Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDEKATAN ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata IAD IBD ISD
Dosen Pengampu : Irvan Jalil, M.M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 12 :


1. Tsalsabila Billa Agustina
2. Walidatul Ezziyah
3. Ummi Faizah

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK
2023/2024
MAKALAH
PENDEKATAN ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata IAD IBD ISD
Dosen Pengampu : Irvan Jalil, M.M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 12 :


4. Tsalsabila Billa Agustina
5. Walidatul Ezziyah
6. Ummi Faizah

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN SANTRI GRESIK
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa, yang mana telah mencurahkan Nikmat dan Karunia-Nya kepada kita semua.
Tak lupa, sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafa’at di yaumul
akhir. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas presentasi mata
kuliah IAD/IBD/ISD dengan membuat makalah yang berjudul “Pendekatan
Ilmiah”.

Ucapan terima kasih tak lupa kami tujukan kepada Bapak Irvan Jalil,
M.M.Pd, selaku dosen mata kuliah IAD/IBD/ISD dan seluruh pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini dapat dikatakan jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan serta kesalahan. Untuk itu, kami perlu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah yang
akan datang.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Gresik, 07 September 2023

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BABI PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2

A. Metode Ilmiah dan Implementasinya.................................................3


B. Penemuan Kebenaran dengan Cara Non Ilmiah................................5
C. Keterbatasan Metode Ilmiah..............................................................7
D. Sikap Ilmiah.......................................................................................9
E. Kontribusi ilmuwan muslim..............................................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................12

A. Kesimpula..........................................................................................12

DAFTARPUSTAKA....................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Kealamiahan Dasar (IAD) sangat bersangkutan dengan kehidupan


manusia itu sendiri karena kita sebagai manusia tidak akan bisa lepas
dari alam. Alam pikir manusia juga membantu dalam pembentukan Ilmu
kealamiahan dasar yang sudah tercipta sebelum manusia hidup. Rasa
keingintahuan manusia yang besar membutuhkan sebuah jawaban untuk
memenuhinya. Salah satu cara untuk memuaskan rasa ingin tahu tersebut
adalah dengan melakukan pendekatan ilmiah, sehingga pengetahuan dan
jawaban yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Secara sederhana,
pendekatan ilmiah yaitu pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan
yang fungsional terhadap masalah tertentu.

Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara


atau langkah-langkah dengan tata urutan tertentu pula sehingga tercapai
pengetahuan yang benar dan logis. Didalam melakukan pendekatan ilmiah perlu
mengetahui metode ilmiah, dan metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud metode ilmiah dan implementasinya?
2. Apa yang dimaksud penemuan kebenaran dengan cara non ilmiah?
3. Apa yang dimaksud keterbatasan metode ilmiah?
4. Apa yang dimaksud sikap illmiah?
5. Bagaimana kontribusi ilmuwan muslim dalam sains dan teknologi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui metode ilmiah dan implementasinya
1
2. Untuk mengetahui penemuan kebenaran dengan cara non Ilmiah
3. Untuk mengetahui keterbatasan metode Ilmiah
4. Untuk mengetahui sikap illmiah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah
Umum bagi banyak peneliti, ilmuwan, bahkan manusia biasa jika merasa
ingintahu atau penasaran terhadap sesuatu hal di dunia ini. Rasa
penasaran ini akanberlanjut pada upaya bertanya bagaimana sesuatu itu
bisa terjadi. Secara bahasametode berasal dari dua kata yaitu “meta”
dan “hodos”. Meta berarti melaluisedangkan hodos berarti jalan atau cara.
Dengan demikian maka metode dapat berarticara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.
Para ahli juga pernah menyumbangkan pemikirannya mengenai
pengertianatau definisi dari metode ilmiah.1 Berikut ini telah kami
rangkum beberapa diantaranya:
Menurut Almack (1939)
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadappenemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Menurut Sidi Gazalba (1970)


Metode ilmiah adalah cara pikir manusia untuk memperoleh
pengetahuanyang pasti dan benar tentang alam dan dirinya sendiri, yang berada
dalam medanempirisnya.

