Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ILMU ALAMIYAH DASAR

“PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA”

Dosen Pengampu : Abdul Gani, M.Pd

OLEH KKELOMPOK : 2

1. WAHIDAH
2. NURUL HUDAINI
3. NURUL HIDAYATI
4. ERVINATULAELI
5. SITI MAULIDI LAELA

PROGRAM STUDI :

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA

TA : 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Perkembangan Dan Pengembangan IPA”. Adapun tujun
dari penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Ilmu Alamiyah Dasar”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini


tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan
bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah “Ilmu Alamiyah Dasar”Bpk Abdul
Gani, M.Pd”. penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua didalam dunia pendidikan.

Selebung, 28 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam...............................................................3
B. Metode Ilmiyah Sebagai Dasar IPA...............................................................3
C. Sejarah Perkembangan IPA............................................................................6
D. Perkembangan IPA.........................................................................................14
E. Ruang Lingkup Dan Pengembangan IPA ......................................................15
F. IPA Klasik Dan Moderen...............................................................................18
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................21
B. Saran...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kata ilmu pengetahuan dan kata teknologi makin sering
digunakan orang dalam ceramah maupun dalam percakapan sehari - hari. Baik
dia seorang ilmuwan, politisi ataupun pengusaha, bahkan orang awam pun
seringkali menyebut kedua kata itu. Penggabungan kedua kata itu memunculkan
akrononim atau singkatan IPTEK. Kata sains diambil dari kata bahasa Latin
sciencia yang berarti pengetahuan. Menurut filsafat ilmu, pengetahuan yang
terkoordinasi, terstuktur dan sistematik disebut ilmu. Pengertian sains dibatasi
hanya pada pengetahuan yang positif, artinya yang hanya dijangkau melalui
indera kita. Pada mulanya ilmu hanya mempelajari alam, namun dalam
perkembangannya juga mempelajari alam atau ilmu pengetahuan alam, dan dapat
berarti ilmu pada umumnya. Dalam hal ini sains berarti ilmu pengetahuan alam.

Tidak dapat disangkal bahwa sains telah berkembang dengan pesat sekali
terutama sejak abad 19 hingga sekarang. Sebagai ilustrasi, kemajuan dalam
bidang elektronika memungkinkan kita dewasa ini dapat menyaksikan suatu
peristiwa yang terjadi di luar negeri bahkan di angkasa luar melalui televisi pada
saat peristiwa itu terjadi. Demikian pula dengan kemajuan dalam bidang biologi.
Masih banyak lagi perkembangan sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari
- hari maupun yang masih mengandung masalah bagi keselamatan manusia.
Dengan demikian, informasi akan terus bertambah dan berkembang dari masa ke
masa, serta berkembang sesuai zamannya, sejalan dengan cara berfikir dan alat
bantu yang ada pada saat itu. Oleh karena itu, pengetahuan alam sangat penting
dalam kehidupan dan perkembangan zaman.

1
Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas
dengan apa yang sudah diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi
siklus yang akan terus berkembang. Munculnya istilah “metode ilmiah” tidak
lepas dari hal di atas. Dalam hal ini, metode ilmiah merupakan jembatan untuk
berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan
alam dengan bantuan metode ilmiahnya, menjadikan berbagai negara dan elemen
- elemen di dalamnya berlomba - lomba untuk menjadi lebih baik lagi. Karena
berbeda zaman akan berbeda pula pengetahuan yang di dapat serta bertambah
pula pengetahuan yang ada. Ilmu pengetahuan alam sangat berpengaruh pada
segala aspek dan segala bidang. Metode ilmiah menjadi suatu yang penting yang
di dalamnya terdapat langkah - langkah operasional yang mendukung terciptanya
pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


makalah ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian IPA dan metode ilmiah?


