Disusun
Oleh:
NAMA : ISAFUDDIN
NIM : 2919540710
FAKULTAS : HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Modern.............................................................2
B. Kelemaham Ilmu Pengetahuan Barat..............................................................4
BAB III.....................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai oleh
bangsa Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang
berkembang di awal peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi
pertama lahir. Filsafat memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap
sains sedangkan keahlian tangan memberinya berbagai alat untuk pengamatan alam.
Selanjutnya, sains modern bisa dikatakan lahir dari perumusan metode ilmiah yang
disumbangkan Rene Descartes yang menyodorkan logika rasional dan deduksi serta
pengetahuan, baik yang teoritis maupun yang praktis. bukti ini dapat disajikan
dalam temuan - temuan yang dihasikan oleh filosof - filosof islam sendiri, seperti
al-Kindi yang ahli dalam ilmu pasti dan ilmu falak, ibnu Sina yang tersohor dalam
ilmu kedokteran dengan menyusun kitab al-Qonun yang sampai detik hari ini
menjadi rujukan dibelahan barat maupun timur. Ibnu rusyd ulama dalam bidang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sains dalam perspektif modern. Kata sains adalah adaptasi dari kata Inggris,
science, yang sering juga secara kurang tepat diartikan sebagi ilmu pengetahuan.
Secara etimologis, kata "science" berasal dari kata Latin "scire" yang arti harfiahnya
ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan harus disadari oleh setiap
pelajar sains. Sampai abad pertengahan sains dipahami sebagai "any organized
knowledge," artinya ilmu apapun yang terorganaisir, sehingga pada masa itu,
science.
Tetapi pada penghujung abad sembilan belas dan awal abad kedua puluh,
sains mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan pada ranah filosofis, yang
pada objek-objek empiris (inderawi dan fisik) saja, sehingga pengertian sains
segala jenis pengetahuan yang tidak empiris, seperti teologi, metafisik, eskatologi
dan bahkan matematik. Semua bidang yang non-empiris dikategorikan sebagi tidak
2
Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of
penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk.
hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang
biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun
dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga bisa berarti suatu metode khusus
untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metode ilmiah
merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti
ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang
Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang
lain biasa disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari
aplikasi sains, suatu konsekwensi logis dari sains yang mempunyai kekuatan untuk
melakukan sesuatu. Sehingga biasanya salah satu definisi populer tentang sains
melalui teknologi terhadap masyarakat, sifat sains yang terus berkembang, tujuan
Sesungguhnya, sains itu sendiri sudah ada sejak awal sejarah manusia ada,
demikian juga sejak manusia lahir. Tetapi dalam prosesnya, manusia tidak langsung
3
mengapa terjadi kelambanan dan keterlambatan penguasaan sains, adalah faktor
manusia nya sendiri. Yang di dalam benaknya sudah dipenuhi dengan beragam
doktrin, persepsi, keyakinan. mitos yang berlangsung antar generasi terhadap suatu
Sebagai gambaran, saat ini kita berkeyakinan dan membuktikan secara sains
berkeyakinan bahwa bumi ini diam dan mataharilah yang mengelilingi bumi. Dan
masih banyak lagi keyakinan lama dan mitos-mitos yang berubah karena sains.
Mitos dan keyakinan salah di sekitar kita harus diubah persepsinya, bahwa segala
kejadian ini sudah sangat teratur melalui hukum-hukum yang pasti yang bisa
1. Sains adalah alat untuk menguasai alam dan memberikan sumbangan kepada
kesejahteraan manusia.
Dunia Barat telah dibutakan oleh rasional, padahal kita tahu bahwa
kemampuan manusia dlam berpikir itu terbatas. Olah pikir manusia yang satu
dengan yang lainnya berbeda, sehingga salah sulit untuk menutukan sebuah
4
kebenaran mutlak hanya dengan rasional. Dan juga di dunia ini banyak sekali
kejadian yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia, satunya tentang adanya ruh
rasional dan empiris. Dengan demikian mereka telah menolak bimbingan agama
yang benar.
Dalam hal ini kita kenal rational science sebagai isu penting dalam filsafat
modern, yang merupakan hasil dari spekulasi. Rational science adalah kebenaran
yang bersumber kepada rasio (akal). Benar tidaknya sesuatu diukur oleh
signifikansi hubungan antara sebab dan akibat. Apabila terjadi hubungan sebab dan
akibat yang jelas, maka itu dikatakan logis, rasional dan dianggap benar. Tetapi jika
hubungan antara sebab dan akibat itu tidak nampak jelas maka dinilai tidak rasional
dan salah. Di luar rational science adalah kepercayaan (belief) semata-mata dan
bukan ilmu. Jadi berita tentang bangkit dari kubur, jin, malaikat, termasuk cerita
persoalan tersebut tak dapat dibuktikan dengan indera maupun dengan rasio.
orang Barat itu sendiri. Rasionalisme dan westernisasi ilmu telah mengangkat
keraguan dan dugaan ke tahap metodologi ilmiah. Bukan hanya itu, westernisasi
ilmu juga telah menjadikan keraguan sebagai alat epistemologi yang sah dalam ilmu
sekuleris percaya bahwa mereka akan mencapai kebenaran. Tetapi tidak ada bukti
5
bahwa keraguan, dan bukan sesuatu yang lainnya, mengantarkan mereka pada
kebenaran.
mengatakan bahwa tak ada satu pun alat di dunia ini yang dapat digunakan untuk
Dengan kata lain, pandangan ini bersifat pragmatis yaitu concern pada hasil,
karena keduanya berbeda daerahnya. Sains dan agama memiliki otonomi sendiri-
harus tahu batas di mana mereka harus berhenti, dan di mana agamawan harus
Menurut al-Attas pandangan alam sekular telah menjadikan alam empiris ini
qadim (qadim bermakna tidak bermula dan tidak berakhir). Selanjutnya berlakulah
pemisahan antara wahyu (revelation) dan akal (reason) dan antara tradisi dengan
modernitas. Dari pemisahan ini maka manusia sekular yang telah mengagungkan
ilmu sains dan membatasi hakikat pada alam empiris, akan cenderung memilih akal
daripada wahyu, benda daripada ruh, dunia daripada akhirat, modernitas daripada
6
tradisi. Maka dengan tepat al-Attas menyimpulkan bahwa peradaban Barat telah
persoalan. Hal ini menurutnya adalah satu bentuk pendewaan manusia (deification
of human being).
3. Berfifat Kapitalis
industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Dalam sistem kapitalis ini yang
memiliki uang lah yang berkuasa, sehingga terjadi kesenjangan ekonomi yang
sangat mencolok. Orang yang tidak memiki uang dan modal akan diperlakukan
semena-mena dan diperbudak, hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam
pemerataan ekonomi.
kebahagiaan manusia dalam kehidupan sebagai hal yang utama. Kesejahteraan dan
kebahagiaan dengan demikian menjadi tujuan utama dalam paham humanisme ini.
Pada periode setelah jaman kegelapan di dunia Barat, humanisme ini berarti
oleh agama, yaitu dengan mempelajari hal-hal yang klasik dan menekankan pada
7
Kemudian humanisme berkembang dalam bidang filsafat abad ke-20 yang bernama
humanisme naturalistik.
bercirikan adikodrati dan menganggap kebaikan yang lebih besar dari seluruh
manusia di bumi sebagai tujuan etis tertinggi. Filsafat ini mendasarkan pada akal,
Positivisme dari August Comte dan utilitarianisme Inggris adalah penerus paham
moral individu secara rasional dan berarti tanpa acuan pada konsep-konsep yang
masyarakat kapitalisme.
8
Eksistensialisme yang telah memberikan argumentasi bahwa tidak ada
menjadi karakter world view dan sistem nilai peradaban Barat. Dualisme berlaku
apabila dua perkara dilihat bertentangan, terpisah dan tidak dapat disatukan secara
diciptakan saling berlawanan: satu dan banyak, terbatas dan tak terbatas, berhenti
dan bergerak, baik dan buruk, dan sebagainya. Empedocles setuju dengan
Pythagoras, baginya dunia ini dikuasai oleh dua hal, cinta dan kebencian. Plato
dalam dialog-dialognya memisahkan jiwa dari raga, inteligible dari sensible.. Bibit-
bibit pemisahan berlaku juga dalam agama Kristian apabila memisahkan antara
yang suci (sacred) dan yang tidak suci (profane). Kemudian dalam sekularisme
serta dilatarbelakangi oleh usaha-usaha skeptis tanpa didasarkan pada wahyu. 54 Jika
epistemologi dari peradaban Barat yang telah menjadi cara pemikiran dan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sains dalam perspektif modern. Kata sains adalah adaptasi dari kata Inggris,
science, yang sering juga secara kurang tepat diartikan sebagi ilmu pengetahuan.
Secara etimologis, kata "science" berasal dari kata Latin "scire" yang arti harfiahnya
3. Berfifat Kapitalis
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
11