Menurut Moekijat (1990)


Metode ilmiah adalah alat yang paling utama untuk memperoleh
pengetahuanbaru dalam suatu bidang pengetahuan tertentu. Metode ilmiah adalah
penyelidikansecara teliti, perumusan hipotesis-hipotesis, ramalan, dan pengujian.

3
Menurut J. Sudarminta (2002)
Metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang
perludiambil guna memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi
indrawi danmelibatkan uji coba hipotesis serta teori secara terkendali.

Untuk mencapai kebenaran, yakni keselarasan atas pengetahuan dan


faktanyadibutuhkan suatu metode atau cara yang tepat, ini yang dinamakan
metode ilmiah.jadi yang dimaksud metode ilmiah yaitu suatu cara yang digunakan
untuk mendapatkan informasi informasi atau fakta-fakta tentang berbagai
fenomenaalam dan kehidupan.
Langkah atau tahapan dalam melakukan metode Ilmiah yaitu :
1. Penentuan masalah dan perumusan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan
berbagaimasalah ataupun persoalan yang belum kita ketahui sebelumnya. Dan
masalahtersebut perlu dirumuskan sehingga dapat dianalisi secara logis
kemudiandapat dipecahkan.
2. Hipotesis
Yang dimaksud hipotesis disini berarti semacam kerangka pemikiranatau
dugaan sementara yang menjelaskan hubungannya dengan masalah yangakan
dibahas. Kerangka pemikiran atau dugaan sementara ini nantinya akandibahas dan
diteliti dengan pengetahuan yang telah diketahui kebenarannya.
3. Pengujian hipotesis
Di pengujian hipotesis ini merupakan langkah untuk mengumpulkahfakta
dan bukti kebenaran dengan cara deduktif hipotesis. Jika fakta
yangditemukan sesuai dengan hipotesis, artinya hipotesis yang diajukan
benaradanya karena didukung oleh fakta.
Jika pengujian hipotesis terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut
dapatdianggap sebagai teori ilmiah dan merupakan pengetahuan baru.
Pengetahuan baru ini dapat berupa teori baru, kaidah baru, atau hanyasekedar
lanjutan dan pengembangan dari penemuan yang sudah ada.

4
B. Penemuan Kebenaran dengan Cara Non Ilmiah
Ada beberapa cara dalam menemukan kebenaran melalui pendekatan
non ilmiah,yaitu melalui:
1. Penemuan kebenaran secara kebetulan .

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Allah


SWT. Walaupun penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang
ditemukan secara ilmiah, etapi banyak penemuan tersebut telah
menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan. Tetapi tidak semua penemuan
secara kebetulan merupakan kebenaran asasi. Adakalanya penemuan dengan cara
ini dapat membuat seseorang menjadi tertipu karena hubungan yang
seakan akan ada artinya pada hal hubungan tersebut berdiri sendiri.

2. Penemuan dengan cara akal sehat (common sense).

Common sense merupakan serangkaian konsep yang memuaskan


untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan
dapat pula menyesatkan. Karena kebenaran yang diperoleh dengan commonsense
sangat dipengaruhi oleh kepentingan yang menggunakannya, makasering
orang mempersempit pengamatan kepada hal hal yang bersifat negative saja.
Karena itu common sense dapat menjurus kepada prasangka.

3. Penemuan kebenaran secara wahyu.

Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran


mutlak, jika wahyu datangnya dari Allah SWT melalui Rasul dan
Nabi.Kebenaran yang diterima sebagai wahyu bukanlah disebabkan oleh hasil
usaha penelaran manusia secara aktif. Wahyu diturunkan Allah AWT kepada
Rasuldan Nabi,tetapi kebenaran yang dibawakan melalui wahyu
merupakan kebenaran yang asasi

4. Penemuan kebenaran sacara intuitif.


Kebenaran ini diperoleh secara cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa
menggunakan penalaran dan proses berpikir. Ataupun melalui suatu
renungan. Kebenaran yang diperoleh secara intuisi sulit dipercaya,
5
karena kebenaran ini tidak menggunakan langkah yang sistematis untuk
memperolehnya.
5. Penemuan kebenaran melalui trial dan error.
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan untuk memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua
ini gagal, maka dicoba kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan
ketiga gagal di coba kemungkinan keempat dan seterusnya sampai masalah
tersebut bisa dipecahkan. Itu sebabnya cara ini disebut metode trial (coba) and
error (gagal atau salah) atau lebih mudah di sebut dengan metode
coba-coba. Walaupun itu, metode ini telah digunakan dalam waktu yang
cukup lamauntuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan metode ini sampai
sekarangmasih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum
atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan
masalah.Disamping itu pengalaman yang diperoleh dari metode ini banyak
membantu perkembangan berpikir dan kebudayaan manusia ke arah yang lebih
sempurna.
6. Penemuan kebenaran melalui spekulasi.

