Anda di halaman 1dari 19

Nama Anggota Kelompok :

1. Izzul Fikry 0114030045


2. Satria Yahya Rahmadianto 0114030055
3. Bagus Kurniawan 0114030060

D3-DC1B
Konsep Islam tentang Ilmu Pengetahuan dan Sains

Keutamaan Orang yang Berilmu Integrasi Iman, Ipteks dan Amal

Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Hakikat dan Tujuan Ilmu menurut


Teknologi Pandangan Islam

Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap


Sumber Ilmu Pengetahuan
Alam Lingkungannnya

Batasan Iptek dalam Islam


A. Keutamaan Orang yang Berilmu
Manusia adalah makhluk satu-satunya yang secara potensial diberi kemampuan untuk
menyerap ilmu pengetahuan. Penghargaan ini dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Turunnya wahyu pertama (QS. Al-Alaq: 1-5), ayat yang dimulai dengan perintah untuk
membaca. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya aktivitas membaca bagi kehidupan
manusia terutama dalam menangkap hakikat dirinya dan lingkungan alam sekitarnya.
2. Banyaknya ayat Al-qur‘an yang memerintahkan manusia untuk menggunakan akal,
pikiran dan pemahaman ( QS. Al-Baqarah: 44, QS. Yaa siin: 68, QS. Al-An‘am: 50). Ini
menandakan bahwa manusia yang tidak memfungsikan kemampuan terbesar pada
dirinya itu adalah manusia yang tidak berharga
3. Allah SWT memandang rendah orang-orang yang tidak mau menggunakan potensi
akalnya sehingga mereka disederajatkan dengan binatang, bahkan lebih rendah dari itu
( QS. Al-A‘raf: 179).
4. Allah SWT memandang lebih tinggi derajat orang yang berilmu dibandingkan orang-
orang yang bodoh (QS.Az-Zumar: 9).
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengertian Ilmu pengetahuan dan Teknologi

Teknologi merupakan salah satu


budaya sebagai hasil penerapan
praktis dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan atau sains
Teknologi dapat membawa dampak
adalah himpunan pengetahuan
positif berupa kemajuan dan
manusia yang dikumpulkan
kesejahteraan bagi manusia, tetapi
melalui proses pengkajian dan
juga sebaliknya dapat membawa
dapat dinalar atau dapat
dampak negatif berupa
diterima oleh akal.
ketimpangan-ketimpangan dalam
kehidupan manusia yang berakibat
kehancuran alam semesta.
Next

Menurut pandangan hidup Islam, terdapat dua obyek utama dari ilmu,
yakni Al-Qur‘an dan alam semesta. Dalam sebuah riwayat dari Ibn
Mas‘ud ra. Disebutkan:

“Sesungguhnya Kitab Suci Al-Qur‘an ini adalah jamuan Allah di


bumi, maka belajarlah dengan sepenuhnya dari Jamuan-Nya.”
Maka kitab suci Al-Qur‘an adalah undangan Allah ke suatu
jamuan spiritual di bumi dan kita di nasihati untuk ikut
mengambil bagian dengan cara mengambil ilmu sejati darinya.
Selain kitab suci al-Qur‘an. alam semesta juga merupakan
obyek utama ilmu. Alam adalah great book, kitab ciptaan Tuhan,
dan karenanya alam harus dipahami, dilihat, diamati dan diteliti
dengan pandangan hidup Islam. Next

Cara pandang Islam yang di refleksikan oleh pandangan hidup Islam dapat
di lacak dari peristilahan yang di gunakan dalam Alquran dan hadits. Istilah
ilmu (‘ilm), ilmuwan (al ‘alim), dan alam (al ‘alam) merupakan derivasi dari
akar kata yang sama dengan moralitas manusia. Ini menunjukkan bahwa
memahami objek ilmu yang merupakan ciptaan Tuhan itu mesti menggunakan
etika dan moralitas.

Kaitan antara ilmu, ilmuwan, dan alam semesta dapat dengan mudah
dipahami karena ketiganya mempunyai indikasi-indikasi kuat. Korelasi
ketiganya bagi orang yang mau berpikir akan menunjukan tuhan adalah
penciptanya. Integralitas seperti yang digambarkan di atas berdampak
terhadap orientasi sains masyarakat muslim dann itu adalah sebagian dari
world view Islam yang dapat menjadi basis bagi lahirnya tradisi intelektual
Islam.
C. Sumber Ilmu Pengetahuan

Sumber Ilmu dalam


Pemikiran Islam

Akal Tidak boleh bertentangan Wahyu

Ilmu yang bersumber dari akal Ilmu yang bersumber dari wahyu
pikiran manusia bersifat perolehan Allah bersifat abadi (perennial
(acquired knowledge), serta tingkat knowledge) dan tingkat kebenaran
kebenarannya nisbi (relative) mutlak (absolute)
Next 
Al-Qur‘an menganggap ‘anfus’ (ego) dan ‘afak’
(dunia) sebagai sumber pengetahuan. Tuhan
menampakkan tanda-tanda-Nya dalam pengalaman
batin dan juga pengalaman lahir. Ilmu dalam Islam
memiliki kapasitas yang sangat luas karena ditimbang
dari berbagai sisi pengalaman ini. Pengalaman batin
merupakan pengembaraan manusia terhadap seluruh
potensi jiwa dan inteleknya yang atmosfernya telah
dipenuhi dengan nuansa wahyu Ilahi. Sedangkan al-
Qur‘an membimbing pengalaman lahir manusia kearah
obyek alam dan sejarah.
D. Batasan Iptek dalam Islam
Iptek dan segala hasilnya dapat diterima oleh masyarakat Islam manakala
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika penggunaan hasil iptek akan
melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengantarkan pada
rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil teknologinya yang ditolak,
melainkan manusianya yang harus diperingatkan dan diarahkan dalam
menggunakan teknologi.
Adapun tentang seni, dalam teori ekspresi disebutkan bahwa Art is an
expression of human feeling adalah suatu pengungkapan perasaan manusia.
Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang dan hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dan budaya manusia. Seni identik dengan
keindahan, keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran, dan keduanya
memiliki nilai yang sama, yaitu keabadian. Dan seni yang lepas dari nilai-nilai
ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu, bukan akal
budi.

Next 
Islam sebagai agama yang mengandung ajaran aqidah, akhlak dan
syariah, senantiasa mengukur segala sesuatu (benda-benda, karya
seni, aktivitas) dengan pertimbangan-pertimbangan ketiga aspek
tersebut. Oleh karenanya, seni yang bertentangan atau merusak
akidah, syariat, dan akhlak tidak akan diakui sebagai sesuatu yang
bernilai seni. Dengan demikian, semboyan seni untuk seni tidak dapat
diterima dalam Islam.
Dalam prespektif Islam, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni,
merupakan pengembangan potensi manusia yang telah diberikan oleh
Allah berupa akal dan budi. Prestasi gemilang dalam pengembangan
iptek, pada hakikatnya tidak lebih dan sekedar menemukan bagaimana
proses sunnatullah itu terjadi di alam semesta ini, bukan merancang
atau menciptakan hukum baru di luar sunnatullah (hukum alam hukum
Allah). Seharusnya temuan-temuan baru di bidang iptek membuat
manusia semakin mendekatkan diri pada Allah, bukan semakin angkuh
dan menyombongkan diri.
Sumber pengembangan iptek dalam Islam adalah wahyu Allah.
Iptek yang Islami selalu mengutamakan dan mengedepankan
kepentingan orang banyak dan kemaslahatan bagi kehidupan umat
manusia. Untuk itu iptek dalam pandangan Islam tidak bebas nilai.
E. Integrasi Iman, Ipteks dan Amal

Islam merupakan ajaran agama yang sempurna.


Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti
ajarannya. Ada tiga inti ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran
yang disubut Dienul Islam.
Dalam QS.Al-Ibrahim: 24-25, Allah telah memberikan ilustrasi
indah tentang integrasi antara iman, ilmu dan amal. Ayat
tersebut menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu, dan amal
atau akidah, syariah dan akhlak dengan menganalogkan bangunan
Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Iman diidentikan
dengan akar sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam.
Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan
cabang-cabang ilmu pengetahuan, sedangkan amal ibarat buah
dan pohon identik dengan teknologi dan seni.

Next 
Iptek yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal saleh. Selanjutnya perbuatan baik, tidak akan
bernilai amal saleh apabila perbuatan baik tersebut tidak dibangun di
atas nilai iman dan ilmu yang benar. Iptek yang lepas dan keimanan
dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupan
manusia.
F. Hakikat dan Tujuan Ilmu Menurut
Pandangan Islam

Seorang pemikir Islam abad ini, Syed Muhammad Naquib al-Attas


berani mengatakan bahwa ―tantangan terbesar yang muncul secara diam-
diam di zaman kita adalah tantangan ilmu, sesungguhnya bukan sebagai
lawan kejahilan, tetapi ilmu yang difahami dan disebarkan ke seluruh
dunia oleh peradaban Barat.
Hakikat ilmu telah menjadi bermasalah karena ia telah kehilangan
tujuan hakikinya akibat dari pemahaman yang tidak adil. Ilmu yang
seharusnya menciptakan keadilan dan perdamaian, justru membawa
kekacauan dalam kehidupan manusia bahkan ilmu yang terkesan nyata
justru menghasilkan kekeliruan.
G. Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Alam
Lingkungannya
Dua fungsi utama
manusia di dunia

sebagai Khalifah
sebagai Abdullah
Allah (wakil Allah)
(hamba Allah)
di bumi

Esensi dari Abdullah adalah ketaatan,


ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan
keadilan Allah, sedangkan esensi dari Khalifah adalah
tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya,
baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Next 
Dalam konteks Abdun, manusia menempati posisi sebagai
ciptaan Allah yang memiliki konsekwensi adanya keharusan
manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan
manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta
dirinya akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang
diberikan Sang pencipta kepadanya. Dengan hilangnya rasa syukur
mengakibatkan manusia menghamba kepada selain Allah,
termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan
manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk kepada
dirinya.

Next 
Selanjutnya manusia adalah sebagai Khalifah (wakil Allah) di
muka bumi. Dalam posisi ini manusia mempunyai tanggung jawab
untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat
mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk
mengeksploitasi, menggali sumber-sumber alam, serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan
umat manusia, asalkan tidak berlebih-lebihan dan melampaui
batas. Karena pada dasarnya, alam beserta isinya ini diciptakan
oleh Allah untuk kehidupan dan kemaslahatan manusia.

Next 
Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan
ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang cukup (para ilmuwan atau para cendekiawan)
yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam
ini.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan
karena ulah tangan manusia sendiri (Qs. Ar Rum : 41). Mereka
banyak yang menghianati perjanjiannya sendiri kepada Allah.
Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifah yang bertugas
untuk menjaga, melestarikan alam ini. Justru mengeksploitsi alam
ini untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Kedua tugas dan fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah,
artinya keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang
seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal
tersebut dapat dilakukan secara terpadu, akan dapat mewujudkan
manusia yang ideal (insan kamil) yakni manusia sempurna yang
pada akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup dunia dan
akhirat.

End 

Anda mungkin juga menyukai