Anda di halaman 1dari 16

PANDANGAN ISLAM

TENTANG IPTEK DAN SENI

KELOMPOK 5
Ahmad Fauzi (NIM.
145030101111040)
Dhina Fiersa Anandita (NIM.
145030100111020)
Inge Sylvarosa Kusdinar (NIM.
145030101111026)
Novi Surya Wardani (NIM.
145030101111033)
Rizka Rahma M. (NIM.
145030107111014)
Wulan Ningsih (NIM.
Definisi IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-
ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus
menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan
teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-Quran sebab kitab suci ini
banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Atas dasar kreativitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK
dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasari terhadap moral dan
kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengenyam
IPTEK secara merata.
Perkembangan IPTEK disamping bermanfaat untuk
kemajuan hidup Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan
dampaknya seminimal mungkin antara lain:
1) Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan
setempat.
2) Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat
mencegah timbulnya permasalahan di tempat itu.
3) Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang ada.
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan
sendirinya pemanfaatan dan penguatan IPTEK mutlak diperlukan
untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Untuk mendayagunakan IPTEK diperlukan nilai-nilai luhur
agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan 4 nilai luhur
pembangunan IPTEK nasional.
1. Accountable, penerapan IPTEK harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral, lingkungan, finansial
bahkan dampak politis.
2. Visionary, pembangunan IPTEK memberikan solusi strategis
dan jangka panjang.
3. Innovative, Nilai luhur dari pembangunan IPTEK artinya dapat
berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan
apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi.
4. Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan IPTEK
implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha
menuju terbaik untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia
dalam kehidupan global.
Definisi Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat,
cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan
bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia
berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam
kekriyaan yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau pedoman bagi para
cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut
seniman. Berikut adalah pengertian seni menurut beberapa ahli:
1) Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya
dan bersifat indah hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.
2) Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan
dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub
dan haru.
3) Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna,
tekstur, volume dan gelap terang.
4) Enslikopedia Indonesia
Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang
karena keindahannya orang senang melihatnya atau
mendengarkan.
Cabang Seni

1. Seni Musik atau seni suara


2. Seni tari atau seni gerak
3. Seni drama
4. Seni Rupa
Fungsi Seni
1. Bidang Agama
Contoh: Dakwah melalui seni musik yaitu dengan lagu-
lagu religi atau menggambarkan kekuasaan Allah SWT
melalui arsitektur masjid atau kaligrafi.
2. Bidang Pendidikan
Membantu memudahkan penyampaian pesan, baik berupa
gambar (visual) maupun suara (audio). Contoh: poster
ilmiah.
3. Bidang Komunikasi
Sebagai media dalam menghubungkan orang satu dengan
lainnya. Bisa berupa pesan, gagasan, anjuran, dll.
4. Bidang Rekreasi
Menciptakan suatu kondisi penyegaran serta pembauran
dari kondisi yang ada. Contoh: pertunjukan drama, konser,
dll.
Paradigma Hubungan
Agama dan IPTEK

Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasar


hubungan keduanya terdapat 3 jenis paradigma:
Pertama, paradigma sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan
IPTEK adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme
barat, agama telah terpisahkan dari kehidupan (fashl al-din an al-hayah).
Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam
hubungan pribadi manusia dengan Tuhannya. Agama tidak mengatur
kehidupan umum (public). Paradigma ini memandang agama dan IPTEK
tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang
menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada hubungan dan
kaitan apa pun dengan IPTEK. IPTEK bisa berjalan secara independen dan
lepas secara total dari agama.
Ketiga paradigma islam, yaitu paradigma yang memandang
agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah islam
menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah islam yang
terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Quran dan Al-Hadits
menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran) yaitu suatu asas
yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu
pengetahuan manusia. Paradigma ini memerintahkan manusia
untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan aqidah
islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat
yang pertama kali turun:


Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (Al-
Alaq: 1)
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus
dalam ilmu pengetahuan bukan berada pada pengetahuan atau
filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu Allah
yang mencakup dan meliputi segala sesuatu. Firman Allah
SWT:







Dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala
sesuatu. (An Nisa : 126)

Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat


dan saleh tapi sekaligus cerdas dalam IPTEK.
Integrasi Iman, IPTEK,
dan Amal
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
berinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam, yang di
dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syariah, dan akhlak
dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan
gambaran bahwa antara iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan
yang utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan
dengan akar dari sebuah pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam,
ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan. Dahan dan
cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
itu ibarat dengan teknologi dan seni. IPTEK dan seni yang dikembangkan
di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shaleh bukan
kerusakan alam.
Keutamaan dan Tanggung jawab Ilmuwan
terhadap Lingkungan

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling


sempurna karena dibekali dengan seperangkat potensi yang
berupa akal. Dengan akal manusia mampu melahirkan berbagai
macam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ilmu-ilmu
pengetahuan yang dikembangkan atas dasar keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, akan memberikan jaminan
kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi
lingkungannya (Abdullah Daim, 1984).
Ada dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai
Abdun (hamba Allah) dan sebagai Khalifah Allah (wakil Allah) di
bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan
esensi dari Khalifah adalah tanggung jawab terhadap dirinya dan
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh
terpisah, artinya keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang seharusnya
diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika
hal tersebut dapat dilakukan secara terpadu, akan
dapat mewujudkan manusia yang ideal (insan
kamil) yakni manusia sempurna yang pada
akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup
dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Perkembangan IPTEK dan seni adalah hasil dari segala langkah
dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan
IPTEK dan seni. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang
utama dalam perkembangan IPTEK dan seni setidaknya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
IPTEK dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan IPTEK dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada
untuk perkembangan IPTEK dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak
merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan
tetap berpegang teguh pada syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai