Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA

KESEHATAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM

Dosen Pengampu :
Dra. Saniah

Disusun Oleh :
Nama : Nanda Lestari
NIM : EAK 10190099

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN

i
BANJARMASIN
(2019/2020)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-
NyaTuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
dalam penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam ini. Maksud penyusunan
makalah ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.
Makalah ini juga menguraikan beberapa materi mengenai “KESEHATAN DALAM
PERSFEKTIF ISLAM” dan juga untuk mempermudah pemahaman kepada kita semua,
khususnya mahasiswa Politeknik Unggulan Kalimantan. Tentunya ada hal-hal yang
ingin saya berikan kepada para mahasiswa dari hasil makalah ini. Karena itu saya
berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama,
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini

ii
Banjarmasin, 11 November 2019

NANDA LESTARI

iii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 2

C. TUJUAN ................................................................................................................ 2

D. MANFAAT ............................................................................................................ 2

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

BAB III ....................................................................................................................... 10

PENUTUP ............................................................................................................... 10

KESIMPULAN.......................................................................................................... 10

SARAN..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan
IlmuPengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Seni, sangatlah
berpengaruhterhadap segala aspek dalam kehidupan manusia. Tidak dapat
dipungkiri,keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan keberadaan
manusia.Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah
pulateknologi dan seni. Keberadaan yang tidak akan pernah terpisahkan
tersebut,kemudian memunculkan beberapa dampak terhadap kehidupan
manusiadidunia. Dampak tersebut berupa dampak positif dan negatif. Adanya
dampaknegatif terhadap kehidupan manusia ini, akan menimbulkan beberapa
yangkurang di inginkan.Peran Islam dalam perkembangan IPTEK pada
dasarnya ada 2 (dua).Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
ilmu pengetahuan.Paradigma inilah yang sheharusnya dimiliki umat Islam,
bukan paradigmasekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah
fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti bahwa Aqidah Islam
sebagaisumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar
bagisegala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
AqidahIslam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya,wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan
Syariah Islam(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan
IPTEKdalam kehidupan sehari-hari.Standar atau kriteria inilah yang seharusnya
yangdigunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme)seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa bolehtidaknya pemanfaatan IPTEK, didasarkan pada
ketentuan halal-haram hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh

1
memanfaatkan IPTEK jikatelah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika
suatu aspek IPTEK dantelah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat
Islammemanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat
untukmemenuhi kebutuhan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep IPTEK dalam Islam ?
2. Bagaimana integasi iman ilmu dan amal?
3. Bagaimana keutamaan orang berilmu?
4. Apa keutamaan dan tanggung jawab Ilmuan terhadap alam?

C. TUJUAN
1. Mengetahui konsep IPTEK dalam Islam.
2. Mengetahui integasi iman ilmu dan amal.
3. Mengetahui keutamaan orang berilmu.
4. Mengetahui Keutamaan dan dan tanggung jawab Ilmuan terhadap alam.

D. MANFAAT
Agar mahasiswa megetahui kosep IPTEKS dalam islam, integasi imanilmu
dan amal, keutamaan orang berilmu, serta tanggung jawab para ilmuanterhadap
alam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep IPTEKS dalam Islam


Pengetahuan dapat di artikan sebagai hasil tahu manusia terhadap
sesuatuobjek yang dihadapi, hasil usaha manusia untuk memahami suatu
objek tertentu.Maka , pengetahuan adalah segala fenomena alam yang dapat
dicapai oleh indramanusia. Konsekwensi logis dari pengetahuan akan
melahirkan berbagai pengalaman manusia, akan tetapi pengalaman manusia
ini terkadang kebenarannyatidak mutlak dan perlu diuji
lagi.Kata sains disadur dalam Bahasa Indonesia menjadi ilmu
pengetahuan ,sedangkan dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan
dengan ilmu
sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketah
ui manusiamelalui tanggapan panca indera dan instuisi, sedangkan ilmu
pengetahuan
adalah pengetahuan yang telah diinterpretasi , diorganisasi dan disistematisa
si sehinggamenghasilkan kebenaran obyektif , sudah diuji kebenarannya
dan dapat diujiulang secara alamiah. Secara etimologis kata ilmu berarti
kejelasan , karena segalayang terbentuk dari akar katanya mempunyai cirri
kejelasan (M. Daud Ali,1998:69)Istilah teknologi merupakan produk ilmu
pengetahuan. Dalam
sudut pandang budaya , teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebag
ai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi jugamemiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi
tertentu teknologi tidaknetral lagi karena memiliki potensi untuk merusak
dan potensi kekuasaan.Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi.Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan
dankesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negative berupa ketimpangan-

