Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ISLAM DISIPLIN ILMU

IPTEK DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

Dosen Pengampu : Dedy Novriadi S.Pd.I, M.Pd.I

Di Sususun Oleh :

Elza Putrika 2087203020

Melda Ratnawati 2087203012

Elia dinami Permatasari 2030872022

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan karunia-Nya


sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Iptek Dalam Perspektif
Al-Qur’an”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan makalah ini.
Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai tugas yang menjadi kesepakatan dalam kontrak perkuliahan. Dengan
demikian penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan baik
bagi kelompok kami maupun bagi para pembaca dalam memahami perencanaan.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sebagai
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Bengkulu , 02 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Iptek.................................................................................... 3
B. Pandangan Islam Tentang Ipteksaja Sumber Ilmu Pengetahuan........... 3
C. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Al-Qur`An............................4
D. Perintah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.......................8
E. Ayat Al-Quran Tentang Perkembangan Iptek.........................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan bemula dari rasa ingin tahu manusia yang kuat. Rasa ingin tahu
yang bergejolak ini memiliki kekuatan yang dasyat untuk mendorong manusia
menemukan sebuah jawaban. Di samping rasa ingin tahu, berbagai problem yang
dihadapi manusia juga menjadi sebab manusiamelakukan proses berpikir panjang
untuk menemukan solusinya.

Dengan cara berpikir, merenung,mengamati, mengkaji, menganalisa, dan


menyimpulkan sebuah objek kajian secara konsisten dan sistematis, manusia
dapat memperoleh pengetahuan. Manusia selalu diliputi oleh rasa ingin tahu, dan
untuk itu manusia akan selalu berpikir dan berpikir untuk menemukan
jawabannya. Jawabanjawaban dari rasa ingin tahu itu dapat dikatakan sebagai
pengetahuan. Pengetahuan ini akan menjadi sebuah ilmu manakala memenuhi
kreteria ilmiah, rasional, sitematik, konsiten, dan diperoleh melalui prosedur
metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab
ilmu merupaka pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-
syarat tertentu.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah. Seiring dengan
kemajuan berpikir manusia dewasa ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat
cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan ini telah memasuki hampir seluruh bidang
kehidupan masyarakat modern. Hampir tidak ada satu masyarakat pun di era ini
yang sama sekali tidak tersentuh oleh kesuksesan para ilmuwan. Dengan
kemajuan teknologi informasi, misalnya, hari ini petani di pedalaman atau nelayan
di pesisir pantai sudah terlalu asing dengan gaya hidup masyarakat kota.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian iptek?

2. Apa pandangan islam tentang ipteksaja sumber ilmu pengetahuan?

3. Bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dalam al-qur`an?

4. Bagaimna perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi?

5. Apa ayat al-quran tentang perkembangan iptek?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian iptek

2. Mengetahui islam tentang ipteksaja sumber ilmu pengetahuan

3. Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi dalam al-qur`an

4. Mengetahui perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Mengetahui ayat al-quran tentang perkembangan iptek


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iptek

Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau


mengetahui. `Ilm menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata
yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Misalnya: `alam
(bendera), `ulmat (bibir sumbing), a`lam (gunung-gunung), `alamat (alamat),
dan sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu.
Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha mencari pendekatan
rasional dan pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan melalui pendekatan
keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan atau juga dapat dikatakan
ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah.

Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah


guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi
adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu
tujuan. Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan
penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa


ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan
teknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis
tertentu untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu
tujuan.

B. Pandangan Islam Tentang Iptek

Dalam pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah
termasuk segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang
haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam
bukan agama yang sempit. Adapun peradaban modern yang begitu luas
memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-
alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka
jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat
itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi
tanggung jawab manusia yang menggunakan dan mengopersionalkannya.
Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan dengan
baik dan tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala
digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.

Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi,


tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan
lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang teliti, obyekitf dan tidak
bertentangan dengan dasar al-Qur`an.

C. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Al-Qur`An

Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-


Qur’an banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia
untuk melihat, memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena
alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan
dikembangkan. Al-Qur’an menantang manusia untuk menggunakan akal
fikirannya seoptimal mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang
sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia
bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode,
mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa
alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut
ini:

(101) ‫اَأْلْر ِض ُقِل اْنُظُروا َم اَذ ا ِفي الَّسَم اَو اِت َو‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan


menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di
bumi ...”( QS. Yunus ayat 101)

(137) ‫َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبْين َكْيَف َك اَن َقْد َخ َلْت ِم ْن َقْبِلُك ْم ُس َنٌن َفِس ْيُروا ِفي ْاَألْر ِض َفاْنُظُروا‬

Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah;


Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)

(21) ‫َوِفي َأْنُفِس ُك ْم َأَفَال ُتْبِص ُرْو َن‬

Artinya:”Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak


memperhatikan?”. (QS. Az-Zariyat: 21)
Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar
manusia menggunakan akal fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-
fenomena alam semesta. Teks-teks al-Qur’an yang terkait dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek Allah

Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan


ditempuh sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga
sebagai hudan memberi kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil
riset dapat diukur dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan
naql.

Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala


perubahannya sebagai persoalan yang layak dan perlu dijawab, maka al-
Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam
semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang
tepat yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat
Qur’aniyah akan berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu pengetahuan
seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan menjadikan
teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek,


seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk
membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan
akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara
jelas terdapat dalam QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20:

(18) ‫) َأَفَال َيْنُظُرْو َن ِإَلى ْاِإل ِبِل َكْيَف ُخ ِلَقْت‬17( ‫َو ِإَلى الَّس َم اِء َكْيَف ُر ِفَع ْت‬

(20) ‫) َو ِإَلى اْلِج َباِل َكْيَف ُنِصَبْت‬19( ‫َو ِإَلى ْاَألْر ِض َكْيَف ُس ِط َح ْت‬

Artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia


diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS.
Al-Ghasiyah: 17-20)

Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat Islam


suatu kegiatan observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga
ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani,
melainkan memiliki ciri empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.

(49) ‫ُرْو َنَوِم ْن ُكِّّل َش ْي ٍء َخ َلْقَنا َز ْو َج ْيِن َلَع َّلُك ْم َتَذ َّك‬
Artinya: ”Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya
kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS. Az Zariyat: 49)

(36) ‫ُسْبَح اَن اَّلِذ ي َخ َلَق ْاَألْز َو اَج ُك َّلَها ِمَّم ا ُتْنِبُت ْاَألْر ُض َوِم ْن َأْنُفِس ِه ْم َوِمَّم ا َال َيْع َلُم ْو َن‬

Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan


semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS. Yasin: 36)

Dari ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk


secara berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan
negatif, wanita dan pria, elektron dan positron. Terjadinya pasangan
elektron dan positron di dalam fisika inti dikenal pembentukan ion (ion air
production) di mana radiasi gelombang elektron magnetik memiliki tenaga
di atas 1.02 Mev. Ayat ini dapat diartikan sebagai perintah untuk
melakukan penelitian. Karena dengan melakukan penelitian hal-hal yang
tadinya belum terungkap menjadi terungkap.

b. Al-Quran Sebagai Prediktor

Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada


masa yang akan datang baik masa yang jauh maupun masa yang dekat,
yang sebagian merupakan mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh
sebab itu jika sebab ini merupakan data-data yang dapat dirunut oleh
manusia secara komprehensip, maka akibat yang ditimbulkan kelak akan
dapat diketahui sebelum terjadi dengan intensitas keyakinan yang cukup
tinggi.

