Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Ilmu dalam Saintek dan Tokoh-tokohnya

FNL 17 Agustus 2018


Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangatlah erat kaitannya dengan ekspansi Islam pada masa permulaannya. 1 Islam
mengajarkan bahwa Allah SWT. merupakan sumber dari segala sesuatu. Ilmu dan
kekuasaan-Nya yang meliputi bumi dan langit, yang nyata maupun yang gaib,
serta tidak ada segala sesuatu yang luput dari pengawasan-Nya.2
Sumber ilmu yang primer dalam epistemologi Islam adalah wahyu yang
diterima oleh Nabi yang berasal dari Allah SWT. sebagai sumber dari segala
sesuatu. Al-Wahyu atau wahyu merupakan masdar (infinitif) yang memberikan
dua pengertian dasar, yaitu tersembunyi dan cepat. Oleh karena itu, penjelasan
mengenai hal ini ditekankan kepada: pertama, kalam Allah yang berupa kitab suci
Al-Qu’an dan kedua, Nabi atau Rasulullah penerima wahyu, dalam hal ini
merujuk pada hadits, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW
baik dari ucapan, perbuatan, maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum
atau ketentuan-ketentuan Allah SWT. yang disyariatkan kepada manusia.3
Dengan demikian, kebenaran Al-Quran tidak perlu diuji. Kitab suci ini
mendeklarasikan bahwa dirinya menjelaskan segala sesuatu. Bagian dari ‘segala
sesuatu’ bisa ditujukan untuk pembentukan sains dan teknologi termasuk bentuk
jadinya. Segera dihipotesiskan bahwa sosok sains dan teknologi yang bersumber
dari kitab suci ini pasti berbeda dari sains dan teknologi barat yang berwatak
sekularisme dan ateisme. Secara eksplisit, paradigma sains dan teknologi barat
seperti tampak pada aliran: positivisme, positivisme logis, empirisme, realisme,
esensialisme, dan objektivisme memang menyatakan “nilai sains adalah untuk
sains itu sendiri”atau “science for the science”, yang terbebas dari kepercayaan
dan nilai-nilai, termasuk nilai keagamaan. Lebih parah lagi, sains dan teknologi
barat, sebagaimana tampak pada aliran hedonisme, selalu terkait dengan bisnis
kesenangan lahiriah saja.4

1
Asmal May,Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta: Citra Harta Prima, 2015,
hlm. 219
2
Adian Husaini, et.al, Filsafat Ilmu, Depok: Gema Insani, 2013, hlm. 92
3
Ibid, Adian Husaini, et.al, Filsafat Ilmu, hlm. 92-93

1
Dengan demikian, pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat
diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al-‘Alaq: 1-5) Maka, pada kesempatan ini dijelaskan sejarah ilmu dalam
sains dan teknologi beserta para tokoh-tokohnya.

Sejarah Ilmu dalam Sains dan Teknologi


Perkembangan sains dan teknologi saat ini merupakan hasil
pengembangan dari pemikiran manusia di zaman terdahulu. Lintasan sejarah sains
yang terbaik adalah mengikuti pembagian kurun waktu dari satu zaman yang
terdahulu ke zaman berikutnya.5 Sejarah sains biasanya disebutkan dimulai
sejak zaman Yunani Kuno kira-kira 550 SM pada masa Phytagoras,
kemudian meredup pada zaman Hellenistik sekitar 300 SM yang dipenuhi
mitos dan tahayul, kemudian bangkit kembali pada masa Renaissance
sekitar abad 14-17 M hingga saat ini. Dengan demikian sejarah sains
“hilang” selama lebih dari 1500 tahun lamanya dari buku-buku pelajaran
dan buku teks sains.6
Dengan demikian, banyak yang meyakini bahwa perkembangan sains
dan teknologi dari masa ke masa berlangsung secara “linier”, artinya
berkembang semakin lama semakin maju. Disamping hal tersebut, jejak-jejak
perkembangan sains dan teknologi sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur'an,
setidaknya pada kurun waktu dari zaman Nabi Adam a.s. sampai zaman Nabi
Sulayman a.s. (973 SM), mengisyaratkan bahwa perkembangan sains dan
teknologi pada masa itu tidaklah berlangsung linier, melainkan berupa siklus
naik dan turun, mundur-maju, timbul dan tenggelam. Bekas-bekas arkeologis dari
4
Danusiri, “Islam: Membentuk Sains Dan Teknologi”, Jurnal Teologia, Vol. 26, Nomor 1,
Januari-Juni 2015, hlm. 31
5
Mochamad Muksin, “Islam dan Perkembangan Sains dan Teknologi: Studi Perkembangan
Sains dan Teknologi Dinasti Abbasiyah”, jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, Vol.2,
Nomor 4, Juni 2016, hlm. 15
6
Shouwy, Mukjizat Al-Qur'an dan As-Sunnah tentang IPTEK (Bandung: Gema Insani
Press, 2001), hlm.37

2
masa lalu peradaban manusia di muka bumi mendukung sebagai bukti
terjadinya siklus naik-turun dan maju mundurnya perkembangan sains dan
teknologi, sebagaimana jejak-jejaknya dikisahkan dalam al-Qur'an, sebelum
dikembangkannya tradisi pada zaman Yunani kuno (800 SM).
Sebelum beranjak pada tokoh-tokoh sains dan teknologi klasik maupun
modern, tidak salah jika mengingat sains dan teknologi dalam Al-Qur’an yang
berupa; surat an-Naml (27: 18-19) dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. mampu
mendengar dan memahami pembicaraan semut. Jika kemampuan ini merupakan
bagian dari perkembangan saintek pada masa itu, dapat dibayangkan bahwa saat
itu telah tersedia teknologi tata-suara (sound-systems) yang sangat canggih
sehingga bisa mendeteksi suara semut. Suara semut ini tidak hanya sekedar
terdeteksi, tapi juga bisa dikenali polanya dengan suatu sistem pengenalan suara
yang sangat canggih. Setelah suara semut terdeteksi dan dikenali polanya, barulah
diterjemahkan sehingga dapat dipahami oleh Nabi Sulaiman a.s. Dengan sistem
yang sama inilah, Ia mengenali suara burung-burung maupun jin-jin. Begitu pula
pada surat Hud ayat 37, dimana Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk
membuat sebuah kapal.7

Apakah yang dimaksud sains dan teknologi?


Apabila dilihat dari kata-katanya sains dan teknologi memiliki arti yang
berbeda. Kata sains diadaptasi dari kata Inggris ‘science’ yang sebenarnya berasal
dari bahasa latin ‘scientia’ yang berarti mengetahui atau pengetahuan (to know,
knowledge) dan perkataan latin juga ‘scire’ yang berarti belajar (to learn).8
Menurut Baiquni, sains adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional
mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh
dari observasi pada gejala-gejala alam.9

7
Rhiza S. Sadjad, Jejak-jejak Perkembangan Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an, hlm. 2
8
Mohammad Muslih, Falsafah Sains; dari Isu Integrasi Keilmuan Menuju Lahirnya Sains
Teistik, Yogyakarta: LESFI, hlm. 27
9
Jamal Fakhri, “Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an dan Implikasinya dalam
Pembelajaran” pada jurnal Ta’dib, Vol. XV No. 01, Juni 2010, hlm 123

3
Sedangkan teknologi adalah usaha untuk mengurangi keterbatasan
manusia.10 Dan dalam kamus bahasa Indonesia, teknologi dimaknai dengan
metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau
dapat dimaknai sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.11 Jadi,
teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan yang direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Sehingga pada hakikatnya,
masyarakat mengalami perkembangan dan perubahan pada struktur dan fungsi
kehidupan. Hal ini berpengaruh terhadap sistem penyelenggara pendidikan saat ini
yang harus menyesuaikan teknologi baik bersikap maupun pembendaharaan kata
atau istilah.12

Apa tujuan teknologi bagi manusia?


Kelangsungan sains dan teknologi Islam selalu didasarkan atas asas-asas
nilai, konsep dan prinsip-prinsip yang ada dalam Islam. Tawhid, khilafah, ibadah,
halal, haram, adil dan zalim merupakan asas yang penting dalam sains dan
tekologi Islam. Di samping itu, akal yang berasaskan kepada epistemologi
keilmuan juga menjadi pendukung pembentukan sains dan teknlogi Islam. Dengan
demikian, sains dan teknologi yang dihasilkan adalah seimbang dan sesuai dengan
kehidupan manusia dan alam seluruhnya.13
Keterkaitan sains dan teknologi amatlah erat, pada zaman modern ini sains
dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena, apa yang ditemui sains,
teknologilah yang melahirkannya dalam bentuk pembuatan dan penggunaan
praktikal. Dengan demikan, sifat teknologi adalah praktikal bukan teoritikal. Ini
sesuai dengan makna teknologi itu sendiri, yaitu berasal dari kata techne yang
berarti kerja tangan dan logos berarti wacana atau kata-kata sistematik atau
pemikiran atau ilmu.14