3
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan yang berakibat
kehancuran alam semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan.
2. Integrasi iman, iptek, dan seni
Iptek terdiri dari tiga kata, yaitu ilmu, pengetahuan, dan teknologi.
Ilmumerupakan pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Ilmu merupakan
keistimewaanmanusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain
dalam menjalankantugasnya sebagai khalifah. Menurut Al-Qur’an, ilmu
terdiri dari dua macam, yaitu ilmu ladunni yakni ilmu yang diperoleh tanpa
upaya manusia (QS. Al-Kahfi:65) dan ilmu kasbi yakni ilmu yang
diperoleh tanpa usaha manusia. Objek ilmu meliputimateri dan non materi
serta fenomena dan non fenomena.Pengetahuan merupakan paham suatu
subjek mengenaik objek yang dihadapi.Subjek yang dimaksud di sini
adalah manusia sebagai kesatuan berbagai macam kesanggupan, seperti
akal dan panca indra, yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Objek
disini adalah benda atau hal yang diselidiki yang merupakan
realitas bagi manusia yang menyelidiki. Pengetahuan merupakan proses dar
i manusia untuktahu. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahutersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itusemua milik atau isi pikiran.Dengan
potensi yang ada, manusia dapat membaca, memahami, meneliti,
danmenghayati fenomena alam yang nantinya dapat menimbulkan
pengetahuan.Fenomena alam ini disebut juga ayat-ayat kauniyah.
Fenomena lainnya adalah berupa Quraniyah yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an
bukan sekedar buku atau dokumen sejarah, tapi juga sebuah kenyataan
hidup dan berlaku dalam kehidupan manusia. Semua itudapat
menimbulkan pengetahuan bagi manusia yang mau membaca, meneliti,
danmenghayati fenomena tersebut.Pengetahuan pada hakikatnya adalah
salah satu sarana untuk mendekatkan dirikepada Allah. Tingginya derajat
pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan untukkesombongan, tapi untuk
memperbanyak syukur atas nikmat pengetahuan yang diberikan. Agar

4
pengetahuan dapat membimbing seseorangmenuju Allah,
maka pengisiannya harus bersentuhan dengan unsur fitri manusia seperti ro
h, qalbu akal,dan nafsu.
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan ilmu pengetahuan untukm
emanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Dengan
demikianmesin atau alat canggih yang digunakan manusia bukanlah
teknologi, namunmerupakan hasil dari teknologi. Ketersediaan lahan yang
diciptakan Allahmengantarkan manusia berpotensi memanfaatkan alam.
Keberhasilan memanfaatkanalam ini merupakan hasil dari teknologi.Seni
merupakan keindahan yang mengekspresikan roh dan budaya manusiayang
mengandung dan mengungkapkan keindahan dan lahir dari sisi
terdalammanusia yang didorong oleh kecenderungan kepada yang indah.
Kemampuan bersenimerupakan salah satu pembeda manusia dengan
makhluk lain. Islam mendukungkesenian selama penampilannya
mendukung fitrah manusia yang suci. Kawasankeindahan sangat luas bagi
manusia, seluas keanekaragaman dan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya manusia. Oleh kare
na itu, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian dari kehidupan
manusia dan tidak dapatdipisahkan dengan kehidupan manusia.Fenomena
dan kecenderungan kehidupan dunia saat ini memang sangatdipengaruhi
oleh pesatnya kemajuan iptek dengan segala dampaknya, baik
yang positif maupun yang negatif. Hal ini mendorong terjadinya arus globa
lisasi yangmengalir deras dan mendatangkan berbagai implikasi di semua
aspek kehidupanmanusia. Manusia berhadapan dengan kemajuan iptek
yang berkembang pesat
serta berada di dalam arena percaturan hidup yang kompleks dan ditandai d
engan berkembangnya sikap dan gaya hidup global. Di sini iman berperan s
ebagai pengendali sikap dan perilaku kehidupan manusia, maupun sebagai l
andasan moral,etika, dan spiritual masyarakat suatu bangsa dalam
melaksanakan pembangunan disegala bidang.Penguasaan, pengembangan,