Berikut ini contoh ayat-ayat tersebut:

(41) ‫ِد ي الَّناسَظَهَر اْلَفَس اَد ِفي ْالَبِّّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َسَبْت َأْي‬

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena


perbuatan tangan manusia...” (QS. Ar Rum: 41)

(47) ‫َقاَل َتْز َر ُع ْو َن َس ْبَع ِسِنْيَن َد َأَبا َفَم ا َحَص ْدُتْم َفَذ ُرْو ُه ِفي ُس ْنُبِلِه ِإَّال َقِلْيًال ِمَّم ا َتْأُك ُلْو َن‬

(48) ‫ُثَّم َيْأِتي ِم ْن َبْع ِد ذِلَك َس ْبٌع ِش َداٌد َيْأُك ْلَن َم ا َقَّد ْم ُتْم َلُهَّن ِإَّال َقِلْيًال ِمَّم ا ُتْح ِص ُنْو َن‬

Artinya: "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)


sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit
gandum) yang kamu simpan. (QS. Yusuf: 47-48)

c. Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi

Al Quran mendorong atau memberi motivasi kepada manusia untuk


melakukan penjelajahan angkasa luar dan di bumi, perhatikan firman
Allah berikut ini:

Artinya: Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)

Kemudian tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:

(7) ‫ْيٍم َأَو َلْم َيَر ْو ا ِإَلى ْاَألْر ِض َك ْم َأْنَبْتَنا ِفْيَها ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍج َك ِر‬

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah


banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang baik? (QS. As Syu’ara: 7)

Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern


atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran
manusia genius, profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap
permaslahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d. Al-Quran dan Simplikasi (Penyederhanaan)

Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan


bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih
memudahkan manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena yang
terkait ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia
biologi dan lain-lain). Sehingga manusia dapat menjadi operator yang
mampu mewakili peristiwa yang terjadi di alam semesta. Untuk meraih
teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak mampu, dengan semangat tinggi
dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu yang mustahil
untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.

Perhatikan firman Allah berikut ini:


Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu,
adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah
dengan suburnya) karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada
yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan pemilik-
permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba
datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir.
(QS. Yunus: 24)

e. Al-Quran Sumber Etika Pengembangan Iptek

Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai


hasil teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil
teknologi namun jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama
manusia, menghancurkan lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi
teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan
teknologi merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT.
Perhatikan FirmanNya:

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah


kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)

D. Perintah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Islam agama yang syamil, kamil dan mutakamil (menyeluruh, sempurna


dan menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah vertikal
saja, namun seluruh aspek kehidupan, termasuk diantaranya mempelajari
Iptek.
Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah tidak hanya
memerintahkan untuk sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu yang pertama
diturunkan dalam QS. 96: 1, tetapi mengandung maksud lebih dari itu yaitu
menghendaki seluruh umatnya membaca, menggali, mendalami, meneliti apa
saja yang ada di alam semesta ini dan mengambil manfaat untuk kehidupan
manusia dengan mengetahui ciri-ciri sesuatu seperti: bencana alam, tanda-
tanda zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis maupun yang tidak tertulis
sehingga dapat menghadapi tantangan dan menjawab permasalahan-
permasalahan dunia modern yang diterapkan dalam segala aspek kehidupan.
Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan yang pesat
dari awal terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai tua
dan alam semesta ini dibuat Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya
agar manusia dapat mempelajari iptek, sesuai dalam QS. 3: 190-191 yang
berbunyi: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal
yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka”. Dalam
ayat ini mengandung maksud perintah untuk mempelajari iptek karena
manusia telah dipilih sebagai makhluk yang memiliki kemampuan dan derajat
tinggi, antara lain:
 Manusia diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca,
belajar dan meneliti alam semesta.
 Manusia dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT
memilih nabi Adam sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lain.
 Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk
menjadikan dirinya memiliki derajat tinggi dunia akhirat
 Manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang
dimiliki.