10
Ridho Zarkasyi, disampaikan pada mata kuliah menejemen sumber daya manusia, Selasa,
14 Agustus, 2018
11
http: //kamusbahasaindonesia.org/teknologi
12
Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani, 1995, hlm. 163
13
Esa Khalid, Konsep Tamadun Islam Sains Dan Teknologi, Malaysia: Universiti
Teknologi Malaysia Skudai Johor Darul Ta’dim, 2001, hlm. 40
14
Ibid, Esa Khalid, Konsep Tamadun ....., Hlm, 43

4
Maka, adanya sains dan teknologi dalam kehidupan manusia adalah untuk
mempermudah aktifitas atau kegiatan-kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Dengan teknologi, efisiensi dan efektifitas bekerja juga
dijamin. Dimana dalam waktu normal bisa dilakukan dengan waktu panjang,
dengan teknologi, pekerjaan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih singkat
dari normalnya.

Adakah dan apakah dampak teknologi bagi kehidupan?


Dewasa ini, jika membahas masalah manfaat dan pengaruh teknologi bagi
kehidupan manusia, kemajuan teknologi tak diragukan lagi manfaatnya
sebagaimana yang kita rasakan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Dengan
berbagai macam akses dan kemudahan yang begitu besar dampak dan
pengaruhnya terhadap aktifitas sehari-hari kita seperti kegiatan belajar, sistem
kerja, transportasi komunikasi dan lain sebagainya.
Selain kemudahan yang kita nikmati, kemajuan teknologi juga
berpengaruh besar baik positif maupun negatif dalam kehidupan manusia.
Diantara pengaruh positif kemajuan teknologi yaitu perubahan pola pikir manusia
yang lebih prodktif sehingga hal ini juga menjadikan cara kerja manusia jauh
lebih efisien dan kompetitif. Selain itu dengan kemajuan teknologi proses dan
sistem pembelajaran jauh lebih modern.
Namun tidak dapat dipungkiri, jika ada perubahan dan kemajuan dalam
pola dan cara berpikir manusia, maka perubahan pola pikir ini pun berdampak
buruk terhadap kelangsungan dalam pertahanan budaya yang mana sebelum
adanya perkembangan teknologi manusia lebih rajin dan giat menuntut ilmu
secara langsung dan bertatap muka dengan gurunya namun, dengan majunya
teknologi yang memudahkan akses dengan cukup menekan tombol menciptakan
tradisi yang buruk dan membentuk generasi cenderung pemalas dan kurang
beradab.
Kemajuan teknologi ini ternyata tidak hanya menghilangkan tradisi tetapi
juga meningkatkan jumlah pengangguran akibat banyaknya pula jumlah pihak
yang belum bisa mengerti akan akses dari teknologi sendiri. Selain perubahan
pola pikir dan cara kerja akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat, perubahan

5
pola pikir ini juga berpenagurh terhadap anak-anak yang mendapatkan pendidikan
secara tidak langsung melalui tontonannya.
Perkembangan dan kemajuan teknologi tidak hanya berpengaruh namun
juga membahayakan manusia. beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi
diantaranya, maraknya kejahatan secara online, tontonan yang tidak mendidik
bagi anak-anak, merubah perilaku manusia menjadi malas, meningkatnya
pengangguran, perpecahan dalam sosial, serta kegiatan ilegal yang merugikan.
Dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh kemajuan
teknologi, maka dapat dikatakan bahwa teknologi diumpamakan bagai pisau
bermata dua yang menimbulkan manfaat baik dan jahat sekaligus. Adapun
yang wajib kita pahami bahwa teknologi yang diciptakan haruslah
mensejahterakan manusia. Namun, teknologi yang sejak dulu diciptakan dan
kemudian dikembangkan tidak sedikit yang disalahgunakan, seperti teknologi
nuklir sebagai sumber energi yang disalahgunakan untuk dijadikan senjata.
Banyak teknologi yang diciptakan manusia memang untuk kemudahan dan
manfaat saja, dalam Islam teknologi yang dibuat, wajib mempertimbangkan
mashlahat, kesejahteraan, hukum, akibat dan pengaruhnya terhadap kelangsungan
hidup manusia.