Penemuan ini tarafnya sedikit lebih tinggi dari pada penemuan trial and
error. Dalam penemuan dengan spekulasi, seseorang dibimbing oleh suatu
pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang dipikirkan secara
matang, tetapi dikerjakan dalam suasana penuh dengan risiko.
Penemuan dengan metode spekulasi ini memerlukan pandangan yang tajam
walaupun penuh spekulatif. Cara menemukan kebenaran dengan cara
spekulasi juga tidak dianggap penemuan kebenaran secara ilmiah.

7. Penemuan kebenaran karena wibawa.

Kebenaran biasanya diterima karena dipengaruhi oleh kewibawaan seseorang.


Pendapat dari seseorang ilmuwan yang berbobot tinggi ataupun yang mempunyai
otoritas dalam suatu bidang ilmu dan mempunyai banyak pengalaman
sering diterima karena wibawanya saja. Contoh pemuka agama, kepala adat, dsb.

6
Adakalanya kebenaran karena kebiwabaan seseorang pemimpin
dapatmenghasilkan suatu kebenaran yang diterima oleh masyarakat. Kebenaran
karenawibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.

C. Keterbatasan Metode Ilmiah

Keterbatasan Metode Ilmiah adalah ketidak mampuan penalaran yang


dilakukan oleh manusia atau peneliti karena tidak sanggup untuk
menembus pengetahuan di luar akal logis manusia. Metode ilmiah atau proses
ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti yang nyata. Metode ilmiah dapat menjelaskan
berbagai macam gejala-gejala yang ada di alam dan akan menjawab berbagai
macam pertanyaan yang timbul dari segala bentuk perubahan yang terjadi.

Metode ilmiah dapat menghasilkan sebuah pengetahuan ilmiah. Data


yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah berasal dari
pengamatan. Panca indera kita mempunyai keterbatasan kemampuan untuk
menangkap suatu fakta atau fenomena, sehingga kesimpulan yang diambil
dari fakta-fakta yang salah, pada akhirnya juga akan salah. Jadi, kemungkinan
adanya kesalahan dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada.

Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran
ilmu pengetahuan bersifat tentatif. Artinya, suatu pendapat yang disimpulkan
dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama belum
adapendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, jika
telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran
terdahulu maka pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga
tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Semua perangkat ilmu pengetahuan
memiliki kemampuan terbatas.

Beberapa kelemahan metode ilmiah yakni :

1. Bersifat tentatif (sementara)

7
2. Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah
yang akan di pecahkan.
3. Tidak bisa menjangkau objek yang bersifat ghaib, di karenakan tidak
adanya wujud, ukuran dan timbangan yang jelas.
4. Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah.
5. Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di
suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain. Membutuhkan
waktu yang lama, karena penelitian di lakukan secara berulang.
6. Membutuhkan biaya yang mahal, karena setiap penelitian memerlukan
alat bantu berupa peralatan yang menggunakan teknologi canggih.
7. Dapat terhapus atau tidak dipakai bila terbukti di temukan kesalahan dan
bila muncul teori lain yang di anggap lebih berguna.

Adapun keunggulan dari metode ilmiah yakni :


1. Dapat dipertanggung jawabkan, dikarenakan adanya bukti-bukti yang
nyatadan ada ukuran yang jelas.
2. Jelas, dapat di buktikan dan dapat diamati langsung oleh alat
indra padamanusia.
3. Dapat dijadikan tolak ukur untuk penelitian-penelitian selanjutnya, bila
tidak terdapat kesalahan.
4. Mengajarkan pada manusia untuk menatap realita dan segala sesuatu yang
ada.