E. Ayat Al-Quran Tentang Perkembangan Iptek

Perkembangan ilmu teknologi terdapat pada Q.S Yunus: 101 dan Al-
Baqarah 164. Itu untuk mendorong umat muslim agar lebih giat belajar dan
menambah ilmu pengetahuan dan untuk mengembangkannya menjadi
teknologi modern sehingga bermanfaat bagi umat manusia kedepannya. Mau
tau apa isi kandungannya, mari kita simak bersama :

 Q.S Yunus : 101

“perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-
orang yang tidak beriman.”
Kandungan dan kesimpulan :

1. Allah swt. Memerintahkan umat manusia untuk memerhatikan


peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta ini seperti jalannya
tata surya yang teratur dan tepat waktu, terjadinya gerhana metahari
dan bulan, pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi
dan sebagainya.
2. Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam ini
bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, umat manusia hendaknya
mengambil manfaat dari tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Dan
mengambil peringatan (tadzikir) yang disampaikan para rasul.
3. Al-Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi al-
quran adalah firman Allah yang berisi pedoman hidup bagi manusia.
Di adalam Al-Quran juga terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan
iptek.
4. Allah memerintahkan kepada manusia agar melakukan pengkajian dan
penelitian terhadap alam semesta beserta segala isinya. Sesungguhnya
semua ciptaan Allah itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah swt.
Bagi orang yang berpikir dan yakin terhadap penciptaannya.

 Q.S Al-Baqarah : 164

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya


malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusiaa, dna apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan
Dia sebarkan di bmi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angina dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”

Kandungan dan kesimpulan :

1. Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu


pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini
mampu menggunakan akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu
pengetahuan tersebut, agar dapat diambil manfaatnya demi
kesejahteraan dunia dan akhirat.
2. Adanya pergantian siang dan malam secara konsistern, bertiupnya
angina dengan kencang, berlayarnya bahtera di lautan merupakan
tanda0tannda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir.
3. Langit dengan planet dan macam-macam bintangnya semua berjalan
dan bergerak menurut tata tertib dan aturan ilahi, tidak ada yang
menyimpang dari aturan-aturan itu.
4. Allah swt. Menurunkan hujan dari langit sehingga bumi yang telah
mati menjadi hidup dan subur. Segala macam hewan juga dapat
melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut.
5. Allah swt. Telah menciptakan pengisaran angina, yang ada kalanya
membawa berkah dan ada kalanya membawa bencana.
6. Allah swt. Menciptakan langit yang kita saksikan ketinggiannya,
keindahannya, keleluasaannya dan apa yang ada di langit (ruang
angkasa) yaitu 100 miliar galaksi, di mana setiap galaksi terdiiri atas
100 miliar bintang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan Hal ini
dapat menjadi pemicu bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknolgi dengan melakukan proses berpikir dan berdzikir serta
memanfaatkan anugrah Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita
tidak mampu membendung laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
mengalami kemajuan dan kemutakhiran. Kita hanya mampu mengarahkan dan
mengendalikan manusia sebagai produsen, distribusi, dan konsumen ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tidak meletakkan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu dibawah kendali nafsunya, melainkan meletakkan keduanya mengikuti
petunjuk Ilahi dan fitrah kemanusiaan.

Jika manusia dalam memproduk dan menerapkan IPTEK mengikuti dorongan


nafsunya saja, sudah barang tentu IPTEK yang dihasilkannya itu tidak hanya akan
memberi manfaat bagi manusia, tetapi juga akan menjadi bumerang yang dasyat
untuk menghancurkan dan membinasakan dirinya sendiri. Dan sebaliknya,
manakala manusia memproduk dan menerapkan IPTEK dalam
memperdayagunakan alam semesta untuk kepentingan manusia sebagai hamba
dan sebagai kholifah serta berpijak pada hidayah Ilahi, maka sudah dipastikan dia
akan menjadi sosok manusia yang sangat berguna di muka bumi ini. Mengapa
manusia harus mengikuti petunjuk Ilahi dalam memproduk dan menerapkan
IPTEK? Itu dikarenakan pengetahuan dan kapasitas otak manusia untuk
menampung ilmu-ilmu Allah, serta semua kemampuan manusia sangat terbatas.