Tokoh- tokoh Sains dan Teknologi


Konstribusi ilmuwan muslim dalam bidang sains, khususnya ilmu alam
(natural science; ilmu kauniyah) amatlah besar, sehingga usaha menutupinya,
memperkecil perannya, mengaburkan sejarahnya tidak sepenuhnya berhasil.
CIPSI (Center for Islamic Philosophical Studies an Information) sebuah lembaga
penelitian yang dipimpin Mulyadhi Karta negara telah menginvertaris setidaknya
ditemukan tidak kurang 756 ilmuwan Muslim termuka yang memiliki konstribusi
dalam perkembangan sains dan pemikiran filsafat. Daftar ini baru tahap awal, dan
tidak termasuk di dalamnya ribuan ulama dalam disiplin ilmu-ilmu syar’iyyah :
1. Ibn Al-Haytam
Banyak pelajar, mahasiswa atau bahkan guru dan dosen Muslim yang
mungkin tak kenal sama sekali, bahwa perkembangan teknologi kamera tak bisa
dilepaskan dari jasa seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad ke-11, yaitu Ibn

6
Al Haytham. Ia adalah seorang pakar optik dan pencetus metode eksperimen.
Bukunya tentang teori optik, al-Manadir (book of optics), khususnya dalam teori
pembiasan, diadopsi oleh Snellius dalam bentuk yang lebih matematis. Tak
tertutup kemungkinan, teori Newton juga dipengaruhi oleh Al Haytham, sebab
pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah sangat dikenal. Karyanya
banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17, Isaac Newton dan
Galileo Galilei, menggabungkan teori Al Haytham dengan temuan mereka. Juga
teori konvergensi cahaya tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya
yang ditemukan oleh Newton, juga telah diungkap oleh Al Haytham abad ke-11
dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14. Al Haytham dikenal juga sebagai
pembuat perangkat yang disebut sebagai Camera Obscura atau “pinhole camera”.
Kata “kamera” sendiri, konon berasal dari kata “qamara“, yang bermaksud “yang
diterangi”. Kamera Al Haytham memang berbentuk bilik gelap yang diterangi
berkas cahaya dari lubang di salah satu sisinya. Dalam alat optik, ilmuwan
Inggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk hasil kerja Al Haytham,
tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu penglihatan, dan pada waktu
bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa.15
2. Ibn Qatir
Dalam bidang Fisika-Astronomi, Ibnu Qatir, ilmuwan muslim yang
mempelajari gerak melingkar planet Merkurius mengelilingi matahari. Karya dan
persamaan Matematikanya sangat mempengaruhi Nicolaus Copernicus yang
pernah mempelajari karya-karyanya.
3. Ibn Firnas
Ibn Firnas dari Spanyol sudah membuat kacamata dan menjualnya
keseluruh Spanyol pada abad ke-9. Christoper Colombus ternyata menggunakan
kompas yang dibuat oleh para ilmuwan Muslim Spanyol sebagai penunjuk arah
saat menemukan benua Amerika.
4. Zainuddin Abdurrahman ibn Muhammad ibn al-Muhallabi al-Miqati
Zainuddin Abdurrahman ibn Muhammad ibn al-Muhallabi al-
Miqati, adalah ahli astronomi masjid (muwaqqit – penetap waktu) Mesir, dan

15
Mehdi Golshani, Sains: Bagian dari Agama ( Bandung: Mizan, 2004), hlm.92

7
penemu jam matahari. Ahmad bin Majid pada tahun 9 H atau 15 Masehi, seorang
ilmuwan yang membuat kompas berdasarkan pada kitabnya berjudul Al-Fawaid.
5. Abdurrahman Al-Khazini
Abdurrahman Al-Khazini, saintis kelahiran Bizantium atau Yunani
adalah seorang penemu jam air sebagai alat pengukur waktu. Para sejarawan sains
telah menempatkan al-Khazini dalam posisi yang sangat terhormat. Ia merupakan
saintis Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia,
matematika dan filsafat. Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi
sepanjang zaman. Al-Khazani juga seorang ilmuwan yang telah mencetuskan
beragam teori penting dalam sains. Ia hidup di masa Dinasti Seljuk Turki. Melalui
karyanya, Kitab Mizan al-Hikmah, yang ditulis pada tahun 1121-1122 M, ia
menjelaskan perbedaan antara gaya, massa, dan berat, serta menunjukkan bahwa
berat udara berkurang menurut ketinggian. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak
terpengaruh adalah Gregory Choniades, astronom Yunani yang meninggal pada
abad ke-13.
6. Abu Rayian Al-Biruni
Abu Rayian al-Biruni dalam Tahdad Hikayah Al-Makan. Ia adalah
penemu persamaan sinus dan menyusun dan menyusun sebuan ensiklopedi
Astronomi Al-Qanan Al-Mas’adiy, di dalamnya ia memperkenalkan istilah-istilah
ilmu Astronomi (falak) seperti zenith, ufuk, nadir, memperbaiki temuan
Ptolemeus, dia juga mendiskusikan tentang hipotesis gerak bumi. Ia menuliskan
bahwa bumi itu bulat dan mencatat “daya tarik segala sesuatu menuju pusat
bumi”, dan mengatakan bahwa data astronomis dapat dijelaskan juga dengan
menganggap bahwa bumi berubah setiap hari pada porosnya dan setiap tahun
sekitar matahari.
7. Abdurrahman Al-Jazari
Abdurrahman Al-Jazari, ahli mekanik (ahli mesin) yang hidup tahun
1.100 M, membuat mesin penggilingan, jam air, pompa hidrolik dan mesin-mesin
otomatis yang menggunakan air sebagai penggeraknya, Al-Jazari sebenarnya telah
mengenalkan ilmu automatisasi.

8
Al-Fazari, seorang astronom Muslim juga disebut sebagai yang pertama
kali menyusun astrolobe.

Al-Fargani atau al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang


diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes
Hispalensis.

Muhammad Targai Ulugh-Begh (1393-1449), seorang pangeran Tartar


yang merupakan cucu dari Timur Lenk, diberi kekuasaan sebagai raja muda di
Turkestan, berhasil mendirikan observatorium yang tidak ada tandingannya dari
segi kecanggihan dan ukurannya. Observatorium ini adalah yang terbaik dan
paling akurat pada masanya, sehingga menjadikan kota Samarkand sebagai pusat
astronomi terkemuka.16
Ketika itu sudah terbit Katalog dan tabel-tabel bintang berjudul Zijd-I
Djadid Sultani yang memuat 992 posisi dan orbit bintang. Tabel ini masih
dianggap akurat sampai sekarang, terutama tabel gerakan tahunan dari 5 bintang
terang yaitu Zuhal (Saturnus), Mustary (Jupiter), Mirikh (Mars), Juhal (Venus),
dan Attorid (Merkurius). Kitab ini sudah mengkoreksi pendapat Ptolomeus atas
magnitude bintang-bintang. Banyak kesalahan perhitungan Ptolomeus. Hasil
koreksi perhitungan terhadap waktu bahwa satu tahun adalah 365 hari, 5 jam, 49
menit dan 15 detik, suatu nilai yang cukup akurat.
8. Al-Battani
Al-Battani atau Abu Abdullah atau Albategnius (M. 929). Ia mengoreksi
dan memperbaiki sistem astronomi Ptolomeus, orbit matahari dan planet tertentu.
Ia membuktikan kemungkinan gerhana matahari tahunan, mendisain catalog
bintang, merancang jam matahari dan alat ukur mural quadrant. Karyanya De
scientia stellarum, dipakai sebagai rujukan oleh Kepler, Copernicus,
Regiomantanus, dan Peubach. Copernicus mengungkapkan hutang budinya
terhadap al-Battani.
9. Taqiyyuddin

16
Masood, Tokoh-tokoh Muslim: Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern (Jakarta: PT
Gramedia Pustak Utama, 2009), hlm.166

