Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM


ISLAM

DOSEN PENGAMPU:

Abdullah Zaky M.hum

DISUSUN OLEH:

Faqih Rayhanul Almi 12422092

Hani Nuraeni 12422022

INSTITUT PENDIDIKAN DAN BAHASA INVADA CIREBON

PRODI SASTRA JEPANG


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Tuhan Ketuhanan yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Tentang “Ilmu Pengetahuan dan Seni dalam Islam”dan
dapat menyusun makalah dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti
belajar .

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Abdullah Zaky sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Agama yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis di sini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Cirebon, 24 Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian IPTEK dan Seni..........................................................................3

2.2 Keutamaan Orang Yang Berilmu..................................................................6

2.3 Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni.....................................................8

2.4 Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan........................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11

3.2 Saran............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan IPTEK di zaman ini semakin terasa pesat dan diperlukan
manusia. Perkembangan IPTEk merupakan hasil dari segala langkah dan
pemikiran untuk memperluas, memperdalam dan mengembangkan IPTEK.

Manusia modern sudah sangat bergantng kepada produk-produk IPTEK.


Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan
produkproduk IPTEK. Keperluan hidup haarian manusia modern mulai dari
makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai
alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan, kesehatan dan semua aspek kehidupan
manusia tidak terlepas dari produk IPTEK.

Kita mengakui bahwa IPTEK memang telah mengambil peranan penting dalam
pembangunan tamadun atau peradaban material manusia. Penemuanpenemuan
IPTEK telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Dan
Islam berperan penting dalam perkembangan IPTEK, bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan IPTEK. Ketentuan halal-haram (hukumhukum
Syariah Islam) wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan IPTEK, bagaimana
pun juga bentuknya. IPTEK yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah
dihalalkan oleh Syariah Islam. Sedangkan IPTEK yang tidak boleh dimanfaatkan
adalah yang telah diharamkan Syariah Islam. Dengan IPTEK dalam Islam, kita
perlu mengembangkan potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai rasa syukur kita
terhadap sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Iptek dan Seni?
2. Apakah Keutamaan orang yang Berilmu?
3. Bagaimana integrasi iman, ilmu, teknologi dan seni dalam Islam?
4. Apakah Tanggung Jawab Ilmuwan dalam islam?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Iptek dan Seni
2. Mengetahui Peran Utama Orang Berilmu
3. Mengetahui Pandangan islam terhadap integrasi Iman,Ilmu,Teknologi dan
Seni
4. Mengetahui Tanggung jawab Ilmuwan terhadap lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPTEK dan Seni
1. IPTEK

Definisi IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan teknologi. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasikan disistemasi dan di interpretasikan sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif sera sudah diuji kebenarannya secarailmiah,
sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui
panca indra, instuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi Ilmu Pengetahuan adalah
hipunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan
dapat dinalarserta diterimaoleh akal. (Saifulloh, 2009).

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material


dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Teknologi dibuat
atas dasar ilmu pengetahuan dengan tuuan untuk mempermudah pekerjan
manusia. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan.

Dalam pemeikiran Islam, ada dua sumber yaitu akal dan wahyu.
Kkeduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Atas
dasar itu, lmu dalam pemkiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah.
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia.

3
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasullulah pernah bersabda bahwa untuk
hidup bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia
dan di akhirat, manusia juga memerlkan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik
ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagian di
akhirat. Atas dasar iulah Islam mewajibkan menntut Ilmu. Rasullulah SAW perna
bersabda: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu
Abdul Barr)

Bahkan dalam Islam menuntu ilmu itu dilakukan tanpa Batasan atau jangka
waktu tertentu, menuntut ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang
lahad. Ini diberitahu oleh Rasullulah dengan sabdanya: “Tuntutlah ilmu dari
dalam buian hingga ke liang lahad”

Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari.
Contohnya:

Penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-


bulan, kini dengan adanya telepon, hadphone, internet dapat 5 sampai ke tujuan
hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan.
Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat
di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang
komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat
transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu
maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah
mengambil peranan penting dalam pembnagunan peradaban material atau lahiriah
manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Imron 190-191:

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian


malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia; Mahasuci Engkau, lidungilah kami dari azab neraka.

4
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa memalui pengamatan, kajain dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih
merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan-Nya. Betapa hebatnya alam
ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannyapun manusia belum sepenuhnya
mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya
2. SENI
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identic dengan keindahan.
Keindahan yang hakiki identic dengan kebenaran.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan
mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni
berasal dari kata “SANJI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/Ketulusan
Jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di 6 Eropa mengatakan “ART” (artivisial)
yang artinya kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Qur’an Surah 50 ayat 6:
Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas
mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya
sedikit pun retak-retak?” ~ QS. 50:6

5
2.2 Keutamaan Orang Yang Berilmu
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Kesmpurnaan karena dibekali dengan seperangkat potensi dan potensi yang paling
utama adalah akal, dengan akal manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Bagi orang berakal dan senantiasa bernalar ntuk
mengembangkan ilmunya, Allah menyembutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs.
Ali Imron:190)

Artinya: “Sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda orang-orang yang berakal.”

Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Qur’an surat Al


Mujadalah:11, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat,
kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan
derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin
meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya
untuk mencari ridha Allah semata.

Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang
beriman tapi tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas
yaitu:

1. Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.


2. Segala sesuatu akan meminta ampunkan dosanya kepada Allah mulai
makhluk yang berada di bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas
langit (para malaikat).
3. Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan
keutamaan mereka.
4. Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala
akan terus mengalir kepadanya -sampai walaupun dia telah meninggal-
selama ilmu yang diajarkan masih diamalkan oleh orang orang setelahnya.

6
5. Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara
orang yang hanya beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai
bintang yang hanya menerangi dirinya sendiri

Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada
orang-orang berilmu dalam firman-Nya surat Az Zumar: 9:

Artinya: “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan


orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.”

Imam Az Zamakhsyari mengutip sejumlah hadits yang menunjukkan


keutamaan orang-orang berilmu dari orang-orang yang tidak berilmu.

“Jarak antara seorang alim (orang yang berilmu) dan seorang abid
(tukang ibadah yang tidak berilmu) adalah seratus derajat/tingkat. Jarak
diantara dua tingkat itu adalah perjalanan kuda selama 70 tahun” (HR Abu
Ya'la dan Ibnu Adi).

“Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan


purnama atas seluruh bintang-bintang” (HR Ashabu as-Sunan).

“Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at,
para nabi, lalu para ulama, lalu para syuhada” (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la,
Ibnu Adi, al Aqili dan al Baihaqi).

Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu


berdasarkan kesaksian Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para
syuhada. Kini jelaslah bahwa ilmu menjadi sebab naiknya derajat seseorang,
bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau sertifikat.

7
Maka dari itu, kita harus menguasai IPTEK, dan memanfaatkan
perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut
Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK
akan bermanfaat apabila:

1. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)


2. Dapat memberikan pedoman bagi sesama.
3. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
4. Dapat menyelesaikan persoalan umat.

2.3 Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni


Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
system yang disebut dinul Islam.

Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, Syariah dan akhlak
(iman, ilmu dan amal shalih). Sebagaimana yang dinyatakan dala Al-Qur’an Surat
Ibrahim (14:24-25)

Artinya: “Tidakkah kamu memperhaikan bagaimana Allah telah membuat


perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan
cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap
7 waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka selalu ingat.”

Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang


pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang
menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang
mengeluarkan dahan-dahan atau cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan
amal ibarat buah dari pohon itu identic dengan teknologi dan seni.

8
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Allah akan memberikan jaminan kebaikan bagi kehidupan umat manusia termasuk
bagi lingkunannya. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan
ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi
umat manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi
kehidupannya sendiri. (M. Saifulloh, 2009).

2.4 Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan


Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai “abdun” (hamba Allah)
dan sebagai khalifah Allah dibumi. Esensi “abdu” adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah sedangkan esensi khalifah
adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allah SWT sebagai pencipta akan menghilangkan
rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta berupa potensi yang
sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal dan
keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
kehambaan kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya.

Allah berfirman dalam surat QS. Asy-Syams ayat 8

Artinya : “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.”

Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah memberikan petunjuk berupa


agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan
dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah,
serta berfungsi sebagai khalifah/wakil Allah dimuka bumi agar manusia mampu
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan
tempat tinggalnya. Sehingga manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi,
menggali sumber daya alam serta dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya,
akan tetapi manusia juga harus dapat menyadari terlebih dahulu bahwa potensi
sumber daya alam akan habis terkuras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh

9
karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar
terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.

Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang memadai. Kerusakan alam dan lingkungan ini
lebih banyak disebabkan karena ulah tangan manusia sendiri (QS. Ar rum:41).
Mereka banyak menghianati perjanjian kepada Allah. Mereka tidak menjaga
amanat sebagai khalifah yang bertugas unuk menjaga dan melestarikan alam ini.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan mengeksploitasi
alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan untuk
memenuhi kepuasan hawa nafsu saja. Untuk itu dalam melaksanakan tanggung
jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan
berkreasi sekaligus untuk menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai
makhluk psikofisik. Namun ia akan sadar akan keterbatasannya yang menurut
ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah SWT baik dalam konteks ketaatan
terhadap perintah beribadah secara langsung maupun dalam kontes ketaatan
terhadap sunnatullah “hukum alam” perpaduan antara ibadah dan khalifah akan
mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat di dunia dan di
akhirat.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif,
sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk


mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan
niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut.Bila sebuah teknologi dapat
diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat
bagi para penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada,
harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan dari teknologi tersebut. Pengembangan IPTEK yang lepas dari
keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya.

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya
serta merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, keindahan
yang hakiki identik dengan kebenaran. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan
tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.

Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan


seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam yang mengandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan.

11
Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah
berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika
manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus
berupaya 12 semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan
keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata.

Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan


kepada kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggungjawab terhadap diri sendiri
dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Allah
memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah
untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia.

3.2 Saran
1. Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak
menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain,
lingkungan di mana populasi-populasi berada.
2. Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk
mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi
tersebut.
3. Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT,
diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan
koridorkoridor Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.
4. Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu
yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut.
Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain
sebagainya.

12
13

Anda mungkin juga menyukai