2. Bagaimana sejarah dan perkembangan IPA?
3. Apa saja ruang lingkup IPA dan bagaimana pengembangannya?
4. Apa pengertian dan perbedaan IPA klasik dan IPA modern?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian IPA dan metode ilmiah.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan IPA.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup IPA dan pengembangannya.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IPA klasik dan IPA modern
beserta perbedaannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh


melalui metode tertentu. Proses pencarian ini telah diuji kebenarannya secara
bersama – sama oleh beberapa ahli sains dan pemirsanya. Sains atau IPA
berusaha menjelaskan apa saja yang termasuk bidang kajiannya dan untuk itu
diperlukan objektivitas dan kejelasan metode. Selain itu sains berusaha
meningkatkan taraf hidup, efisiensi, dan efektifitas kerja. Sejarah sains dari
zaman ke zaman membantu manusia menemukan metode dan struktur yang tepat
untuk bidang kajiannya. Pengetahuan yang di dapat, disimpan dan diajarkan
kepada generasi berikutnya, dan terus dikembangkan dari generasi dulu,
sekarang, sampai generasi yang akan datang.1

B. Metode Ilmiah Sebagai Dasar Ipa

Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan


yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah. Berbagai cara dilakukan manusia untuk
memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun
pendekatan ilmiah.

Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan


nonilmiah diperoleh dengan 3 cara :

1. Prasangka

2. Intuisi

1
http://biologyody.blogspot.com/2015/10/makalah-ikd-perkembangan-dan.html?m=1

3
3. Trial and error

Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah dilakukan


berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi
pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada harus
diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya. Untuk menjadi suatu ilmu
pengetahuan yang diakui harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut.

a. Logis, yaitu pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah -
kaidah ilmu pengetahuan.

b. Objektif, yaitu pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan
didukung oleh fakta empiris.

c. Metodik, yaitu pengetahuan diperoleh dengan cara - cara tertentu yang teratur,
dirancang, diamati, dan dikontrol.

d. Sistematis, yaitu pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan
dan menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

e. Berlaku umum atau universal, yaitu pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan
di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil
yang sama.

f. Kumulatif, yaitu sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu


bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.

Dalam operasionalnya, metode ilmiah memiliki langkah – langkah tertentu


sebagai berikut.

1. Perumusan masalah

4
Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topik atau objek yang
diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor - faktor yang
terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau
bagaimana tentang objek yang diteliti itu.

2. Penyusunan Hipotesis

Merumuskan dugaan sementara mengenai kemungkinan jawaban dari


persoalan atau pertanyaan yang harus dijawab. Hipotesis bisa dibuat melalui
intuisi atau logika. Hipotesis adalah serangkaian urutan logis di benak
manusia yang masih harus dibuktikan dalam kenyataan.

3. Pengujian Hipotesis

Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis


yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat


apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima
merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis,


yaitu:

1. Logika Deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yang bersifat


khusus dari pernyataan bersifat umum.

2. Logika Induktif, terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).

Selain langkah – langkah operasional, metode ilmiah juga memiliki sikap


yang disebut sikap ilmiah, yaitu jujur, terbuka, objektif, toleran, skeptis, optimis,

5
pemberani, kreatif, inovatif, selalu ingin tahu, teliti, hati – hati, seksama dalam
bertindak, mengambil keputusan berdasarkan bukti, dan dapat membedakan
antara opini dan fakta.

C. Sejarah Perkembangan Ipa

1. Zaman Purba

Sejarah perkembangan sains diawali dengan kegiatan pengamatan


manusia atas peristiwa – peristiwa alam, seperti matahari yang terbit di
sebelah timur dan tenggelam disebelah barat. Demikian pula pengamatan
terhadap peredaran benda - benda langit seperti bintang – bintang di malam
hari merupakan awal perkembangan ilmu astronomi yang sangat berguna
sebagai pedoman arah bagi pelayaran di laut.2

Pada zaman ini manusia telah mencapai kemampuan dasar untuk


perkembangan ilmu pengetahuan : membedakan macam – macam hal,
mengumpulkan berdasarkan kelompok, mendesain alat – alat bantu kerja,
meningkatkan efisiensi, dan sebagainya. Kemampuan dasar ini diperoleh
untuk bertahan hidup dan berhadapan dengan alam yang keras. Bukti
kemajuan teknologi dapat dilihat dari peninggalan di gua tempat tinggal
mereka, alat berburu, lumbung tempat penyimpanan makanan, dan cara – cara
pengawetan makanan secara sederhana untuk persediaan. Gambar di gua
menunjukkan cara mereka berkomunikasi dan juga kebudayaan serta seni
berkomunikasi yang mereka miliki.

