DOSEN PENGAJAR
Disusun oleh:
Putri Latifah
2021/2022
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
1.3 Tujuan……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………
PENDAHULUAN
Dalam penciptaan alam semesta ini, sebagaiman yang tersurat dalam ayat-
ayat Al-Qur'an mulai dari proses penciptaan jagad raya, proses penciptaan
manusia dan lain sebagainya, semua menggandung ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga memberikan inspirasi kepada manusia, makhluk hidup yang
dibekali akal pikir untuk mengembangkan pengetahuan agar keilmuan yang
bermanfaat bagi manusia di bumi. Segala sumber pengetahuan dari Allah SWT,
maka seharusnya manusia membangun ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan kehendak, aturan dan petunjuk Allah SWT, baik yang tersurat dalam Al-
Qur'an ataupun tersirat di alam semesta.
PEMBAHASAN
Ilmu pengetahuan, sains, ilmu adalah semua usaha yang di lakukan secara
sadar untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan tentang pemahaman
terhadap manusia dalam segala sudut kenyataan terhadap alam manusia. Sudut
pandang ini di berikan batas agar rumusan-rumusan menjadi pasti. Pengertian
ilmu memberikan kepastian tentang pengetahuan dengan membatasi ruang
lingkup pandangannya, dan juga sebuah kepastian ilmu di dapatkan dari
keterbatasanya. Ilmu bukan hanya sebuah pengetahuan(knowledge), namun
mencakup sekumpulan pengetahuan yang di dasari oleh teori-teori yang sudah di
sepakati dan bisa secara sistematik di uji dengan berbagai cara yang diikuti dalam
bentuk ilmu tertentu.
2. Definisi Teknologi
Teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang bearti pekerjaan, dan
logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada
berbagai cabang industri. Definisi teknologi menurut para ahli:
3. Definisi Seni
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan."
Nash di atas merupakan bukti bahwa islam juga merupakan pedoman utama
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan
Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Tidak masuk surga orang yang di dalam
hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.” Ada orang berkata, “Sesungguhnya
seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi bersabda,”
Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong
adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di
antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."
Allah juga akan mengangkat derajat dan martabat orang yang berilmu, seperti
difirmankan dalam QS.58 (Al-Mujaddilah) : 11
ح هّٰللا ُ لَـ ُك ْم ۚ َواِ َذا قِي َْل ا ْن ُش ُزوْ ا فَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع ۤ
ِ س فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس ِ ِٰيا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ۤوْ ا اِ َذا قِ ْي َل لَـ ُك ْم تَفَ َّسحُوْ ا فِى ْال َم ٰجل
ت ۗ َوا هّٰلل ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر
ٍ هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم ۙ َوا لَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج
Seni Islam murni melahirkan bentuk plastis yang dapat membuat manusia
merenungkan keesaan Ilahi, begitu pula dengan semua ilmu yang bersifat Islami
menunjukkan ke-satupaduan dan saling berhubungan dari segala yang ada. Kedua
hal ini, seni dan ilmu pengetahuan yang bersifat Islami, menjadikan manusia dapat
menuju kearah perenungan keagungan dan keesaan Ilahi. Lahirnya Islam
membawa manusia pada sumber pengetahuan lain dengan tujuan baru, yakni
lahirnya tradisi intelektual-induktif. Dalam QS. 41 (Fusilat) : 52
هّٰللا
َ َقُلْ اَ َر َء ْيتُ ْم اِ ْن َكا نَ ِم ْن ِع ْن ِد ِ ثُ َّم َكفَرْ تُ ْم بِ ٖه َم ْن ا
ٍ ۢ ضلُّ ِم َّم ْن هُ َو فِ ْي ِشقَا
ق بَ ِع ْي ٍد
Dalam pemikiran Islam terdapat dua sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu.
Al-Qur‟an dan Sunnah adalah dua sumber utama ilmu dalam Islam yang dirujuk
sebagai sumber wahyu. Setelah itu akal yang menjadi sumber imu yang berada di
bawah naungan wahyu. Allah SWT berfirman: "Sebagaimana Kami telah
mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Kitab (Al-Qur‟an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum
kamu ketahui. " (Al-Baqarah:151).
Atas dasar tersebut ilmu dalam pemikiran Islam terbagi dua jenis:
Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari
pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir‟aun, dan
sebagainya, yang keberadaannya dibenar-kan dalam sejarah hingga saat ini.
Ilmu pengetahuan dalam Islam bisa dicapai melalui tiga elemin: indra,
akal, dan hati. Didalam prakteknya diterapkan dengan metode yang berbeda:
indra untuk metode observasi (bayani), akal untuk metode logis atau
demonstrative indra, dan hati untuk metode intuitif (‘irfani). Dengan panca indra,
manusia mampu menangkap obyek-obyek indrawi melalui observasi, dengan
mengunakan akal manusia dapat menangkap obyek-obyek spiritual (ma’qulat)
atau metafisik secara silogistik, yakni menarik kesimpulan tentang hal-hal yang
tidak diketahui dari hal-hal yang telah diketahui.
Ilmu pengetahuan dan teknologi segala hasilnya dapat diterima oleh masyarakat
Islam manakala bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan hasil iptek
akan melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengantarkan pada
rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil teknologinya yang ditolak,
melainkan manusiannya yang harus diperingatkan dan diarahkan dalam
menggunakan teknologi.
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai
mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur
keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan
Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak bisa dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab,
ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahakan. Iman adalah keyakinan manusia pada aqidah dasar (rukun
iman) agar selamat dari jalan yang sesat.
Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang
harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. System yang terintergrasi inilah yang
dinamakan dengan Dinul Islam yang berarti telah memuat aqidah, syari'ah dan
akhlaq. Aktifitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak
dibangun berdasarkan iman dan ilmu yang benar.
Ilmu ibaratkan lampu yang menerangi ketiganya (Iman, Islam dan Ihsan) dan
menuntun seluruh tindakan serta amal ibadah di dalam kehidupan, lahir dan batin,
yang tersurat dan yang tersirat.
Firman Allah dalam Q.S. Ali 'Imran: 110, artinya:"Kamu adalah umat
yang paling baik (Khaira ummah, umat pilihan), yang dilahirkan untuk
kepentingan manusia; menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang
membuat salah, serta beriman kepada Allah . Sekiranya orang-orang keturunan
Kitab itu beriman, sesungguhnya itu baik untuk mereka. Sebahagian mereka
beriman, tetapi kebanyakannya orang-orang yang jahat."
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Qur'an memberi golongan ini dengan berbagai gelar mulia dan
terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di
sisi Allah SWT dan makhlukNya. Mereka digelari sebagai "al-raasikhun fil Ilm"
(Al 'Imran:7), "Ulul al-Ilmi" (Al 'Imran:18), "Ulul al-Bab" (Al 'Imran:190), "al-
Basir" dan "as-Sami" (Hud:24), "al-A'limun" (al-A'nkabut:43), "al-Ulama"
(Fatir:28), "al-Ahya" (Fatir:35), dan banyak nama baik dan gelar mulia lainnya.
Usaha untuk memperoleh ilmu melalui berbagai sumber dan pancaindera yang
dikaruniakan Allah SWT membimbing seseorang ke arah mengenal dan mengakui
ketauhidan Rabbul Jalil. Ini memberiksn satu isyarat dan petunjuk yang penting
bahwa ilmu mempunyai keterkaitan yang amat erat dengan dasar akidah tauhid.
Orang yang memiliki ilmu sepatutnya mengenal dan mengakui keesaan Allah
SWT dan keagunganNya. Orang yang berilmu akan tunduk, kerdil, dan hina
berhadapan dengan kekuasaan dan keagungan Allah SWT. Sifat ikhlas, berani dan
tegas, serta senantiasa istiqomah akan selalu ada dalam diri orang berilmu.
Mereka tidak mengharap ganjaran dan pujian dari manusia. Keikhlasan mereka
adalah hasil dari perpaduan kecintaan dan keyakinan kepada prinsip kebenaran
yang menjadi tonggak pegangan mereka. Orang berilmu amat menjunjung tinggi
prinsip kebenaran. Mereka tidak menafikan kebanaran dari pihak lain dan tidak
pula merasa kebenaran hanya mutlak ada pada dirinya.
Karena itu, penggali secara komprehensif ajaran dan etika Islam tentang lingkung
mutlak diperlukan, lalu diajarkan dan dipraktekkan sebagai nilai-nilai universal
sebagaimana halnya implementasi ubudiyah yang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa fakta ilmiah di dalam Al-Qur'an, amatlah jelas bahwa Al-
Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia tentang berbagai hal. Untuk
mengetahui secara detail dan seksama, maka manusialah yang harus berusaha
untuk memecahkan berbagai problematika keilmuan yang didapati dalam
kehidupan ini dengan berlandaskan pada ajaran Al-Qur'an. Dengan berlandaskan
kepada Al-Qur'an, manusia akan mengetahui hasil penelitiannya mengenai alam
melalui "pengkomparasian (pencocokan)" dengan Al-Qur'an", apakah sesuai
dengan apa yang telah dijelaskan oleh Al-Qur'an atau sebaliknya.
Sumber dari ilmu pengetahuan adalah taqwa. Segala sesuatu yang ada di
bumi dan alam semesta sudah di tentukan oleh Allah. Proses terjadinya semesta,
susunan benda-benda langit, pergantian siang dan malam, deretan gunung-gunung
semuanya merupakan ciptaan Tuhan yang merupakan aplikasi dari ilmu
pengetahuan dan teknologi Tuhan yang tidak terbatas, juga suatu maha karya seni
Tuhan yang luar biasa indah. Semua yang manusia lihat, dengar, rasakan dan
nikmati, diciptakan agar manusia bertaqwa. Sebagai khalifah dibumi, manusia di
wajibkan mencari ilmu setinggi-tingginya dan juga menyampaikan atau
mengamalkannya. Sebagai khalifah, manusia juga wajib mengembangkan
teknologi demi kemajuan umat. Namun, manusia juga punya tanggung jawab
besar untuk tidak merusak apa yang sudah Tuhan ciptakan untuk manusia atas
nama kemajuan zaman dan teknologi sekalipun.
3.2 Saran