9
Taqiyyuddin (m. 966) seorang astronom telah berhasil membuat jam
mekanik di Istanbul Turki.
Dalam bidang pengobatan dan kedokteran, peradaban Islam mencatatkan
sejarah yang gemilang, hal ini disebabkan karena pengobatan sangat erat
kaitannya dengan agama (Nasr 1976) . Berbagai bidang dalam ilmu pengobatan
dan kedokteran dipelajari, seperti ilmu obat-obatan, ilmu bedah, ophtamology,
internal medicine, hygiene dan kesehatan masyarakat, anatomi dan fisiology,
bahkan dalam Islam terdapat disiplin ilmu yang khas yang disebut dengan “Tib
an-Nabawy” atau “pengobatan cara Nabi”. Sebagai contoh, misalnya karya
monumental Ibn Sina ‘al-Qanun fi at-Tib’ yang merupakan buku teks bagi bagi
pendidikan kedokteran di Eropa selama beratus-ratus tahun sebelum mereka
mengalami kebangkitan sains.
Dalam bidang ilmu bedah ada tokoh ilmu bedah Abu al Qasim al-
Zahrawi dengan karya ilmu bedahnya Kitab al-ta’rif (The book of concession), ia
juga menciptakan berbagai alat bedah yang masih digunakan para dokter bedah
hingga saat ini. Dua ahli kedokteran ar-Razi (865-925) atau Rhazes dan Ibn Sina
(980-1037) adalah pelopor dalam bidang penyakit menular. Ar-Razi telah
mempelopori penemuan ciri penyakit menular dan memberikan penanganan klinis
pertama terhadap penyakit cacar, dan Ibn Sina adalah salah satu pelopor yang
menemukan penyebaran penyakit melalui air.
Faktor kemajuan dan kemunduran sains di dunia Islam
Di antara faktor kemajuan sains di dunia islam adalah sebagai berikut
1. Kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam
2. Adanya motivasi agama berupa kitab suci al-qur’an yang berisi anjuran
menuntut ilmu, perintah agar kita membaca (‘iqra’), melakukan observasi
(a-fala yarawna), eksplorasi (a-fala yanzuruna) dan ekspedisi (siru si-l-
ardi), melakukan ‘inference to the best explanation’ –dalam istilah filsafat
sains kontemporer- serta berfikir ilmiah rasional (li-qawmin
ya’qilun/yatafakkarun).
3. Stabilitas social politik yang terbentuk dari kondisi masyarakat islam,
walaupun terdiri dari berbagai etnis (Arab, Parsi, Koptik, Berber, Turki,

10
dan lain-lain) dengan latar belakang bahasa dan budaya masing-masing,
namun berhasil diikat oleh tali akidah Islam.
4. Faktor ekonomi, dimana pemerintah daerah mengalokasikan dana khusus
untuk para penuntut ilmu. Di beberapa universitas dan sekolah tinggi
seperti Nizamiyyah, Aziziyah, Mustansiriyyah, baik staf, pengajar maupun
pelajar dijamin kehidupannya oleh badan wakaf masing-masing agar dapat
berkonsentrasi penuh dan produktif menghasilkan karya-karya ilmiah
5. Dukungan dan perlindungan politis dari penguasa, banyak diantara
ilmuwan muslim yang kemudian menjadi penasihat sultan, dokter istana,
bahkan pejabat, seperti Ibn Sina yang diangkat sebagai menteri oleh
penguasa Hamadan.
Dan diantara faktor-faktor kemunduran sains di dunia Islam adalah sebagai
berikut:
1. Murtadnya beberapa saintis terhadap ajaran Islam, yang didorong oleh
trend free thinking alias liberalism. Banyak sekali diantara mereka
yang munafiq dan zindiq, mereka yang ‘publicily’ Muslim tetapi
‘privately’ menganut agama Mani, Zoroaster atau filsafat perennial.
2. Krisis ekonomi dan instabilitas politik, yang menyebabkan konflik
berkepanjangan dan perang saudara. Yang kemudian diperparah
dengan serangan tentara Salib (1099 M), pembantaian di Spanyol
(1065-1248 M), dan invasi pasukan Mongol yang berhasil menduduki
Baghdad (1258 M).
3. Kecenderungan terhadap hal-hal yang bersifat mistis, yang mendorong
berkembangnya magic (sihir) dan aneka pseudo sains seperti astrologi
(za’iraja), physiognomy (ilmu qiyafah, firasah, palmistry), geomancy,
necromancy, mujarrobat perjimatan (awfaq, ‘azimat, tamimah) dan
sebagainya.
Penutup
Pengertian sains dan teknologi merupakan suatu awal dari langkah
penciptaan sesuatu. Tanpa disadari, alampun juga menuntut untuk perkembangan
suatu ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, manusia sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT paling sempurna dari ciptaan-Nya karena memiliki

11
akal sebagai pembeda, haruslah menggunakan akal tersebut untuk menuntun ke
jalan yang benar.

Memasuki era modern dimana sains terkadang diterima begitu saja tanpa
curiga, dan terkadang pula ditolak mentah-mentah, setiap Muslim hendaknya
bersifat adil, pandai menghargai sesuatu dan meletakkannya di tempatnya. Sikap
adil yang dimaksud tentu tidak lepas dari pengetahuan dan wawasan yang luas,
sebab scientific enterprise seseorang akan mencerminkan nilai-nilai yang dianut
oleh pelakunya. Oleh karenanya, untuk meraih kembali kejayaan islam di bidang
ini (sains dan teknologi) pemuda muslim masa kini haruslah belajar banyak dari
sejarah kejayaan islam yang pernah ada.

12

Anda mungkin juga menyukai