IPTEKS: Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni adalah suatu sumber informasi
yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang yang
berhubungan dengan bidang teknologi dan seni, baik itu penemuan yang terbaru
ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri. Kemajuan IPTEKS yang begitu
pesat di berbagai bidang seperti transportasi, telekomunikasi, informasi dan lain-lain,
terbukti telah banyak memberikan kemudahan (manfaat) positif bagi manusia. Disisi
lain, dengan kemajuan IPTEKS juga memberikan kemudahan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan negatif. Artinya tidak terelakkan bahwa perkembangan IPTEKS
memberikan pengaruh yang positif ke-pada manusia, akan tetapi juga banyak
memberikan pengaruh negatif kepada manusia. Sehingga penguasaan dan
pengembangan IPTEKS saja tidak cukup, karena dengan menguasai teknologi tanpa
dibarengi dengan penguatan nilai-nilai agama akan menghasilkan intelektual-intelektual
sekuler yang jauh dari akhaqul karimah. Hal ini terbukti, bahwa IPTEKS banyak disalah
gunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat melanggar ketentuan agama, misalnya
konten-konten pornografi semakin marak, penciptaan senjata biologis dan senjata-
senjata pemusnah masal mengakibatkan bencana bagi kemanusiaan. Sebagaimana
Alloh SWT berfirman:
30. dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).Q.S. Asy-Syuura (42) : 30
Apa saja yang menimpa kalian wahai manusia baik musibah pada diri atau harta
kalian, maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan maksiat dari tangan kalian sendiri,
dan Alloh memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahan dan tidak menghukum kalian
karenanya.
seruan Alloh SWT dalam ayat diatas, adalah merupakan tantangan bahwa
manusia harus secara terus menerus megembangkan IPTEKS di segala bidang
kehidupan manusia, agar dapat memahami rahasia-rahasia Alloh SWT baik yang di
langit maupun di bumi. Dan melalui penemuan-penemuan diharapkan manusia
semakin yakin akan ke-beradaan dan kebesaran Alloh SWT.
Toronto (2007), Hakekat IPTEKS sebenarnya adalah alat yang diberikan kepada
manusia untuk mengetahui dan mengenal rahasia-rahasia alam ciptaan Alloh sebagai
khalifatullah fil ard, dan tujuan akhir dari IPTEKS adalah pengabdian manusia secara
total kepada Alloh SWT. Alloh SWT berfirman:
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Q.S Al An`am (6) : 162
Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan
orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan 500 tahun.
Dengan memberikan keleluasan dan penghargaan yang tinggi kepada orang-
orang berilmu, maka banyak prestasi yang ditorehkan oleh para ilmuwan muslim di
berbagai bidang kehidupan seperti : bidang matematika, fisika, kimia, kedokteran,
sosial dan lain-lain. Al-Khwarizmi (833M) adalah ahli matematika yang menemukan
rumus Al Jabar dan angka nol dalam matematika yang sampai saat ini masih
digunakan oleh manusia. Nama Al-Khawarizmi juga di abadikan dalam matematika
yaitu logaritma yang berasal dari bahasa inggris algorithm yang ditransliterasi dari Al-
Khawarizmi. Di bidang kedokteran ada Ibnu Sina (oleh orang barat disebut Avicena)
melalui sebuah karya medisnya yang berjudul The Canon “Al-Qanun fit thibb” yang
bukan hanya membahas masalah medis saja, tapi juga membahas tentang farmasi,
farmakologi dan zoology. Di bidang fisika ada Al-Biruni (1038M) menemukan hukum
gravitasi bumi, dan rumus trigonometri untuk mengukur keliling bumi. Al-Haitsam
(1041M) dalam karyanya Al-Manazir menemukan bidang optic dan teori penglihatan
yaitu seseorang bisa melihat karena adanya obyek yang memantulkan cahaya pada
kornea mata. Banyak lahirnya ilmuwan Muslim tersebut menunjukkan tingginya
peradaban muslim, yang salah satu cirinya adalah perhatian yang serius terhadap
perkem-bangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hampir seluruh larangan dan perintah dalam al-Qur’an selalu ditunjukkan latar
belakang akaliyahnya, sehingga dapat diterima oleh akal sehat manusia. Kemajuan
Ilmu Pengetahuan di satu sisi memang ber-dampak positif yaitu dapat memperbaiki
kualitas hidup manusia. Kema-juan ilmu pengetahuan menghasilkan berbagai sarana
modern industri, komunikasi, transportasi dan lain-lain, terbukti amat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Akan tetapi di sisi lain, tidak jarang berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan marta-bat manusia. Di sinilah, peran
agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk dirumuskan kembali
dalam rangka untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan juga mencegah
atau mengeleminir dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajuan ilmu pengetahuan.
