Anda di halaman 1dari 12

M.

Kamil (1818) Ardhan Firman M (1831)


Epy Handayani(1823) M. Nazar Katutu (1833)
Gilang Ramadan (1824) Andi Alif H (1892)
Risti Dwi Pasesha (1827) Ahmad Pikri (1832)
Nanda Dwi Cahyani (1829) Reza Atilansyah S (1836)
Pengertian Ilmu Kandungan Ayat –
Pengetahuan Ayat Al – Qur’an
Hubungan Antara Mengenai IPTEK
Islam dan IPTEK Perkembangan
Hakikat dan IPTEK dalam
Fungsi Ilmu Islam
Pengetahuan Penerapan IPTEK
dalam Islam dalam Islam
Ilmu adalah segala proses kegiatan terhadap suatu
keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara,
metode, sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi
manusia itu sendiri.

Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab “ilm” yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris, “science”
atau bahasa latin “Scientia” yang mengandung kata kerja scire yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu
pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti mengetahui masalahmasalah sosial, dan sebagainya.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam
keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu
anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak
untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran
tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan
benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi,
dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu
sendiri.
Meksim Rodorson(seorang penulis Marxis) ketika menelaah Q.S. Ali
Imrân/3: 190-191 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 164. Menurutnya, dalam al-
Qur`an kata ‘aqala (mengandung pengertian menghubungkan
sebagian pikiran dengan sebagian yang lain dengan mengajukan
bukti-bukti yang nyata sebagai argumentasi yang harus dipahami
secara rasional) disebut berulang kali. Ilmu itu membutuhkan
pembuktian (dalil, hujjah atau argumen) sebagai hasil dari sebuah
pencarian, dan al-Qur`an mengisyaratkan mengenai hal ini. Karena
itu, ada beberapa definisi al-‘ilmu yang disodorkan para ulama.
Disebut Ilmu al-Yaqin, adalah pengetahuan yang berdasarkan dalil
dengan gambaran berupa perkara yang meyakinkan.
Sebagian orang yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan bahwa al-Qur’an
adalah sekedar kumpulan cerita kuno yang tidak mempunyai manfaat bagi kehidupan
modern, apalagi jika dihubungkan dengan kemajuan IPTEK saat ini.
Anggapan diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau berusaha untuk
membuka al-Qur’an dan menganalisis kandungan ilmu didalamnya.Anggapan tersebut
amatlah keliru dengan bukti - bukti yaitu terdapat pada (Q.S. Al-Alaq ayat 1-5) Wahyu
yang pertama sekali diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad saw adalah
perintah untuk membaca/belajar dan menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat,
puasa, atau dzikrullah.Hal ini menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu
pengetahuan.
Terdapat juga pada (Q.S. Al-Mujadalah ayat 11) Manusia yang memiliki derajat yang
paling tinggi disisi Allah SWT adalah manusia yang memiliki iman dan ilmu.Iman
membawa manusia pada ketinggian di akhirat, dan ilmu membawa manusia pada
ketinggian di dunia.
Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban
modern. IPTEK terdiri dari dua hal yaitu Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi,
dua hal yang memiliki arti dan peranan masing-masing dalam kehidupan
manusia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah muncul
sejak manusia lahir, hal ini dikarenakan manusia diberi akal dan kemampuan
berfikir dari Allah SWT. Konsep umum dari munculnya Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi awal mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia
dan untuk menjelaskan fenonema alam yang tadinya tidak dapat dijelaskan
sehingga manusia memiliki tingkat pemahaman yang lebih maju s ekaligus
komplek mengenai alam semeta.Terlepas dari tujuan dan konsep awal,
implementasi dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berada di tangan
manusia dan mampu memiliki dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.
Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari
sudut pandang agama Islam. Iptek menjadi
musuh kemanusian bila hasilnya
menghancurkan harkat (derajat) manusia.
Iptek juga sangat penting teramat berguna
dalam meningkatkan taraf hidup manusia.
Karena itu perlu ada saringan pengguna
iptek itu. Saringannya adalah agama, akal
budi, dan di Minangkabau adalah adat
basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Menurut pengertian
Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya campur tangan Allah.
Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian keterangan teratur dari
Allah (Q.S. Ar-Rahman : 1-13). Orang Barat menganggap bahwa teknologi
merupakan objek yang terlahir atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut al-
Qur’an, teknologi tercipta karena adanya kesadaran untuk menciptakannya,
bukan sebagai ambisi tiap individu. Sebelum Islam datang, Para ilmuwan Barat
terinspirasi oleh kemajuan IPTEK yang dibangun kaum muslimin. Rahasia
kemajuan peradaban Islam adalah karena Islam tidak mengenal pemisahan yang
kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama.

Anda mungkin juga menyukai