2. Zaman Kuno

Pada zaman ini peradaban sudah maju dalam rupa kerajaan di Cina,
India, Mesir, Babilonia, dan Yunani. Adanya kerajaan dan pemerintah serta
rakyat menunjukkan bagaimana manusia berinteraksi dan hidup bersama.
2
https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar

6
Kemampuan bahasa sudah berkembang amat baik, yang dapat diihat dari
kemanjuan ilmu pengetahuan seperti matematika dan astronomi, dan juga
mitologi kuno yang tak bisa dilepaskan dari manisfestasi kerinduan manusia
untuk mengerti gejala alam yang pada saat itu belum terpecahkan.

Di peninggalan di lembah Mesopotamia telah ditemukan 12 rasi


bintang dengan nama – nama bintang yang merupakan hasil pengamatan
mendetail para ahli terhadap pengamatan benda – benda di langit, dan untuk
menghitung waktu yang sudah digunakan peredaran bulan dan matahari.
Selain itu, di Mesir sudah didapatkan kemajuan ilmu matematika, ditemukan
bilangan Phi () untuk rumus lingkaran dan benda – benda yang mempunyai
unsur lingkaran, dipergunakannya jam matahari untuk mengatur kehidupan
sehari – hari, pertanian di sekitar sungai Nil sudah menggunakan teknologi
pula. Di Cina ditemukan banyak gambar bermakna sebagai tulisan dan syair
kuno yang bijaksana. Selain itu juga terdapat alat hitung abacus (sempoa)
untuk memudahkan pekerjaan menghitung.

Di sekitar 500 SM orang sudah berpikir sangat abstrak dan berbicara


bahasa yang penuh simbolisme. Perkembangan filsafat di zaman Yunani Kuno
merupakan cikal bakal perkembangan filsafat modern. Agama kuno di masa
ini bercirikan politeisme. Di antara abad 15 – 16 SM telah ditemukan unsur
besi, tembaga, dan perak yang tampak pada peralatan - peralatan mereka.
Pembuatan alat – alat perunggu juga telah ditemukan di Mesir.

3. Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman


Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani.
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana
adanya, tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawaban tentang asal - usul

7
dan sebab - akibat dari segala sesuatu. Adapun tokoh-tokoh yang terkenal
pada masa ini yaitu:

a. Thales (624-548 SM)

Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia


dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala
isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air
asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga
menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan
menerima cahaya dari matahari.

b. Anaximenes (588-526 SM)

Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari
udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan
dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.

c. Anaximander (610-546 SM)

Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan


sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya.

d. Heraklitos (535-475 SM)

Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang
menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah - ubah
sifatnya di dalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala
sesuatu adalah mengalir.

e. Pythagoras (580-499 SM)

Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam
bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat

8
panjang sisi miring sebuah segi tiga siku - siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisi siku -sikunya.

f. Empedokles (495-435 SM)

Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa


sifat segala benda terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam
perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin,
basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering
unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas.
Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik
menarik, sedang yang berlawanan akan tolak menolak.

g. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)

Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos &


Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun
butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat
dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan
susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian
atom menurut hukum sebab-akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan
yang ada hanyalah atom dan kehampaan.

h. Plato (427-345 SM)

Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan


keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa
pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam
pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan
belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh
dari alam yang gaib.

9
i. Aristoteles (384-322 SM)

Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan
unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia menganggap unsur yang
satu dapat berubah menjadi unsur yang lain, kecuali eter yang tak dapat
berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam.
Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga,
timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam
akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat
bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari
alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles
yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan
jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal
bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan
menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.

j. Ptolomeus (127-151)

Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan


matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya
sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar
tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab
dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat
lama sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo,
geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).

4. Zaman Pertengahan

Zaman ini ditandai dengan karya para teolog yang juga bekerja
dibidang ilmu pengetahuan alam. Perkembangan berpikir dan penemuan baru

10
banyak terjadi di zaman ini. Perumusan hukum alam mendasar digabungkan
dengan karya para teolog menjadi warna pada zaman ini. Berpadunya agama
Islam dan Kristen dalam menggali ilmu pengetahuan membuat penemuan
demi penemuan menjadi fenomenal dan sangat berguna untuk perkembangan
sains di zaman selanjutnya. Kebudayaan Yunani ditemukan kembali lewat
penterjemahan karya Plato dan Aristoteles oleh beberapa filsuf Arab , yang
dipadukan dengan penemuan sains ditambah dengan hasil penyelidikan
matematika (aljabar dan arithmatika) serta penemuan di lingkup kedokteran
dan ilmu bumi mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan alam berikutnya.

5. Zaman Sains Modern pada Zaman R enaissance

Zaman ini ditandai dengan bangkitnya akal budi yang melepaskan diri
dari dogma – dogma agama. Dimulai dari revolusi Kopernikus (1473 – 1543)
yang merumuskan bahwa alam semesta ini heliosentris, yang bertentangan
dengan ide geosentrisme dari Ptolomeus. Johannes Keppler (1571 - 1630)
merumuskan orbit benda – benda angkasa yang berupa elips dan juga
meramalkan terjadinya gerhana matahari dan bulan dengan menghitung posisi
benda langit tersebut.

Konsep ini diteliti lanjut oleh Galilieo Galilei (1564 – 1642) dengan
teleskopnya yang juga menemukan planet Jupiter dan membuktikan bahwa di
bulan juga ada kawah, dan planet juga tidak mempunyai cahaya sendiri.
Langkah – langkah ilmiah Galilieo mulai dikenal dan dilakukan dalam
penyelidikan ilmiah yaitu, observasi, eliminasi, idealisasi dan penyusunan
teori secara spekulatif, yang disebut prediksi, serta setiap saat bisa dilakukan
pengukuran dan percobaan. Zaman modern ini sering disebut dengan zaman
sains rasionalis, karena lebih mementingkan rasio dalam menjelaskan alam.

6. Zaman Pola Pikir Induksi

11
Zaman ini ditandai dengan pola pikir induksi telah mulai digunakan
sebagai landasan dalam penyelidikan ilmiah. Zaman ini sering disebut juga
zaman timbulnya empirisme besar – besaran yang benar – benar menghantar
sains ke kemajuan teknologi.

Penemuan cahaya oleh Christian Huygens dan juga perumusan


mekanika klasik dari Isaac Newton mengawali zaman ilmu pengetahuan alam
baru yang sama sekali lain dari zaman sebelumnya. Zaman modern ini
ditandai dengan sederetan penemuan penting di bidang ilmu alam, yang harus
diakui ditunjang oleh cara penelitian dan eksperimen tentang alam dan metode
baru. Banyak filsuf baru lahir dan memberi warna dalam pencarian di
lapangan ilmu alam.

Zaman perkembangan sains pasca Newton adalah zaman keemasan


bagi ilmu pengetahuan alam. Zaman berpikir induksi pada dasarnya adalah
zaman empirisme, yang meletakkan dasar pengetahuan pada hasil eksperimen
dan pemikiran. Teori dan hukum alam, baru ditemukan pada zaman ini dan
hukum – hukumnya berlaku hingga saat ini. Masyarakat ilmiah menjadi
begitu besar dan perkembangan pengetahuan juga menghasilkan teknologi
maju yang tidak terpikirkan sebelumnya. Penemuan mesin uap oleh James
Watt (1736 – 1819) memicu terjadinya era keemasan teknologi karena dalam
waktu singkat industri – industri mengalami otomatisasi dengan menggunakan
mesin – mesin.

7. Zaman Kontemporer

Zaman ini ditandai dengan kemajuan ilmu alam terutama fisika.


Dizaman ini manusia sudah mendapatkan hukum kekekalan materi dan energi.
Hubble dengan teleskopnya telah melihat dinamika di alam raya, dan besarnya
alam raya melebihi yang dibayangkan sebelumnya. Teori tentang asal – usul
alam semesta ditemukan dengan pendekatan baru dari hasil penemuan terbaru

12
masa itu. Lahirnya teori Big Bang (Dentuman Besar) oleh Stephen Hawking
juga menimbulkan banyak kontroversi pada saat itu. Mekanika kuantum
dengan sukses melegakan banyak pihak pemerhati atom dan partikel
elementer karena banyak masalah yang bisa dijelaskan dengan teori kuantum
ini.

Kemajuaan di zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan


beberapa teknologi canggih, misalnya teknologi komunikasi dan informasi.
Komputer sangat memudahkan kerja perhitungan di banyak bidang.
Perhitungan rumit yang tadinya dilakukan dengan kemampuan otak yang
memakan waktu sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer yang
bekerja sebagai mesin. Komputer juga membantu menusia melihat secara
visual ide – ide yang dipikirkan dan dihitung.

8. Sains di Masa Depan

Sains di masa depan adalah sains digital. Karenanya manusia akan


menghadapi kenyataan baru, yakni kenyataan virtual. Pesatnya laju
komunikasi antara komputer besar maupun kecil, sekecil telepon genggam,
membuat realitas fisika yang selama ini dipelajari dalam ilmu alam menjadi
dunia yang sama sekali tidak menyentuh realitas yang akan dibicarakan di
masa depan. Bahkan kemajuan sains di dunia elektronika dan komputer ini
mengubah warna sains empiris maupun sains deduktif yang selama ini kita
pelajari.Warna baru sains ini juga akan mengubah peta perkembangan
pengetahuan secara umum, bahkan sampai realitas sosial sekalipun. Teori –
teori perkembangan pengetahuan yang selama ini dipelajari akan mempunyai
warna baru pada era digital di masa yang akan datang. Perkembangan realitas
maya ini sangat menarik bagi pengamatannya. Tanpa aspek kesadaran, maka
pelaku zaman bisa hanyut dalam rumitnya dunia maya ini.

13
D. Perkembangan Ipa

Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan


atau penelitian yang terus - menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan
pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi
atas tiga, yaitu:3

1. Hipotesis

Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau


prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada
untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.

2. Teori

Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa


landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin
untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.

3. Hukum dan dalil

Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah
diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia


yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan
siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus, bahkan
ia akan semakin membesar dan meluas.4

3
http://azileo.blogspot.co.id/2010/03/makalah-iad-perkembangan-dan.html?m=1

4
https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar
perkembangan-dan-pengembangan-ipa/

14
E. Ruang Lingkup Ipa Dan Pengembangannya

1. Klasifikasi IPA

Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:

a. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk


sosial, yang selanjutnya dibagi atas:

1) Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.

2) Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.

b. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial,


kebudayaan dan tingkah laku sosial.

c. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-
ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.

d. Sejarah, pencatatan peristiwa - peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa,
negara atau individu.

e. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar-menukar barang


produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.

f. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul
organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.

g. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua
isinya.

h. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara, seperti bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik
kelistrikan, teknik nuklir.

15
i. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia
organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat
diciptakan seperti plastik, dan bahan peledak.

j. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala - gejalanya.

k. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh – tumbuhan.

l. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan.

m. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.

n. Anatomi, suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk
hidup.

o. Fisiologi, studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup.

p. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.

q. Histologi, studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang
merupakan serentetan sel sejenis.

r. Palaentologi, studi tentang makhluk hidup masa lalu.

s. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yaitu studi tentang bumi sebagai salah
satu anggota tata surya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.

t. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi


dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan),
vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral).

u. Astronomi, membahas benda - benda ruang angkasa dalam alam semesta yang
meliputi bintang, planet, satelit dan lainnya. Manfaatnya dapat digunakan
dalam navigasi, kalendar dan waktu

16
2. Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu

a. Pemfokusan Ilmu

Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal


abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu
yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi
pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan
getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.

Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi


tertentu. Sehingga, tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai
beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna. Untuk
dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih
memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu fokus disiplin
ilmu tertentu.

b. Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu

Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan


pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal
kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang
dapat mengkolaborasikan ilmu IPA dan IPS. Sedangkan interdisiplin ilmu
merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan
satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu
komputer yang dikembangkan dari disiplin IPA.

Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang


sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola
pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang
dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial

17
perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin
ilmu.

F. Ipa Klasik Dan Ipa Modern

1. IPA Klasik

Bila ditinjau dari pengertian klasik sendiri, maka dapat diartikan bahwa
yang klasik umumnya bersifat tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan,
atau naluri semata. Meskipun ada kreasi, namun merupakan tiruan dari
keadaan alam sekitar.

IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen
memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki
kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala
besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional.

IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi


tempe dan juga ragi tapis, meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani,
namun tanpa disadari petani tersebut telah berkecimpung dalam bidang
mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu fisika yang
mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama - sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi,
ikan asin, rendang, dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik. Petani
pembuat / pengrajin sama sekali tidak mengetahui proses yang terjadi dalam
mewujudkan karyanya. Demikian pula segala kegiatan yang merupakan
larangan berdasarkan kepercayaan. Dengan kata lain, dianggap tabu adalah
merupakan usaha untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan, sebagai
contoh tokek tidak boleh dibunuh, ikan di suatu tempat angker tidak boleh
dimakan. Mereka tidak melakukan penelitian dan pengujian, namun hanya
berdasarkan pengalaman dari nenek moyangnya.

18
2. IPA Modern

IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori
lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat
mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu,
IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori
yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.

IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan menggunakan


metode ilmiah disertai pengujian berulang kali sehingga diperoleh ilmu yang
mantap, baik untuk terapan atau ilmu murni. Banyak contoh kegiatan IPA
modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk kegiatan yang berkaitan
dengan listrik untuk transportasi, industri dan rumah tangga, yaitu
pemanfaatan foron untuk menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena
perbedaan panas, sehingga terbentuklah sel pembangkit listrik.

Dengan energi panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam


kaitannya dengan alam lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih, timbul
pemikiran pemanfaatan sampah sisa organisme, seperti jerami, sisa tanam-
tanaman lain, dan kotoran hewan diproses dengan bantuan bakteri dalam
kondisi tertentu sehingga menghasilkan gas - gas yang ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar. Proses di atas sering disebut
sebagai energi biogas.

3. Perbedaan Ipa Modern Dan Ipa Klasik

Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di


atas, dapat diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA
Modern didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam. Namun pada IPA
Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil

19
eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena
terbatas pada media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern,
suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan dengan
berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih
canggih dan maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga
diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena alam.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pen

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia


yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang
(dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena
keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how),
dan mengapa demikian (why).

Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan


terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Alam dimulai sejak Zaman Purba, Zaman Kuno Zaman Yunani Kuno, Zaman
Pertengahan, Zaman Modern pada Zaman Renaissance, Zaman Pola Pikir
Induksi, Zaman Kontemporer, hingga Sains di Masa Depan serta terbagi atas
masa IPA Klasik dan IPA Modern. Dengan adanya perkembangan IPA di
berbagai bidang saat ini banyak terdapat penemuan - penemuan baru yang
berguna dalam kehidupan manusia.

Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan
hasil - hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang -
cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa (IPBA). Ilmu pengetahuan alam memberikan sumbangan
yang besar terhadap kemajuan peradaban sekarang. Karena melalui teori yang di
terapkan ini untuk memudahkan pekerjaan manusia.

21
B. Saran

Saran kami sebagai penulis ialah kita sebagai generasi muda penerus
bangsa seharusnya lebih meningkatkan ilmu pengetahuan yang kita miliki dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada demi kemajuan bangsa
Indonesia. Kita juga sudah sepatutnya meneladani sikap – sikap ilmiah dalam
IPA, agar sejak dini, sikap – sikap tersebut sudah tertanam dalam benak kita dan
dapat berguna bagi masyarakat luas dan negara. Penerapan metode ilmiah juga
sebaiknya kita lakukan, yaitu kita harus menguji kebenaran dari segala aspek
baik yang kita lihat maupun yang kita dengar dan harus selalu sesuai dengan
realita yang ada.

22
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi Anna. 2010. Sains dan Teknologi Masyarakat. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Drs. Hamdani, M.A. 2011. Filsafat Sains. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wonorahardjo Surjani. 2009. Dasar – Dasar Sains. Jakarta: PT Indeks.

http://elhite-education.blogspot.co.id/2014/06/saat-kita-mempelajari-mata-kuliah-
ilmu_6.html?m=1

http://azileo.blogspot.co.id/2010/03/makalah-iad-perkembangan-dan.html?m=1

http://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/ilmu-kealamandasar/
bab-iii-perkembangandan-pengembangan-ipa/

https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar
perkembangan-dan-pengembangan-ipa/

http://biologyody.blogspot.com/2015/10/makalah-ikd-perkembangan-dan.html?m=1

23

Anda mungkin juga menyukai