Sementara budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir
dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan
pola pikir masyarakat. Pengembangan kepribadian memerlukan adanya kebudayaan,
dan selanjutnya kebudayaan dapat berkembang melalui kepribadian-kepribadian
tersebut. Agama sukar dipisahkan dari budaya karena agama tidak akan dianut oleh
umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa budaya, begitupun sebaliknya,
budaya akan tersesat tanpa agama.
Ilmu pengetahuan, agama dan budaya memang saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya. Agama adalah keyakinan dan pola perilaku yang dimiliki oleh
manusia untuk menangani berbagai mas-alah di alam semesta yang tidak dapat
diselesaikan dengan ilmu pen-getahuan maupun sistem organisasi sosial.
Perkembangan ilmu pen-getahuan dan teknologi dapat mendorong manusia
mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien, bukan saja membantu
ma-nusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, akan tetapi juga dapat
menaikkan kualitas hidup manusia untuk meningkatkan ke-makmuran dan
kesejahteraan.
Furchan (2002), menjelaskan bahwa ada 4 (empat) hubungan sebab akibat
(kausalitas/sunnatulloh) antara agama dan ilmu pengetahuan.
Pertama, adalah pola hubungan negative dan saling menolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan. Demikian
pula sebaliknya apa yang dianggap benar oleh ilmu pengetahuan dianggap salah oleh
agama. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan ilmu pengetahuan akan
menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama
dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan.
Kedua, perkembangan dari pola hubungan pertama, yaitu kebenaran ilmu
pengetahuan yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-
satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-
masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda.
Ketiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebe-naran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran ag-ama tidak bertentangan dengan ilmu
pengetahuan, ajaran agama tidak dikaitkan dengan ilmu pengetahuan sama sekali,
mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan ilmu
peng-etahuan, dan ajaran agama mendukung pengembangan ilmu pengeta-huan dan
demikian pula sebaliknya.
Keempat adalah pola hubungan positif. Terjadinya pola hubungan seperti ini
mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran ag-ama dan ilmu pengetahuan
serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat
terjadi dalam tiga wu-jud: ajaran agama mendukung pengembangan ilmu pengetahuan
tapi pengembangan ilmu pengetahuan tidak mendukung ajaran agama.
Hubungan Agama dengan Kebudayaan Sistem religi merupakan salah satu
unsur kebudayaan universal yang mengandung kepercayaan dan perilaku yang
berkaitan dengan kekuatan serta kekua-saan supernatural. Sebagai salah satu unsur
kebudayaan yang universal, religi dan kepercayaan terdapat di hampir semua
kebudayaan masyarakat. Religi meliputi kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang
lebih tinggi kedudukannya daripada manusia dan mencangkup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan manusia untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-
kekuatan gaib tersebut. Kepercayaan yang lahir dalam bentuk religi kuno yang dianut
oleh manusia sampai masa munculnya agama- agama. Sutardi (2007), menyatakan
bahwa agama sukar dipisahkan dari budaya karena agama tidak akan dianut oleh
umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa budaya, begitupun sebaliknya,
budaya akan tersesat tanpa agama.