Metode ilmiah tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya


Tuhan, metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat
kesimpulan yang berhubungan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak
dapat menjangkau tentang seni dan keindahan. Dengan metode ilmiah akan
menghasilkan ilmu atau pengetahuan yang ilmiah. Untuk menguji
hipotesis dibutuhkan data yang merupakan pengamatan dari panca indera dan
dalam hal ini ada keterbatasan (panca indera terbatas untuk menangkap suatu
fakta), dengan demikian jika data yang didapat terbatas maka akan
8
ada kemungkinan kesimpulan yang diambil berdasarkan data tersebut memiliki
peluang tidak benar. Kesimpulan yang diambil dapat dianggap benar selama
belum ada kebenaran ilmu yang menolak kesimpulan tersebut.

D. Sikap Ilmiah

Sikap adalah suatu pernyataan yang mana pernyataan tersebut mencerminkan


perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap juga bisa diartikan kecenderungan
seseorang untuk bertindak dalam menghadapi sesuatu. sikap ilmiah dalam arti
luas adalah sikap yang perlu dimiliki seorang saintis yang banyak jenisnya,
diantaranya yaitu jujur, objektif, toleransi, cermat dan bertanggung jawab. Maka
dari itu, sikap ilmiah juga sangat diperlukan bukan hanya dalam kegiatan
organisasi, pembelajara ndan penelitian. Melainkan juga dibutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat untuk membentuk pribadi yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.

1. Jujur

Jujur merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh seseorang. Kejujuran


sangatlah penting dan menjadi pijakan utama bagi suatu kebenaran yang
sungguh-sungguh bukan rekayasa. Seringkali pembenaran suatu hal akan
mengaburkan kenyataan yang sesungguhnya. Padahal tujuan merupakan
salah satu sikap ilmiah ilmuwan, karena pada saat melakukan pengamatanatau
pengumpulan data dituntut harus objektif dan jujur. Kalau saja
pengamatan ternyata tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, baik itu
diubah ataupun menurut perkiraan saja, maka kesimpulan yang diambil akan
bertentangan dengan realita pengetahuan yang sebenarnya. Dengan
demikian, pengetahuan baru yang diperoleh melalui penelitian dengan cara tidak,
tidak akan menghasilkan pengetahuan yang benar.

Kejujuran adalah kebenaran dan kebenaran hanya dapat dikatakan oleh orang
yang telah menghayatinya, bukan oleh orang yang hidup dalam
kebohongan.

9
2. Terbuka

Peneliti dituntut harus memiliki sikap terbuka terhadap pendapat orang lain,
menghargai dan memiliki pengetahuan yang luas.

3. Toleran

Toleransi adalah sikap menghargai tethadap perbedaan. Seorang


peneliti tidak boleh memaksakan terhadap kehendaknya sendiri untuk bisa
diterima orang lain.

4. Skeptif

Ilmuwan atau peneliti haruslah memiliki sikap skeptif yakni sikap


berhati hati dalam mencari kebenaran ilmu. Jadi dalam mengambil
kebenaran sebuah ilmu haruslah ada analisis dan pengkajian apakah terdapat bukti
yang mendasari suatu kesimpulan.

5. Optimis

Optimis adalah rasa percaya diri dalam mengerjakan sesuatu bahwa apa yang
dikerjakannya akan membawa pengetahuan baru bagi umat manusia.

6. Pemberani

Seorang ilmuwan harus memiliki sifat berani mencari kebenaran dan berani
membela kebenaran sesuai dengan keinginan manusia guna memperoleh
pengetahuan yang benar.

7. Kreatif dan inovatif

Sikap kreatif dan inovatif sangatlah erat kaitannya dimana seorang


ilmuwan harus selalu berpandangan menciptakan sesuatu yangbaru agar
mendapatkan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan umat manusia.

E. Kontribusi ilmuwan muslim

Para ilmuwan muslim telah memberikan perhatian besar dalam bidang


peradaban perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka membawa kemajuan

10
yang sangat pesat terhadap peradaban dunia. Hingga sampai kini
penemuan dan karangan-karangannya masih dijadikan patokan dalam
pengembangan terhadap ilmu-ilmu selanjutnya.

Para ilmuwan muslim memiliki beberapa karangan tentang analisis suatu hal,
pemecahan masalah masalah, dan pengkajian ilmu teoritis dan terapan. Diantara
hal yang tidak diperdebatkan lagi, dalam bidang ilmu matematika misalnya
aljabar yang mendapat kontribusi dari bangsa-bangsa kuno di Mesir, Babilonia,
India dan Yunani. Karena itu, prakarsa mereka merupakan prakarsa besar
yang membuat takjub para ilmuwan modern. Orang pertama yang menulis buku
tentang teratur dalam bidang ilmu aljabar, yang mengakui kaidah-kaidah dan
dasar-dasar ilmiah dari ilmu hitung adalah Al-Khawarizmi yang menulis buku
berjudul Al Jabr wal Muqobalah yang sampai sekarang tetap menjadi sumber
terpenting dalam bidang ini`

Para ilmuwan muslim telah memusatkan perhatian terhadap geometri teoritis


atau terapan. Mereka juga memiliki berbagai karangan tentang analisis
permasalahan geometri yang luas, pemecahan masalah hitungan dengan
cara analisis geometri dan penghitungan jumlah. Diantara yang menarik perhatian
dalam produk para ilmuwan muslim adalah bahwa beberapa teori geometri dan
aljabar penuh dengan survei ilmiah dan Arab untuk menerapkan teori-teori
tersebut untuk tujuan-tujuan ilmiah. dalam pengukuran nya para ilmuwan muslim
secara umum telah mengungguli bangsa-bangsa sebelumnya. Mereka sangat
jeli dalam mengamati bintang-bintang, matahari, bulan serta pergerakannya yang
membawa kepada kemajuan astronomi. Sebagai kesimpulan, umat Islam sekarang
ini sangat membutuhkan pekerjaan ilmiah terhadap sejarah ilmu ilmu
matematika untuk menonjolkan penemuan para pendahulu dan nenek moyang

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode ilmiah adalah langkah langkah sistematis yang perlu diambil
untuk memperolehpengetahuan yang berdasarkan pada persepsi indrawi dan
melibatkan uji coba hipotesis danteori-teori. Melalui metode tersebut, penulis
akan mendapat beberapa data yang akan menjadikerangka sebuah karya
ilmiah. Keselarasan antara pengetahuan dan fakta itu sangatdiperlukan.
Maka dari itu, sebelum melakukan tindakan lebih lanjut antara pengetahuan
danfakta harus di uji kebenarannya. Untuk memperoleh sesuatu kebenaran bisa
dilakukan dengancara ilmiah maupun non-ilmiah. Misalnya penemuan kebenaran
didapat secara kebetulan, penemuan dengan cara akal sehat dan penemuan
kebenaran perantara wahyu. Hal inidikarenakan adanya keterbatasan
penalaran manusia yang tidak sanggup menembus pengetahuan diluar akal
logis. Meskipun terdapat banyak kelemahan dari metode ilmiah,
kebenarannya masih bisa dipertanggung jawabkan dan bersifat jelas.
Karena sebelum seseorang saintis melakukan suatu riset, dalam dirinya perlu
tertanam beberapa sikap ilmiah yaitu jujur, terbuka, objektif,bertanggung jawab,
disiplin, dan optimis untuk menghasilkan suatu pengetahuan ilmiah yang bisa
dipercaya dengan bukti-bukti yang nyata.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afdan, “Metode ilmiah menurut para ahli”


(https://www.fisika.co.id/2019/12/metode-ilmiah-pengertian-langkah-
contoh.html/Diakses pada 12 oktober 2020, 20:17)
Muhammad ,Ilmu Kealaman Dasar (Jakarta:Prenada Media 2017)
Majid,Abdul,Mukjizat Al-Qur'an dan As- Sunah Tentang
IPTEK(Kalimantan:GemaInsani,1997
Sumantri, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Prenada Media, 2015)
hlm22-26.
Tasmuji, dkk. 2018. ”Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan
Ilmu Sosial Dasar”.Surabaya: UIN Sunan Ampel Press
https://www.slideshare.net/ikhsanmuhamad/bab-3-metode-ilmiah?qid=fb66c5e2-
38b7-4699-a136-32457d8c0740&v=&b=&from_search=3

13

Anda mungkin juga menyukai