Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE ILMIAH DAN PENGEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN

OLEH:
SIGIT APRIAWAN PELOWE A20222020
HIJRIAH A20222009

PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

tepat waktu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta kami selaku umatnya. Semoga

kita mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu

tugas dari mata kuliah Filsafat Ilmu dan Metode Ilmiah dengan judul “Metode

Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan”. Semoga dengan diberikannya tugas

ini kami dapat meningkatkan pemahaman tentang mata kuliah Filsafat Ilmu dan

Metode Ilmiah dan dapat meningkatkan kualitas belajar kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun agar makalah kami menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan

datang.

Palu, 6 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Metode Ilmiah .......................................................................................... 3
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............................................................ 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18


A. Kesimpulan .............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan memiliki dampak besar pada peradaban manusia.
Pengaruhnya luas dan beragam. Dari semua pengaruh tersebut, yang terpenting
adalah pengaruhnya terhadap akal manusia, terutama dalam pemberantasan
kepercayaan tradisional melalui adopsi pengetahuan yang diperoleh melalui metode
ilmiah. Dalam proses pencarian ilmu pengetahuan, manusia telah mendobrak batas-
batas keyakinan yang telah mengikat mereka selama berabad-abad. Secara
bertahap, manusia mampu mengungkap berbagai misteri alam semesta dan
menggunakannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan hidup.
Ilmu pengetahuan juga mempengaruhi industri dan militer. Yang terakhir
mempengaruhi perkembangan politik, ekonomi dan sosial suatu bangsa.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga berdampak langsung terhadap lingkungan,
baik positif maupun negatif. Terakhir, ilmu pengetahuan juga mempengaruhi
perkembangan filsafat, yang dapat mengubah konsep keberadaan manusia di alam
semesta ini.
Saat ini ada sedikit perselisihan bahwa metode ilmiah adalah metode yang
paling andal dan efektif untuk memperoleh pengetahuan. Metode ilmiah telah
mempengaruhi pola pikir para ilmuwan di seluruh dunia. Metode ilmiah merupakan
dasar dari pola pembelajaran di dunia pendidikan kita. Metode ilmiah menjadi tolak
ukur bagi semua penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dan profesional
teknologi. Bahkan metode ilmiah telah mempengaruhi aktivitas kita dalam
melakukan, berpikir dan berpikir setiap hari.
Istilah "metode ilmiah" sebenarnya relatif baru dibandingkan dengan istilah
lama yang menjadi perjuangan para pencari kebenaran, yaitu "filsafat", induk ilmu
pengetahuan, mater scientiarum. Metode ilmiah merupakan tulang punggung
dalam penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan (ilmu, sains) dan teknologi.
Oleh karena itu, filsafat dan ilmu pengetahuan adalah dua kata yang terkait baik
secara isi maupun historis. Ilmu lahir dari filsafat dan perkembangan selanjutnya

1
dalam ilmu memperkuat eksistensi filsafat. Berdasarkan fakta ini, diskusi ilmiah-
teoretis juga memerlukan pembahasan subjek filsafat.
Sejarah mencatat bahwa filsafat berhasil mengubah pola pikir orang Yunani
dan umat manusia di seluruh dunia dari pemikiran yang didasarkan pada takhayul
dan mitos menjadi pemikiran yang menggunakan logika, bukti, dan prinsip-prinsip
ilmiah. Filsafat telah menjembatani perubahan dari mitosentris ke logosentris,
pergeseran dari pola pikir berbasis mitos dan takhayul ke pola pikir berbasis sains
(logo). Perubahan pola pikir ini ternyata memiliki implikasi yang luas bagi
peradaban. Alam yang dulu ditakuti dan fenomenanya kini sedang dipelajari,
dieksplorasi, bahkan dieksploitasi. Dari penyelidikan fenomena alam tersebut,
diperoleh berbagai teori dan pengetahuan ilmiah yang menjelaskan perubahan dan
fenomena yang terjadi baik di alam semesta (makrokosmos) maupun dunia manusia
(mikrokosmos). Dari kajian alam semesta, lahirlah astronomi, kosmologi, fisika,
kimia, dll. Sedangkan dari kajian mikrokosmos manusia dikembangkan biologi,
psikologi, sosiologi, dll. Seiring waktu, ilmu-ilmu ini menjadi lebih khusus dan
dapat diterapkan. Dalam bentuknya yang paling terapan, sains menghasilkan
teknologi yang memiliki dampak langsung dan luas pada peradaban dan lingkungan
kita, baik secara positif maupun negatif.

B. Rumusan Masalah
1. Metode Ilmiah
2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

C. Tujuan
1. Mengetahui Metode Ilmiah
2. Mengetahui Pengembangan Ilmu Pengetahuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah bentuk dan sekaligus proses membangun
pengetahuan dari pengetahuan yang masih pra-ilmiah, yang dilakukan secara
sistematis dan mengikuti kaidah tata tertib, teknik normatif, sehingga memenuhi
syarat keabsahan. atau validitas ilmiah, yang juga umum. Ini disebut validitas
ilmiah atau dapat dibenarkan secara ilmiah. Metode ilmiah ini tentu saja harus
disesuaikan dengan sifat objek.
Dalam pandangan positivis, metode ilmiah memiliki sifat ilmiah, yaitu
empiris, rasional, dan sistematis. Empiris artinya semua ide dan konsep berasal dari
pengalaman dan kebenaran hanya dapat dibangun di atas pengalaman. Oleh karena
itu, metode yang digunakan dalam empirisme dapat diamati oleh indera manusia
sehingga orang lain dapat mengamati dan belajar dari pengalaman yang ada.
Rasional artinya kebenaran dapat diketahui melalui akal, sehingga kegiatan
penelitian harus dilakukan dengan cara yang masuk akal agar sesuai dengan akal
manusia. Sistematis artinya proses dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan atau disepakati.
Sistematika dalam konteks ilmu pengetahuan memiliki fungsi ganda, di satu
sisi sebagai upaya menemukan asas pengaturan, di sisi lain sebagai titik tolak untuk
mendorong penemuan-penemuan baru. Istilah metodologi cukup dikenal, yaitu
kajian tentang metode ilmiah. Metodologi adalah serangkaian metode yang dapat
dipilih untuk melakukan pendalaman terhadap masing-masing pokok kajian. Selain
itu dikenal pula istilah teknisnya, yaitu pelaksanaan operasional metode
pengumpulan data empiris dan tolok ukurnya masing-masing. Harus diingat bahwa
sistem yang mampu secara ilmiah tidak hanya memiliki struktur ilmiah yang
lengkap sebagai kendaraan untuk berfungsinya proses deduktif dan proses induktif
secara berurutan, tetapi juga dicapai dengan metode ilmiah.
Dalam hal ini metode ilmiah adalah suatu sistem dan metode yang mengatur
pengetahuan tentang fenomena alam dan sosial. Sedangkan penelitian adalah usaha

3
sadar, bahkan disertai dengan kegiatan yang disengaja, untuk menangkap gejala-
gejala tersebut berdasarkan metode ilmiah dari disiplin ilmu yang bersangkutan.
Bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip baru di balik fenomena tersebut.

1. Teknik Penelitian
Jika metode penelitian didefinisikan menurut metode ilmiah sebagai
prosedur yang sistematis atau langkah-langkah yang teratur dalam kumpulan
pengetahuan untuk mengubahnya menjadi ilmu pengetahuan, maka teknik
penelitian terkait dengan bentuk dan alat (termasuk keterampilan untuk membuat
dan menggunakannya) diperlukan untuk mencapai tujuan investigasi. Dengan kata
lain, teknik penelitian menyiratkan bagaimana dan alat penelitian apa yang
diperlukan untuk menghasilkan pengetahuan melalui penelitian.
Pelaksanaan penelitian dapat dibagi menjadi empat tahap kegiatan, yaitu
tahap persiapan, pengumpulan data/informasi, pengolahan data/informasi dan
menulis laporan penelitian. Setiap fase investigasi mungkin memerlukan metode
dan alat khusus atau teknik khusus. Setiap peneliti pasti sudah mengetahui teknik
apa yang dia butuhkan, kemudian dia harus bisa mengeksekusinya, dia harus
kompeten dalam penerapannya.
Prinsip pedoman dari teknik penelitian ini adalah bagaimana agar semua
kegiatan yang dilakukan “valid dan reliabel”. Sehingga ilmu pengetahuan mencapai
tingkat kebenaran yang tinggi sebagai hasil penelitian, atau sebagai ilmu yang
terpercaya (valid dan akurat). Oleh karena itu, sebelum masuk ke pembahasan
teknik penelitian, ada baiknya kita memperhatikan cara mencapai tingkat validitas
dan reliabilitas dengan mengetahui sumber-sumber yang dapat menyebabkan
kelemahan/kegagalan dalam mencapai tingkat validitas dan reliabilitas.
Secara umum ada empat jenis sumber yang dapat menyebabkan
kelemahan/kegagalan dalam mencapai validitas dan reliabilitas, yaitu subjek
(peneliti), objek (sedang diselidiki), alat yang digunakan, dan Situasi; Keempat hal
tersebut saling berinteraksi seperti gambar di bawah ini:

4
Dari subjek (peneliti dan kerabat profesionalnya) termasuk unsur-unsur
yang mempengaruhi/mempengaruhi indera, sikap dan mental, baik dalam interaksi
dengan objek, dalam membuat/menggunakan alat penelitian, maupun dalam
adaptasi/penguasaan situasi. Objek investigasi dipengaruhi baik oleh sikap/mental
subjek (walaupun objek investigasi adalah anggota masyarakat, mereka akan saling
mempengaruhi, juga unsur-unsurnya adalah sikap/mental dan indera), situasi, dan
mungkin juga alat penelitian.
Alat penelitian yang digunakan untuk menangkap/merekam/merekam
data/informasi dari objek dipengaruhi efektivitas dan/atau fungsinya oleh
kemampuan subjek dan kondisi objek, seperti serta karena situasi di mana
penyelidikan dilakukan. Situasi/lingkungan baik fisik/alam/lokasi wilayah, dapat
mempengaruhi sikap/mental baik subjek maupun objek.
Dengan mengetahui sumber-sumber yang dapat menyebabkan
kelemahan/kesalahan dalam memperoleh validitas dan reliabilitas, dimungkinkan
untuk memperkirakan fase kegiatan mana dan sumber mana yang memerlukan
perhatian. Uraian berikut menunjukkan kegiatan teknis apa saja yang dilakukan
dalam setiap tahap investigasi. Jika melihat kembali langkah-langkah ilmiah untuk
menciptakan teori/sains, maka tahapan-tahapan kegiatan penelitian tersebut dibagi
menjadi sebagai berikut:
• Pada tahap persiapan meliputi langkah-langkah mendefinisikan,
merumuskan, mengidentifikasi masalah, mengembangkan kerangka
berpikir/pendekatan masalah, merumuskan hipotesis (jika penelitian
bertujuan untuk memverifikasinya), menentukan desain pengujian hipotesis/
Tes Teknik Analisis) jika tidak menguji hipotesis.
• Tahap pengumpulan data/informasi masih menguji hipotesis/teknik analisis.

5
• Tahap pengolahan data masih berkaitan dengan pengujian hipotesis/teknik
analisis.
• Tahap pelaporan/penulisan berkaitan dengan pembahasan dan penarikan
kesimpulan.

2. Jenis-Jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, pendekatan
(metode), dan eksplanasi.
a. Penelitian Menurut Tujuan
Sekaran (dalam Ginting & Situmorang, 2008) menyatakan penelitian
dapat dilakukan untuk dua tujuan yang berbeda yakni penelitian dasar (basic
research) yang bertujuan untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan
berusaha memahami bagaimana masalah tersebut bisa terjadi dan dapat
diselesaikan. Serta penelitian terapan (applied research) yang bertujuan
untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh
manajer/perusahaan. Menurut Kuncoro (dalam Ginting & Situmorang, 2008)
Penelitian terapan (applied research) terbagi dalam 3 kategori yakni:
1) Penelitian evaluasi (evaluation research) yaitu penelitian yang
diharapkan akan memberikan masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentaang alternative tindakan. Contoh apakah mesin A lebih
efisien dibanding mesin B.
2) Penelitian pengembangan (research and development) merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk, sehingga
produk tersebut punya kualitas yang tinggi.
3) Penelitian tindakan (action research) yakni penelitian yang digunakan
sebagai dasar tindakan pemecahan masalah yang ada.

b. Penelitian Berdasarkan Metode


Berdasarkan metode yang dilandaskan pada tujuan dan obyeknya itu,
dapat dibedakan beberapa bentuk penelitian yang umum dipergunakan, antara
lain penelitian deskriptif, penelitian korelasional, penelitian eksplanatori,

6
penelitian eksperimen, penelitian tindakan, penelitian sejarah, dan penelitian
kasus atau studi kasus.
1) Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan
sandera/lukisan/deskripsi secara sistematis, faktual, dan lengkap tentang
fakta dan karakteristik suatu populasi atau wilayah tertentu. Variabel
yang diteliti terbatas atau spesifik, tetapi dilakukan secara luas dalam
suatu populasi atau daerah.
2) Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwa/fenomena.
3) Penelitian/survei eksplanatori adalah studi kausalitas berdasarkan
pengamatan akibat yang terjadi dan menggunakan data tertentu untuk
mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
4) Penelitian eksperimen adalah penelitian yang menerapkan faktor
penyebab (perlakuan) pada kelompok eksperimen kemudian meneliti
akibat yang terjadi; untuk memastikan bahwa apa yang sebenarnya
terjadi adalah akibat dari perlakuan, biasanya dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan.
5) Penelitian tindakan: tindakannya bertujuan untuk menerapkan ide,
penemuan, atau keterampilan baru untuk memecahkan masalah di tempat
kerja atau di dunia nyata lainnya. Penelitian itu sendiri bertujuan untuk
menemukan/mempelajari faktor-faktor yang dapat menghambat atau
memperlancar tindakan itu.
6) Penelitian sejarah adalah penelitian yang bertujuan untuk
merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan objektif, dilakukan
melalui pengumpulan, evaluasi, sintesis, dan peninjauan bukti untuk
menetapkan fakta dan menarik kesimpulan yang masuk akal.
7) Penelitian kasus atau studi kasus bertujuan untuk mengkaji secara
mendalam keadaan kehidupan saat ini dengan latar belakangnya dalam
interaksinya dengan lingkungan suatu entitas sosial seperti individu,
institusi, komunitas atau masyarakat.

7
c. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Penelitian eksplanatori (penjelasan) dapat dipelajari menurut
tingkatannya berdasarkan tujuan dan objeknya; Yakni, ada yang bertujuan
untuk mengkaji, mendeskripsikan, menemukan, dan ada pula yang
menyelidiki kausalitas.
1) Penelitian deskriptif, deskriptif dapat dibagi menjadi survei deskriptif
dan survei pengembangan. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan
untuk menemukan satu variabel atau variabel bebas tanpa
menghubungkannya dengan variabel lain. Secara umum penelitian ini
tidak menggunakan hipotesis. Contoh peneliti ingin melihat seperti apa
kinerja karyawan PT X.
2) Penelitian komparatif, penelitian bersifat membandingkan. Misalnya
peneliti ingin membandingkan prestasi kerja karyawan PT X, Y, dan Z
dalam Industri yang sama.
3) Penelitian asosiatif, penelitian yang menghubungkan dua variabel atau
lebih, misalnya peneliti ingin melihat pengaruh pelatihan dan motivasi
kerja terhadap kinerja pegawai.

3. Ciri-Ciri Penelitian Ilmiah


Menurut Sekaran (dalam Ginting & Situmorang, 2008) ciri atau
karakteristik penelitian ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan jelas: penelitian haruslah fokus dan mempunyai sasaran atau tujuan
yang jelas, misalnya bagaimana meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Ketepatan: ketepatan mengandung arti hati-hati, cermat, dan teliti. Untuk itu
desain dan metode penelitian yang tepat akan mengarah pada hasil dan
kesimpulan yang tepat.
c. Dapat diuji: penelitian ilmiah menguji secara logis hipotesis yang disusun
untuk melihat apakah data mendukung hipotesis atau tidak. Pengujian
biasanya dilakukan menggunakan alat statistik seperti: regresi, korelasi, dsb.

8
d. Dapat ditiru: hasil penelitian dapat diulangi/ditiru di tempat lain. Misalnya
peneliti menguji faktor-faktor kepuasan pelanggan di PT X, jika dilakukan di
PT Z maka penelitian ini dapat ditiru.
e. Ketelitian dan keyakinan: ketelitian mengacu pada kedekatan temuan dengan
realitas berdasarkan sampel. Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepan
estimasi kita. Misalnya level keyakinan 95% menunjukkan hanya 5%
probabilitas temuan mungkin tidak tepat.
f. Obyektivitas: kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data
haruslah obyektif yaitu harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang
berasal dari data aktual dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita.
g. Dapat digeneralisasi: untuk generalisasi yang lebih luas, desain sampling
penelitian harus disusun secara logis dan sejumlah rincian lain dalam metode
pengumpulan data perlu diikuti secara cermat.
h. Hemat: keserdehanaan dalam menjelaskan fenomena dan menghasilkan
solusi. Misalkan untuk menjelaskan komitmen organisasi, lebih baik
mengubah 3 variabel yang akan secara signifikan meningkatkan komitmen
sebesar 50%, daripada mengubah 8 variabel yang hanya akan meningkatkan
55% komitmen.

4. Sikap Ilmiah
Tentu saja, setelah mempelajari metode ilmiah dan teknik penelitian tidak
membuat kita menjadi peneliti yang kuat yang membangun ilmu pengetahuan tanpa
menjadikan pengetahuan itu sebagai sikap kita, pada sikap mencari dan
meningkatkan kebenaran ilmu pengetahuan.
Diketahui pula bahwa derajat kebenaran dalam ilmu pengetahuan
ditentukan oleh validitas dan reliabilitas, yang keduanya diserahkan kepada peneliti
sendiri sebagai subjek: yaitu bagaimana peneliti harus menguasai sumber dan
mengendalikan kelemahan/Kesalahan validitas dan reliabilitas, baik dari sumber
eksternal maupun dari dalam diri sendiri
Oleh karena itu, berbagai ilmuwan mengusulkan unsur-unsur sikap ilmiah,
yang harus dimiliki oleh peneliti. Pada dasarnya ada lima hal yang menjadi ciri

9
pengaturan ini (walaupun beberapa menambahkan cara lain). Kelima hal tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Sikap ingin tahu : sikap bertanya/ingin tahu tentang sesuatu karena mungkin
ada hal/bagian/unsur yang tidak jelas, tidak wajar atau tidak lengkap.
b. Skeptik : memiliki keraguan tentang pernyataan yang tidak cukup terbukti.
c. Kritik : mampu menunjukkan batas-batas suatu pertanyaan, mampu
merumuskan masalah, mampu menunjukkan perbedaan dan persamaan satu
hal dengan hal lain (perbandingan), mampu menempatkan pemahaman pada
posisi yang tepat.
d. Objektif : meninjau revisi objek; Pengaruh subjek harus dikesampingkan,
bahkan jika tidak sepenuhnya, yaitu objektivitas mutlak tidak dapat dicapai.
e. Free from etigue : Memang benar bahwa sains adalah nomologis, yaitu
memiliki tugas untuk menilai apa yang benar dan apa yang salah; tapi
bukankah seharusnya kita memperhatikan etika? Artinya memperhatikan apa
yang baik dan buruk bagi kemanusiaan (kehidupan): "Ilmu bukan hanya
untuk sains, tetapi juga untuk manusia."

B. Pengembangan Ilmu Pengetahuan


A. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu
a. Zaman Batu kuno, yang berasal dari 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000
tahun SM. Era ini memiliki beberapa ciri antara lain penggunaan peralatan
batu dan tulang sederhana, pengetahuan pertanian dan peternakan, dan
kehidupan sehari-hari berdasarkan pengamatan primitif.
b. Zaman Batu Muda (Neolitik), yang dimulai dari 10.000 SM sampai 2000 SM
atau antara abad 100 dan 20 SM. Pada saat itu telah berkembang keterampilan
yang sangat signifikan. Keterampilan tersebut berupa menulis (menggunakan
gambar dan simbol), keterampilan membaca (terdiri dari bunyi atau suku kata
tertentu) dan kemampuan berhitung. Masalah dalam astrologi, matematika,
dan hukum juga berkembang saat ini.

10
c. Zaman Logam. Era ini berlangsung dari abad ke-20 SM hingga abad ke-6
SM. Pada zaman ini, logam digunakan sebagai peralatan sehari-hari,
termasuk perhiasan, peralatan dapur, dan bahkan peralatan perang.

B. Zaman Yunani
Era ini menggunakan "aninquiring attitude" (sikap yang suka meneliti
sesuatu secara kritis) dan tidak menerima pengalaman berdasarkan "receptve
attitude mind" (sikap menerima begitu saja)''. Sehingga di era ini filsafat
berkembang. Yunani mencapai puncaknya atau zaman keemasan (zaman
Hellenisme) di bawah kepemimpinan Alexander Agung (356-323 SM) dari
Makedonia yang merupakan salah satu murid Aristoteles.
Pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar,
Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan. Pada
zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa nama yang
popular pada masa ini, yaitu :
a. Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa
Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalag
air. Pada masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
b. Pythagoras (582 SM-496 SM) adalah seorang filsuf yang juga seorang ahli
geometri tetapi terkenal karena penemuannya dalam geometri dan
aritmatika. Ia juga dikenal sebagai "Bapak Bilangan" dan salah satu
peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah "Teorema Pythagoras". Selain
itu, dalam geometri dan aritmatika, ia berhasil berkontribusi pada teori
bilangan dan pembentukan benda, serta menemukan perbedaan antara
tinggi nada dan panjang senar.
c. Socrates (470 SM-399 SM) adalah seorang filsuf dari Athena. Dalam
sejarah umat manusia, Socrates adalah contoh khusus sebagai seorang filsuf
yang jujur dan berani. Socrates mengembangkan metode kebidanan yang
dikenal sebagai "Maicutika Telenhe", yaitu metode dialektika melahirkan
kebenaran.

11
d. Herakleitos: menganggap api sebagai prinsip pertama yang menjadi dasar
dari segala sesuatu yang ada, karena menurutnya api adalah simbol
perubahan. Dia berpendapat bahwa di dunia alami tidak ada yang tetap,
tidak ada yang dianggap final atau sempurna.
e. Archimedes (287-212 SM). Archimedes mempelajari matematika, fisika
dan mekanika dan menerapkan beberapa penemuannya pada pembuatan
alat. Perhitungan dan penemuan hukum. Archimedes dimulai dengan
pengalaman dan kemudian diidealkan dalam ranah penalaran (analisis
teoretis), akhirnya dibuktikan dengan eksperimen. Dengan ini, Archimedes
benar-benar menemukan dasar ilmu pengetahuan modern.
f. Democritus, yang dikenal sebagai "Bapak Atom", pertama kali
memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta sebenarnya terdiri dari
atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagi.
g. Plato (427 SM-347 SM), adalah murid Socrates dan guru Aristoteles, filosof
yang pertama kali mengajukan pertanyaan tentang being (ada) dan
mempertentangkan dengan becoming (sesuatu yang menjadi).
h. Aristoteles (384 SM-322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid Plato.
Dia membuat kontribusi di bidang metafisika, fisika, etika, politik,
kedokteran dan ilmu alam. Dalam ilmu alam, dia adalah orang pertama yang
secara sistematis mencatat dan mengklasifikasikan spesies biologis.

C. Zaman Pertengahan
Awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini
ditandai dengan tampilnya pada Teolog di lapangan ilmu pengetahuan, Sehingga
para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Teolog. Begitu
pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau
mendukung kepada agama ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat
dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai
Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama).
Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban
dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam diklasifikasikan ke dalam tiga bidang :

12
a. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya
sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
b. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,
astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
c. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.
Dengan semakin berkembangnya pengaruh Islam, semakin banyak ilmuwan
yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka adalah sebagai
berikut:
a. Al Farabi (870-950 M). Dia adalah seorang komentator yang sangat ulung
tentang filsafat Yunani di dunia Islam. Kontribusinya dapat ditemukan di
berbagai bidang matematika, filsafat, kedokteran dan bahkan musik. Al-
Farabi telah menulis beberapa buku tentang sosiologi dan sebuah buku
penting di bidang musik, Kitab Al-Musiqa. Selanjutnya, karyanya yang
paling terkenal adalah Al-Madinah Al-fadhilah (ibu kota atau negara) yang
membahas pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan politik dan hubungan
terbaik antara razim menurut interpretasi hukum ketuhanan Islam.
b. Al-Khawarizmi (780 M-850 M), hasil pemikiran berdampak besar pada
matematika, yang terangkum dalam buku pertamanyanya, Al-jabar, selain itu
karyanya adalah Al-kitab Al- mukhtasar fi hisab Al-jabr wa’al – muqalaba
(buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan
menyeimbangkan), kitab surat Al-ard (Pemandanganan Bumi). Karyanya
tersebut sampai sekarang masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
c. Al-Kindi (801 M - 873 M) bisa dikatakan sebagai filosof pertama dari
kalangan Islam. Al-kindi menulis banyak karya di bidang geometri,
astronomi, aritmatika, musik (yang didasarkan pada berbagai prinsip
aritmatika), fisika, kedokteran, psikologi, meteorologi dan politik.
d. Al-Ghazali (1058 M-111 M) adalah seorang filsuf dan theolog muslim Persia,
yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya beliau berupa kitab-kitab,
antara lain kitab Al-munqidih min adh-dalal, Al-risalah al-quadsiyyah, dan
mizan al-Amal.

13
e. Ibnu Sina (980 M-1037 M). Dia dikenal di dunia barat sebagai A Vicenna.
Dia adalah seorang filsuf, ilmuwan dan juga seorang dokter. Bagi banyak
orang dia adalah bapak kedokteran modern dan masih banyak lagi nama lain
yang terkait dengan kiprahnya di bidang kedokteran. Karyanya telah menjadi
referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.
f. Ibnu Rusyd (1226 M-1198 M), yang bahasa latin di sebut dengan Averroes,
dan dia adalah filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd
meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan,
essai, dan resume.
g. Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M), adalah seorang sejarawan muslim dari
Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi
dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah ( pendahuluan ).
h. Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert ( 721 M-815 M ), dia adalah seorang tokoh
islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
i. Al-razi (856 M – 925 M), dikenal sebagai Razes. Seorang klinisi yang paling
hebat saat itu dan yang pernah melakukan penelitian Al-Kimi atau lebih
dikenal dengan ilmu kimia. Dia adalah penulis ensiklopedia ilmu kedokteran
berjudul Contenens.
j. Ibnu Haitam dikenal oleh para intelektual Barat sebagai Alhazen. Dia adalah
seorang ilmuwan Islam dengan pengetahuan di bidang sains, astronomi,
matematika, geometri, kedokteran dan filsafat. Dia juga melakukan banyak
penelitian tentang cahaya dan menginspirasi ilmuwan barat seperti Boger,
Bacon, dan Kepler untuk mengembangkan mikroskop dan teleskop.
k. Al-Battani (850 M-929 M), memberikan kontribusi untuk astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, al-Battani juga meningkatkan ketepatan
pengukuran presesi sumbu bumi.
l. Dalam bidang fikih ada Imam Hanafi (699 M-767 M), Imam Malik (712 M-
798 M), Imam Syafi’I (767 M-820 M) dan Imam Hanbali (780 M-855 M),
yang besar dengan kitab masing-masing
m. Dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al Hamawi (1179 M-
1229 ), yang mengarang kitab Mu’jam al-buldan (kamus Negara). Ibnu

14
Yunis, Umar Al-khayyam , Will Durant, Feilding H. Gorrison, dan Abu
Rayhan al-Biruni, di bidang sains dan antropologi.
n. Shen Kou (1031 M-1095 M), sorang ilmuwan cina yang pertama kali
menggambarkan magnet jarum-kompas yang digunakan untuk navigasi.
o. Su Song (1020 M-1101 M), juga seorang astronom yang menciptakan langit
bintang pada Atlas.
p. Jamal Al-din, mendirikan observatorium ikhtiar Al-din yang merancang
pembangunan istana raja di laut utara.

D. Zaman Renaissance
Era ini berlangsung pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Era
Renaissance ditandai dengan kebangkitan pemikiran yang terbebas dari ajaran-
ajaran agama. Masa transisi ketika budaya rata-rata mulai berubah menjadi budaya
modern. Penemuan ilmu pengetahuan modern mulai dirintis pada masa
Renaissance. Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai
berikut :
a. Nicolaus Capernicus (1473–1543 M) adalah seorang astronom,
matematikawan, dan ekonom Polandia. Dia mengembangkan teori
heliosentris (tata surya yang berpusat pada matahari).
b. Galileo Galilei (1564 M–1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan
fisikawan Italia yang memainkan peran penting dalam Revolusi Ilmiah.
Kontribusinya terhadap sains termasuk peningkatan teleskop (dengan
perbesaran 32x) dan berbagai pengamatan astronomi. Dia adalah orang
pertama yang menggambarkan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark,
terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkemis. Tycho adalah astronom
pengamat paling menonjol di era pra-teleskop. Keakuratan pengamatannya
terhadap posisi bintang dan planet tidak tertandingi pada saat itu.
d. Johannes Kepler (1571-1630 M) adalah seorang astronom, matematikawan,
dan astrolog Jerman. Dia terkenal karena hukum gerak planetnya. Kepler juga
seorang ahli optik dan astronom. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya

15
terdapat dalam buku “supplement to witelo , expounding the optical part of
astronomy”. Dia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
e. Fancies Bacon (1561-1626 M) adalah seorang filsuf, negarawan, dan penulis
Inggris. Karya-karyanya termasuk membangun dan mempopulerkan
metodologi induktif untuk penyelidikan ilmiah, yang sering disebut sebagai
metode Bacon.
f. Andreas Vesalius (1146-1564 M) adalah seorang ahli anatomi. Ia
memperkenalkan anatomi tubuh manusia. Dia juga menulis teks tentang
tanaman obat.

E. Zaman Modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai
masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai
penemuan ilmu pengetahuan. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah
Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson.
a. Isaac Newton (1643-1727 M) adalah seorang fisikawan, matematikawan,
astronom, filsuf alam, alkemis, dan teolog. Ia dianggap sebagai "bapak fisika
klasik". Karyanya, Philosophiae Naturalis Principia Mathematica,
menggambarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi
studi ilmiah tentang alam semesta selama tiga abad terakhir.
b. Rene Descartes (1596-1650 M), yang dikenal sebagai Renatus Cartesius,
adalah seorang filsuf dan matematikawan Prancis. Descartes kadang-kadang
disebut "penemu filsafat modern" dan "bapak matematika modern".
Pemikirannya dengan revolusi adalah: "Tidak ada yang pasti kecuali orang
yang berpikir".
c. Charles Robert Darwin (1809-1882 M) adalah seorang naturalis yang teori
revolusionernya meletakkan dasar bagi teori evolusi modern dan prinsip
keturunan yang sama (common Descent) dengan mengusulkan seleksi alam
sebagai suatu mekanisme. Teorinya yang paling mengejutkan adalah ''Nenek
moyang manusia adalah kera''.

16
d. Joseph John Thompson (1856-1940 M) adalah seorang ilmuwan yang
penelitiannya mengarah pada penemuan elektron. Ia menjadi pelopor fisika
nuklir. Dia juga menemukan metode untuk memisahkan berbagai jenis atom
dan berkas molekul menggunakan sinar positif.

F. Zaman Kontemporer
Saat ini fisika memainkan peran penting. Menurut Trout (Mutansyir dan
Munir, 2001), fisika dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan, yang materinya
mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Fisikawan
paling terkenal adalah Albert Einstein. Ia menegaskan bahwa alam itu luas tak
terhingga, tetapi juga itu tidak mengubah keadaan keutuhannya atau statis dari
waktu ke waktu. Einstein percaya pada kekekalan materi. Artinya alam semesta itu
kekal.
Pada tahun 1929, dengan menggunakan teropong terbesar di dunia,
fisikawan Hubble melihat bahwa galaksi-galaksi di sekitar kita tampak menyusut
dengan kecepatan yang sebanding dengan jaraknya dari Bumi. Ini menunjukkan
bahwa alam semesta tidak statis tetapi dinamis. Membantah pandangan Einstein.
Fisikawan kontemporer Gamow, Alpher, dan Herman menyimpulkan
bahwa semua galaksi di alam semesta kita adalah Bima Sakti sekitar 15 miliar tahun
yang lalu. Saat itu terjadi ledakan besar yang melemparkan materi ke segala arah di
seluruh alam semesta, yang kemudian membentuk bintang dan galaksi. Ledakan
besar itu terjadi ketika semua materi di alam semesta dikeluarkan dari
keberadaannya dalam volume yang sangat kecil dengan kecepatan yang sangat
tinggi (Mutansyir dan Munir, 2001).
Pada masa ini, perkembangan berbagai ilmu komunikasi dan teknologi
informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan telah maju
dalam beberapa arah tertentu. Ilmu yang berkembang merupakan sintesis antara
satu bidang ilmu dengan bidang lainnya. Alhasil, perkembangan ilmu pengetahuan
menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode ilmiah adalah bentuk dan sekaligus proses membangun
pengetahuan dari pengetahuan yang masih pra-ilmiah, yang dilakukan
secara sistematis dan mengikuti kaidah tata tertib, teknik normatif, sehingga
memenuhi syarat keabsahan. atau validitas ilmiah.
2. Perkembangan ilmu merupakan kajian yang melihat visi dan pergeseran
paradigma yang menandai revolusi ilmu pengetahuan. Rentang waktu
revolusi ini berada pada ruang zaman Yunani hingga zaman Kontemporer.
Perkembangan ilmu dapat ditelusuri berdasarkan rentang sejarahnya.
Perjalanan ilmu mulai dari zaman pra-Yunani Kuno, zaman Yunani, zaman
Pertengahan, zaman Renaissance, zaman Modern, dan zaman Kontemporer.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, P & Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset.
Medan: USU Press
Milasari, badarussyamsi, & Syukri, Ahmad. 2021. Filsafat Ilmu dan Pengembangan
Metode Ilmiah. Jurnal Filsafat Indonesia. Vol 4 No 3 Tahun 2021
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT Penerbit IPB Press
Wahana, Paulus. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pusaka Diamond

19

Anda mungkin juga menyukai