5
dan pendayagunaan iptek yang tidak disertaidengan keluhuran akhlak atau
budi pekerti, akan membawa manusia atau
suatu bangsa menuju kepada penderitaan dan kesengsaraan atau bahkan ke
hancuran.

Oleh karena itu, penguasaan, pengembangan, dan


pendayagunaan iptek harus selalu beradadi jalur nilai keimanan dan
kemanusiaan yang luhur.Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang
menghendaki manusia bersikap
dan berpikir kritis terhadap fenomena alam semesta dan terhadap dirinya se
ndiri,misalnya Surat Fushshilat ayat 53. Dengan bersikap dan berpikir kritis
diharapkandapat mengantarkan seseorang kepada iman yang makin kuat
melalui pengakuanakan kebesaran Allah dan kesempurnaan nikmat-
Nya.Iptek dan segala hasilnya harus mengingatkan manusia kepada Allah
dankepada diri sendiri bahwa manusia adalah khalifah alam semesta.
Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil iptek yang
tidak menyebabkan maksiat dan bermanfaat bagi manusia. Jika
penggunaan hasil iptek melalaikanseseorang dari dzikir dan tafakkur serta
mengantarkan kepada keruntuhan
nilaikemanusiaan, manusia harus diperingatkan dan diarahkan dalam meng
gunakanteknologi. Jika hasil iptek sejak awal diduga dapat menggeserkan
manusia dari jatidiri dan tujuan penciptaan, sejak dini pula kehadirannya
ditolak oleh Islam karenamenjadi persoalan besar bagi martabat manusia
mengenai cara memadukan mekanikdemi penciptaan ipek dengan
pemeliharaan nilai fitrahnya. Oleh karena itu,diharapkan iptek dapat searah
dan sejalan dengan nilai ilahiah.Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
terus berupaya meningkatkan kemampuan ipteknya, misalnya Surat Thaha
ayat 114 dan Yusuf ayat 72. NabiMuhammad SAW juga diperintahkan
agar berusaha dan berdoa agar selaluditambahkan ilmu pengetahuan karena
di atas setiap pemilik pengetahuan ada yangamat mengetahui, yaitu Allah.

6
Hal ini memotivasi manusia untuk mengembangkanipteknya dengan
memanfaatkan anugerah Allah yang dikaruniakan kepadanya. Olehkarena
itu, perkembangan iptek tidak dapat dibendung. Manusia harus
mengarahkandiri agar tidak menurutkan nafsunya untuk mengembangkan
iptekyang dapatmembahayakan diri dan lingkungannya.Mengenai seni,
islam dapat menerima semua hasil karya manusia selamasejalan dengan
pandangan islam. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk dimulai
dengan fakta. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap
dankonsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu
yang jauhdan dapat diamati panca indera manusia.Dari sejumlah pengertian
yang ada , sering ditemukan kerancuan
antar pengertian Menjelaskan keutamaan-
keutamaan orang yang berilmu , Al-Gazalimengatakan
“barang siapa berilmu , membimbing manusia dan memanfaatkan
ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi
dirinya ugamenerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang
harum danmenyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan
dengannya.
Dan menurut al-Gazali mengatakan juga
“seluruh manusia akan binasa,
kecuali orang yang berilmu. Orang-orang berilmu pun akan celaka
jika tidakmengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan ilmunya
pun akan binasakecuali orang-
orang yang ikhlas”

3. Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam


Ada dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai
Abdun(hambaAllah) dan sebagai Khalifah Allah (wakil Allah) di bumi.
Esensi dari Abdunadalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilanAllah, sedangkan esensi dari Khalifah adalah

7
tanggung jawab terhadap dirinyadan lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan alam.Dalam konteks Abdun, manusia menempati
posisi sebagai ciptaan Allahyang memiliki konsekwensi adanya keharusan
manusia untuk taat dan patuhkepada penciptanya. Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allahsebagai pencipta dirinya akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yangdiberikan Sang pencipta
kepadanya. Dengan hilangnya rasa syukurmengakibatkan manusia
menghamba kepada selain Allah, termasukmenghambakan diri kepada
hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakandirinya kepada Allah
akan mencegah penghambaan manusia kepada sesamamanusia termasuk
kepada dirinya.
Fungsi kedua adalah sebagai Khalifah (wakil Allah) di muka
bumi.Dalam posisi ini manusia mempunyai tanggung jawab untuk
menjagakeseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal.
Manusiadiberikan kebebasan untuk mengeksploitasi, menggali sumber-
sumber alam,serta memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya untuk
kemanfaatan umatmanusia, asalkan tidak berlebih-lebihan dan melampaui
batas. Karena padadasarnya, alam beserta isinya ini diciptakan oleh Allah
untuk kehidupan dankemaslahatan manusia.Untuk menggali potensi alam
dan pemanfaatannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai.
Hanya orang yang memiliki ilmu pengetahuan yangcukup (para ilmuwan
atau para cendekiawan) yang sanggup menggali danmemberdayakan
sumber-sumber alam ini. Akan tetapi, para ilmuwan juga harussadar bahwa
potensi sumber daya alam ini terbatas dan akan habis terkurasapabila tidak
dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu, tanggung jawabmemakmurkan,
melestarikan, memberdayakan dan menjaga keseimbangan alamsemesta
banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendekiawan. Merekamempunyai
amanat atau tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan denganorang
yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan.Kerusakan alam dan lingkungan
ini lebih banyak disebabkan karena ulahtangan manusia sendiri (Qs. Ar

8
Rum:41).Mereka banyak yang
menghianati perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga am
anat sebagaikhalifah yang bertugas untuk menjaga, melestarikan alam ini.
Justrumengeksploitir alam ini untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya.Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah, artinya
keduanyamerupakan satu kesatuan yang utuh yang seharusnya
diaktualisasikan dalamkehidupan manusia. Jika hal tersebut dapat
dilakukan secara terpadu, akan dapatmewujudkan manusia yang ideal
(insan kamil) yakni manusia sempurna yang pada akhirnya akan
memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurnaan.kesempurnaan ini membuat manusia diberikan potensi untukmenge
mbangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang
telahdiciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan
seniyang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan
alamini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan as sunnah
sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.

SARAN
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasair dengan keimanandan
ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan bagi kehidupanserta
lingkungan sekitar kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al Faruqi, Ismail R, 2001.


Atlas Budaya Islam, Menjelajah Khazanah peradaban,
Bandung; Cet. III Gemilang Mizan.Daim, Abdullah. 1984.
Tarbiyah ‘Abdru Tarikh, Min Ushuri Qadimah hatta Qarnu Isyrin. Beirut;
Darul ‘Ilmi lil Mu’allim. Cet. Ke 5.
Daud, Ali Muhammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarta; PT
RajawaliGrafindo Persada.Departemen Agama RI, 2001.
Pendidikan Agama Islam di Perguruan TinggiUmum,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta. Nasution, Harun, 1986.
Sejarah Peradaban Islam, Jakarta; Bulan Bintang.Shihab, M, Quraish. 1996.
Mermbumikan Al-Qur’an. Bandung; Cetakan ke 12.
Mizan.Wahyuddin. dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi.Jakarta; PT. Gramedia

11

Anda mungkin juga menyukai