Ilmu pengetahuan dalam perspektif Al-Qur‟an diklasifikasikan menjadi dua,


yaitu ilmu pengetahuan yang objeknya materi dan non materi. Cara
memperolehnya dengan cara mempergunakan akal untuk berpikir, mengkaji,
mengamati, hati untuk beriman dan berdzikir, dzauq untuk merasa (intuitif), dan
fisik sarana untuk menerapkan ilmu.
Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Al-Qur‟an adalah
untuk mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan di dunia dan
diakhirat. Dan untuk dapat digunakan dalam menjalankan tugas manusia sebagai
Abdullah dan kholifatullah berdasarkan Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Serta terhindar
dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak tepat guna yang
mengakibatkan kerusakan di berbagai aspek kehidupan.

B. Saran
Banyak ilmuwan Barat (sekuler, liberalis, materialis, kapitalis) yang
membangun dan menghasilkan IPTEK disemua aspek kehidupan hanya terpusat
pada sesuatu yang kasat mata, ilmiah, logis, dan sistematis (bersifat materi) saja,
tetapi mereka menolak keilmuan yang non materi seperti kehidupan sesudah mati
dan hal-hal yang ghoib. Hal ini dapat kita telusuri dari filsafat ilmu yang mereka
pergunakan. Akibatnya, IPTEK yang dihasilkannya bersifat relatif dan tentatif
serta bebas nilai-nilai ketuhanan (sekuler). Bahkan bisa merugikan bagi kehidupan
manusia sendiri.

Terjadi kepincangan dalam diri mereka antara dhohir dan bathin mereka.
Karena itu, sebagai ilmuwan muslim –yang beriman- kita seharusnya membangun
dan menghasilkan IPTEK berdasarkan keyakinan yang kuat bahwa semua ilmu itu
bersumber dari Allah karena yang dikaji merupakan ayat-ayat Allah, proses
membangun suatu ilmu dan penerapannya mengikuti petunjuk Ilahi, dan tujuan
akhirnya adalah untuk kemaslahatan bagi manusia di dunia maupun diakhirat
karena Allah SWT. Ini bisa dicapai dengan mengabungkan antara iman, pikir,
dzikir, intuitif, amal, dan ihsan.

Jika kita mampu menggabungkan enam komponen di atas dalam membangun,


menghasilkan, dan menerapkan IPTEK, maka kami yakin bahwa zaman keemasan
dari kemajuan peradaban Islam khususnya ilmu pengetahuan pada masa Abasiyah
insya Allah akan terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin, Studi Islam Kontemporer,Amzah, Jakarta, 2006

Ali Anwar Yusuf, Dr. Islam dan Sains Modern, Sentuhan Islam terhadap Berbagai
disiplin ilmu,

Pustaka Setia, 2006

Arsyad, M.Natsir, Ilmuwan Muslim Sepanjang Masa, Mizan, Bandung, 1989

Memadu Sains dan Agama menuju Universitas Islam Masa Depan, UIN Malang,
2004 Husain, M. Thabathaba‟I, Sayyid, Memahami Esensi Al-Qur‟an, Lentera,
Jakarta, 2000 Masruri, hady. Filsafat Sains dalam Al-qur‟an, cet 1, 2007

Majma‟ al-Lughoh al-arabiyah, al-Mu‟jam al-Wasit, (Istanbul: Dar al-Da‟wah,


1990 Masruri, hady. Filsafat Sains dalam Al-qur‟an, cet 1, 2007

Nata, Abuddin, Prof., dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2005

Nasr, Hosein, Sayyid, Sains dan Peradaban di dalam Islam, Pustaka, Bandung,
1986 Sunanto, Musyrifah, Prof., Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Prenada Media, Jakarta, 2004

Salam, Abd., Sains dan Dunia Islam, Bandung, Perpustakaan Islam ITB, 1983

Surisumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Harapan,
Jakarta, 2007 The Liang Gie& Andrian The,Encyclopedia of The Sciences, Gajah
Mada University

Press,Yogyakarta, 2001

http//www.radenbelezt.com. disalin pada tanggal 24 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai