Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian
shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh guru kami yang berjudul
“Mengembangkan Ilmu Agama Yang Dianutnya”.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam,
sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”,
mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”. Dalam Surat
Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun
di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada  aturan-aturan
Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-
ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak
memiliki ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf
yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Iptek
atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita
lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia
mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita,
manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran
tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan
terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan
mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita.
Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian
tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam
firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang –
orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka bumi.
Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya agar tetap asri.
B. Rumusan Masalah                       
Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
Bagaimanakah perkembangan sains dan teknologi, serta karakteristik dan sumbernya ?
Bagaimanakah pandangan islam terhadap akal dan wahyu?
Bagaimanakah motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan
Tujuan dalam masalah ini adalah sebagai berikut
a. Untuk mengetahui perspektif serta motivasi islam dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
b. Untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah khazanah keilmuan tentang Ilmu
pengetahuan dalam islam sehingga dapat mewarnai menambah pengtahuan
mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi tambahanatau pembanding
bagi peneliti lain dengan masalah sejenis.
c. Untuk kepentingan praktis, yaitu  kontribusi terhadap pemikiran Islam serta
menghadirkan Islam secara lebih komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan Sumbernya


Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan- umusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui.
Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain
sebagainya.
Sejarah ilmu pada dasarnya merupakan sejarah pikiran umat manusia terlepas dari asal
usul kebangsaan maupun asal mula negara, dan pembagian lintasan sejarah ilmu yang
paling tepat adalah menurut urutan waktu dan bukan berdasarkan pembagian negara,
lintasan sejarah ilmu terbaik mengikuti pembagian kurun waktu dari satu zaman yang
terdahulu ke zaman berikutnya, zaman tertua dari pertumbuhan ilmu adalah zaman kuno
yang merentang antra tahun kurang lebih  4000 SM-400M.
Pada abad XI bangsa-bangsa Eropa Utara berangsur-angsur mengetahui perkembangan
pengetahuan ilmiah yang berlagsung di daerah Muslim. Dan dengan sebab itu Abad XIV-
XVI dikenal Zaman Pencerahan (renaissance) di Eropa, ditandai dengan kelahiran
kembali semua ilmiah maupun pengetahuan kemanusiaan dari Masa Yunani Kuno.
Ilmuwan yang terkemuka saat itu ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543) seorang peletak
dasar Ilmu Bintang Modern. Lainnya adalah Andreas Vesailus (1514-1564) ahli Ilmu
Urai Tubuh Modern. Dengan berakhirnya Zaman Pencerahan dunia memasuki Zaman
Modern mulai Abad XVII, pengertian ilmu yang modern dan berlainan dengan ilmu lama
atau klasik mulai berkembang dalm abad ini.
Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini
adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis
berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum
metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada
metode ilmiah.
B. Akal dan Wahyu dalam Islam
Materi “aqal” dalam al-Qur’an terulang sebanyak 49 kali, kecuali satu, semuanya datang
dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja ta’qilun
terulang sebanyak 24 kali dan ya’qilun sebanyak 22 kali, sedangkan kata kerja a’qala,
na’qilu dan ya’qilu masing-masing satu kali (Qardawi, 1998: 19). Pengertian akal dapat
dijumpai dalam penjelasan ibnu Taimiyah (2001: 18). Lafadz akal adalah lafadz yang
mujmal (bermakna ganda) sebab lafadz akal mencakup tentang cara berfikir yang benar
dan mencakup pula tentang cara berfikir yang salah. Adapun cara berfikir yang benar
adalah cara berpikir yang mengikuti tuntunan yang telah ditetapkan dalam syar’a. Lebih
lanjut, Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Hukum Islam dalam Timbangan
Akal dan Hikmah juga menyinggung mengenai kesesuaian nash al-Qur’an dengan akal,
jika ada pemikiran yang bertentangna dengan akal maka akal tersebutlah yang salah
karena mengikuti cara berpikir yang salah.
1. Definisi Akal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk memahami
sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungannya. Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah gabungan dari dua pengertian di
atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah dan menurut kamus, yakni daya pikir
untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa
pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya,
dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata akal.
C. Motivasi Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
1. Hakikat Motivasi
Kata “motif‟ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
3
dirasakan/mendesak. Motivasi juga berarti keadaan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian satu tujuan. Adapun Greenberg sebagaimana dikutip Djaali,
mengemukakan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan,
mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Lebih lanjut Sardiman menyimpulkan dari defenisi yang dikemukakan oleh M.C
Donal, bahwa paling kurang ada tiga hal yang terkandung dalam motivasi, yaitu:
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan

Dengan demikian motivasi merupakan kondisi fisiologis dan psikologis


seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia.
Sehingga akan berkait dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena
adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

2. Motivasi Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu merupakan perintah agama. Bahkan agama itu sendiri adalah
ilmu pengetahuan. Mustahil orang yang beragama tidak berpengetahuan, tapi
orang yang berpengetahuan masih mungkin tidak beragama, oleh karena itu tidak
ada satu agama pun di dunia ini yang tidak menganjurkan pemeluknya untuk
berpengetahuan. Termasuk Islam sangat menganjurkan bagi para pemeluknya
untuk mencari dan menggali serta mengembangkan ilmu pengetahuan.
Islam menghargai ilmu dan mendorong pengikutnya untuk merangkul sebanyak
mungkin. Islam menghargai semua tenaga pendorong kehidupan, dan menuntun
jiwa kepada semua pemberian dan ayat Allah. Rasulullah mendorong umatnya
untuk menuntut ilmu serta mengangkat derajat ilmuan
Allah memuliakan manusia dengan akal dan kemampuan untuk belajar dan
menjadikan ilmu sebagai penunjang kepemimpinan manusia di bumi. Islam
datang dengan anjuran agar manusia berpikir, melakukan analisis, dan melarang
sekedar ikut - ikutan. Islam menjadikan berpikir dan belajar sebagai dua
aktifitas yang diwajibkan bagi pemeluknya. Di kalangan umat Islam harus
7
ada yang menuntut ilmu yang bermanfaat untuk urusan dunia dan agamanya.
Sistem dan proses pendidikan harus didasarkan kepada beberapa hal, salah satunya
adalah belajar diwajibkan bagi semua anak, baik laki-laki maupun perempuan.
Hambatan yang menghalang proses belajar harus dihilangkan dan segala fasilitas
yang berkaitan dengan proses belajar harus disiapkan.
Penanganan urusan agama dan hidup saat ini memerlukan ilmu yang diperoleh
melalui belajar, oleh karena itu segala fasilitas untuk belajar harus
dioptimalkan. Sesuatu yang mendukung hal yang wajib maka ia menjadi wajib
juga. Sesuatu yang mendukung pencarian ilmu yang hukumnya wajib maka sesuatu
itu menjadi wajib
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

B. Saran
- Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia.
- Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan
umat manusia.
- Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.
DAFTAR PUSTAKA

Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.

Banda Aceh: Pustaka Pelajar UNSYIAH.

The Liang Gie. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: PUBIB.


MAKALAH
MEMBANGUN ILMU AGAMA
YANG DIANUTNYA

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK I
KELAS : IX. A

 CLAREZA ENO
 FATIMAH ZAHRA

SMP NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II Pembahasan............................................................................................................
A. Perkembangan Sains dan Teknologi Serta Karakteristik ........................................
dan sumbernya.........................................................................................................
B. Akal dan Wahyu dalam Islam.................................................................................
C. Motifasi Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.....................................
BAB III Penutup..................................................................................................................
1. Kesimpulan..............................................................................................................
2. Saran........................................................................................................................
Daftar pustaka......................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai