Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IPTEKNI DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10

1. ABDUL JAMIL
2. ANGGUN ASLAMIAHT
3, NADIA PERMATA PUTRI M
4. NOVIA DWI ARIANTI

DOSEN PENGAMPU : Dra. MURNIYETTI, M.Ag


MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHUHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
2.1. Konsep Iptekni dalam Islam...............................................................................................................6
2.2. Islam dan Seni.....................................................................................................................................8
2.3. Islam dan Kebudayaan........................................................................................................................8
2.4. Etos kerja dalam Islam........................................................................................................................8
2.5. Contoh pertanyaan..............................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh


Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Iptekni dalam Islam” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dengan
dosen pengampu Ibu Dra. Murniyetti, M.Ag dengan baik meskipun masih banyak
kekurangan
di dalamnya.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kami kepada
semua pihak yang telah membimbing, membantu, dan mendorong dalam pembuatan makalah
ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah
pendidikan agama islam dengan baik.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi
penulis sendiri dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai iptekni
dalam Islam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan penulis juga sepenuhnya
menyadari bahwa makalah ini memang masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang nantinya, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHUHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam Islam memiliki akar dalam konsep
ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam. Dalam tradisi Islam, pengetahuan
dianggap sebagai sarana untuk memahami kebijaksanaan Allah dan mencari
kebenaran. Pada Zaman Keemasan Islam (abad ke-8 hingga ke-14), peradaban
Islam memberikan kontribusi besar dalam bidang ilmu pengetahuan, matematika,
astronomi, kedokteran, dan teknologi.

Pentingnya pengetahuan ditekankan dalam Al-Qur'an, di mana umat Islam


diajarkan untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam semesta.
Salah satu prinsip dasar dalam tradisi ilmiah Islam adalah "ijtihad" atau usaha
untuk memahami hukum-hukum Allah melalui penalaran dan analisis.

Pemikiran ilmiah dalam Islam juga mencakup konsep "tawhid" yang menekankan
keesaan Allah, dan ini memotivasi para ilmuwan untuk memahami keteraturan
dan hukum alam sebagai manifestasi kehendak Allah. Ilmuwan Muslim seperti
Al-Razi, Al-Kindi, Ibnu Sina (Avicenna), dan banyak lainnya memberikan
kontribusi besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

Dalam Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan memenuhi tanggung jawab moral
untuk memelihara bumi. Konsep-konsep ini membentuk latar belakang pemikiran
iptekni dalam konteks Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertrian Iptekni dalam Islam
2. Islam dan seni
3. Islam dan Kebudayaan
4. Etos Kerja dalam islam

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui apa itu IPTEKNI
2. Untuk mengetahui apa itu islam dan seni
3. Untuk mengetahui apa itu islam dan kebudayaan
4. Untuk mengetahui apa itu etos kerja dalam islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Iptekni dalam Islam

1) Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKNI) adalah tiga ranah yang berbeda tapi tidak dapat
dipisahkan. Secara sederhana, ilmu adalah pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh melalui pengematan
dengan menggunakan metode berfikir ilmiah (scientific metode) dan disusun secara sistematis. Ilmu
bukan pengetahuan biasa yang mencakup segenap bentuk yang diketahui dalam istilah Inggris disebut
knowledge. Menurur Soekarto (200; 6), "ciri-ciri ilmu pengetahuan itu adalah (1) pengetahuan knowledge
(2) sistematis (3) menggunakan pemikiran (4) dapat dikontrol secara kritis (objektif)". Secara garis besar
objek ilmu im tebagi dua yakni objek material dan objek forma. Objek material ilmu adalah yang
membedakan antara satu bidang ilmum dengan yang lainnya. Sedangkan objek forma sdalah proses yang
dilalui untuk mendapatkan sebuah ilmu.

2. Teknologi

Teknologi adalah penerapan dari ilmu sebagai alat perpanjangan tangan bagi manusia dalam mencapai
maksudnya. Ilmu mengemukakan sejumlah prinsip, kaidah, dan teori yang diangkat dari hasil pengamatan
serta pengalaman tentang gejala. Sedangkan teknologi berbicara tentang bagaimana ilmu itu bisa bisa
diaplikasikan ke dalam tindakan yang menghasilkan manfaat langsung bagi manusia. Teknologi dapat
dibedakan dalam dua bentuk. Pertama, teknologi sebagai proses yakni pendayagunaan ilmu dan
pengetahuan. Kedua, teknologi dalam bentuk hasil yakni sebagai wujud kongrit dari pendayagunaan ilmu
dan pengetahuan berupa produk-produk tentu seperti peralatan dan perkakas. Dari sinilah lahirny
aungkapan bahwa teknologi itu adalah perpanjangan tangan manusia.

3.Iptek dalam Al-Qur'an dan Hadis


a) QS Al-Alaq 96: 1-5

"bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah ynag Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". Kata "iqra" terambil
dari kata qara"a yang makna asalnya adalah "menghimpun, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri sesuatu dan membaca baik teks tertulis maupun tidak" (M. Quraish Sihab, 1996:433). Maka salah satu
kunci pokok lahir dan perkembangannya Ilmu Pengetahuan adalah membaca ayat Allah, baik yang
tersurat (qur'aiyah) maupun yang tersirat (kauniyah).

b) QS Al-Ghasyiyah/88: 17-20

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana
ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan" Ayat ini
mengandung isyarat dan perintah agar manusia memperhatikan serta mempelajari unta, langit, gunung,
dan bumi agar sampai kepada pengetahuan ciptaan Tuhan itu. Perintah tersebut dengan menggunakan
kata yanzhuru yang mengandung pengertian nazhar yang berarti penglihatan diserati daya fikir atau nalar.
Karena pengetahuan itu berkembang melalui penalaran ilmiah yang dikenal dengan metode dedukatif dan
induktif.

c) QS Al-Baqarah /2:31

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudia menggemukkan
kepada para Malaikat lalu berfirman: "sebutkanlah kepadaku nama benda- benda im jika kamu memang
orang-orang yang benarn!". Menurut mufasir Al-Maragi (2001: 50), ynag dimaksud nama-nama (asma) di
dalam ayat ini adalah sifat-sifat khusus atau karakteristik dan jenis-jenis ciptaan Tuhan, yang dengan itu
dapat diketahui korelasi yang signifikan antara benda dan sifat-sifatnya.

4) Dorongan Islam tentang Ilmu Pengetahuan

Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap orang-orang berilmu

Banyak sekali dijumpai ayat dan hadis yang mengarah kepada hal itu antara lain:

a) QS Al-Mujadalah 58; 11"Allah akan menggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahun beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan".

b) QS Fathir/35: 28 "sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah


ulama.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".

c) QS Az-Zumar/39:9 "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran".
d) HR. Muslim dari Abu Hurairah

"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surge"

e) H.R. Turmizi

"Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang- bintang.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barang siapa mengambilnya peganglah dengan teguh".

f) H.R. Ibnu Majah dari Anas bin Malik


"mencari ilmu (belajar) adalah wajib atas setiap orang Islam (muslim)"

2.2. Islam dan Seni

Seni, adalah terjemahan dari kata "art" yang berasal dari bahasa latin "ars" yang berarti kemahiran. Seni
berguna untuk mengembangkan akal dan daya kreatif manusia untuk menata kehidupan manusia supaya
lebih luas, harmoni, indah, sejuk, dan menyenangkan. Islam menghargai keindahan dan di dalam setiap
ciptaan Allah terkandung unsur keindahan, bahkan di dalam salah satu hadis riwayat Muslin dan Ibnu
Mas'ud disebutkan, Rasul pernah pada suatu kali berkata bahwa kesombongan itu walau sekecil apapun
akan menghalangi seseorang masuk ke dalam surga.

2.3. Islam dan Kebudayaan

Prinsip dasar yang membedakan antara kebudayaan secara umum dengan kebudayaan Islam terletak pada
sumber yang menjadi pijakannya. Kebudayaan Islam hasil produk manusia ynag prinsip dasarnya
ditentukan dan ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Quran dan Sunnah, contoh dalam surat
Al-Ahzab ayat 59 tentang kewajiban setiap muslimah yang
baligh dan berakal memakai jilbab (pakaian yang lapang) untuk menutup auratnya. Aurat sebagai prinsip
kewajiban berpakaian.

2.4. Etos kerja dalam Islam

Ilmuwan yang beriman perlu melakukan reorientasi tentang tujuan hidup. Hidup harus diisi dengan ilmu
pengetahuan dan berkarya (amal). Ilmu dan karya adalah penting, namun lebih penting menyadara untuk
apa ilmu dan karya itu. Kerja bukan semata untuk kerja tetapi bekerja untuk memelihara eksistensi dan
meningkatkan martabat manusia bukan malah sebaliknya. Hal itu hanya dapat dicapai bila semua itu
dilandasi pada kesadaran iman. Kemudian dengan memelihara hubungan vertikal dengan yang maha
kuasa (habmminallah) dan memelihara hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablumminannas)
agar tidak dilanda pada sebahagian masyarakat modern saat ini.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara keseluruhan, dalam tradisi Islam, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dianggap sebagai
alat untuk memahami kebesaran Allah dan memajukan kesejahteraan umat manusia. Zaman
Keemasan Islam mencatat kontribusi besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
matematika, astronomi, kedokteran, dan seni.

Prinsip dasar seperti tawhid (keesaan Allah) dan ijtihad (usaha intelektual) menjadi pendorong
bagi para ilmuwan Muslim untuk menjelajahi hukum-hukum alam dan mencapai pemahaman
yang lebih dalam tentang penciptaan Allah. Teknologi dan seni dalam konteks Islam juga
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan mencerminkan keindahan yang
ada dalam keberagaman ciptaan Allah.

Dalam keseluruhan, pendekatan Islam terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
memandangnya sebagai sarana untuk mengejar kebijaksanaan, memenuhi tanggung jawab moral,
dan mencapai kesempurnaan dalam ketaatan kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA

http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi

http://www.teknoislam.com/2015/03/pandangan-islam-terhadap-perkembangan.html

http://www.kompasiana.com/taufik.firmanto/islam-dan-teknologi_5500429da333117f7251062b

http://dokumen.tips/download/link/pandangan-islam-terhdap-iptek

Anda mungkin juga menyukai