Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IMAN, IPTEKS DAN AMAL SEBAGAI KESATUAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Agama Islam

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
1. Armi Syahri Siregar (NIM. 01072000)
2. Intan Pandini Tarigan (NIM. 855856528)
3. Indah Juliatun (NIM. 855856488)

UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR LABURA


PGSD
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tuhan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
rahmat dan hidayah nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Agama Islam tanpa halangan yang
berarti dan selesai dengan tepat waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan
makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada tutor kami Bapak Ahmad Syukri Sitorus yang telah memberikan tugas
ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun. Oleh
karena itu, kami berharap sekiranya makalah ini dapat diterima dan berkenan
dihati pembaca.

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
berharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Aek Kanopan, 21 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................3
D. Manfaat………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

A. Keimanan dan Ketakwaan...................................................................3


B. Filsafat ketuhanan................................................................................3
C. Implementasi Iman dan Takwa Dalam Kehidupan Modern ................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indera, ilustrasi dan
firasat. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, di
organisasi, di sistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat di uji ulang secara
ilmiah. Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut
pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral, akan tetapi dalam
situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang
merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi. Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa
kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa
dampak negative berupa ketimpang-timpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungan. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil
ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia,
karena seni itu di identik dengan keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai
kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan
budi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi ilmu pengetahuan dan teknologi?
b. Bagaimana hukum teknologi menurut ajaran Islam?
c. Bagaimanakah seni dalam Islam?
d. Apa tujuan dan tanggung jawab IPTEK dalam Islam?

4
1.3 Tujuan
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis menyusun sebuah makalah
tentang kaitan antara seni, ipteks dan amal. Selain itu makalah ini juga disusun
sebagai tugas kelompok pada mata kuliah pendidikan agama islam.
1.4 Manfaat

Manfaat penyusunan makalah ini adalah:


a. Menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. IMAN, IPTEKS, DAN AMAL SEBAGAI KESATUAN


A. Iman
1. Pengertian Iman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan
mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Iman adalah
keterikatan antara hati (galbu), lisan, dan arkan. Ma'rifat artinya
mengetahui. Qalbu adalah hati, lisan artinya ucapan, dan arkan inya
perbuatan.
Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur)
iman ada tiga aspek yaitu: kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah jika
iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk
bahasa dan perilaku. Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman
identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang
konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki
kecerdasan, kemauan, dan keterampilan.
Adapun kata iman yang dirangkaikan dengan positif QS. AL-
Baqarah (2):4

Artinya: Orang-orang yang beriman kepada (AL-Quran) yang


diturunkan kepadamu juga beriman kepada (kitab-kitab) yang
diturunkan sebelum mu serta yakin akan adanya akhirat.

Ciri-ciri orang yang beriman dapat diketahui antara lain:

1. Tawakal
2. Mawas diri dan bersikap ilmiah

6
3. Optimis dalam menghadapi
4. Konsisten dan menepati janji

B. Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Seni (IPTEKS)


1. Ilmu Pengetahuan
Islam sebagai landasan Ilmu Pengetahuan. Menurut konsep umum
(Barat) ilmu (knowledge) adalah pengetahuan manusia mengenai
segala sesuatu yang dapat di indera oleh potensi manusia (penglihatan,
pendengaran, pengertian, perasaan, dan keyakinan) melalui akal atau
proses berpikir (logika). Pengetahuan yang telah dirumuskan secara
sistematis merupakan formula yang disebut ilmu pengetahuan
(science). Dalam Al-qur’an keduanya disebut "ilmu".
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memikul amanah
sebagai khalifah Allah di bumi yang pada dasarnya ditugaskan untuk
mengurus, memelihara, mengembangkan, mengambil manfaat bagi
kesejahteraan umat manusia. 0S. Al-Ahzab (33): 73

Artinya; “Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki


dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan,
Dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki
dan perempuan. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."

2. Teknologi
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk
memanfaatkan bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia, Kalau
demikian, mesin atau alat canggih yang dipergunakan manusia

7
bukanlah teknologi, walaupun secara umum alat-alat tersebut sering
diasosiasikan sebagai teknologi. Mesin telah dipergunakan manusia
sejak berabad yang lalu, namun abad tersebut belum dinamakan era
teknologi.
Al-Quran menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan
ditundukkan Allah untuk manusia.

Artinya: Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugerah) dari Nya
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (OS. Al-Jaatsiyah
45: 13).

C. Amal
Pengertian kata amal secara umum adalah sebuah perbuatan untuk
mencapai sesuatu. Namun perbuatan/amal terdiri dari amal baik dan amal
buruk. Amal baik sesuai perintah, sedangkan amal buruk adalah perbuatan
yang dilarang. Perbuatan yang sesuai dengan perintah ajaran agama
disebut ibadah. Ibadah terdiri dari ibadah mahdhoh dan ghair mahdhoh.
Ibadah mahdhoh yang berkaitan dengan kewajiban sebagu Seorang
muslim/mukmin seperti shalat, zakat, puasa dan menunaikan ibadah haji.
Sedangkan ibadah ghair mahdhah adalah ibadah dalam bentuk kebajikan-
kebajikan dalam kehidupan antar sesama manusia. Seperti dalam hadits
dikatakan: bekerjalah untuk dunia seperti orang yang tidak orang yang
akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhirat seperti orang yang
akan mati besok hari. Artinya bahwa umat Islam harus bekerja keras.
Namun dalam kehidupan ini ternyata tidak cukup hanya mengandalkan
bekerja keras akan tetapi kita dituntut untuk bekerja cerdas (intelligence).

8
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu:
1) Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja.
2) Konsep ihsan dalam bekerja.
3) Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia.
4) Orang mukmin yang kuat lebih disukai.

2.2. KEWAJIBAN MENUNTUT DAN MENGAMALKAN ILMU


A. Kewajiban Menuntut Ilmu Pengetahuan

Salah satu perintah Allah bagi hamba-hamba-Nya ialah kewajiban


menuntut ilmu pengetahuan sebagaimana yang tersurat dalam Al – Quran
surat At-taubah QS. 9 : 122:

Artinya : tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap – tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga


sapat dikatakan suatu kewajiban. Yang dimaksud ilmu pengetahuan disini
adalah ilmu agama. Sikap yang demikian itulah di sebut dengan Fathanah
(cerdas).

Berfikir integratif ilmiah pokok – pokoknya antara lain sebagai berikut :

a. Mempertimbangkan berbagai kemungkinan baik dari segi tekstual


maupun kontekstual tentang data, baik secara harfiah maupun
maknawiyah, baik yang tersurat maupun yang tersirat.

9
b. Mencermati keutuhan dan kelengkapan data, baik data primer maupun
sekunder.
c. Mempertimbangkan konsekuensi terhadap berbagai kemungkinan
yang terjadi akibat dari sikap atau perbuatan yang dilakukan sebagai
bahan perbandingan dalam menganalogi kesimpulan yaitu kesan yang
dihasilkan.

B. Mengamalkan Ilmu
Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib. Selain hukum tersebut
menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama
(orang yang memiliki ilmu). Namun dibalik itu, orang yang memiliki ilmu
(ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Al – Quran
terdapat 620 kata amal.
Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus didasarkan
pada pengetahuan (al - ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yang
bermanfaat bagi keesejahteraan dunia dan akhirat. Tentunya amal yang
dibenarkan oleh ajaran agama (amal saleh).

2.3. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN


A. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah perbuatan (hal dan sebagainya)
bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggung jawabkan. Dalam
pandangan agama islam setiap kegiatan manusia mesti dipertanggung
jawabkan baik terhadap Allah maupun sesama manusia tanggung
jawab tersebut harus sesuai dengan nilai – nilai yang berasal dari
Tuhan maupun yang di buat oleh manusia.

B. Prinsip Tanggung Jawab


Prinsip tanggung jawab menurut pandangan agama islam adalah:
prinsip amanah, prinsip iman dan prinsip prestasi.

10
Prinsip amanah dalam ajaran agama islam bahwa keahlian apapun
bentuk dan macamnya pada dasarnya merupakan realisasi dari
pelaksanaan fungsi kekhalifahannya di muka bumi setidaknya ada 4
unsur: Unsur pertama; Allah SWT pemberi tugas. Unsur kedua;
bentuk manusia mengolah alam. Unsur ketiga; yang melaksanakan
fungsi kekhalifahan adalah manusia. Unsur keempat; etika dan moral
yang harus ditegakkan dalam rangka melaksanakan kekhalifahannya.
Prinsip iman, tanggung jawab dalam pandangan agama tidak
terlepas dari pelaksanaan iman.
Prinsip prestasi, sejalan dengan prinsip iman, maka muncul pula
prinsip kerja yaitu agama melihat bekerja sebagai bagian kehidupan
manusia yang paling mendasar.

C. Bentuk Tanggung Jawab


Dalam ajaran agama Islam masalah tanggung jawab amat
ditekankan. Bentuk tanggung jawab secara umum adalah terletak pada
pelaksanaan aktivitas sesuai dengan prosedur, tujuan dan target yang
diharapkan. Dalam Al – Quran kita jumpai uraian bahwa apa yang
dilakukan manusia dalam berbagai bentuk kegiatan haruslah dapat
dipertanggung jawabkan.

D. Tanggung Jawab Ilmuwan


Untuk membaca dan memahami Al – Quran, manusia pada
hakikatnya akan memahami ilmu Allah serta logika atau proses
berfikir yang terkandung dalam kalam Allah. Manusia diciptakan
Allah SWT dengan memikul amanah sebagai khalifah Allah di bumi
yang pada dasarnya ditugaskan untuk mengurus, memelihara,
mengembangkan, mengambil manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia.
Untuk melihat bagaimana ajaran agama Islam menjelaskan tentang
tanggung jawab, mari kita perhatikan tanggung jawab tentang

11
penciptaan manusia dalam Al – Quran surat Adz – Dzaariyaat, (QS 51
: 56):

Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka mengabdi kepada – Ku.
Tanggung jawab manusia harus melaksanaan pengabdian.

E. Tanggung Jawab Seniman


Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya
manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir
dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman
kepada yang indah, apa pun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut
merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah
kepada hamba-hamba-Nya.
Di sisi lain, Al-guran memperkenalkan agama yang lurus sebagai
agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Al-qur'an surat Ar-Ruum
ayat 30 (OS. 30: 30).

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama


Allah: (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia

12
tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
Pada dasarnya tanggung jawab seniman dalam perspektif ajaran
Islam meliputi:
 Memiliki nilai ibadah.
 Memperkokoh keimanan dan
 Tidak memicu kemaksiatan.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan


dan teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
serta keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Begitu
juga seni yang merupakan ekpresi jiwa yang dituangkan dalam berbagai
bentuk karya seni. IPTEK dan seni keduanya dibolehkan dalam Islam.
Hukum penggunaan IPTEK tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan
untuk hal yang baik, maka hukumnya boleh atau halal. Namun apabila
digunakan untuk hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, maka
hukumnya tidak boleh digunakan. Dekimian halnya seni dalam Islam
dapat diekspresikan asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, tidak
menjadikan sebab kemaksiatan dan dapat menjadikan umat menjadi lebih
baik.

B. SARAN

Dengan mempelajari makalah ini diharap pembaca bisa


menjadikan bacaan ini sebagai sarana dan sumber yang relavan dan
sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alquran dan Terjemahannya. (1986). Jakarta: Depag RI.


(1999). Agama, Etos Kerja, dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya
Manusia. Bapindo: DKI Jakarta.
Chatibul Umam, (Ed.). (1988). Tipologi Manusia Pembangunan dalam
Alguran. Jakarta: PTTO.
E. Hasan Saleh. (2000). Studi Islam di Perguruan Tinggi: Pembinaan
IMTAQ dan Pengembangan Wawasan. Cetakan Kedua. Jakarta:
ISTN.
Endang Saifuddin Anshari. (1983). Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran
tentang Islam dan Umatnya. Bandung: Pustaka.
Fachrudin HS. (1992). Ensiklopedi Alguran, 2 jilid. Jakarta: Renika Cipta.
Harun Yahya. (2001). Bagaimana Muslim Berpikir? Jakarta: Rabbani
Pres.
Harry Hamersma. (1990). Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. Cetakan
Keempat. Jakarta: Gramedia.
Maurice Bucaille. (1986). Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-quran,
dan Sains. Cetakan Pertama. Bandung: Mizan.
Majid Ali Khan. (1987). Asal-Usul dan Evolusi Kehidupan: Pandangan
Alquran. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PLP2M.
M. Ouraish Shihab. (1999). Yang Tersembunyi: Jin, Iblis, Setan &
Malaikat dalam Alquran dan Sunah. Jakarta: Lentera Hati.
(1992). Membumikan Alquran. Cetakan Pertama. Bandung: Mizan.
[19.58, 4/11/2021] Aku: Muhammad Isa Daud. (1995). Dialog dengan Jin
Muslim: Pengalaman Spiritual. Cetakan Pertama. Bandung:
Pustaka Hidayah.
M. Ali Usman, dkk. (1993). Hadits Oudsi: Firman Allah yang Tiduk
Dicantumkan dalam Alquran. Cetakan Kescpuluh. Bandung:
Diponegoro.
Muchsin Oara' ati. (1991). Tauhid: Pandangan Dunia Alam Semesta.
Jakarta: Firdaus.
Sindhunata. (1982). Dilema Usaha Manusia Rasional. Jakarta: Gremedia.
Syamsul Rijal Hamid. (1997). Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Penebar
Salam.

15

Anda mungkin juga menyukai