‫َك ُر َم‬.
Penjelasan lebih detil lagi insya Allah akan kita bahas di lain kesempatan.

2. Pembagian kalimat Fi’il berdasarkan huruf pembentuknya


Macam kalimah fi’il dilhat dari jenis huruf yang membentuknya dibedakan
menjadi:
a. Fi’il shohih (tidak ada huruf ‘illat)
Fi’il shahih adalah fiil yang unsur fa’, ‘ain, dan lam fi’ilnya tidak berupa huruf
‘illat (wawu, alif, ya).
Fiil shahih terbagi menjadi fiil salim, mudha’af, dan mahmuz.
Contohnya:
 fiil salim: ‫َغ َفَر‬.
 fiil mudha’af: ‫َم َّد‬.
 fiil mahmuz: ‫َاَم َل‬.

10
b. Fi’il mu’tal (ada huruf ‘illat)
Fi’il mu’tal adalah fiil yang satu atau dua unsur fa, ‘ain, dan lam fiilnya berupa
huruf ‘illat.
Fi’il mu’tal dibagi menjadi 4 jenis:
 Fi’il mitsal, contoh: ‫َو َعَد‬.
 Fi’il ajwaf, contoh: ‫َباَع‬.
 Fi’il naqish, contoh: ‫َغَز ا‬.
 Fi’il lafif, contoh: ‫ َش َو ى‬،‫َو َقى‬.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mengetahui suatu kalimat apakah termasuk isim, fi’il, atau huruf, bisa
dengan cara mengetahui artinya atau dengan mengetahui tanda-tandanya.
6 Tanda Kalimat Fi’il di atas bisa menjadi alat bantu untuk menentukan suatu
kalimat masuk ke fi’il atau tidak.
Di dalam analisis teks arab, kita juga perlu tahu pembagian fi’il sebagaimana yang
telah disebutkan di atas.
Selain 6 jenis pembagian fi’il tersebut, tentu masih ada jenis fi’il lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pinhome.id/blog/pengertian-kalimat-fiil-ciri-ciri-pembagian-dan-
contohnya-lengkap/
https://www.academia.edu/37991226/FIIL_MUDARIQ_docx
http://annisa-mardhotilla.blogspot.com/2012/02/makalah-bahasa-arab-fiil.html
https://susiwariyanti.wordpress.com/2018/05/13/makalah-fiil-amr/

13

Anda mungkin juga menyukai