Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU”


MATAKULIAH : FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU : IMAN, M.Pd

Di susun oleh :
Eza Farida_23242057107
Wina Winarti_23242507113

PROGRAM STUDI PGPAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-IHYA KUNINGAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya dan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2

2.1 Sejarah Lahirnya Filsafat Ilmu...................................................................................................2

2.2 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Yunani Kuno...........................................2

2.3 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Abad Pertengahan...............................................5

2.4 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Modern....................................................6

2.5 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Postmodern..............................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................9

3.2 Saran..............................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah dua bidang kajian yang saling berkaitan dan saling
melengkapi. Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan,karena filsafatlah yang memberikan
landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari penerapan metode berpikir filsafat, dengan ilmu
pengetahuan yang berkembang sampai saat ini kita dapat memahami dan menjawab semua pertanyaan
dan masalah mulai dari masalah yang berkaitan dengan alam semesta hingga masalah umat dengan
segala persoalan kehidupan. Oleh karena hal tersebut mempelajari sejarah filsafat sangat penting guna
mengetahui bagaimana filsafat berkembang dari mulai periode Yunani Kuno sampai dengan periode Post
Modern hingga sampai saat ini. Filsafat ini berkembang dari masa ke masa sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana awal mula lahirnya filsafat ilmu.
1.2.2 Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu pada zaman Yunani kuno, abad pertengahan
sampai zaman modern dan zaman postmodern.

1.3 Tujuan Masalah


1.2.3 Mengetahui awal mula lahirnya filsafat ilmu.
1.2.4 Mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu dari zaman Yunani kuno, abad pertengahan
sampai zaman modern dan zaman postmodern.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Filsafat Ilmu


Lahirnya filsafat berangkat dari upaya mencari kebenaran, menyelidiki hakikat yang
sebenarnya mengenai segala sesuatu. Oleh karena itu, lahirnya filsafat sebenarnya bersamaan
dengan sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan yang muncul pada masa
peradaban kuno.
Dalam sejarah, filsafat Yunani Kuno disebut sebagai pangkal sejarah filsafat barat. Di
tanah Yunani, sejak enam abad sebelum Masehi (600 SM), muncul para ahli pikir yang
mencoba menerka tentang alam semesta. Melalui akal budinya, para ahli pikir mencari tahu
tentang apa yang menjadi asal mula alam semesta beserta isinya.
Dalam sistem kepercayaan yang bersifat rasional, memungkinkan manusia
mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai pertanyaan
dalam kehidupan. Tokoh yang pertama kali menemukan filsafat adalah Thales (625-545 SM),
yang mengembangkan geometri dan matematika. Setelah Thales ada Socrates yang
mengembangkan teori moral, Plato yang mengembangkan teori tentang ide, dan Aristoteles
yang mengembangkan teori yang menyangkut dunia serta benda.

2.2 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Yunani Kuno


Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban
manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir Mitosentris yaitu
pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu,
gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana dewa bumi
yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam yaitu
Thales (624-546 SM). Pada masa itu, Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur
terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan
benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Sedangkan Heraklitos berpendapat
bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas
yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan
kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu tersebut
menjadi abu atau asap. Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam
semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah

2
unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain
dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga api pantas
dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.
Selain Heraclitos ada pula permenides. Permenides lahir di kota Elea. Ia merupakan ahli
filsuf yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapat
Permenides apa ang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu
ada, yang ada dapat hilang menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada sehingga tidak dapat
dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat
dipikirkan. Dengan demikian, yang ada itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat di bagi-bagi
karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak
mungkin.
Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai pada masa
Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates
merupakan anak dari seorang pemahat Sophroniscos, ibunya bernama Phairmarete yang
bekerja sebagai seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang terkenal galak dan keras.
Socrates adalah seorang guru. Setiap kali socrates mengajarkan pengetahuannya,
Socrates tidak pernah memungut bayaran kepada murid-muridnya. Oleh karena itulah, kaum
sofis menuduh dirinya memberikan ajaran baru yang merusak moral dan menentang
kepercayaan negara kepada para pemuda. Kemudian ia ditangkap dan dihukum mati dengan
minum racun pada umur 70 tahun yakni pada tahun 399 SM. Pemikiran filsafatnya untuk
menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang dihasilkan.
Plato lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates,
Pythagoras, Heracleitos, dan elia. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba
menyelesaikan permasalahan lama yakni mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos)
atau yang tetap (Parmenidas). Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya sebagai
pengetahuan indera dan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebutnya sebagai
pengetahuan akal. Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua
dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia ide yang bersifat tetap. Dunia
yang sesungguhnya atau dunia realitas adalah dunia ide.
Sebagai puncak pemikiran filsafatnya adalah pemikiran tentang negara, yang tertera
dalam polites dan Nomoi. Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates yakni tujuan hidup
manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well being). Menurut Plato di dalam negara
yang ideal terdapat tiga golongan, antara lain:
3
a. Golongan yang tertinggi (para penjaga dan para filsuf).
b. Golongan pembantu (prajurit yang bertugas untuk menjaga keamanan negara).
c. Golongan rakyat biasa (petani, pedagang, dan tukang).
Plato mengemukakan bahwa tugas seorang negarawan adalah mencipta keselarasan
semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis.
Apabila suatu negara telah mempunyai undang-undang dasar maka bentuk pemerintahan yang
tepat adalah monarki. Sementara itu, apabila suatu negara belum mempunyai undang-undang
dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi.
Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak
lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka
dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato
sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika,
estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.
Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak
setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Aristoteles lahir di Stageira,
Yunani Utara pada tahun 384 SM. Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia
“abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau
benda-benda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
materi (“hylé”) dan bentuk (“morfé”). Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat
dilepaskan atau dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk.
Dengan demikian maka bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk
memberikan kenyataan kepada materi dan sekaligus adalah tujuan (finalis) dari materi. Karya-
karya Aristoteles meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi, ilmu alam, Retorica dan
poetika, politik dan ekonomi. Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak
menyumbang kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut ini beberapa pemikiran
Aristoteles yang terdiri dari:
a. Ajarannya tentang logika
Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi dan aksidensia. Dan dari dua
golongan tersebut terurai menjadi sepuluh macam kategori, yaitu :
1) Substansi (manusia, binatang).
2) Kuantitas (dua, tiga).
3) Kualitas (merah, baik).
4) Relasi (rangkap, separuh).
5) Tempat (di rumah, di pasar).
6) Waktu (sekarang, besok).
4
7) Keadaan (duduk, berjalan).
8) Mempunyai (berpakaian, bersuami).
9) Berbuat (memmbaca, menulis).
10) Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles dianggap sebagai Bapak
logika tradisional.
b. Ajaranya tentang sillogisme.
c. Ajarannya tentang pengelompokkan ilmu pengetahuan. Aritoteles mengelompokkan ilmu
pengetahuan menjadi tiga golongan.
d. Ajarannya tentang potensia dan dinamika. Hule adalah suatu unsur yang menjadi
permacaman. Sementara itu, morfe adalah unsur yang menjadi dasar kesatuan.
e. Ajarannya tentang pengenalan.
f. Ajarannya tentang etika.
g. Ajarannya tentang negara.

2.3 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Abad Pertengahan


Masa ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat
Yunani yang dipengauhi oleh kepercayaan maka filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan
pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran filsafat abad pertengahan
didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas agama sehingga
corak pemikiran kefilsafatannya bersifat Teosentris. Pemikir filsafat pada era ini kebanyakan
pada komunitas rohaniwan dalam gereja katolik, merekalah yang mempelajari dan
menerjemahkan teks-teks Yunani Kuno ke dalam bahasa latin. Pada abad pertengahan in juga
di sebut sebagai abad gelap, berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, para ahli pikir pada saat itu juga tidak
mempunyai kebebasan berpikir apalagi terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan
dengan ajaran agama gereja, siapapun orang yang mengemukakannya akan mendapatkan
hukuman yang berat.

Baru pada abad ke-6 Masehi setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung,
didirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika, geometri,
aritmatika, astronomi, dan music. Keadaan tersebut akan mendorong perkembangan pemikiran
filsafat pada abad ke-14 yang ditandai berdirinya universitas-universitas dan oro-ordo. Dalam
ordo inilah mereka mengabadikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus
(1033-1109), Abaelardus (1079-1143), dan Thomass Aquinas (1225-1274). Di kalangan para

5
ahli piker Islam (periode filsafat Skolastik Islam) muncul AL-Kindi, al-Farabi Ibnu Sina al-
Ghazali Ibnu Bajah, Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyd. Periode skolastik Islam ini berlangsung tahun
850-1200. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang
dengan pesat. Akan tetapi setelah jatuhnya Kerajaan Islam di Granada Spanyol taun 1942
mulailah kekuasaan politik berat menjarah ke timur. Suatu prestasi yang paling besar dalam
kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang filsafat. Di sini mereka merupakan mata
rantai yang mentransfer filsafat Yunani, sebagaimana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana
Islam di timur terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Para filsuf
Islam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles adalah benar Plato dan Al-
Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan serta sinkretisme antara agama dan
filsafat.

Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling
besar, yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan dan pemikiran filsafat, terutama
dalam bidang teologi dan ilmu pengetahuan alam. Peralihan dari abad pertengahan ke abad
modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa transisi), yaitu munculnya
Renaisance dan Humanisme yang berlangsung pada abad 15-16. Munculnya Renaisance dan
Humanisme inilah yang mengawali masa abad modern. Mulai zaman modern ini peranan ilmu
alam kodrat sangat menonjol sehingga akibatnya pemikiran filsafat semakin dianggap sebagai
pelayan dari teologi yaitu sebagai suatu sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenaran
mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia.

2.4 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Modern


Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan manusia pada
tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris
yaitu pemikiran filsafat yang mendasarkan pada akal pikir dan pengalaman. Sebelumnya telah
dikemukakan bahwa munculnya Renaisance dan Humanisme sebagai awal masa abad modern,
dimana para ahli (filsuf) menjadi pelopor perkembangan filsafat (kalau pada abad pertengahan
yang menjadi pelopor filsafat adalah para pemuka agama). Pemikiran filsafat pada abad
modern ini berusaha meletakan dasar-dasar bagi metode logisilmiah. Pemikiran filsafat di
upayakan lebih tokoh filsuf pada bersifat praktis artinya pemikiran filsafat diarahkan pada
upaya manusia agar menguasai lingkungan alam menggunakan berbagai penemuan ilmiah.
Perkembangan filsafat pada abad modern ini ditandai dengan munculnya berbagai aliran secara
garis besar ada tiga faham yang muncul yaitu rasionalisme, empirisme dan kritisme.

6
1. Faham Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah di
tentukan melalui pembuktian logika dan analisis berdasarka fakta daripada melalui iman,
dogma atau ajaran agama. Tokoh filsuf pada aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650)
adalah eorang filsuf Prancis dan dia di juluki sebagai bapak filsafaat modern. Pokok
pemikiran Descartes adalah bahwa akal merupakan satu-satunya jalan menuju
pengetahuan.
2. Faham empirisme adalah suatu aham filsafat yang menekankan peranan pengalaman
dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil
dari bahsa Yunani yang berarti coba-coba atau pengalaman, sebagai suatu doktrin
empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan
tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal melainkan diperoleh atau
bersumber dari panca indra manusia, dengan kata lain kebenaran adalah sesuatu yang
sesuai dengan pengalaman manusia. Filsuf aliran ini adalah John Locke (1632-1704),
David Hume (1771-1776)
3. Faham Kritisisme adalah suatu faham filsafat yang bisa dikatakan merupakan gabungan
atau campuran antara rasionalisme dan empirisme, disatu sisi faham ini mendukung teori
rasionalisme tetapi di sisi lain juga mendukumg teori empirisme. Tokoh pada faham ini
adalan Imanuek Kant (1724-1804) seorang filsuf asal Jerman yang mengupayakan filsafat
agar menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna yaitu dengan cara membentuk
pengertian-pengertian yang jelas dan bukti yang kuat.

.Pada abad ke-19 perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Pemikiran filsafat
pada masa itu telah mampu membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bangsa dengan pengertiaan
dan caranya sendiri. Ada filsafat Amerika, filsafat Perancis, filsafat Inggris dan filsafat Jerman.
Tokoh-tokohnya adalah Hegel (1770-1831), Karl Marx (1818-1883), August Comte (1798-
1857), JS Mill (1806-1873), John Dewey (1858-1952). Akhirnya dengan bermunculnya
pemikiran filsafat yang bermacam-macam ini berakibat tidak terdapat lagi pemikiran filsafat
yang mendominasi.

2.5 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu pada Zaman Postmodern


Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20 juga disebut filsafat Kontemporer yang
merupakan ciri khas pemikiran filsafat adalah desentralisasi manusia karena pemikiran filsafat
abad ke-20 ini memberikan perhatian yang khusus pada bidang Bahasa dan etika sosial. Dalam
bidang Bahasa terdapat pokok-pokok masalah : arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan.
Masalah ini muncul karena realitas saat ini banyak bermunculan berbagai istilah, di mana cara
pemakaiannya sering tidak dipikirkan secara mendalam sehingga menimbulkan tafsir yang
7
berbeda-beda (bermakna ganda). Oleh karena itu, timbulah filsafat analitika yang di dalamnya
membahas tentang cara berpikir untuk mengatur pemakaian kata-kata/ istilah-istilah yang
menimbulkan kerancuan, sekaligus dapat menunjukkan bahaya-bahaya yang terdapat di
dalamnya. Karena Bahasa sebagai objek terpenting dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir
menyebut sebagai logosentris. Dalam bidang etika sosial memuat pokok-pokok masalah apakah
yang hendak kita perbuat di dalam masyarakat dewasa ini.

Kemudian pada paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan seperti
Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme, Irasionalisme.
Neo-Vitalisme Spiritualisme dan Neo-Positivisme. Aliran-aliran tersebut sampai sekarang
hanya sedikit yang masih bertahan. Sementara pada awal belahan akhir abad ke-20 muncul
aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak pemikiran seperti Filsafat Analitik,
Filsafat Eksistensi, Strukturalisme dan Kritikan Sosial.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fisafat ilmu lahir pada zaman Yunani Kuno pada abad ke-6 sebelum masehi, kemudian
berkembang menjadi beberapa periode, yaitu periode Yunani Kuno, periode abad pertengahan periode
modern dan periode postmodern. Dari setiap periode tersebut memiliki ciri khas masing-masing dan
tokoh-tokoh penemunya. Pada zaman Yunani Kuno, perkembangan filsafat ditandai dengan terjadinya
perubahan pola pikir mitosentris (pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam) menjadi logosentris (pola pikir yang mengandalkan pada
kebenaran atau kenyataan). Kemudian pada awal zaman Abad Pertengahan, perkembangan
filsafat didominasi dan dibatasi oleh dogma/agama. Semua pemikiran dan hasil karya para
filsuf dibatasi dan dibelenggu oleh kebenaran agama.

Pada zaman Modern, perkembangan filsafat mulai ditandai dengan munculnya berbagai
pemikiran-pemikiran yaitu Rasionalisme ,Eempirisme, dan Kritisisme. Kemudian, pada zaman
Post Modern ini terjadi pada abad 18-19 M. Pada abad ini banyak bermunculan aliran-aliran
baru dalam filsafat antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme,
Hedonisme dan Capitalism. Kemudian pada abad ke 20 muncul aliran kefilsafatan yang lebih
dapat memberikan corak pemikiran seperti Filsafat Analitik, Filsafat, Eksistensi, Strukturalisme
dan Kritikan Sosial. Tokoh-tokoh filsafat yang terlahir di zaman ini antara lain: A. Comte,
William James, Cl. Lévi-Strauss, dan lain-lain.

3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Hal tersebut
bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. IPB Press : Bogor.

Sumarna, Cecep. 2020. Filsafat Ilmu. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Referensi Internet :

https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/25/190000879/sejarah-lahirnya-filsafat?page=all

https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=153870

10

Anda mungkin juga menyukai