C. Hukum Sunnatulloh (kausalitas)
Alloh SWT menciptakan dan mengatur alam semesta, langit dan bumi beserta
isinya. Langit yang tanpa tiang dilengkapi dengan bin-tang-bintang, rembulan
matahari, planet-planet dan mahkluk angkasa lainnya. Di bumi Alloh SWT
menciptakan daratan, lautan, gunung, binatang, manusia, dan lain sebagainya. Semua
ciptaan Alloh tersebut hidup dalam keteraturan, keharmonisan dan keserasian. Di
langit, perputaran matahari, bulan, bintang-bintang dan planet lainnya, secara teratur
tetap berjalan pada porosnya, sehingga tidak pernah berben-turan satu sama lainnya,
karena semua sudah diatur dan diawasi oleh Alloh SWT. Seandainya semua itu tidak
ada yang mengaturnya tentu akan terjadi saling bertabrakan antara satu dengan yang
lainnya, sehinga pasti akan terjadi kehancuran. Di bumi juga demikian, Alloh SWT
mengatur ada siang ada malam secara bergantian sehingga bisa menjaga
keseimbangan. Seandainya dibumi tidak ada malam, niscaya daerah kutup akan
mencairsehingga lautan akan meluap, sebaliknya kalau bumi terus-menerus dalam
keadaan malam, sinar mentari tidak ada, suhu bumi berada pada posisi nol derajat
celsius sudah dapat dipastikan dunia akan beku.
Alloh menunjukkan kekuasaanNya melalui tanda tanda alam, sebagaimana Alloh
SWT berfirman :
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. Q.S. Ar Rum (30) : 30
RANGKUMAN
Bab ini membahas tentang Hakikat IPTEKS dalam pandangan Islam, yang
mengulas tentang : tentang konsep IPTEKS dan Peradaban muslim, Hubungan antara
ilmu, agama dan budaya, serta hukum sun-natulloh (kausalitas) yaitu kukum sebab
akibat. Kemajuan IPTEKS yang begitu pesat terbukti banyak memberikan kemudahan
(manfaat) positif bagi manusia. Akan tetapi perkembangan IPTEKS juga memberikan
pengaruh yang negatif kepada manusia. Sehingga penguasaan IPTEKS saja tidak
cukup, karena menguasai teknologi tanpa dibarengi dengan penguatan nilai-nilai
agama akan menghasilkan intelektual-intelektual sekuler yang jauh dari akhaqul
karimah.
IPTEKS adalah media yang diberikan oleh Alloh kepada manusia sebagai
kalifatullohu fil ardi dalam rangka untuk mengetahui rahasia-ra-hasia alam semesta
dengan tujuan pengabdian secara kaffah kepada Alloh SWT. Islam adalah agama yang
sangat menghormati IPTEKS, terbukti banyak ayat-ayat al-Qur`an dan hadits Nabi SAW
yang men-dukung penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk dirumuskan
kembali dalam rangka untuk mendukung perkembangan IPTEKS sekaligus mencegah
atau mengeleminir dampak negatif dari IPTEKS. Budaya mempunyai peranan penting
dalam membentuk pola berpikir dan pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
memben-tuk kepribadian dan pola pikir masyarakat. Pengembangan kepribadian
memerlukan adanya kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan dapat berkembang
melalui kepribadian-kepribadian tersebut. Agama sukar dipisahkan dari budaya karena
agama tidak akan dianut oleh umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa
budaya, begitupun sebalikn-ya, budaya akan tersesat tanpa agama. Ilmu pengetahuan,
agama dan budaya memang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Sunnatulloh atau kausalitas (hukum sebab akibat) adalah hukum Alloh yang
sifatnya fitrah (tetap tidak berubah) yang mengatur alam semesta beserta isinya,
sehingga bisa digunakan sebagai pedoman bagi manusia dalam beribadah kepada
Alloh SWT sebagai hamba dan sebagai kalifatullohu fil ardi yaitu wakil Alloh dimuka
bumi ini.