PENDEKATAN ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata IAD IBD ISD
Dosen Pengampu : Irvan Jalil, M.M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa, yang mana telah mencurahkan Nikmat dan Karunia-Nya kepada kita semua.
Tak lupa, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafa’at di yaumul
akhir. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas presentasi mata
kuliah IAD/IBD/ISD dengan membuat makalah yang berjudul “Pendekatan
Ilmiah”.
Ucapan terima kasih tak lupa kami tujukan kepada Bapak Irvan Jalil,
M.M.Pd, selaku dosen mata kuliah IAD/IBD/ISD dan seluruh pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini dapat dikatakan jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, kami perlu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang
akan datang.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BABI PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Kesimpula..........................................................................................12
DAFTARPUSTAKA....................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud metode ilmiah dan implementasinya?
2. Apa yang dimaksud penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah?
3. Apa yang dimaksud keterbatasan metode ilmiah?
4. Apa yang dimaksud sikap illmiah?
5. Bagaimana kontribusi ilmuwan muslim dalam sains dan teknologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui metode ilmiah dan implementasinya
1
2. Untuk mengetahui penemuan kebenaran dengan cara non Ilmiah
3. Untuk mengetahui keterbatasan metode Ilmiah
4. Untuk mengetahui sikap illmiah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Ilmiah
Umum bagi banyak peneliti, ilmuwan, bahkan manusia biasa jika merasa
ingintahu atau penasaran terhadap sesuatu hal di dunia ini. Rasa
penasaran ini akanberlanjut pada upaya bertanya bagaimana sesuatu itu
bisa terjadi. Secara bahasametode berasal dari dua kata yaitu “meta”
dan “hodos”. Meta berarti melaluisedangkan hodos berarti jalan atau cara.
Dengan demikian maka metode dapat berarticara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.
Para ahli juga pernah menyumbangkan pemikirannya mengenai
pengertianatau definisi dari metode ilmiah.1 Berikut ini telah kami
rangkum beberapa diantaranya:
Menurut Almack (1939)
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadappenemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
3
Menurut J. Sudarminta (2002)
Metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang
perludiambil guna memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi
indrawi danmelibatkan uji coba hipotesis serta teori secara terkendali.
4
B. Penemuan Kebenaran dengan Cara Non Ilmiah
Ada beberapa cara dalam menemukan kebenaran melalui pendekatan
non ilmiah,yaitu melalui:
1. Penemuan kebenaran secara kebetulan .
Penemuan ini tarafnya sedikit lebih tinggi dari pada penemuan trial and
error. Dalam penemuan dengan spekulasi, seseorang dibimbing oleh suatu
pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang dipikirkan secara
matang, tetapi dikerjakan dalam suasana penuh dengan risiko.
Penemuan dengan metode spekulasi ini memerlukan pandangan yang tajam
walaupun penuh spekulatif. Cara menemukan kebenaran dengan cara
spekulasi juga tidak dianggap penemuan kebenaran secara ilmiah.
6
Adakalanya kebenaran karena kebiwabaan seseorang pemimpin
dapatmenghasilkan suatu kebenaran yang diterima oleh masyarakat. Kebenaran
karenawibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.
Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran
ilmu pengetahuan bersifat tentatif. Artinya, suatu pendapat yang disimpulkan
dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama belum
adapendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, jika
telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran
terdahulu maka pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga
tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Semua perangkat ilmu pengetahuan
memiliki kemampuan terbatas.
7
2. Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah
yang akan di pecahkan.
3. Tidak bisa menjangkau objek yang bersifat ghaib, di karenakan tidak
adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
4. Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah.
5. Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di
suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain. Membutuhkan
waktu yang lama, karena penelitian di lakukan secara berulang.
6. Membutuhkan biaya yang mahal, karena setiap penelitian memerlukan
alat bantu berupa peralatan yang menggunakan teknologi canggih.
7. Dapat terhapus atau tidak dipakai bila terbukti di temukan kesalahan dan
bila muncul teori lain yang di anggap lebih berguna.
D. Sikap Ilmiah
1. Jujur
Kejujuran adalah kebenaran dan kebenaran hanya dapat dikatakan oleh orang
yang telah menghayatinya, bukan oleh orang yang hidup dalam
kebohongan.
9
2. Terbuka
Peneliti dituntut harus memiliki sikap terbuka terhadap pendapat orang lain,
menghargai dan memiliki pengetahuan yang luas.
3. Toleran
4. Skeptif
5. Optimis
Optimis adalah rasa percaya diri dalam mengerjakan sesuatu bahwa apa yang
dikerjakannya akan membawa pengetahuan baru bagi umat manusia.
6. Pemberani
Seorang ilmuwan harus memiliki sifat berani mencari kebenaran dan berani
membela kebenaran sesuai dengan keinginan manusia guna memperoleh
pengetahuan yang benar.
10
yang sangat pesat terhadap peradaban dunia. Hingga sampai kini
penemuan dan karangan-karangannya masih dijadikan patokan dalam
pengembangan terhadap ilmu-ilmu selanjutnya.
Para ilmuwan muslim memiliki beberapa karangan tentang analisis suatu hal,
pemecahan masalah masalah, dan pengkajian ilmu teoritis dan terapan. Diantara
hal yang tidak diperdebatkan lagi, dalam bidang ilmu matematika misalnya
aljabar yang mendapat kontribusi dari bangsa-bangsa kuno di Mesir, Babilonia,
India dan Yunani. Karena itu, prakarsa mereka merupakan prakarsa besar
yang membuat takjub para ilmuwan modern. Orang pertama yang menulis buku
tentang teratur dalam bidang ilmu aljabar, yang mengakui kaidah-kaidah dan
dasar-dasar ilmiah dari ilmu hitung adalah Al-Khawarizmi yang menulis buku
berjudul Al Jabr wal Muqobalah yang sampai sekarang tetap menjadi sumber
terpenting dalam bidang ini`
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode ilmiah adalah langkah langkah sistematis yang perlu diambil
untuk memperolehpengetahuan yang berdasarkan pada persepsi indrawi dan
melibatkan uji coba hipotesis danteori-teori. Melalui metode tersebut, penulis
akan mendapat beberapa data yang akan menjadikerangka sebuah karya
ilmiah. Keselarasan antara pengetahuan dan fakta itu sangatdiperlukan.
Maka dari itu, sebelum melakukan tindakan lebih lanjut antara pengetahuan
danfakta harus di uji kebenarannya. Untuk memperoleh sesuatu kebenaran bisa
dilakukan dengancara ilmiah maupun non-ilmiah. Misalnya penemuan kebenaran
didapat secara kebetulan, penemuan dengan cara akal sehat dan penemuan
kebenaran perantara wahyu. Hal inidikarenakan adanya keterbatasan
penalaran manusia yang tidak sanggup menembus pengetahuan diluar akal
logis. Meskipun terdapat banyak kelemahan dari metode ilmiah,
kebenarannya masih bisa dipertanggung jawabkan dan bersifat jelas.
Karena sebelum seseorang saintis melakukan suatu riset, dalam dirinya perlu
tertanam beberapa sikap ilmiah yaitu jujur, terbuka, objektif,bertanggung jawab,
disiplin, dan optimis untuk menghasilkan suatu pengetahuan ilmiah yang bisa
dipercaya dengan bukti-bukti yang nyata.
12
DAFTAR PUSTAKA
13